Professional Documents
Culture Documents
Judul Percobaan
Pembuatan
Biodiesel
dari
Minyak
Jelantah
II.
III.
setana
(melibatkan
penyabunan)
yang
bilangan
dibandingkan
iod,
bilangan
dengan
biodiesel
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Biodiesel
Bahan
memenuhi
bakar
alternatif
kriteria
untuk
ketersediaan
masa
(sumber
depan
yang
harus
banyak
yang
berbahaya,
murah
dan
mudah
didapat
solar
yang
dikenal
dengan
istilah
Biodiesel.
transesterifikasi
tersebut
pada
prinsipnya
biodiesel
dari
minyak
nabati
dilakukan
menjadi
metil
ester
asam
lemak,
dengan
untuk
menutupi
kekurangan
terhadap
goreng
bekas
yang
biasa
disebut
minyak
Ananta
(2002),
telah
melakukan
penelitian
sejumlah
menyimpulkan
bahwa
penyakit.
orang-orang
Sebuah
yang
penelitian
menggunakan
karsinogenik,
yang
terjadi
selama
proses
bagi
kesehatan
karena
mengandung
dapat
menyebabkan
pembakaran
yang
kurang
sebagai
katalis.
Katalis
basa
ini
lebih
efektif
reaksi
berjalan
cepat
tahap
transesterifikasi
dan
metil
ester
C) untuk memisahkan
(biodiesel).
Pada
reaksi
4
2000).
Karena
sifatnya
yang
irreversible,
maka
mereaksikan
Hidrogen
dan
karbon
dioksida.
Sifat Fisika
cairan
mudah menguap
tidak berwarna
Beracun
Mudah terbakar
3. Katalis
Katalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu tanpa mengalami perubahan. Katalis
basa yaitu natrium hidroksida. Katalis NaOH bersifat
lembab cair dan secara spontan menyerap kerbon dioksida
dari udara bebas. NaOH dapat larut dalam etanol dan
metanol (Ayuk, 2012).
Sifat fisik kimia NaOH dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sifat fisika dan kimia NaOH
Sifat fisika/Sifat
NaOH
kimia
Sifat rumus molekul
NaOH
Massa molar
Densitas
Titik lebur
318oC (519 K)
Titik didih
1390oC (1663 K)
1119/100 ml (20oC)
(pKb) -2,43
dari
biodiesel
proses
yang
tinggi
pengolahan
(96-98%)
bahan
baku
dapat
minyak
satu
tahap
menghasilkan
presentase
Hal
ini
menebabkan
bahan
baku
menghasilkan
Batas Nilai
0,85 0,89
2,3 -6,0
Minimum 51
Minimum 100
Maksimum 18
Maksimum 0,05
Maksimum 0,05
Maksimum 360
Maksimum 0,02
Maksimum 100
Maksimum 10
Maksimum 0,8
Maksimum 0,02
Maksimum 0,24
Minimum 96,5
Maksimum 115
a. Angka Setana
Bahan bakar diesel dikehendaki relatif mudah terbakar
sendiri (tanpa harus dipicu dengan letikan api busi) jika
disemprotkan ke dalam udara panas bertekanan. Tolok ukur
dari sifat ini adalah bilangan setana, yang didefinisikan
sebagai % volume n-setana di dalam bahan bakar yang
berupa campuran n-setana (n-C16H34) dan -metil naftalena
(-CH3-C10H7) serta kualitas pembakaran di dalam mesin
diesel standar. n-setana (suatu hidrokarbon berantai lurus)
sangat mudah terbakar sendiri dan diberi nilai bilangan
setana 100, sedangkan -metil naftalena (suatu hidrokarbon
aromatik bercincin ganda) sangat sukar terbakar dan diberi
nilai bilangan setana nol.
