You are on page 1of 37

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

P a g e |1

URAIAN PENDEKATAN
METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada Konsultan Perencana, diperlukan pemahaman
tentang permasalahan pekerjaan dan kajian pola pikir permasalahan dan penanganannya.
I.

PENDEKATAN TEKNIS PERENCANAAN

A. POLA PIKIR KAJIAN PERMASALAHAN


Permasalahan yang mungkin timbul dalam penanganan pekerjaan ini diidentifikasi
berdasarkan tinjauan terhadap lingkup penugasan Konsultan dari tiap tahap kegiatan
Perencanaan yang akan dilakukan. Untuk lebih jelasnya, pola pikir terhadap kajian
permasalahan ini dapat dilihat pada Diagram E.1 di bawah ini.
DINAS TATA KOTA &
PERUMAHAN KOTA
SEMARANG

TUNTUTAN PERKEMBANGAN
TERHADAP PERLUNYA
PENINGKATAN PELAYANAN
KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN FASILITAS
DAN PENGELOLAAN ASET
PEMERINTAH KOTA
SEMARANG

KONSULTAN

PERENCANAAN REHAB ASET


BANGUNAN DI KOTA LAMA,
SEMARANG

PELAKSANAAN :
- TRANSAPARAN
- EFEKTIF DAN EFISIEN
- PARTISIPATIF
- ACCOUNTABILITY

Diagram E.1 Kajian Permasalahan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |2

B. SISTEM PELAPORAN DAN PEMAPARAN


Setiap kegiatan yang dilaksanakan maupun data-data yang diperoleh dan diolah akan dibuat
laporan tertulis dan akan dipaparkan dan dibahas bersama dengan Team Teknis dan atau
Team Pengarah yang telah ditentukan. Setiap tahapan yang ada, dilaksanakan dengan
semaksimal mungkin menampung aspirasi dari setiap pihak terkait, sehingga dapat
membuahkan hasil yang maksimal. Waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkan
dokumen perencanaan untuk siap dilelangkan adalah 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender,
maka tahapan pelaksanaan kegiatan laporan meliputi:
1. Laporan Pendahuluan, memuat persiapan, koordinasi, mobilisasi dan rencana kegiatan.
2. Laporan Antara, memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan detail desain ini berupa
konsep desain kegiatan.
3. Laporan Akhir, memuat Laporan Utama (Rangkuman dari seluruh kegiatan), Perhitungan
Volume Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, dan Gambar Detail Desain.
C. PEMAHAMAN WILAYAH PERENCANAAN
C.1 Letak dan Luas Wilayah Perencanaan Rehab Aset Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang
Kota Lama Semarang terletak di Kelurahan Bandarharjo, kecamatan Semarang Utara. Batas
Kota Lama Semarang adalah sebelah Utara Jalan Merak dengan stasiun Tawang-nya, sebelah
Timur berupa jalan Cendrawasih, sebelah Selatan adalah jalan Sendowo dan sebelah Barat berupa
jalan Mpu Tantular dan sepanjang sungai Semarang. Luas Kota Lama Semarang sekitar 0,3125 km
2
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula
benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi
barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan
lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht,
Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan pemukiman Cina pada tahun
1731 di dekat pemukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktifitas
orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai
menara pengawas bagi segala aktifitas kegiatan orang Cina.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |3

Kemudian permukiman Belanda mulai ber- tumbuh di sisi timur benteng "Vijfhoek". Banyak
rumah, gereja dan bangunan perkantoran dibangun di pemukiman ini. Pemukiman ini adalah cikal
bakal dari kota lama Semarang. Pemukiman ini terkenal dengan nama "de Europeeshe Buurt".
Bentuk tata kota dan arsitektur pemukiman ini dibentuk mirip dengan tata kota dan arsitektur di
Belanda. Kali Semarang dibentuk menyerupai Kanal-kanal di Belanda. Pada masa itu benteng
"Vifjhoek" belum menyatu dengan pemukiman Belanda.

Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan
pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu
dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar
ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya
dinamai : Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng
yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat
dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga
nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota
Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2
abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50
bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di
Semarang. ==Bangunan di Kota Lama Semarang== Secara umum karakter bangunan di wilayah ini
mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari
detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti
ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap
yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun
pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di
sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya
dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht,

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |4

Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan pemukiman Cina pada tahun
1731 di dekat pemukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktifitas
orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai
menara pengawas bagi segala aktifitas kegiatan orang Cina

Gambar E.1 Kondisi Eksisting Wilayah Perencanaan


II. METODOLOGI
A. METODOLOGI PENYELESAIAN PEKERJAAN
A.1. Umum
Metodologi dibagi dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tahapan maupun proses
yang berlangsung dalam tiap tahap tersebut, untuk itu dalam pelaksanaan tugasnya Konsultan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |5

akan mengembangkan pedekatan teknis terutama yang berkaitan dengan jenis kegiatan
Perencanaan yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Manajemen dan Koordinasi
Pendekatan yang dilakukan adalah pemahaman permasalahan dan pemahaman terhadap
posisi/ kedudukan dalam organisasi baik lingkup intern maupun ekstern sehingga dalam
pelaksanaan dapat berfungsi sesuai dengan mekanisme yang ada.
b. Evaluasi
Sistem evaluasi yang dibuat juga meliputi evaluasi kontinyu dan insidentil untuk evaluasi
kontinyu ditujukan bagi pengembangan atau review terhadap tiap proses tahap kegiatan
sedangkan untuk evaluasi insidentil lebih ditujukan pada pengembangan peninjauan khusus/
acak sehingga dapat memperoleh komparasi terhadap lingkup yang lebih luas.
c. Sistem Informasi
Adapun untuk pengembangan sistem informasi dikembangkan metodologi yang mencakup
beberapa langkah yang terkait sebagai berikut:
(1) Analisis Fungsi dan Prosedur
Merupakan analisis fungsi-fungsi yang diperlukan untuk berfungsinya perangkat lunak yang
di kembangkan dan prosedur yang berkaitan dengan fungsi tersebut.
(2) Pengumpulan Data
Pendekatan yang dilakukan untuk proses pengumpulan data adalah dengan melakukan
koordinasi dengan Tim Teknis pengelola kegiatan dimaksud.
(3) Analisis Data
Meliputi penetapan kebutuhan data dan pengelolaan yang diperlukan secara
berkesinambungan agar dapat diperoleh data yang valid, konsisten dan memenuhi
kebutuhan akan pembangunan jalan terkait.
(4) Klasifikasi Pengguna
Bertujuan agar perangkat lunak maupun jenis informasi yang diinginkan dapat memenuhi
kriteria yang dimaksud termasuk pengembangan sistem kemudahan operasional dan
keamanan data.
(5) Dekomposisi dan Pengelompokan
Jenis data/informasi yang akan disiapkan dikelompokan menurut jenis penggunaannya
sehingga memudahkan pemahaman dan analisa serta konsistensi untuk pengembangan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |6

pengelompokan tersebut terutama untuk pengelompokan fungsi-fungsi yang diperlukan


sehingga dapat membantu hirarki informasi berupa sub sistem atau modul yang terpadu.
(6) Penjabaran dalam Perancangan Sistem
Hal ini berkaitan dengan kebutuhan perangkat lunak yang menunjang dikembangkannya
sistem informasi yang terpadu. Secara prinsip pengembangan sistem informasi adalah
penjabaran konsep input-output informasi.
A.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkan dokumen perencanaan untuk
siap dilelangkan adalah 120 (seratus dua puluh ) hari kalender untuk menyelesaikan seluruh
rangkaian kegiatan pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran
2015 sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Jadwal selengkapnya dari rencana kerja
Konsultan Perencana dapat dilihat pada bab lain dalam usulan teknis ini.
B. PENDEKATAN TEKNIS
C.1. PENDAHULUAN
Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran
2015, sesuai dalam penjelasan KAK, mengandung pengertian peningkatan terhadap kondisi
fisik bangunan, lingkungan, utilitas, sistem kegiatan di dalamnya.
Perencanaan Pembangunan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama
Tahun Anggaran 2015 yang menjadi tugas calon konsultan adalah suatu penyusunan desain
yang komprehensif dan mendalam yang akan memberikan hasil kesimpulan sekaligus
rekomendasi terhadap layak tidaknya Aset Bangunan Kota Lama,

kelayakan di sini

mengandung pengertian yang sejajar dengan maksud kegiatan di atas yaitu : layak secara
ekonomi / finansial, teknik, sosial, lingkungan dan kelembagaan.
Di dalam penyusunan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun
Anggaran 2015, diperlukan adanya kajian dan perhitungan komprehensif terhadap berbagai
aspek baik fisik maupun nonfisik yang meliputi antara lain :
Fungsi bangunan dan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam dan sekitar lokasi site.
Kondisi eksisting fisik :

