Professional Documents
Culture Documents
P a g e |1
URAIAN PENDEKATAN
METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada Konsultan Perencana, diperlukan pemahaman
tentang permasalahan pekerjaan dan kajian pola pikir permasalahan dan penanganannya.
I.
TUNTUTAN PERKEMBANGAN
TERHADAP PERLUNYA
PENINGKATAN PELAYANAN
KEPADA MASYARAKAT
PENINGKATAN FASILITAS
DAN PENGELOLAAN ASET
PEMERINTAH KOTA
SEMARANG
KONSULTAN
PELAKSANAAN :
- TRANSAPARAN
- EFEKTIF DAN EFISIEN
- PARTISIPATIF
- ACCOUNTABILITY
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Kemudian permukiman Belanda mulai ber- tumbuh di sisi timur benteng "Vijfhoek". Banyak
rumah, gereja dan bangunan perkantoran dibangun di pemukiman ini. Pemukiman ini adalah cikal
bakal dari kota lama Semarang. Pemukiman ini terkenal dengan nama "de Europeeshe Buurt".
Bentuk tata kota dan arsitektur pemukiman ini dibentuk mirip dengan tata kota dan arsitektur di
Belanda. Kali Semarang dibentuk menyerupai Kanal-kanal di Belanda. Pada masa itu benteng
"Vifjhoek" belum menyatu dengan pemukiman Belanda.
Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan
pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu
dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar
ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya
dinamai : Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng
yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat
dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga
nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota
Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2
abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50
bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di
Semarang. ==Bangunan di Kota Lama Semarang== Secara umum karakter bangunan di wilayah ini
mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari
detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti
ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap
yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun
pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di
sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya
dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht,
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan pemukiman Cina pada tahun
1731 di dekat pemukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktifitas
orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai
menara pengawas bagi segala aktifitas kegiatan orang Cina
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
akan mengembangkan pedekatan teknis terutama yang berkaitan dengan jenis kegiatan
Perencanaan yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Manajemen dan Koordinasi
Pendekatan yang dilakukan adalah pemahaman permasalahan dan pemahaman terhadap
posisi/ kedudukan dalam organisasi baik lingkup intern maupun ekstern sehingga dalam
pelaksanaan dapat berfungsi sesuai dengan mekanisme yang ada.
b. Evaluasi
Sistem evaluasi yang dibuat juga meliputi evaluasi kontinyu dan insidentil untuk evaluasi
kontinyu ditujukan bagi pengembangan atau review terhadap tiap proses tahap kegiatan
sedangkan untuk evaluasi insidentil lebih ditujukan pada pengembangan peninjauan khusus/
acak sehingga dapat memperoleh komparasi terhadap lingkup yang lebih luas.
c. Sistem Informasi
Adapun untuk pengembangan sistem informasi dikembangkan metodologi yang mencakup
beberapa langkah yang terkait sebagai berikut:
(1) Analisis Fungsi dan Prosedur
Merupakan analisis fungsi-fungsi yang diperlukan untuk berfungsinya perangkat lunak yang
di kembangkan dan prosedur yang berkaitan dengan fungsi tersebut.
(2) Pengumpulan Data
Pendekatan yang dilakukan untuk proses pengumpulan data adalah dengan melakukan
koordinasi dengan Tim Teknis pengelola kegiatan dimaksud.
(3) Analisis Data
Meliputi penetapan kebutuhan data dan pengelolaan yang diperlukan secara
berkesinambungan agar dapat diperoleh data yang valid, konsisten dan memenuhi
kebutuhan akan pembangunan jalan terkait.
(4) Klasifikasi Pengguna
Bertujuan agar perangkat lunak maupun jenis informasi yang diinginkan dapat memenuhi
kriteria yang dimaksud termasuk pengembangan sistem kemudahan operasional dan
keamanan data.
(5) Dekomposisi dan Pengelompokan
Jenis data/informasi yang akan disiapkan dikelompokan menurut jenis penggunaannya
sehingga memudahkan pemahaman dan analisa serta konsistensi untuk pengembangan
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
kelayakan di sini
mengandung pengertian yang sejajar dengan maksud kegiatan di atas yaitu : layak secara
ekonomi / finansial, teknik, sosial, lingkungan dan kelembagaan.