Bilangan setana yang baik dari minyak diesel adalah
lebih besar dari 30 atau maksimal 51, dengan volatilitas yang
9
air,
sodium
hidroksida
sisa,
ataupun
sisa
Titik
nyala
mengindikasikan
tinggi
rendahnya
korosi
lempeng
tembaga
digunakan
untuk
asam
adalah
jumlah
milligram
KOH
yang
11
peraturan
emisi
kendaraan
mendorong
belerang
dapat
menurunkan
emisi
gas
buang
rendah
memiliki
daya
pelumasan
rendah.
bakar.
Penggunaan
biodiesel
dapat
menurunkan
lainnya,
biodiesel
sudah
mengandung
sempurna
dan
hanya
membutuhkan
nisbah
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
Satuan
1.
Spatula
Kaca
Buah
2.
Corong
Kaca
Buah
3.
Corong Pisah
250 ml
Buah
4.
Gelas Kimia
Buah
5.
Gelas Ukur
10 ml; 50 ml
Buah
Box heating
Buah
Set
Buah
Analitik
Buah
25 ml
Buah
Magnetik
Buah
Raksa 1000C
Buah
6.
Hot Plate/
pemanas
7.
8.
Neraca
9.
Piknometer
10.
Stirer
11.
Thermometer
12.
Viscometer
Ostwald
Buah
13.
Stopwatch
Elektronik (Hp)
Buah
14.
Buret
Set
Buah
15.
Erlenmeyer
250 ml
Buah
13
b. Bahan
Nama Bahan
Spesifikasi
1.
Minyak Nabati
2.
Metanol
P.a
3.
NaOH
P.a
4.
Aquades
P.a
5.
KOH
6.
Alkohol/Etanol
7.
Indikator
pp
8.
Kloroform
9.
Pereaksi Hanus
Minyak Jelantah
0.1 N; 0,5 N
96%
10. Na2S2O3
0,1 N
11. Indikator
Amilum
12. KI
15%
13. HCl
0,5 N
14
VI.
Prosedur Kerja
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah
Pada pembuatan biodesel dari minyak jelantah, padatan
NaOH p.a 0.5 gram di campurkan dengan methanol p.a 110
ml kemudian diaduk sampai homogen yang akan
menghasilkan natrium metoksida. Larutan natrium metoksida
tersebut dicampurkan dengan 50 ml minyak jelantah di aduk
dengan magnetik stirrer ada kecepatan 7650-1500 rpm
sambil dipanaskan pada suhu 55 oC selama 45 menit, hasil
yang didapatkan adalah metil ester dipindahkan ke dalam
corong pisah dan didiamkan selama 10 menit, lapisan bawah
dikeluarkan dan larutan dimurnikan dengan penambahan 25
ml aquades sambil dipanaskan hingga suhu 60 oC. Larutan
tersebut dipindahkan ke dalam corong pisah dan didiamkan
sampai terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah dikeluarkan dan
dihasilkan metil ester yang lebih murni (Aisyah, 2012).
Uji Mutu
Densitas
Pada uji mutu densitas digunakan neraca analitik yang
diatur hingga menunjukkan berat nol kemudian dimasukkan
piknometer 25 ml kosong, dicatat massa piknometer
tersebut. Neraca analitik diatur kembali hingga menunjukkan
berat nol, di masukkan piknometer yang telah diisi biodesel
dan dicatat massanya, dari percobaan tersebut dapat
dihitung densitas dengan rumus sebagai berikut (Aisyah,
2012).
Bilangan Asam
Pada uji mutu bilangan asam, 2 gram biodesel
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml kemudian
ditambahkan alkohol netral dan dipanaskan sampai mendidih,
di kocok dan didinginkan, setelah perlakuan tersebut
ditambahkan indikator pp 2-3 tetes dan dititrasi dengan KOH
15
ml KOH x N x BM KOH
x 100
biodiesel x gram sampel x 1000
Angka Setana
a. Bilangan Iod
Pada uji mutu angka setana bilangan iod, ditimbang 0.5
gram
biodesel
dimasukkan
kedalam
erlenmeyer,
ditambahkan 10 ml kloroform dan 25 pereaksi hanus,
ditempatkan di ruang gelap selama 30 menit sambil
dikocok, kemudian dititrasi dengan Na 2S2O3 0,1 N sampai
kuning pucat, setelah itu ditambahkan 1 ml larutan amilum
dan dititrasi kembali hingga warna biru hilang, dari titrasi
tersenut dapat digunakan untuk menghitung bilangan iod
dengan rumus sebagai berikut (Setyawati dan Edwar,
2012).