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |7

o Bangunan dan prasarana pendukungnya


Undang-Undang dan Peraturan yang terkait.
1. Tujuan dan Sasaran Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun
Anggaran 2015
Tujuannya Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama
Tahun Anggaran 2015 adalah :
Membuat gambar-gambar kerja, rencana anggaran Biaya (RAB), Rencana Kerja dan
Syarat (RKS) sesuai pekerjaan untuk Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset
Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015, menurut rekomendasi pihak-pihak
berwenang yang disajikan dalam Dokumen Lelang.
Atas rekomendasi pengguna Anggaran dan Pengguna Barang atau Jasa dapat
melakukan perubahan atau penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis.
Memberikan rekomendasi teknis terhadap penggunaan material bangunan.
Turut menjelaskan dalam persoalan yang timbul jika terjadi kesalahan penafsiran
gambar selama pelaksanaan pembangunan konstruksi.
Sesuai tujuan tersebut maka sasaran yang menjadi target Perencanaan Rehab Aset
Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015 adalah tersusunnya produk Perancangan
fasilitas Aset Bangunan yang dapat mewadahi kegiatan untuk pelayayan terhadap
masyarakat di dalamnya tanpa meninggalkan kaidah-kaidah arsitektural.
2.

Keluaran

No

Tahapan Pekerjaan

Keluaran
-

Data Pengukuran Tapak

TAHAP KONSEP RENCANA

Data Soil Investigation

TEKNIS

Konsep Dasar Perancangan

Konsep Skematik Disain

Gambar Rencana Denah Situasi

Gambar Rencana Denah Tapak

TAHAP PRA RENCANA TEKNIS

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |8

Gambar Rencana Denah Lantai

Gambar Tampak

Gambar Potongan

Perkiraan Biaya

Konsep RKS dan Material Scheme

Gambar Pengembangan Rencana :


Arsitektur, Struktur, Utilitas

TAHAP PENGEMBANGAN

Perhitungan Struktur

RENCANA

Perhitungan Mekanikal & Eletrikal

Material Scheme

Draft RKS

Gambar Rencana Teknis Lengkap

RKS

BQ

RAB

Laporan Perencanaan Arsitektur,

TAHAP DED

Struktur, Utilitas.

Gambar Rencana Teknis Lengkap

RKS

TAHAP PELAPORAN DAN

BQ

PENYERAHAN DOKUMEN DED

RAB

Laporan Perencanaan Arsitektur,


Struktur, Utilitas.

TAHAP PELELANGAN

Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Laporan Bantuan Teknis dan


Administratif

TAHAP PENGAWASAN BERKALA

Laporan Pengawasan Berkala

Dokumen Petunjuk Penggunaan,


Pemeliharaan, dan Perawatan
Peralatan/Perlengakapan Bangunan

TAHAP AKHIR PEKERJAAN

Laporan Akhir Pekerjaan Perencanaan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e |9

C.2. PENDEKATAN METODOLOGI


a. Metodologi
Pada garis besarnya, strategi untuk menjawab dan melaksanakan tugas penyusunan
Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015 sesuai
Kerangka Acuan Kerja akan dilakukan dengan metodologi Analisis-Sintesa secara deskriptif
disertai dengan melakukan langkah-langkah tindakan :
Melakukan pendekatan perumusan masalah Pekerjaan Perencanaan Rehab

Aset

Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015


Melakukan pendekatan pemecahan masalah secara komprehensif
Mengajukan usulan kebutuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dipersiapkan
menangani pekerjaan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama
Tahun Anggaran 2015 dan mengajukan usulan schedule pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015.
b. Pendekatan Perumusan Masalah
Untuk pendekatan perumusan masalah, dan sesuai informasi dalam penjelasan Kerangka
Acuan Kerja, ada beberapa hal yang berpengaruh besar dalam menentukan hasil
perumusan masalah nantinya.
Secara garis pendekatan perumusan masalah secara deskripsi dan skematik meliputi :
Tapak berada di lingkungan kegiatan perkantoran, dimana di sekitarnya telah berdiri
bangunan gedung eksisting, sehingga perlu pencermatan terhadap kesesuain dengan
bangunan di sekitarnya tanpa meniggalkan local style arsitektur serta teknis pelaksanaan
dilapangan didalam masa konstruksi.
c. Pendekatan Pemecahan Masalah
Rumusan masalah yang dihasilkan melalui proses pendekatan di atas, selanjutnya
diupayakan dan ditindaklanjuti dengan pendekatan pemecahan masalah yang akan
dilaksanakan melalui langkah-langkah :

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 10

Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis
Perencanaan dan Perancangan
c.1. Pengumpulan Data
Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Kemutakhiran Data
Data yang dipakai harus data yang paling terakhir sehingga dapat mengurangi
deviasi dalam proses selanjutnya.
2. Kelengkapan
Data yang perlu dikumpulkan diusahakan selengkap dan sedetail mungkin yang
dapat dicari, sehingga didapat informasi yang jelas mengenai obyek perencanaan.
Secara keseluruhan, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Pengumpulan data statistik dan arsip
Produk yang diperoleh dari proses ini adalah data sekunder. Sumber data untuk
data yang bersifat fisik/non fisik, statistik, dan program-program rencana
jangka pendek/panjang.
Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan akan dilakukan pada lokasi tapak, aksesbilitas ke dalam
tapak dan bangunan yang berada di sekitar tapak. Beberapa hal yang diamati
dalam pengamatan lapangan di antaranya adalah :
kondisi tapak, kondisi sirkulasi pada lokasi, kondisi drainase lingkungan/kota,
kondisi lingkungan (bangunan sekitar), kondisi sarana prasarana dan kondisi
lain yang relevan.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 11

Pengukuran
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara detail ukuran tapak, leveling,
kontur, dan posisi bangunan dan infrastruktur pada tapak.
c.2. Pengolahan Data
Data yang diperoleh perlu dipilah-pilah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
secara lebih komunikatif untuk dilakukan analisis.
Teknik pengelolaan data dan penyusunan didasarkan pada jenis dan sifat data yang
bersangkutan, antara lain :
1.

Data Kuantitatif, diolah dan disusun melalui tabulasi, yang dalam penyajiannya
berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian-uraian.

2.