Di dalam penyusunan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun
Anggaran 2015, diperlukan adanya kajian dan perhitungan komprehensif terhadap berbagai
aspek baik fisik maupun nonfisik yang meliputi antara lain :
Fungsi bangunan dan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam dan sekitar lokasi site.
Kondisi eksisting fisik :
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Keluaran
No
Tahapan Pekerjaan
Keluaran
-
TEKNIS
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Gambar Tampak
Gambar Potongan
Perkiraan Biaya
TAHAP PENGEMBANGAN
Perhitungan Struktur
RENCANA
Material Scheme
Draft RKS
RKS
BQ
RAB
TAHAP DED
Struktur, Utilitas.
RKS
BQ
RAB
TAHAP PELELANGAN
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Aset
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis
Perencanaan dan Perancangan
c.1. Pengumpulan Data
Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Kemutakhiran Data
Data yang dipakai harus data yang paling terakhir sehingga dapat mengurangi
deviasi dalam proses selanjutnya.
2. Kelengkapan
Data yang perlu dikumpulkan diusahakan selengkap dan sedetail mungkin yang
dapat dicari, sehingga didapat informasi yang jelas mengenai obyek perencanaan.
Secara keseluruhan, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Pengumpulan data statistik dan arsip
Produk yang diperoleh dari proses ini adalah data sekunder. Sumber data untuk
data yang bersifat fisik/non fisik, statistik, dan program-program rencana
jangka pendek/panjang.
Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan akan dilakukan pada lokasi tapak, aksesbilitas ke dalam
tapak dan bangunan yang berada di sekitar tapak. Beberapa hal yang diamati
dalam pengamatan lapangan di antaranya adalah :
kondisi tapak, kondisi sirkulasi pada lokasi, kondisi drainase lingkungan/kota,
kondisi lingkungan (bangunan sekitar), kondisi sarana prasarana dan kondisi
lain yang relevan.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Pengukuran
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara detail ukuran tapak, leveling,
kontur, dan posisi bangunan dan infrastruktur pada tapak.
c.2. Pengolahan Data
Data yang diperoleh perlu dipilah-pilah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
secara lebih komunikatif untuk dilakukan analisis.
Teknik pengelolaan data dan penyusunan didasarkan pada jenis dan sifat data yang
bersangkutan, antara lain :
1.
Data Kuantitatif, diolah dan disusun melalui tabulasi, yang dalam penyajiannya
berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian-uraian.
2.
Data Kualitatif, diolah dan disusun secara deskriptif berupa uraian keadaan data
tersebut.
c.3. Analisis
Pada dasarnya analisis yang akan dilakukan pada proses penyusunan Pekerjaan
Perencanaan Rehab
Analisis lokasi
Analisis tapak
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
- Kebutuhan ruang mencerminkan jenis dan nama ruang daya tampung / kapasitas baik
dari sisi jumlah kuantitas maupun kualitas tuntutan persyaratan ruang yang mampu
merespon kebutuhan ruang gerak bagi aktivitas pengguna atau pelaku aktivitas
maupun mobilitas peralatan bergerak yang digunakan untuk beraktivitas yang terjadi
di dalam ruang tersebut.
- Untuk mengetahui besaran dapat ditempuh melalui analisa besaran ruang yang
menganalisa ruang gerak pelaku aktivitas, alat peralatan yang dioperasikan oleh
pelaku aktivitas .
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
D. PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Antara lain aspek yang berkaitan dengan unsur-unsur fisik dan non fisik diluar bangunan,
antara lain persoalan tapak, lingkungan sekitar, perkotaan, peraturan pembangunan,
arsitektur lokal bahkan wujud-wujud sosial kultural masyarakat.
Pendekatan kontekstual akan sangat mempertimbangkan seluruh unsur-unsur dan
potensi tapak, lingkungan sekitar, perkotaan dan pendayagunaan kekayaan khasanah
arsitektur setempat, kebiasaan sosial kultural masyarakat. Dengan pendekatan ini akan
diperoleh hasil rancangan sebagai solusi yang diperkirakan sesuai dan tepat menjawab
persoalan-persoalan kontekstual, komplek bangunan akan mendukung harmonisasi
lingkungannya, dan akrab bagi masyarakat.