12.69 N Na 2 S 2 O 3 (V 0 V 1)
Bilangan Iod=
m
b. Bilangan Penyabunan
Pada uji mutu angka setana bilangan penyabunan 2.5 gram
biodesel ditambahkan dengan 10 KOH 0.5 N, dipanaskan
dalam penangas air selama 15 menit, setelah itu
ditambahkan indikator pp 1 tetes dan dititrasi dengan HCl
0.5 N sampai berwarna ungu, dari hasil titrasi tersebut
dapat digunakan untuk menentukan bilangan penyabunan
dengan rumus sebagai berikut (Setyawati dan Edwar,
2012).
Bilangan Penyabunan=
56,1 N HCl (V 0V 1 )
m
16
VII.
Alur Kerja
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah
Padatan NaOH p.a 0,5 g
50 ml
Minyak Jelantah
Natrium
metoksida
ditambahkan Natrium metoksida
diaduk dan dipanaskan di atas magnetik stirer dengan kecepatan 750 1500 rpm
suhu dipertahankan 55 C selama 45 menit
Metil ester
dipindahkan ke dalam corong pisah
didiamkan selama 10 menit
lapisan bawah dikeluarkan
dimurnikan dengan ditambahkan 25 ml Aquades dan dipanaskan hingga suhu 60 C
Metil ester dan Aquades
Uji Mutu ke dalam corong pisah
dipindahkan
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah dikeluarkan
Densitas
Neraca
analitik
Volume
Metil ester
Diatur hingga menunjukkan berat nol
Dimasukkan piknometer 25 ml kosong, dicatat massa-nya
Diatur hingga menunjukkan berat nol
Dimasukkan piknometer yang telah diisi biodiesel
Dihitung densitas biodiesel dengan rumus (terlampir)
Densitas biodiesel
Viskositas
Waktu alir
17
Bilangan Asam
2 g Biodiesel
Dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan dengan Alkohol netral
Dipanaskan sampai mendidih, dikocok dan didinginkan
Ditambahkan indikator pp 2-3 tetes
Dititrasi dengan KOH 0.1 N
Volume KOH
Angka Setana
c. Bilangan Iod
0,5 g Biodiesel
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 10 mL kloroform
Ditambahkan 25 mL pereaksi hanus
Ditempatkan di ruang gelap selama 30 menit sambil dikocok sesekali
Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai kuning pucat
Ditambahkan 1 mL larutan amilum
d. Bilangan
Penyabunan
Dititrasi
lagi hingga
warna biru hilang
2,5 g Biodiesel
Hasil
18
VIII.
Hasil Pengamatan
Alur Kerja
Hasil Pengamatan
- Padatan NaOH = putih (mudah
meleleh pada suhu kamar)
- Methanol = tak berwarna
- NaOH + Methanol = sulit larut,
Dugaan/Reaksi
Kesimpulan
Minyak
jelantah
dapat Dihasilkan biodiesel
dijadikan
sebagai
bahan (metil
ester)
dari
minyak
jelantah
dengan
rendemen
sebesar
mana
80%
tidak
yang
sesuai
berdasarkan
(Nur,
2014)
atau
dan
lapisan
19
Neraca analitik
dengan
- Massa
piknometer
kosong
23.4240
2006 densitas biodiesel
Diatur hingga menunjukkan berat nol
- Massa pikno + biodiesel =
Dimasukkan piknometer 25 ml kosong, dicatat massa-nya
adalah 0,85-0,89 g/mL.