Data Kualitatif, diolah dan disusun secara deskriptif berupa uraian keadaan data
tersebut.

c.3. Analisis
Pada dasarnya analisis yang akan dilakukan pada proses penyusunan Pekerjaan
Perencanaan Rehab

Aset Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015 ini

merupakan analisis terhadap data yang masuk, meliputi :

Analisis lokasi

Analisis tapak

Analisis bangunan disekitar tapak

Analisis terhadap pemakai/pengguna

Analisis terhadap fungsi bangunan

Analisis terhadap jenis kegiatan

Analisis kebutuhan ruang

Analisis persyaratan ruang

Analisis hubungan antar ruang/fasilitas

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 12

c.4. Perencanaan dan Perancangan


Pada dasarnya Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun
Anggaran 2015, harus berorientasi pada pola perencanaan yang komprehensif dari
pendekatan makro menuju ke pendekatan mikro sehingga akan mengakomodasikan
berbagai permasalahan pembangunan fisik secara menyatu dan tepat sasaran.
Adapun tahap kegiatan yang harus dilalui dan dikaji secara berkaitan yaitu :
- Penyusunan Siteplan
Menetapkan konsep rencana tapak dan lokasi bangunan (siteplan) yang dimaksud
di dalam KAK.
Konsep-konsep tersebut meliputi :
b. Konsep pengelompokan kegiatan
c. Konsep dasar perancangan bangunan
d. Konsep hubungan kelompok ruang kegiatan
e. Konsep program ruang
f. Konsep bentuk fisik bangunan
g. Konsep pentahapan pembangunan
- Pengembangan Fisik Sarana Prasarana
Pengembangan fisik pada prinsipnya merupakan action plan pada penetapan
pentahapan pembangunan. Pengembangan fisik merupakan salah satu rencana
definitif untuk merealisasikan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di
Kota Lama Tahun Anggaran 2015 yang secara teknis pelaksanaannya dapat
dilakukan dalam 1 tahap.
C.3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN
A. PENDEKATAN PERENCANAAN
Pendekatan perencanaan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memperoleh titik
tolak perencanaan yang sesuai dengan karakteristik objek perencanaan. Pendekatan
perencanaan kemudian akan menjadi landasan yang cukup essensial bagi tahap kegiatan
perencanaan selanjutnya.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 13

1. Hasil Perencanaan yang Berdaya Guna, meliputi :


1. Memenuhi dinamika Fungsi,
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan fungsi bangunan
yang dapat menjalankan proses fungsi terhadap aktitas yang melekat di dalamnya.
2. Memenuhi dinamika Keruangan
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan unsur Keruangan
yang dapat melakukan peranannya mewadahi fungsi yang terjadi di dalam batas
kapasitas besaran ruang yang optimal.
2. Hasil Perancanaan yang Berdaya Citra, meliputi :
1. Memenuhi dinamika ruang dan waktu
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam memenuhi tuntutan ruang dan
waktu saat ini dan masa mendatang.
2. Memenuhi dinamika teknologi
Dimana perencanaaan yang dihasilkan dinamis terhadap pemanfaatan maupun
penerapan teknologi yang tepat guna.
3. Memenuhi dinamika symbol
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan symbol atau
ungkapan makna sesuai fungsi yang diembannya.

B. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL


Pendekatan ini akan mengarahkan pada efisiensi penggunaan ruang, efektifitas hubungan
antar kegiatan dan ruang, bahkan sampai pada tipe-tipe ruang pelayanan dan sirkulasi.
Sesuai dengan pendekatan tentang fungsional di atas, pendekatan kebutuhan-kebutuhan
ruang untuk pusat kegiatan harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
- Kebutuhan Ruang berdasarkan hubungan-hubungan fungsi dan aktivitas yang
dijalankan yaitu mengetahui Hirarki Fungsi dan alur proses aktivitas yang terjadi
melalui struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan aktivitas.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 14

- Kebutuhan ruang mencerminkan jenis dan nama ruang daya tampung / kapasitas baik
dari sisi jumlah kuantitas maupun kualitas tuntutan persyaratan ruang yang mampu
merespon kebutuhan ruang gerak bagi aktivitas pengguna atau pelaku aktivitas
maupun mobilitas peralatan bergerak yang digunakan untuk beraktivitas yang terjadi
di dalam ruang tersebut.
- Untuk mengetahui besaran dapat ditempuh melalui analisa besaran ruang yang
menganalisa ruang gerak pelaku aktivitas, alat peralatan yang dioperasikan oleh
pelaku aktivitas .

C. PENDEKATAN ASPEK KINERJA


Antara lain aspek yang berhubungan dengan unsur-unsur agar kegiatan dapat
berlangsung dengan baik dan optimal. Lazimnya, aspek ini berkaitan dengan unsur
kenyamanan, baik fisik maupun psikologis, termasuk pula persoalan sirkulasi dan
hubungan kegiatan yang menjamin kelancaran dan kemudahan bagi berlangsungnya
semua kegiatan.
Apabila kenyamanan fisik diperoleh dengan penggunaan perlengkapan bangunan alami
(atau paling tidak sebagian besar), maka bangunan akan berperan pada penghematan
energi yang sangat layak mendapatkan perhatian. Di samping itu, perhatian terhadap
lintasan dan radiasi matahari dalam perencanaan akan memungkinkan diperolehnya
pengurangan pemanasan ruang-ruang dalam yang akan pula membantu menciptakan
kenyamanan ruang. Dari uraian singkat tentang penghematan energi ini, pendekatan dari
kinerja diusulkan

berorientasi pada penghematan

energi dan pengoptimalan

pemanfaatan sumber-sumber energi alami. kenyamanan ini tidak hanya berhubungan


dengan kenyamanan fisis tetapi juga akan mencakup kenyamanan visual ( berhubungan
dengan penglihatan) dan audial (berhubungan dengan pendengaran, kebisingan) serta
kenyamanan psikologis yang berkaitan dengan kenyamanan rasa sehingga suasana kerja
dapat lebih dinamis, bersemangat, teratur dan, optimal.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 15

D. PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Antara lain aspek yang berkaitan dengan unsur-unsur fisik dan non fisik diluar bangunan,
antara lain persoalan tapak, lingkungan sekitar, perkotaan, peraturan pembangunan,
arsitektur lokal bahkan wujud-wujud sosial kultural masyarakat.
Pendekatan kontekstual akan sangat mempertimbangkan seluruh unsur-unsur dan
potensi tapak, lingkungan sekitar, perkotaan dan pendayagunaan kekayaan khasanah
arsitektur setempat, kebiasaan sosial kultural masyarakat. Dengan pendekatan ini akan
diperoleh hasil rancangan sebagai solusi yang diperkirakan sesuai dan tepat menjawab
persoalan-persoalan kontekstual, komplek bangunan akan mendukung harmonisasi
lingkungannya, dan akrab bagi masyarakat.
Berdasarkan pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus mendapat
perhatian adalah:
1.

Potensi fisik
1. Luas, bentuk, dan orientasi site
Kondisi site adalah lahan yang masih memerlukan maintenance berupa land
development. Orientasi site manghadap jalan lingkungan Warga yang berpotensi
pada kemudahan aksesibilitas dan mudah ditangkap pandang dari arah jalan
tersebut.
2. Kondisi fisik tanah
Perlunya tes daya dukung tanahnya untuk memastikan berapa tingkat daya dukung
tanah terkini, apakah terjadi perubahan atau tidak.
3. Aksesibilitas terhadap site
Pencapaian yang mudah, merupakan potensi yang baik.
4. Instalasi infrastruktur tingkat kota
Yakni mempunyai manfaat langsung terhadap site sebagai pertimbangan
perencanaan adalah jaringan jalan, jaringan listrik dan penerangan, saluran
drainase kota dan jaringan telepon, merupakan infrastruktur standar yang
merupakan potensi.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 16

2.

Potensi nonfisik
1. Kebijakan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun
Anggaran 2015 antara lain tentang :
1. tata guna lahan
2. garis sepadan bangunan
3. koefisien dasar bangunan
4. koefisien lantai bangunan
5. kebijakan-kebijakan lain yang diatur di dalam RTRK tersebut.
2. Kebijaksanaan dan peraturan resmi yang berlaku tentang standar-standar
perencanaan dan konstruksi bangunan gedung bertingkat.