Berdasarkan pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus mendapat
perhatian adalah:
1.
Potensi fisik
1. Luas, bentuk, dan orientasi site
Kondisi site adalah lahan yang masih memerlukan maintenance berupa land
development. Orientasi site manghadap jalan lingkungan Warga yang berpotensi
pada kemudahan aksesibilitas dan mudah ditangkap pandang dari arah jalan
tersebut.
2. Kondisi fisik tanah
Perlunya tes daya dukung tanahnya untuk memastikan berapa tingkat daya dukung
tanah terkini, apakah terjadi perubahan atau tidak.
3. Aksesibilitas terhadap site
Pencapaian yang mudah, merupakan potensi yang baik.
4. Instalasi infrastruktur tingkat kota
Yakni mempunyai manfaat langsung terhadap site sebagai pertimbangan
perencanaan adalah jaringan jalan, jaringan listrik dan penerangan, saluran
drainase kota dan jaringan telepon, merupakan infrastruktur standar yang
merupakan potensi.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
2.
Potensi nonfisik
1. Kebijakan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama Tahun
Anggaran 2015 antara lain tentang :
1. tata guna lahan
2. garis sepadan bangunan
3. koefisien dasar bangunan
4. koefisien lantai bangunan
5. kebijakan-kebijakan lain yang diatur di dalam RTRK tersebut.
2. Kebijaksanaan dan peraturan resmi yang berlaku tentang standar-standar
perencanaan dan konstruksi bangunan gedung bertingkat.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Perencanaan tata ruang dan bentuk arsitektur Bangunan diarahkan pada penataan
yang aman baik secara hirarki fungsi maupun bentuk fisik bangunan yang secara
jelas.
3. Kenyamanan Pengguna
4. Kenyamanan adalah prinsip umum yang selalu dipakai dalam segala jenis
perencanaan gedung.
2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan sangat penting dalam penataan Kawasan Kota Lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi Aset bangunan di Kota Lama adalah:
1. Pencapaian dari jalan/ akses kota.
2. Arah mata angin kaitannya dengan faktor kualitas pencahayaan.
3. Bentuk dan batas site.
4. Jarak dan jangkauan tangkapan pandang skala kawasan.
3. Tipologi Bentuk Fasade Arsitektur
Tipologi bentuk fasade arsitektur bangunan Fasilitas Bangunan menggunakan unsur
arsitektur Kolonial sebagai inti dipadukan dengan unsur arsitektur lokal. Alasan
penggunaan tipologi demikian adalah:
1. Sistem dan fungsi operasional bangunan fasilitas Pelayanan cenderung mudah
diterapkan di dalam tipologi arsitektur kolonial berupa modul bangunan terutama
pada bagian-bagian ruang yang berkaitan dengan aktivitas yang ada dan disatukan
dengan budaya lokal setempat. Sehingga diharapkan pilihan tersebut akan
berdampak nilai tambah estetis yang mudah diterima masyarakat.
2. Dari sisi perilaku pengguna, tipologi arsitektur kolonial bersifat fleksibel dan lebih
diterima pengguna. Sedangkan nuansa arsitektur lokal dipadukan dengan
arsitektur kolonial ditempatkan pada penataan fasade dan interior bangunan
terutama di dalam area publik.
3. Dari sisi lingkungan, faktor iklim merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi
bentuk bangunan. Iklim tropis yang menjadi iklim di dalam wilayah perencanaan
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
harus diadaptasi secara arsitektur. Untuk itu, selain bertumpu pada arsitektur
kolonial dan arsitektur lokal, juga harus memenuhi prinsip-prinsip arsitektur
tropis. Ciri-ciri arsitektur tropis antara lain adanya sistem perlindungan bangunan
dari cuaca tropis, bukaan-bukaan berupa ventilasi udara, maupun penggunaan
bahan material yang tahan terhadap kondisi iklim tropis yang lembab dengan dua
musim.
