62

LAMPIRAN II

63

Tabel 1. Berat Sampel Sebelum dan Sesudah Proses Pengovenan dan

Perendaman
Perlakua
n

Sebelum
dioven
dan
direndam
Setelah
dioven

Setelah
direndam

Sampel

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
10:90

20:80

30:70

40:60

50:50

1
2
3
4
1

6,69
6,14
6,05
5,51
-

6,09
5,64
5,74
5,79
-

6,36
6,36
6,67
5,5
-

7
6,89
5,93
6,95
-

5,07
6,6
5,82
5,79
-

2
3
4
1
2
3
4

5,51
6,83
6,27
6,13
-

5,79
6,32
5,84
5,89
-

5,48
7,09
6,86
7,79
-

6,77
7,82
7,81
6,51
-

5,79
7,47
7,48
7,46
-

Tabel 2. Panjang, Lebar dan Tebal Komposit Sebelum Proses Perendaman

Sampel

Paramete
r

Panjang
Lebar
Tebal
Volume
Panjang
Lebar
Tebal
Volume
Panjang
Lebar
Tebal
Volume

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
10:90

20:80

30:70

40:60

50:50

40,25
39,80
0,24
384,47
39,80
36,02
0,24
344,06
40,30
35,60
0,23
329,97

39,00
37,20
0,21
311,92
36,17
37,55
0,24
325,96
37,71
36,90
0,21
299,17

39,60
36,67
0,20
290,43
39,34
36,70
0,23
339,28
39,84
39,45
0,23
361,48

39,00
36,40
0,28
406,01
38,80
36,28
0,25
351,92
38,70
36,00
0,27
376,16

37,00
39,40
0,26
379,03
39,50
29,75
0,34
399,54
37,80
31,00
0,33
386,69

64

Tabel 3. Panjang, Lebar dan Tebal Komposit Setelah Proses Perendaman

Sampel Parameter

Panjang
Lebar
Tebal
Panjang
Lebar
Tebal
Panjang
Lebar
Tebal

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
10:90

20:80

30:70

40:60

50:50

40,25
39,80
0,25
39,80
36,02
0,24
40,30
35,60
0,23

39,00
37,20
0,23
36,17
37,55
0,24
37,71
36,90
0,22

39,60
36,67
0,25
39,34
36,70
0,25
39,84
39,45
0,31

39,00
36,40
0,29
38,80
36,28
0,28
38,70
36,00
0,28

37,00
39,40
0,38
39,50
29,75
0,38
37,80
31,00
0,38

Tabel 4. Perbandingan Serat dan Matriks

Fraksi Massa (%)
Serat : Matriks
10 : 90
20 : 80
30 : 70
40 : 60
50 : 50

Serat
(gram)
13,80
27,60
41,40
55,20
69,00

Matriks
(gram)
124,20
110,40
96,60
82,80
69,00

Catatan : Satu buah spesimen komposit dipotong menjadi lima bagian

sampel dengan pembagian sampel 1 3 digunakan untuk pengujian daya
serap air, densitas atau kerapatan dan pengembangan tebal komposit,
sedangkan sampel 4 digunakan untuk pengujian kadar air komposit.

65

1. Perhitungan Volume Larutan

Pelarut Heksana (C6H14)
x x 1000
M
=
BM
gr
x 1000 ml
ml
86,18 gr /mol

0,99 x 0,6548
=

= 7,5818 mol/l
Untuk 10 ml Heksana yang dilarutkan dalam 5000 ml air, komsentrasinya,
M1 x V1
= M2 x V2
7,698 mol/l x 0,01 l = M2 x 1,5 l
M2
= 0,0513 mol/l
Maka volume heksana yang dibutuhkan dalam 5000 ml air dengan konsentrasi
0,0513 mol/l adalah sebanyak :
M1 x V1
= M2 x V2
7,698 mol/l x V 1 = 0,0513 mol/l x 5 l
V 1 = 0,0333 l
V 1 = 33,3000 ml

Pelarut Asam Sulfat (H2SO4)

x x 1000
M
=
BM
gr
x 1000ml
ml
98 gr /mol

0,98 x 184
=

= 18,4000 mol/l
Untuk 10 ml Asam Sulfat yang dilarutkan dalam 766 ml air, konsentrasinya,
M1 x V1
= M2 x V2
18,4 mol/l x 0,01 l = M2 x 0,766 l
M2
= 0,2402 mol/l
Maka volume Asam Sulfat yang dibutuhkan dalam 5000 ml air dengan
konsentrasi 0,2402 mol/l adalah sebanyak :

66

M1 x V1
18,4 mol/l x V 1
V1
V1

= M2 x V2
= 0,2402 mol/l x 5 l
= 0,0653 l
= 65,3000 ml

Pelarut Natrium Hidroksida (NaOH)

Untuk 32,5 gr Natrium Hidroksida yang dilarutkan dalam 1000 ml air,
konsentrasinya,
gr
M1
= BM
=