E. PENDEKATAN ASPEK ARSITEKTURAL RUANG DAN BENTUK BANGUNAN


Antara lain aspek ini lebih banyak berkaitan dengan persoalan filosofi, estetika dan
berbagai simbolisasi, yang dapat diapresiasi melalui tampilan ruang dan bentuk
bangunan.
Sebagai bangunan pemerintah yang menduduki hirarki tertinggi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, tentu secara wajar bangunan-bangunan selayaknya tampil formal,
berwibawa, kokoh dan mampu dipersepsi sebagai tempat pengayoman, terbuka sekaligus
akrab bagi warga masyarakat. Untuk memperkuat lokalitas, eksplorasi terhadap kekayaan
khasanah arsitektur lokal patut diketengahkan, meski harus tidak terjebak pada idiom
atau tampilan bangunan yang kuno dan bernuansa masa lalu, tetapi semangat kekinian
harus pula menjadi pendekatan yang perlu digarap.
1. Prinsip Dasar
Di dalam melakukan pendekatan konsep perencanaan bentuk bangunan dapat
memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
1. Kelancaran Aksesbilitas
2. Keamanan Pengguna

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 17

Perencanaan tata ruang dan bentuk arsitektur Bangunan diarahkan pada penataan
yang aman baik secara hirarki fungsi maupun bentuk fisik bangunan yang secara
jelas.
3. Kenyamanan Pengguna
4. Kenyamanan adalah prinsip umum yang selalu dipakai dalam segala jenis
perencanaan gedung.

2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan sangat penting dalam penataan Kawasan Kota Lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi Aset bangunan di Kota Lama adalah:
1. Pencapaian dari jalan/ akses kota.
2. Arah mata angin kaitannya dengan faktor kualitas pencahayaan.
3. Bentuk dan batas site.
4. Jarak dan jangkauan tangkapan pandang skala kawasan.
3. Tipologi Bentuk Fasade Arsitektur
Tipologi bentuk fasade arsitektur bangunan Fasilitas Bangunan menggunakan unsur
arsitektur Kolonial sebagai inti dipadukan dengan unsur arsitektur lokal. Alasan
penggunaan tipologi demikian adalah:
1. Sistem dan fungsi operasional bangunan fasilitas Pelayanan cenderung mudah
diterapkan di dalam tipologi arsitektur kolonial berupa modul bangunan terutama
pada bagian-bagian ruang yang berkaitan dengan aktivitas yang ada dan disatukan
dengan budaya lokal setempat. Sehingga diharapkan pilihan tersebut akan
berdampak nilai tambah estetis yang mudah diterima masyarakat.
2. Dari sisi perilaku pengguna, tipologi arsitektur kolonial bersifat fleksibel dan lebih
diterima pengguna. Sedangkan nuansa arsitektur lokal dipadukan dengan
arsitektur kolonial ditempatkan pada penataan fasade dan interior bangunan
terutama di dalam area publik.
3. Dari sisi lingkungan, faktor iklim merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi
bentuk bangunan. Iklim tropis yang menjadi iklim di dalam wilayah perencanaan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 18

harus diadaptasi secara arsitektur. Untuk itu, selain bertumpu pada arsitektur
kolonial dan arsitektur lokal, juga harus memenuhi prinsip-prinsip arsitektur
tropis. Ciri-ciri arsitektur tropis antara lain adanya sistem perlindungan bangunan
dari cuaca tropis, bukaan-bukaan berupa ventilasi udara, maupun penggunaan
bahan material yang tahan terhadap kondisi iklim tropis yang lembab dengan dua
musim.
Sedangkan dalam penerapannya, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
merancang fasade bangunan adalah:
1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work)
Suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah
terlihat sejak modul dan rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi,
rangka bangunan juga mengekspresikan bentuk yang sederhana maupun
bentuk bervariasi, rangka bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan
kelihatan ringan atau kelihatan berat (massif-padat)
2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan
Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam ataupun rata luar ataupun
kombinasi rata luar dalam, atau bahkan sama sekali, dinding pengisi dibuat
menutupi secara total ruang bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah
dinding-dinding luar yang dipermainkan, sebaliknya dinding pengisi struktur
bisa disembunyikan dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari
luar adalah tampak penonjolan rangka bangunan.
3. Aspek penyelesaian akhir (finishing)
Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna dinding dan
teksturnya serta tempelan-tempelan material perindahan lainnya.
Finishing juga diterapkan pada interior yaitu pada bagian dinding, lantai dan
plafond. Pilihan-pilhan material untuk bahan finishing harus memenuhi
kriteria-kriteria teknis yaitu standar bahan bangunan yang berlaku.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 19

4. Aspek bentuk bangunan


Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan bisa mengekspresikan suatu latar
belakang budaya kolonial dan setempat, untuk daerah Jawa Tengah, ekspresi
bangunan tradisional diwakili oleh berbagai bentuk bangunan lokal, sedang
untuk ekspresi bangunan kolonial mengikuti bentuk bangunan eropa, secara
umum dicapai selain dengan warna juga dengan pemilihan sistem struktur
dan pemilihan material bangunan.
5. Aspek skala tampak bangunan
Aspek skala tampak bangunan bermacam-macam, skala manusia diterapkan
untuk perencanaan bangunan-bangunan yang bersifat profan, skala diluar
manusia diterapkan untuk perencanaan bangunan religius dan ataupun
bangunan monumental lainnya.
Dengan alasan-alasan tersebut diatas, tipologi arsitektur yang diterapkan
dalam bentuk arsitektur Aset Bangunan di Kota Lama (Oudetrap) dapat
menyentuh segala bagian bangunan baik dari sisi wajah depan (fasade)
maupun interior bahkan lebih jauh kedalam ke sisi teknologi struktur
konstruksi dan rancang bangun.

F. PENDEKATAN ASPEK TEKNIS


Antara lain aspek yang berhubungan dengan keteknikan, konstruksi dan perlengkapan
dan bahan bangunan.
Dengan berorientasi pada kemampuan teknis dan pembiayaan pembangunan, maka
pendekatan teknis diarahkan pada penggunaan teknologi bangunan bertingkat, yakni
pembangunan yang banyak bergantung pada teknologi tinggi dan ketersediaan bahan
dan peralatan kerja yang sangat canggih. Hal ini tentu didasarkan pada pertimbangan
ketersediaan biaya bangunan dan harus efisien serta pertimbangan kemampuan
menyerap tenaga kerja terampil menengah dan bawah lebih banyak dan terutama tenaga
kerja lokal. Perlengkapan bangunan juga diupayakan pada tingkat kebutuhan yang wajar
serta perlunya mempertimbangkan biaya operasional, perbaikan dan perawatan
perlengkapan. Untuk bahan bangunan yang digunakan seyogyanya lebih berorientasi

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 20

pada bahan-bahan lokal (jika memungkinkan), mudah didapat, perawatan dan perbaikan
bahan bangunan diarahkan minimal.
Pendekatan aspek teknis bila dijabarkan antara lain:
Konsep Disain Sistem Struktur dan Konstruksi
1. Kriteria Umum Perencanaan Struktur
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama
Tahun Anggaran 2015 analisis dan perencanaan struktur bangunan secara umum
harus sudah dipertimbangkan dan memenuhi terhadap aspek-aspek antara lain :
a) Structural Adequacy (Kelayakan Struktur)
Struktur

yang direncanakan

harus mampu

menerima semua kombinasi

pembebanan dan memenuhi batas-batas lendutan (deflection) yang diijinkan.


b) Structural of Appropriates (Kesesuaian)
Perencanaan struktur harus memberikan kepatutan (keselarasan) bagi fungsi-fungsi
disain arsitektur.
c) Structural of Economic (Ekonomis)
Struktur direncanakan dengan pembiayaan yang wajar.
d) Structural easy of treatment (Mudah perawatan)
Perencanaan struktur harus direncanakan sedemiian rupa, sehingga perawatannya
mudah dan biaya yang ditimbulkannya minimum.