Sedangkan dalam penerapannya, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
merancang fasade bangunan adalah:
1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work)
Suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah
terlihat sejak modul dan rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi,
rangka bangunan juga mengekspresikan bentuk yang sederhana maupun
bentuk bervariasi, rangka bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan
kelihatan ringan atau kelihatan berat (massif-padat)
2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan
Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam ataupun rata luar ataupun
kombinasi rata luar dalam, atau bahkan sama sekali, dinding pengisi dibuat
menutupi secara total ruang bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah
dinding-dinding luar yang dipermainkan, sebaliknya dinding pengisi struktur
bisa disembunyikan dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari
luar adalah tampak penonjolan rangka bangunan.
3. Aspek penyelesaian akhir (finishing)
Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna dinding dan
teksturnya serta tempelan-tempelan material perindahan lainnya.
Finishing juga diterapkan pada interior yaitu pada bagian dinding, lantai dan
plafond. Pilihan-pilhan material untuk bahan finishing harus memenuhi
kriteria-kriteria teknis yaitu standar bahan bangunan yang berlaku.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
pada bahan-bahan lokal (jika memungkinkan), mudah didapat, perawatan dan perbaikan
bahan bangunan diarahkan minimal.
Pendekatan aspek teknis bila dijabarkan antara lain:
Konsep Disain Sistem Struktur dan Konstruksi
1. Kriteria Umum Perencanaan Struktur
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama
Tahun Anggaran 2015 analisis dan perencanaan struktur bangunan secara umum
harus sudah dipertimbangkan dan memenuhi terhadap aspek-aspek antara lain :
a) Structural Adequacy (Kelayakan Struktur)
Struktur
yang direncanakan
harus mampu
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Hall
= 200-250 lux
Ruang Kerja
= 200-300 lux
Ruang Pertemuan
= 300-400 lux
Ruang Computer
= 500 lux
= 75-100 lux
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
c. Pekerjaan Telepon
Pekerjaan instalasi telepon direncanakan dengan system key telephone (semi
PABX). Mengingat kebutuhan penggunaan telepon hanya bersifat komunikasi
internal dan eksternal saja, maka fasilitas pada sentral telephone model PABX yang
ada tidak semua digunakan akan ditiadakan dengan tujuan bisa menekan harga
pekerjaan ini tanpa mengurangi fungsi utama telepon untuk komunikasi, facsimile,
internet maupun fasilitas lainnya.
Unit-unit yang akan mendapat pelayanan jaringan telepon adalah unit-unit yang
mempunyai akses penting. Sedangkan unit penunjang akan mendapatkan satu line
telepon disetiap ruangnya.
d. Pekerjaan Instalasi Komputer
Pekerjaan instalasi komputer ini menggunakan network system, dimana harus
tersedia server induk yang terhubung dengan semua perangkat komputer yang ada
diruang kerja. Hal ini memudahkan bagian administrasi dan pengelola gedung
dalam akses pengolahan dan control data baik keluar maupun di dalam area
Gedung Oudetrap Kota Lama.
Adapun system pemasangan instalasi dengan cara inbow yang mempunyai jalur
sendiri untuk menghindari grounding dengan instalasi yang lain.
Perlu adanya backup suplai listrik berupa sentral UPS untuk menghindari droping
tekanan daya listrik yang menyebabkan kerusakan pada hardware dan data dalam
komputer.
e. Pekerjaan Instalasi Plumbing
1. Sistem Air Bersih
Sistem air bersih akan direncanakan dari dua sumber air, yaitu :
a) PDAM
b) Sumur Dalam
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Sumber air akan masuk ke ground tank, yang terbagi dua bilik, yaitu bilik 1
untuk air bersih dari PDAM dan bilik 2 dari sumur dalam. Fungsi dua bilik ini
juga berguna pada saat pengurasan dimana bilik satu dibersihkan bilik yang
lain tetap berfungsi melayani pasokan air. Dua bilik tersebut akan
dihubungkan dengan pipa dan gate valve.
Khusus pemipaan air bersih di ground tank, posisi pipa hisap hanya sampai
kedalaman setengah kedalaman ground tank, sedangkan posisi pipa hisap
untuk system pemadam kebakaran akan sampai kedalaman ground tank. Ini
bertujuan supaya ground tank selalu tersedia air, bila sewaktu-waktu ada
kebakaran system pemadam kebakaran (hydrant) tetap berfungsi.