32,5 gr
1 l x 40 gr /mol

= 0,8125 mol/l
Konsentrasi Natrium Hidroksida 60% yaitu,
M1

1000 x x
BM
1000

ml
x 0,6 x gr /ml
l
40 gr /mol

= 15 mol/l
Maka volume Natrium Hidroksida yang dibutuhkan dalam 500 ml air dengan
konsentrasi 0,8125 mol/l adalah sebanyak :
M1 x V1
= M2 x V2
15mol/l x V 1
= 0,8125 mol/l x 0,5 l
V 1 = 0,270 l
V 1 = 27 ml
2. Perhitungan Kadar Air Serat Ijuk
Kadar Air Serat Ijuk Sebelum Perlakuan Ekstraksi
Keterangan :

a : berat sampel awal (gr)

b : berat sampel sebelum dioven (gr)
c : berat sampel setelah dioven (gr)

Kadar air (%)

bc
a

x100%

67

3 , 993 , 67
3 , 67

x100%

= 8,71 %

Kadar Air Serat Ijuk Sesudah Perlakuan Ekstraksi

Kadar air (%)

bc
a

32,77
2,77

x100%

x100%

= 8,3%
Tabel 5. Kadar Air Serat Ijuk Sebelum dan Sesudah Ekstraksi
Perlakuan
Ekstraksi
Sebelum
Sesudah

Berat (gr)
Wa
4,99
3

Kadar Air (%)

W0
2,67
2,77

86,89
8,3

3. Perhitungan Kadar Lignin dan Selulosa Serat Ijuk

Diketahui :
Berat sebelum ekstraksi : a = 1,6968 gr
b = 1,2048 gr
c = 1,20 gr
d = 0,06 gr
Berat sesudah ekstraksi : a = 1,4309 gr
b = 1,0859 gr
c = 1,029 gr
d = 0,03 gr
Kadar Lignin dan Selulosa Ijuk Sebelum Perlakuan Ekstraksi

Kadar selulosa

bc
sampel

1,20481.20
2

= 0,24 %

x100%

x100%

68

Kadar lignin

c d
sampel

1.200,06
2

x100%

x100%

= 57 %

Kadar Lignin dan Selulosa Ijuk Sesudah Perlakuan Ekstraksi

Kadar selulosa

bc
sampel

1,08591,029
2

x100%

x100%

= 2,845%
Kadar lignin

c d
sampel

1,0290,03
2

x100%

x100%

= 49,95%
Tabel 6. Kadar Lignin dan Selulosa Serat Ijuk Sebelum dan Sesudah Ekstraksi
Perlakuan
alkali

Kadar (%)
Selulosa
0,24
2,845

Sebelum
Sesudah

4. Perhitungan Kadar Air Komposit

Keterangan :

b : berat sampel sebelum dioven (gr)

c : berat sampel setelah dioven (gr)

Kadar air (%)

bc
c

x100%

Lignin
57
49,95

69

5,515,51
5,51

x100%

=0%
Tabel 7. Kadar Air Komposit Berdasarkan Fraksi Massa
Parameter

Sampel
10:90

Kadar Air
Komposit

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
20:80 30:70 40:60

0,36

2,66

50:50
0

5. Perhitungan Daya Serap Air Komposit

Keterangan :
B1 = Massa sampel sebelum perendaman (gr)
B2 = Massa sampel setelah perendaman (gr)
Daya Serap Air Sampel 1 (%)

B 2B 1
B1

6,836,69
6,69

X 100 %

X 100 %

= 2,09 %
Tabel 8. Daya Serap Air Komposit Berdasarkan Fraksi Massa
Parameter

Sampel
10:90

Daya Serap Air

1
2
3
Rata-rata

2,09
2,12
1,32
1,84

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
20:80 30:70 40:60
3,78
3,55
2,61
3,31

6. Perhitungan Densitas atau Kerapatan Komposit

Keterangan :
= kerapatan (gr/mm3)
M = berat contoh uji (gram)
V = volume contoh uji (mm3)

11,48
7,86
16,79
12,04

9,71
8,35
9,78
9,28

50:50
47,34
13,33
28,18
29,62

70

Sampel 1

M
V

6,69 gr
384,468 mm 3

= 0,01740 gr/mm3
Tabel 9. Densitas atau Kerapatan Komposit Berdasarkan Fraksi Massa
Parameter

Sampel

Densitas
atau
Kerapatan

1
2
3
Rata-rata

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
20:80
30:70
40:60

10:90
0,01952
0,01730
0,01918
0,01867

0,02189
0,01874
0,01845
0,01969

0,01724
0,01957
0,01576
0,01753

0,01337
0,01651
0,01505
0,01498

50:50
0,01740
0,01784
0,01833
0,01786

7. Perhitungan Pengembangan Tebal Komposit

Dimana :
TS = pengembangan tebal (%)
T1 = tebal sampel sebelum perendaman (mm)
T2 = tebal sampel setelah perendaman (mm)
T 2T 1
TS Sampel 1
=
X 100 %
T1
=

0,2530,24
0,24

X 100 %

= 5,42 %
Tabel 10. Pengembangan Tebal Komposit Berdasarkan Fraksi Massa
Parameter

Sampel
10:90

Pengembangan
Tebal

1
2
3
Rata-rata

5,42
0
0,43
1,95

Fraksi Massa (%)

Serat : Matrik
20:80
30:70 40:60
6,98
2,08
4,65
4,57

27,5
8,51
36,09
24,03

1,40
12
3,70
5,70

50:50
46,15
21,76
25,15
31,02