2. Prinsip Dasar Perencanaan Sistem Struktur Bangunan


Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset
Bangunan di Kota Lama Tahun Anggaran 2015, antara lain adalah:
a) Fungsional Bangunan
Fungsional bangunan tidak saling berbenturan dengan fungsional sistem struktur
bangunan, tetapi diarahkan saling mendukung.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 21

b) Kekuatan dan Kinerja Bangunan


Kekuatan bangunan berkaitan erat dengan pilihan sistem dan modul struktur.
Berdasarkan kekuatan lalu dianalisis apakah juga memenuhi syarat kinerja yang
lebih luas (lendutan, rentakan, keawetan, getaran, dsb)
c) Keamanan Bangunan
Keamanan struktur bangunan memperhatikan faktor keamanan bangunan
terhadap pilihan sistem struktur.
d) Teknologi Bangunan
Teknologi yang diterapkan berkaitan dengan metode konstruksi struktur, pilihan
teknologi yang akan digunakan harus merupakan pilihan teknologi yang sudah teruji
dan mempunyai pengarauh besar terhadap tiga prinsip sebelumnya.

3. Sistem Mekanikal Elektrikal


a. Pekerjaan Elektrikal
Sumber daya listrik seluruhnya didapat dari jaringan instalasi PLN untuk melayani
semua bangunan baik ruang dalam maupun ruang luar (lansekap bangunan) dengan
berbagai kebutuhan yang menggunakan daya listrik antara lain :
1) Power stop kontak dan lampu penerangan
2) Sistem tata udara / Air Conditioning
3) Pompa
4) Komputer
5) Peralatan elektrikal penunjang lainnya
Dalam penyediaan daya didasarkan skala prioritas terutama penerangan, stop
kontak, dan pompa harian. Sebagian fasilitas akan mendapatkan pelayanan
emergency (darurat).
Dengan kata lain pasokan sumber daya listrik berasal dari 2 sumber yaitu :
1) Jaringan PLN
2) Generator Set
Dalam kondisi darurat, misalnya jaringan PLN padam, pasokan listrik dari generator
set (genset) akan memasok sekitar 60% dari sumber yang disediakan oleh PLN

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 22

untuk mensuplay instalasi prioritas dimana kegiatan perkantoran diharapkan tidak


terhenti.
Dalam perencanaan pencahayaan ruang dilakukan pembagian zone pencahayaan.
Dengan adanya ruangan yang berjendela (cahaya alami), system penerangan akan
diasumsikan dengan kuat terang 300 lux (standard ruang kerja).
Untuk aktifitas di luar ruang kerja seperti selasar, lavatory, koridor, tritisan
menggunakan kuat terang 100 sampai dengan 150 lux. Sedangkan untuk halaman
belakang menggunakan cahaya prioritas, bila ada aktifitas baru diperlukan
pencahayaan normal.
Penerangan pencahayaan terutama digunakan pada ruang-ruang yang tidak ada
pencahayaan atau gedung ini di gunakan pada malam hari. Adapun pencahayaan
yang disesuaikan dengan standar SNI.
Selasar / Lorong

= 150 200 lux

Hall

= 200-250 lux

Ruang Kerja

= 200-300 lux

Ruang Pertemuan

= 300-400 lux

Ruang Computer

= 500 lux

Kamar Mandi (toilet)

= 75-100 lux

Khusus tangga darurat menggunakan lampu yang sumber dayanya menggunakan


2 sumber yaitu PLN / Genset dan Battere yang mempunyai nyala tinggi 3-4 jam
Khusus pintu keluar / pintu yang menuju tangga darurat, didepan pintu
tertuliskan huruf EXIT yang juga sumber daya dari PLN dan battery.
b. Pekerjaan Tata Udara ( Air Conditioner )
Pekerjaan tata udara dengan menggunakan Central air conditioner (AC) yang dapat
dikontrol di tiap bagian ruang maupun perlantai bangunan agar lebih efisien dan
hemat energy, disamping itu juga dengan pemasangan ceiling type.
Derajat pendinginan ruangan ber-AC berkisar 24 - 26 celcius untuk penghematan
energy.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 23

c. Pekerjaan Telepon
Pekerjaan instalasi telepon direncanakan dengan system key telephone (semi
PABX). Mengingat kebutuhan penggunaan telepon hanya bersifat komunikasi
internal dan eksternal saja, maka fasilitas pada sentral telephone model PABX yang
ada tidak semua digunakan akan ditiadakan dengan tujuan bisa menekan harga
pekerjaan ini tanpa mengurangi fungsi utama telepon untuk komunikasi, facsimile,
internet maupun fasilitas lainnya.
Unit-unit yang akan mendapat pelayanan jaringan telepon adalah unit-unit yang
mempunyai akses penting. Sedangkan unit penunjang akan mendapatkan satu line
telepon disetiap ruangnya.
d. Pekerjaan Instalasi Komputer
Pekerjaan instalasi komputer ini menggunakan network system, dimana harus
tersedia server induk yang terhubung dengan semua perangkat komputer yang ada
diruang kerja. Hal ini memudahkan bagian administrasi dan pengelola gedung
dalam akses pengolahan dan control data baik keluar maupun di dalam area
Gedung Oudetrap Kota Lama.
Adapun system pemasangan instalasi dengan cara inbow yang mempunyai jalur
sendiri untuk menghindari grounding dengan instalasi yang lain.
Perlu adanya backup suplai listrik berupa sentral UPS untuk menghindari droping
tekanan daya listrik yang menyebabkan kerusakan pada hardware dan data dalam
komputer.
e. Pekerjaan Instalasi Plumbing
1. Sistem Air Bersih
Sistem air bersih akan direncanakan dari dua sumber air, yaitu :
a) PDAM
b) Sumur Dalam

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 24

Sumber air akan masuk ke ground tank, yang terbagi dua bilik, yaitu bilik 1
untuk air bersih dari PDAM dan bilik 2 dari sumur dalam. Fungsi dua bilik ini
juga berguna pada saat pengurasan dimana bilik satu dibersihkan bilik yang
lain tetap berfungsi melayani pasokan air. Dua bilik tersebut akan
dihubungkan dengan pipa dan gate valve.
Khusus pemipaan air bersih di ground tank, posisi pipa hisap hanya sampai
kedalaman setengah kedalaman ground tank, sedangkan posisi pipa hisap
untuk system pemadam kebakaran akan sampai kedalaman ground tank. Ini
bertujuan supaya ground tank selalu tersedia air, bila sewaktu-waktu ada
kebakaran system pemadam kebakaran (hydrant) tetap berfungsi.
Dari ground tank air akan disalurkan menggunakan pompa ke roof tank dan
dari roof tank akan didistribusikan secara grafitasi ke masing-masing outlet
sesuai dengan kebutuhan.
2. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Sistem air kotor dan air bekas direncanakan menggunakan pipa PVC AW yang
aman dari korosi. Air kotor dan bekas akan disalurkan dari kloset, floor drain,
wastafel menuju STP (Sewage Treatment Plant) untuk diolah menjadi air
buangan yang aman terhadap lingkungan.
Air hujan akan disalurkan menuju saluran lingkungan / keliling dan berakhir ke
saluran perkotaan maupun saluran terdekat. Untuk memudahkan dalam
perawatan akan dipasang clean out ditempat-tempat tertentu.
f. Sistem Pemadam Kebakaran
1. Fire Alarm
Fire Alarm adalah system pengindraan dini dalam ruangan bila terjadi kenaikan
suhu maupun asap yang berlebihan secara tiba-tiba. Semua ruangan akan diberi
instalasi sensor baik heat atau atau smoke detector yang akan menyampaikan
data ke panel sentral. Panel sentral ini akan membunyikan alarm serta
menunjukkan lokasi atau zone yang terjadi insiden kebakaran sehingga petugas
akan mudah dan cepat menuju lokasi tersebut.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 25