Dari ground tank air akan disalurkan menggunakan pompa ke roof tank dan
dari roof tank akan didistribusikan secara grafitasi ke masing-masing outlet
sesuai dengan kebutuhan.
2. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Sistem air kotor dan air bekas direncanakan menggunakan pipa PVC AW yang
aman dari korosi. Air kotor dan bekas akan disalurkan dari kloset, floor drain,
wastafel menuju STP (Sewage Treatment Plant) untuk diolah menjadi air
buangan yang aman terhadap lingkungan.
Air hujan akan disalurkan menuju saluran lingkungan / keliling dan berakhir ke
saluran perkotaan maupun saluran terdekat. Untuk memudahkan dalam
perawatan akan dipasang clean out ditempat-tempat tertentu.
f. Sistem Pemadam Kebakaran
1. Fire Alarm
Fire Alarm adalah system pengindraan dini dalam ruangan bila terjadi kenaikan
suhu maupun asap yang berlebihan secara tiba-tiba. Semua ruangan akan diberi
instalasi sensor baik heat atau atau smoke detector yang akan menyampaikan
data ke panel sentral. Panel sentral ini akan membunyikan alarm serta
menunjukkan lokasi atau zone yang terjadi insiden kebakaran sehingga petugas
akan mudah dan cepat menuju lokasi tersebut.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Panel sentral fire alarm ini sebaiknya diletakkan diruangan yang selalu ada orang
(misalnya ruangan satpam). Dan disetiap titik tertentu harus ada tabung
pemadam api ringan.
2. Hydrant dan Sprinkler
Standar bangunan bertingkat harus menggunakan instalasi pemadam kebakaran
berupa Hydrant dan Sprinkler dimana masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda.
Sprinkler adalah suatu alat outlet air terletak di plafond yang tersambung
dengan instalasi pipa air pemadam kebakaran. Alat tersebut dilengkapi katup
yang terbuat dari bola kaca berisi bahan kimia yang akan memuai pecah bila
ada panas yang melebihi ketentuan standar bahaya kebakaran. Dengan
pecahnya bola kaca tersebut air akan menyembur keluar keruangan dengan
harapan api dapat terpadamkan. Sprinkler ini berfungsi sebagai antisipasi
apabila pemadaman dengan tabung pemadam ringan gagal atau petugas
kurang cepat bertindak.
Titik-titik sprinkler diletakkan disetiap ruangan dengan jarak tertentu sesuai
standard pabrik dan peraturan yang berlaku.
Hydrant adalah suatu alat pemadam kebakaran yang direncanakan untuk
membantu memadamkan api apabila sudah terlalu besar dan sprinkler sudah
tidak mampu, dengan kemampuan tekanan air yang disemburkan lebih besar
dan kuat. Penempatan hydrant ditempatkan dalam bangunan pada tiap-tiap
lantai (hydrant pile). Sumber air hydrant berasal dari ground tank,
dipompakan dengan pompa sentrifugal untuk waktu kerja pemadaman
sampai air habis direncanakan sekitar 30 menit. Dengan tenggang waktu
tersebut diharapkan mobil pemadam kebakaran sudah tiba dilokasi.
Ground tank ini dikoneksi melalui siamise conection, dengan tujuan apabila
air di dalam ground tank habis perlu penambahan air melalui mobil pemadam
kebakaran, maka groundtank akan disuntik air melalui Siamese connection ini.
g. Pekerjaan Tata Suara
Tata suara pada suatu lingkungan bangunan gedung sangatlah penting Pada
dasarnya kegunaan untuk mempermudah dalam penyampaian berita atau suatu
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Penangkal petir adalah suatu syarat yang ditentukan oleh peraturan perlindungan
dan keselamatan kerja bagi bangunan tiga lantai atau lebih. Dengan adanya
penangkal petir seseorang yang berada di bawahnya akan terlindungi dengan aman
dalam melakukan suatu kegiatan.
1. Prinsip Dasar Perencanaan Mekanikal Elektrikal
Yang menjadi prinsip perencanaan mekanikal elektrikal adalah:
1. Efisien terhadap penggunan energi
Yaitu alat dan sistem yang digunakan memenuhi syarat dalam pemakaian daya
listrik yang seminimal mungkin, sehingga hemat enegi.