45.6686
Diatur hingga menunjukkan berat nol
- Densitas biodiesel = 0.89 g/ml
Dimasukkan piknometer yangSampel
telah diisi
biodiesel
Biodiesel
Dihitung densitas biodiesel dengan rumus (terlampir)
Dimasukkan viscometer ostwald
Larutan dinaikkan diatas
tanda batas atas
Dihidupkan stopwatch saat
melewati tanda batas tersebut
Stopwatch dimatikan saat larutan melewati tanda batas bawah Dimasukkan dalam viscometer ostwald
densitas
biodiesel
dihasilkan
dari
yang
sebesar
biodiesel
tersebut
telah
memenuhi SNI.
20
bahan
pengaliran nilai
bahan
bakar
ke
bakar
sehingga
viskositas
ruang biodiesel
yang
dapat dihasilkan
telah
daya
mesin.
- Pemanasan dilakukan
Bilangan
asam
agar mempercepat
biodiesel
sebesar
0,472
mg
minyak biodiesel.
Alkohol panas
yang
mana
tak
yakni
menyulitkan
pembakaran
2 g Biodiesel
bakar biodiesel
tinggi
menurunkan
KOH/g
telah
memenuhi SNI.
digunakan untuk
melarutkan asam lemak
yang bersifat asam.
Volume KOH
21
berwarna
- Setelah ditambah
2,5 g Biodiesel
- Ditambah 15 mL KI 15 %
- Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1
N sampai kuning pucat
- Ditambahkan 1 mL larutan
amilum
- Dititrasi lagi hingga warna
Volume
Na2S2O3
biru hilang
amilum
KOH/g.
Berdasarkan SNI 04-7182-
Nilai
bilangan
sebesar
(g-I2/100g).
yang
mana
telah
memenuhi SNI
hilang
(berdasarkan
Dimasukkan erlenmeyer
ml
Volume
Ditambah 10 mL
KOH 0,5 N
- V Blanko = 10,3 ml
Ditutup erlenmeyer
- Biodiesel= kuning jernih
Dipanaskan dalam penangas air selama 15
- KOH
menit
0,5 N tak berwarna
Ditambah indikator pp 1 tetes
Dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai berwarna ungu
Bilangan
larutan biodiesel
penyabunan
22
Volume HCl
iod
biodiesel
sebesar
165,863 mg KOH/g.
23
IX.
percobaan
ini
akan
pembuatan
dilakukan
biodiesel
beberapa
uji
dari
minyak
berdasarkan
Tolok
Angka
setana
menunjukkan
kualitas
24
molekul
yang
relatif
kecil,
penyabunan
yang
besar
mempunyai
berat
molekul
akan
dan
mempunyai
sebaliknya
yang
besar,
angka
bila
minyak
maka
angka
karena
merupakan
indikator
banyaknya
zat-zat
sebaiknya
tidak
digunakan
karena
akan
Bahan
bakar
yang
terlalu
kental,
maka
dapat
korosif
pada
sistem
pembakaran
dan
25
asam
lemak
bebas
atau
transesterifikasi
Melalui
proses-proses
tersebut
beberapa
biodiesel.
Sedangkan
kandungan
pada
minyak
jelantah
akan
bereaksi
dengan
p.a.
Hasil
esterifikasi
ini
menghasilkan
suatu
kemudian
larutan
diaduk
Natrium
hingga
homogen
metoksida
yang
dan
tidak
pada
temperatur
kamar
(Anonim,
2005).
yaitu
transesterifikasi
reaksi
transesterifikasi.
merupakan
reaksi
antara
produk
samping.
Persamaan
umum
reaksi
kehitaman
natrium metoksida
(+)
ditambahkan
dengan
larutan
(biodiesel).
Dalam tahapan ini terbentuk dua lapisan. Lapisan
bawah
berwarna
coklat
kehitaman
yang
merupakan
27
atas
tersebut
kemudian
atas
yang
merupakan
biodiesel
yang
telah
lama,
atau
kondisi
lainnya
seperti
pH
dan
28
dan
piknometer
yang
berisi
biodiesel
hasil
minyak
biodiesel
hasil
percobaan.