Panel sentral fire alarm ini sebaiknya diletakkan diruangan yang selalu ada orang
(misalnya ruangan satpam). Dan disetiap titik tertentu harus ada tabung
pemadam api ringan.
2. Hydrant dan Sprinkler
Standar bangunan bertingkat harus menggunakan instalasi pemadam kebakaran
berupa Hydrant dan Sprinkler dimana masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda.
Sprinkler adalah suatu alat outlet air terletak di plafond yang tersambung
dengan instalasi pipa air pemadam kebakaran. Alat tersebut dilengkapi katup
yang terbuat dari bola kaca berisi bahan kimia yang akan memuai pecah bila
ada panas yang melebihi ketentuan standar bahaya kebakaran. Dengan
pecahnya bola kaca tersebut air akan menyembur keluar keruangan dengan
harapan api dapat terpadamkan. Sprinkler ini berfungsi sebagai antisipasi
apabila pemadaman dengan tabung pemadam ringan gagal atau petugas
kurang cepat bertindak.
Titik-titik sprinkler diletakkan disetiap ruangan dengan jarak tertentu sesuai
standard pabrik dan peraturan yang berlaku.
Hydrant adalah suatu alat pemadam kebakaran yang direncanakan untuk
membantu memadamkan api apabila sudah terlalu besar dan sprinkler sudah
tidak mampu, dengan kemampuan tekanan air yang disemburkan lebih besar
dan kuat. Penempatan hydrant ditempatkan dalam bangunan pada tiap-tiap
lantai (hydrant pile). Sumber air hydrant berasal dari ground tank,
dipompakan dengan pompa sentrifugal untuk waktu kerja pemadaman
sampai air habis direncanakan sekitar 30 menit. Dengan tenggang waktu
tersebut diharapkan mobil pemadam kebakaran sudah tiba dilokasi.
Ground tank ini dikoneksi melalui siamise conection, dengan tujuan apabila
air di dalam ground tank habis perlu penambahan air melalui mobil pemadam
kebakaran, maka groundtank akan disuntik air melalui Siamese connection ini.
g. Pekerjaan Tata Suara
Tata suara pada suatu lingkungan bangunan gedung sangatlah penting Pada
dasarnya kegunaan untuk mempermudah dalam penyampaian berita atau suatu

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 26

pengumuman, panggilan kepada staf atau pengunjung public. Pada saat-saat


darurat dapat digunakan untuk menyapaikan informasi evakuasi bila terjadi suatu
insiden kebakaran.
h. Penangkal Petir
Penangkal petir adalah sistem pengamanan yang sangat penting bagi suatu
bangunan gedung bertingkat.
Penting karena untuk melindungi pengguna yang ada didalam maupun di sekeliling
bangunan, melindungi bangunan itu sendiri, dan melindungi peralatan di
lingkungan gedung dalam format elektronik maupun digital.
Penggunaan penangkal petir adalah suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan dan
penggunaannya juga tidak boleh mengurangi keindahan arsitektur bangunannya.
Jenis penangkal petir yang digunakan untuk bangunan gedung kantor menggunakan
jenis elektro statis. Jenis ini memiliki radius pengamanan yang relative besar
meskipun hanya menggunakan satu split elektro statis, dibandingkan dengan split
konvensional yang biasanya memerlukan banyak split.
Penangkal petir jenis Electro Statis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sistem perlindungannya menggunakan satu split yang mempunyai jangkauan
atau perlindungan yang luas. Untuk radius 50 meter hingga 150 meter. Radius
perlindungan akan menjadi luas bila Split penangkal petir ditinggikan lagi,
minimal untuk ketinggian dari puncak tertinggi 4 (empat) meter.
2. Dari puncak penangkal petir bila terjadi sambaran akan dialirkan melalui
penyalur khusus menggunakan kabel Coaxial yaitu kabel yang didisain khusus
untuk aliran petir hingga 200 KA.
3. Dari puncak penangkal petir disalurkan kabel tersebut hingga sampai ke tanah.
4. Ditanah sudah dipersiapkan suatu alat untuk penyaluran petir dari bahan
tembaga yang dimasukkan hingga pada kedalaman 12 meter.
5. Dipermukaan tanah dari ujung teratas tembaga penyalur petir dibuat bak control
gunanya untuk kemudahan pengecekan apakah grounding yang ada masih
berfungsi dengan baik dan sempurna.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 27

Penangkal petir adalah suatu syarat yang ditentukan oleh peraturan perlindungan
dan keselamatan kerja bagi bangunan tiga lantai atau lebih. Dengan adanya
penangkal petir seseorang yang berada di bawahnya akan terlindungi dengan aman
dalam melakukan suatu kegiatan.
1. Prinsip Dasar Perencanaan Mekanikal Elektrikal
Yang menjadi prinsip perencanaan mekanikal elektrikal adalah:
1. Efisien terhadap penggunan energi
Yaitu alat dan sistem yang digunakan memenuhi syarat dalam pemakaian daya
listrik yang seminimal mungkin, sehingga hemat enegi.
2. Fungsional dan Aman
Prinsip ini berkaitan dengan kinerja dari peralatan dan sistem ME yang dipakai
harus dapat memenuhi syarat fungsional yang maksimal. Sedangkan prinsip
keamanan menyangkut kinerja alat dan sistem ME benar-benar memenuhi standar
kemanan yang berlaku.
3. Kenyaman
Prinsip kenyamanan dan kelancaran merupakan hal yang ditekankan dalam
pemilihan alat dan sistem ME sampai dengan sistem operasional peralatan yang
maksimal harus memenuhi standar kenyamanan terutama untuk sitem
penerangan, pengkondisian udara, dan tata suara atau telekomunikasi.
4. Ekonomis
Prinsip ekonomis yang dimaksud adalah pemilihan alat dan peralatan sistem
instalasi yang mampu beroperasional dengan biaya operasional, perawatan dan
pemeliharaan yang semurah mungkin. Unuk itu harus dipilih mesin dan peralatan
ME yang unggul secara mutu tetapi ekonomis dalam operasional.
Untuk memenuhi prinsip-prinsip diatas maka pilihan terhadap penggunaan dan
penerapan sistem Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi standar dan peraturan
Mekanilkal Elektrikal yang berlaku, baik standar nasional maupun standar

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 28

internasional. Bila prinsip-prinsip tersebut diterapkan, maka hasilnya akan


berdampak menguntungkan bagi operasional bangunan perkantoran.
2. Peraturan dan Standar Perencanaan Mekanikal Elektrikal
Peraturan-peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan sistem Mekanikal
Elektrikal bangunan yang berlaku di Indonesia, dan harus digunakan dalam
perhitungan Mekanikal Elektrikal dan perencanaan bangunan adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)- A.V.E.V.D.E.
2. SLI 1992 tentang mekanikal elektrikal
3. Peraturan Umum Pemadam Kebakaran (NFP)
4. PeraturanUmum Air Minum (AVWI-Drink Water)
5. ASTM, ASME
6. SMACNA
7. ASHRAE, ARI, NFPA
8. Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku da dipersyaratkan berdasarkan
normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas.
3. Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal
Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal(ME) bangunan meliputi
perencanaan sistem jaringan/ instalasi dan peralatan ME. Di dalam merencanakan
desain Mekanikal dan Elektrikal, pada dasarnya harus sejalan dengan Perencanaan
arsitektur dan struktur bangunan gedung.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan Mekanikal dan Elektrikal
adalah :
1. Pemahaman Aspek Arsitektur Bangunan Gedung
Yang harus dipahami dari aspek arsitektur meliputi Fungsi dan aktifitas, Program
Ruang dan persyaratan ruang. Dari pemahaman tersebut maka akan diperoleh
gambaran kebutuhan-kebutuhan pengguna terhadap sistem mekanikal Elektrikal. Di
samping itu juga dari pemahaman tersebut dapat dicapai koordinasi antara
perencanaan ME dan arsitektur terutama dalam kaitannya dengan perletakan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 29