2. Fungsional dan Aman
Prinsip ini berkaitan dengan kinerja dari peralatan dan sistem ME yang dipakai
harus dapat memenuhi syarat fungsional yang maksimal. Sedangkan prinsip
keamanan menyangkut kinerja alat dan sistem ME benar-benar memenuhi standar
kemanan yang berlaku.
3. Kenyaman
Prinsip kenyamanan dan kelancaran merupakan hal yang ditekankan dalam
pemilihan alat dan sistem ME sampai dengan sistem operasional peralatan yang
maksimal harus memenuhi standar kenyamanan terutama untuk sitem
penerangan, pengkondisian udara, dan tata suara atau telekomunikasi.
4. Ekonomis
Prinsip ekonomis yang dimaksud adalah pemilihan alat dan peralatan sistem
instalasi yang mampu beroperasional dengan biaya operasional, perawatan dan
pemeliharaan yang semurah mungkin. Unuk itu harus dipilih mesin dan peralatan
ME yang unggul secara mutu tetapi ekonomis dalam operasional.
Untuk memenuhi prinsip-prinsip diatas maka pilihan terhadap penggunaan dan
penerapan sistem Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi standar dan peraturan
Mekanilkal Elektrikal yang berlaku, baik standar nasional maupun standar
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
ini,
pendekatan
manajemen
alokasi
penggunaan
dana
perlu
dipertimbangkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah untuk ruang dan
bangunan yang kurang memerlukan tampilan-tampilan secara spesifik diusahakan sangat
efisien dan cukup memenuhi standar minimal dan sangat fungsional (fisik). Sebagai
contoh bangunan/ruang gudang, mekanikal-elektrikal, serta bangunan-bangunan service
lainnya. Dengan cara ini secara keseluruhan akan diperoleh kelebihan-kelebihan yang
dapat dioptimalkan bagi ruang/bangunan yang memerlukan penyelesaian-penyelesaian
khusus. Ketinggian bangunan, ketinggian tiap lantai diarahkan sampai tingkat memenuhi
standar saja sehingga efisiensi bahan bangunan akan diperoleh. Pada intinya, untuk
mengoptimalkan biaya bangunan sehingga tetap diperoleh tampilan dan kinerja
bangunan yang baik, wajar dan sesuai untuk bangunan perkantoran, diperlukan
pencermatan dalam alokasi penggunaan biaya pada tiap bagian fisik bangunan.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
Standar Bangunan
Kebutuhan dasar perancangan
1.1
1.1
KERANGKA
ACUAN KERJA
PEMAHAMAN
PEKERJAAN :
Tujuan dan 2.1
Sasaran
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Metodologi
Personil
Schedule
A. Persiapan Kegiatan
Dalam tahapan ini akan dilakukan kegiatankegiatan yang tujuannya adalah menyiapkan
segala sesuatunya yang diperlukan bagi
pelaksanaan kegiatan, seperti:
1. Pengarahan dan mobilisasi seluruh
personil yang akan dilibatkan
2. Perumusan secara lebih rinci strategi dan
cara penanganan kegiatan
3. Melakukan persiapan-persiapan teknis
yang diperlukan untuk penyelenggaraan
kegiatan.
4. Mengumpulkan dan mempelajari secara
global data maupun informasi yang sudah
dimiliki pihak lain untuk memperoleh
gambaran
mengenai
permasalahan
perencanaan
5. Menyelesaikan urusan-urusan administrasi
kegiatan (SPK, Kontrak, dll)
6. Menyediakan ruang kerja lengkap dengan
peralatan
serta
transportasi
yang
dibutuhkan.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
B. Pendataan
Pada tahapan ini, terdapat beberapa paket pekerjaan yang harus diselesaikan, yaitu:
1. Survey lokasi, pendataan kondisi existing.
2. Studi literatur
3. Mengumpulkan data-data gambar asbuild drawing dari bangunan existing.
4. Mengumpulkan data-data dan informasi sekunder yang menunjang pelaksanan
kegiatan identifikasi, survey, investigasi, penyusunan prarencana.