Larutan
29
diesel
dengan
viskositas
rendah
akan
viskositas
rata-rata
yang
diperoleh
pada
c. Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang
diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang
terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Sebanyak 1
gram sampel biodiesel hasil percobaan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 25 ml
alkohol netral. Alkohol netral digunakan untuk melarutkan
lemak atau minyak dalam sampel agar dapat bereaksi
dengan basa alkali, sehingga konsentrasi alkohol (etanol)
yang digunakan berada di kisaran 95-96%. Etanol 95%
merupakan
pelarut
lemak
yang
baik.
Selanjutnya
30
SNI
04-7182-2006
angka
asam
biodiesel
dalam
jumlah
yang
lebih
besar
membentuk
31
trigliseridanya,
semakin
sulit
minyak
untuk
teroksidasi.
Penentuan bilangan Iod dilakukan dengan metode
Hanus. Mula-mula 0,5 gram sampel dimasukkan ke dalam
erlenmeyer bertutup lalu ditambahkan 10 mL kloroform
untuk melarutkan minyak yang akan diuji. Selanjutnya
ditambahkan 25 mL pereaksi hanus berwarna kekuningan
yang terbuat dari 0,16 gram iod monobromida dalam 25
mL asam asetat glasial. Setelah itu ditempatkan di ruang
gelap selama 30 menit sambil dikocok sesekali. Iodine
akan berikatan dengan trigliserida dengan memecah
ikatan rangkap yang ada. Kemudian ditambahkan 15 mL
larutan KI 15%. Penambahan KI akan memecah kembali
ikatan iodine dengan trigliserida tersebut sehingga atom I
yang sudah berikatan kembali terlepas dan membentuk
senyawa I2. Senyawa I2 inilah yang dijadikan representasi
jumlah ikatan rangkap pada minyak atau lemak melalui
titrasi dengan Na2S2O3. Setelah itu dititrasi dengan Na2S2O3
0,1 N dengan pengocokan yang konstan hingga warna
kuning pudar. Lalu ditambahkan 1 mL larutan amilum
sebagai indikator. Amilum akan membuat campuran yang
mengandung iodine menjadi berwarna biru. Kemudian
dititrasi lagi hingga warna biru hilang. Berikut reaksi yang
terjadi secara keseluruhan:
32
%-b
g-I2/100g.
Berdasarkan
SNI
04-7182-2006
dihasilkan
bilangan
iod
sebesar
106,15%.
lama,
atau
kondisi
lainnya
seperti
pH
dan
menunjukkan
kemampuan
bahan
setana,
semakin
pendek
saat
antara
waktu
Pada
percobaan
ini,
berdasarkan
perhitungan
34
Kesimpulan
1. Biodiesel dapat disintesis dari minyak jelantah melalui
reaksi transesterifikasi. Dari 100 mL minyak jelantah yang
digunakan diperoleh biodiesel sebanyak 80 mL atau 80 %.
Berdasarkan literatur, rendemen biodiesel dalam minyak
jelantah sekitar 98% (Nur, 2014). Dari percobaan ini
mengacu kepada literatur yang ada namun masih berada
dibawah literatur. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu
pengadukan yang kurang lama, atau kondisi lainnya seperti
pH dan temperatur yang kurang optimum.
2. Nilai densitas dari biodiesel yang dihasilkan yakni sebesar
0,89
g/mL.
biodiesel
Berdasarkan
adalah
SNI
0,85-0,89
04-7182-2006
g/mL.
Jadi
nilai
densitas
densitas
%-b
g-I2/100g
yang
sesuai
SNI
04-7182-2006
Standar
Jerman
DIN
51606
untuk
bilangan
35
XI.
Daftar Pustaka
Aby. 2014. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Gorenng
Bekas.
http://abyspacetion.blogspot.co.id/2015/06/pembuatanbiodisel-dari-minyak-goreng.html. Diakses pada tanggal 27
Desember 2015.
Aisyah, Arai. 2012. Pembuatan Biodiesel dari Minyak
Jelantah.
https://www.academia.edu/8725196/PEMBUATAN_BIODIESEL_
DARI_MINYAK_JELANTAH. Diakses pada tanggal 20 Desember
2015.