sistem jaringan dan perlengkapan ME di dalam wilayah arsitektural bangunan, yaitu


yang berkaitan dengan kebutuhan ruang-ruang untuk perletakan jaringan dan
peralatan ME maupun sisi-sisi estetika perletakan dan pemasangannya.
2. Pemahaman Aspek Struktur Bangunan Gedung
Yang perlu dipahami dari aspek Struktur bangunan gedung adalah sistem struktur
yang berkaitan dengan perletakan peralatan dan sistem jaringan Mekanikal dan
Elektrikal di dalam sistem struktur bangunan terutama sekali yang berkaitan dengan
beban-beban peralatan ME dan prinsip pemasangannya yang sesuai dengan prinsip
beban dan gaya pada sistem struktur bangunan gedung. Hal ini perlu dilakukan
karena sisitem jaringan dan peralatan Mekanikal Elektrikal tersebut sebagian besar
melekat secara langsung di dalam stuktur bangunan gedung. Untuk itu perlu
dikoordinasikan pula sistem perletakan jaringan dan perlengkapan ME yang sinkron
dengan sistem struktur bangunan gedung.
3. Program Kebutuhan Insalasi dan Perlengkapan Mekanikal Elektrikal
Berangkat dari pemahaman-pemahaman aspek arsitektur dan struktur bangunan di
atas, barulah dapat diestimasi kebutuhan-kebutuhan sistem Mekanikal dan
Elektrikal yang akan dipakai. Dalam menentukan kebutuhan sistem Mekanikal
Elektrikal harus pula berpedoman pada standart-standart dan peraturan yang
berlaku, termasuk tersedianya bahan dan material tersebut di pasaran.
4. Analisa dan Perhitungan Instalasi dan Perlengkapan Mekanikal Elektrikal
Analisa yang dimaksud meliputi analisa perencanaan sistem jaringan dan peralatan
ME yang saling kait mengkait secara sistematik. Bagian yang paling rumit adalah
analisa kebutuhan daya listrik dari sistem jaringan elektrikal itu sendiri maupun
sistem support elektrikal terhadap peralatan-peralatan elektrik mekanikal elektrikal
(seperti AC, Detector, mesin-mesin listrik, dan sebagainya). Sedangkan perhitungan
yang dibutuhkan adalah perhitungan daya dari setiap sistem dan sub sistem ME
yang digunakan. Keluaran dari perhitungan tersebut adalah kapasitas total daya
yang dibutuhkan. Dari keluaran tersebut dapat diperkirakan besarnya daya yang
akan diajukan untuk penyambungan daya PLN, atau dapat digunakan untuk

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 30

memperkirakan ukuran kapasitas daya genset yang dibutuhkan, sebagai suplay


daya cadangan.
5. Desain Lay Out Sistem Jaringan Mekanikal dan Elektrikal
Desain lay out sistem ME dapat dilakukan setelah analisis dan perhitungan tersebut
dilakukan. Desain Lay Out Jaringan ME meliputi sistem jaringan mulai dari sistem
Primer yang merupakan sistem makro hingga sistem mikro pada tingkat jaringan
sekunder, tertier dan seterusnya. Desain tersebut dapat saling terkait antar sistem
ataupun terpisah.

G. PENDEKATAN ASPEK PEMBIAYAAN


Yakni aspek yang berhubungan dengan penggunaan biaya pembangunan. Sebagaimana
lazimnya bangunan pemerintah, biaya pembangunan fisik cenderung terbatas, meskipun
tidak harus diartikan sebagai sederhana dan tidak optimal. Untuk menyiasati
keterbatasan

ini,

pendekatan

manajemen

alokasi

penggunaan

dana

perlu

dipertimbangkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah untuk ruang dan
bangunan yang kurang memerlukan tampilan-tampilan secara spesifik diusahakan sangat
efisien dan cukup memenuhi standar minimal dan sangat fungsional (fisik). Sebagai
contoh bangunan/ruang gudang, mekanikal-elektrikal, serta bangunan-bangunan service
lainnya. Dengan cara ini secara keseluruhan akan diperoleh kelebihan-kelebihan yang
dapat dioptimalkan bagi ruang/bangunan yang memerlukan penyelesaian-penyelesaian
khusus. Ketinggian bangunan, ketinggian tiap lantai diarahkan sampai tingkat memenuhi
standar saja sehingga efisiensi bahan bangunan akan diperoleh. Pada intinya, untuk
mengoptimalkan biaya bangunan sehingga tetap diperoleh tampilan dan kinerja
bangunan yang baik, wajar dan sesuai untuk bangunan perkantoran, diperlukan
pencermatan dalam alokasi penggunaan biaya pada tiap bagian fisik bangunan.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 31

III. PROGRAM KERJA


Program Kerja merupakan rangkaian tahapan yang akan diterapkan oleh Konsultan dalam
keseluruhan proses penyusunan pekerjaan. Rangkaian tahapan sekaligus merupakan rangkaian
langkah kerja dari proses persiapan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan proses pembangunan
dan pengendalian pelaksanaan program. Secara keseluruhan, proses penyusunan pekerjaan
dibagai dalam 5 tahapan atau langkah kerja.
1. Tahap persiapan & pendataan
2. Tahap konsep pra-rencana teknis
3. Tahap pengembangan rencana (analisis)
4. Tahap rencana detail/ penyusunan dokumen DED
5. Tahap pengawasan berkala (pada tahap konstruksi)
A. RENCANA KERJA KONSULTAN PERENCANA
1.

Tahap Persiapan & pendataan

Standar Bangunan
Kebutuhan dasar perancangan

1.1
1.1

KERANGKA
ACUAN KERJA

PEMAHAMAN
PEKERJAAN :
Tujuan dan 2.1
Sasaran
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Metodologi
Personil
Schedule

A. Persiapan Kegiatan
Dalam tahapan ini akan dilakukan kegiatankegiatan yang tujuannya adalah menyiapkan
segala sesuatunya yang diperlukan bagi
pelaksanaan kegiatan, seperti:
1. Pengarahan dan mobilisasi seluruh
personil yang akan dilibatkan
2. Perumusan secara lebih rinci strategi dan
cara penanganan kegiatan
3. Melakukan persiapan-persiapan teknis
yang diperlukan untuk penyelenggaraan
kegiatan.
4. Mengumpulkan dan mempelajari secara
global data maupun informasi yang sudah
dimiliki pihak lain untuk memperoleh
gambaran
mengenai
permasalahan
perencanaan
5. Menyelesaikan urusan-urusan administrasi
kegiatan (SPK, Kontrak, dll)
6. Menyediakan ruang kerja lengkap dengan
peralatan
serta
transportasi
yang
dibutuhkan.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 32

B. Pendataan
Pada tahapan ini, terdapat beberapa paket pekerjaan yang harus diselesaikan, yaitu:
1. Survey lokasi, pendataan kondisi existing.
2. Studi literatur
3. Mengumpulkan data-data gambar asbuild drawing dari bangunan existing.
4. Mengumpulkan data-data dan informasi sekunder yang menunjang pelaksanan
kegiatan identifikasi, survey, investigasi, penyusunan prarencana.
Keluaran yang dihasilkan pada tahap ini sangat dibutuhkan sebagai bahan masukan
bagi tahap-tahap selanjutnya, yaitu untuk penyusunan program pengembangan fisik
maupun untuk penyusunan rencana dan rancangan.
2.

Tahap konsep pra-rencana teknis


PEMAHAMAN TEORITIK
1. Perancangan Arsitektur : pengertian, lingkup, elemen disain
2. Jiwa tempat atau karakter tempat : elemen, kriteria disain
3. Metoda pengumpulan dan pengolahan data

2.1
2.1

PENENTUAN
2.2
ELEMEN DISAIN
LINGKUNGAN
TAPAK
BANGUNAN

PENGUMPULAN
D A T A
LINGKUNGAN &
TAPAK
1. data primer
2. data sekunder
Bangunan
1. data primer
2. data sekunder
2.4

2.3

EKSPLORASI
ASPIRASI
manajemen gedung
perkantoran, user/
pengelola jasa,
karyawan, tenaga
ahli.