Keluaran yang dihasilkan pada tahap ini sangat dibutuhkan sebagai bahan masukan
bagi tahap-tahap selanjutnya, yaitu untuk penyusunan program pengembangan fisik
maupun untuk penyusunan rencana dan rancangan.
2.
2.1
2.1
PENENTUAN
2.2
ELEMEN DISAIN
LINGKUNGAN
TAPAK
BANGUNAN
PENGUMPULAN
D A T A
LINGKUNGAN &
TAPAK
1. data primer
2. data sekunder
Bangunan
1. data primer
2. data sekunder
2.4
2.3
EKSPLORASI
ASPIRASI
manajemen gedung
perkantoran, user/
pengelola jasa,
karyawan, tenaga
ahli.
2.5
DATA TERSTRUKTUR
LINGKUNGAN &
TAPAK
Pola Kegiatan
sistem penghub.
Tatanan Bentuk &
Ruang Luar
Infrastruktur
Gedung Kantor
Pola aktivitas
Pola Sirkulasi
Tatanan Bentuk
dan Ruangan
Kualitas Tatanan
Bentuk & Ruangan
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
3.1
NO
Tahap ini bertujuan untuk menentukan secara garis besar pedoman-pedoman bagi
perencanaan fisik yang nantinya harus diakomodasi di dalam rencana. Pra rencana ini
untuk selanjutnya harus menjadi pegangan tim dalam merumuskan rencana maupun
rancangan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam tahap ini adalah:
Studi literatur untuk memperluas wawasan dan mencari masukan bagi kegiatan ini.
Analisis terhadap areal perencanaan berdasarkan data yang telah terkumpul dan
masukan yang didapat dan tahap pendataan fisik;
Perumusan pra rencana sesuai dengan hasil analisis, masukan dari Konsultansi
Fasade / tampak, maupun hasil studi literatur.
3. Tahap pengembangan rencana ( analisis )
PEMAHAMAN TEORITIK
1. Kebutuhan dasar perancangan
2. Jiwa tempat atau karakter tempat : elemen, kriteria disain
3. Prinsip - prinsip analisis dan perancangan tapak
3.1
ANALISIS
LINGKUNGAN & TAPAK
Pola Kegiatan
sistem penghubung
Tatanan Bentuk &
Ruang Luar
Infrastruktur
GEDUNG
Pola aktivitas
Pola Sirkulasi
Tatanan Bentuk
dan Ruangan
Kualitas Tatanan
Bentuk & Ruangan
3.2
RUMUSAN
PERMASALAHAN
LINGKUNGAN & TAPAK
Pola Kegiatan
sistem penghubung
Tatanan Bentuk &
Ruang Luar
Infrastruktur
NO
BANGUNAN
Pola aktivitas
Pola Sirkulasi
Tatanan Bentuk
dan Ruangan
Kualitas Tatanan
Bentuk & Ruangan
NO
4.1
5.1
Tahap ini dilaksanakan setelah konsep pra rencana disetujui. Dari pra rencana
kemudian dikembangkan lebih mendetail, sehingga pemberi tugas dapat lebih
memahami dan mengerti bentuk seperti apa nantinya bangunan ini.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
6.1
PRADISAIN TERPILIH
Situasi
Denah Site
Denah - Tampak
NO
6.2
PENGEMBANGAN
RENCANA
Arsitektur
NO Struktur
Mekanikal Elektrikal
Utilitas
Spesifikasi teknis
perkiraan biaya
PENYUSUNAN DED :
- GAMBAR PERENCANAAN
- RKS
- RAB/BQ
TAHAP PELELANGAN
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
II.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
E. Tahap Pelelangan
1.
2.
3.
2.
3.
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang
TENAGA AHLI
TENAGA AHLI ARSITEKTUR
TENAGA AHLI SIPIL STRUKTUR
TENAGA AHLI ARKEOLOGI/SEJARAH
T. AHLI MEKANIKAL ELEKTRIKAL
KONSTRUKSI
TENAGA PENDUKUNG
SURVEYOR
DRAFTER
OPERATOR KOMPUTER
ADMINISTRASI
DOKUMEN PENAWARAN Penyusunan Perencanaan Rehab Aset Bangunan di Kota Lama, Semarang