Anggraini, A. A. 2002. Biodiesel dari Minyak Jelantah.
http://www.KPC.com. Diakses pada tanggal 31 Desember
2015.
Anggraini, A. A. 2002. Biodiesel dari Minyak Jelantah.
Harian Kompas 20 Juli.
Anonim.
2003.
National
Biodiesel
Board.
http://www.biodiesel.org. Diakses pada tanggal 31 Desember
2015.
Anonim.
2005.
Biodiesel
Production.
http://en.wikipedia.org/Biodiesel. Diakses pada tanggal 31
Desember 2015.
Anonim. (Tanpa Tahun). Laporan Praktikum: Pembuatan
Biodiesel
dari
Minyak
Jelantah.
http://dokumen.tips/documents/laporan-pembuatanbiodiesel.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2015.
36
Persyaratan
Nasional
Indonesia
0074-2011.
Natrium
37
LAMPIRAN
Dokumentasi
Larutan
Natrium
metoksida dan
sampel minyak
jelantah
38
Pemurnian Biodiesel
Uji Viskositas
39
40
Perhitungan
Data :
Parameter
Hasil
SNI 04-7182-2006
Percobaan
80
96,5
Densitas (g/ml)
0,89
0,85 0,89
Viskositas (cSt)
4,1
2,3 6,0
0,472
Maks. 0,8
KOH/g)
Bilangan Penyabunan
165,863
82,31
Maks. 115
Angka Setana
60,687
Min. 51
% Kehilangan =
= 20 %
1. Rendemen = % Bahan Baku - % Kehilangan
= 100% - 20% = 80 %
2. Densitas biodiesel
( pikno kosong + sampel ) pikno kosong
=
volume pikno
=
45.68623.4240 22.262
g
=
=0.89
25
25
ml
3. Viskositas
t1 = 78.71
2 t 2 2
=
1 t 1 1
78.71 0.89
17.76
1
4.23 cSt
t2 = 77.53
2 t 2 2
=
1 t 1 1
41
77.53 0.89
17.76
1
3.89 cSt
t3 = 77.74
2 t 2 2
=
1 t 1 1
77.74 0.89
17.76
1
4.18 cSt
Viskositas ratarata=
4.23+3.89+ 4.18
=4.1 cSt
3
4. Bilangan Asam
Volume KOH
V1 = 1.2 mL
V2 = 1.5 mL
V3 = 1.1 mL
% Bilangan Asam:
V1 = 1.2 mL
ml KOH x N x BM KOH
x 100
biodiesel x gram sampel x 1000
0,378 mg KOH /g
V2 = 1.5 mL
ml KOH x N x BM KOH
x 100
biodiesel x gram sampel x 1000
0.472 mg KOH / g
42
V3 = 1.1 mL
ml KOH x N x BM KOH
x 100
biodi esel x gram sampel x 1000
1.8 x 0.1 x 40
x 100
0.89 x 2 g x 1000
6.4
x 100 =0.567 mg KOH / g
890
5. Bilangan Iod
V1 Na2S2O3 = 4,9 mL
12.69 N Na 2 S 2 O 3 (V 0 V 1)
Bilangan Iod=
m
V1 Na2S2O3 = 4,7 mL
12.69 N Na 2 S 2 O 3 (V 0 V 1)
Bilangan Iod=
m
V1 Na2S2O3 = 5,0 mL
12.69 N Na 2 S 2 O 3 (V 0 V 1)
Bilangan Iod=
m
82,23+ 82,73+81,97
=82,31
3
6. Bilangan Penyabunan
V1 HCl = 14 mL
43
Bilangan Penyabunan=
56,1 N HCl (V 0V 1 )
m
164,37
V2HCl = 13,7 mL
Bilangan Penyabunan=
56,1 N HCl (V 0V 1 )
m
167,73
V1 HCl = 13,9 mL
Bilangan Penyabunan=
56,1 N HCl (V 0V 1 )
m
mg KOH/g
44