2.5

DATA TERSTRUKTUR
LINGKUNGAN &
TAPAK
Pola Kegiatan
sistem penghub.
Tatanan Bentuk &
Ruang Luar
Infrastruktur
Gedung Kantor
Pola aktivitas
Pola Sirkulasi
Tatanan Bentuk
dan Ruangan
Kualitas Tatanan
Bentuk & Ruangan

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

3.1

NO

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 33

Tahap ini bertujuan untuk menentukan secara garis besar pedoman-pedoman bagi
perencanaan fisik yang nantinya harus diakomodasi di dalam rencana. Pra rencana ini
untuk selanjutnya harus menjadi pegangan tim dalam merumuskan rencana maupun
rancangan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam tahap ini adalah:
Studi literatur untuk memperluas wawasan dan mencari masukan bagi kegiatan ini.
Analisis terhadap areal perencanaan berdasarkan data yang telah terkumpul dan
masukan yang didapat dan tahap pendataan fisik;
Perumusan pra rencana sesuai dengan hasil analisis, masukan dari Konsultansi
Fasade / tampak, maupun hasil studi literatur.
3. Tahap pengembangan rencana ( analisis )
PEMAHAMAN TEORITIK
1. Kebutuhan dasar perancangan
2. Jiwa tempat atau karakter tempat : elemen, kriteria disain
3. Prinsip - prinsip analisis dan perancangan tapak
3.1
ANALISIS
LINGKUNGAN & TAPAK
Pola Kegiatan
sistem penghubung
Tatanan Bentuk &
Ruang Luar
Infrastruktur
GEDUNG
Pola aktivitas
Pola Sirkulasi
Tatanan Bentuk
dan Ruangan
Kualitas Tatanan
Bentuk & Ruangan

3.2

RUMUSAN
PERMASALAHAN
LINGKUNGAN & TAPAK
Pola Kegiatan
sistem penghubung
Tatanan Bentuk &
Ruang Luar
Infrastruktur

NO

BANGUNAN
Pola aktivitas
Pola Sirkulasi
Tatanan Bentuk
dan Ruangan
Kualitas Tatanan
Bentuk & Ruangan
NO

4.1
5.1

Tahap ini dilaksanakan setelah konsep pra rencana disetujui. Dari pra rencana
kemudian dikembangkan lebih mendetail, sehingga pemberi tugas dapat lebih
memahami dan mengerti bentuk seperti apa nantinya bangunan ini.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 34

4. Tahap rencana detail/ penyusunan dokumen DED


PENGEMBANGAN DISAIN

6.1

PRADISAIN TERPILIH
Situasi
Denah Site
Denah - Tampak

NO

6.2

PENGEMBANGAN
RENCANA
Arsitektur
NO Struktur
Mekanikal Elektrikal
Utilitas
Spesifikasi teknis
perkiraan biaya

PENYUSUNAN DED :
- GAMBAR PERENCANAAN
- RKS
- RAB/BQ

TAHAP PELELANGAN

Dalam penyusunan perencanaan lengkap bangunan dilakukan dengan melakukan


pekerjaan-pekerjaan:
Gambar-gambar kerja struktur, arsitektur, mekanikal & elektrikal, maupun site
engineering.
Perhitungan struktur, Arsitektur, mekanikal & elektrikal.
Laporan perencanaan
Spesifikasi teknis (RKS) struktur, arsitektur, mekanikal & elektrikal, serta
Rencana anggaran biaya (RAB)
Bill Of Quantity ( BQ )
5. Tahap pengawasan berkala ( pada tahap konstruksi )
Pengawasan berkala dilakukan Konsultan Perencana untuk membantu Pengguna
Anggaran dan konsultan pengawas dalam pengawasan pelaksanaan fisik secara
berkala, dengan memberikan gambar detail tambahan dan membantu menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan disain setelah permasalahan tersebut dikaji
oleh Konsultan Pengawas atas persetujuan Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 35

IV. PERENCANAAN PEKERJAAN


A. Tahap Konsepsi Perancangan
1. Mengumpulkan informasi tentang persyaratan pokok dari segala aspek yang
berhubungan dengan Kegiatan Perencanaan;
2. Menetapkan konsep perancangan yang sesuai data kondisi existing;
3. Menjadwalkan waktu perancangan berkaitan dengan disiplin lain;
4. Konsep perancangan yang disetujui oleh Pengguna Anggaran.
B. Tahap Pra Rancangan
- Menetapkan Pra rancangan disertai dengan pra rancangan alternatif
- Menyiapkan kriteria perancangan yang mencakup:
1) Kerangka;
2) Peraturan, standar, spesifikasi dan referensi;
3) Spesifikasi bahan bangunan;
4) Kriteria teknis disain;
5) Mengkoordinasikan rancangan struktur dengan pihak Pengguna Anggaran dan Pihak
Perencana dari disiplin lain;
6) Mencapai pra rancangan struktur yang disetujui oleh pihak Pengguna Anggaran.
C. Tahap Pengembangan Rancangan
I.

Mengembangkan desain dalam hal detail-detail tipikal / prinsip;

II.

Penyesuaian tata letak terhadap kondisi eksisting;

III. Pembuatan profil bangunan (potongan, tampak);


IV. Menentukan schedule material;
V. Diskusi dengan Pengendali Kegiatan, User, Tim Teknis.
D. Tahap Pembuatan Dokumen Detail Desain
a.

Menyusun gambar-gambar perencanaan;

b. Menyusun dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan;


c.

Melakukan koordinasi dengan quantity surveyor / estimator;

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 36

d. Melaksanakan pemeriksaan dan revisi atas dokumen perancangan struktur sebelum


diserahkan kepada pihak Pengguna Anggaran untuk proses pelelangan dan
pelaksanaan;
e.

Mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran atas dokumen perencanaan.

E. Tahap Pelelangan
1.

Membantu dalam memberikan penjelasan teknis pada saat penjelasan pekerjaan;

2.

Membantu membuat lampiran Berita Acara Penjelasan Pekerjaan fisik;

3.

Membantu evaluasi teknis pada saat verifikasi calon pemenang lelang.

F. Tahap Pengawasan Berkala


1.

Menghadiri rapat-rapat koordinasi lapangan yang diselenggarakan oleh Konsultan


Pengawas, sedikitnya 1 (satu) kali dalam sebulan dan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali
dalam sebulan;

2.

Menyelesaikan permasalahan-permasalahan di lapangan yang memerlukan perubahan


pada perancangan atau memerlukan penyesuaian pada perancangan setelah dikaji
oleh Konsultan Pengawas dan mendapat persetujuan Pengguna Anggaran;

3.

Memberikan catatan-catatan dan melaporkan kepada Pengguna Anggaran apabila


terdapat ketidak sesuaian di lapangan terhadap Dokumen Pelaksanaan.

Tugas-tugas tersebut di atas dilaksanakan oleh Konsultan Perencanaan secara bersama-sama


dan dikoordinasikan oleh Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran.

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

TEKNISURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


P a g e | 37

V. ORGANISASI DAN PERSONIL


TEAM LEADER

TENAGA AHLI
TENAGA AHLI ARSITEKTUR
TENAGA AHLI SIPIL STRUKTUR
TENAGA AHLI ARKEOLOGI/SEJARAH
T. AHLI MEKANIKAL ELEKTRIKAL
KONSTRUKSI

TENAGA PENDUKUNG

SURVEYOR
DRAFTER
OPERATOR KOMPUTER
ADMINISTRASI

DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang

You might also like