You are on page 1of 6

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP KECEMASAN

PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA


PROVINSI BALI
NPM Yantini Pande, IGAR Agustini ,PW Kusuma Putra
Jurusan Keperawatan, STIKES Bina Usada Bali
Abstract. Schizofhrenia is a complex syndrome that can cause damaging effects to ourselves or to
others. Schizofhrenia has its own peculiarities in the symptoms shown and seems to have a different
disease course. The main characteristics of schizofhrenia patients is a striking delusions or auditory
hallucinations. Other traits including anxiety, anger, keep the distant and argument. Anxiety
symptoms, both acute and chronic are the main component for all psychiatric disorders. Nowdays
treatment on anxiety in patients with schizofhrenia is not merely treated by giving pharmacological
drugs, but also can be treated by alternative medicine. The using of alternative medicine is getting
popular and being ogled by the public because it is cheap and safe. One of them is the using of
lavender aroma therapy. In the last two decades, aroma therapy has become a partner for modern
medical therapy and it was set as a supportive therapy This study aims at determining the Effect of
Lavender Aroma Therapy on Anxiety of Schizofhrenia patients in Insane Asylum Hospital of Bali
Province.
This research used experimental research design Pre-Experiment with design types one group pre test
post test design. Sampling technique in this study was non -probability sampling "purposive sampling"
with the sample consests of 30 respondents.
Data was analyzed by using Wilcoxon Signed Rank Test. Based on the Wilcoxon analyzed test, it can
be found that p value = 0,000 < 0.05. This fact shows the effect of lavender aroma therapy on anxiety
of schizopfhrenia patients in Insane asylum hospital of bali province.
Key words

:Lavender Aroma Therapy, Schizofhrenia, Anxiety

Pendahuluan
Gangguan jiwa merupakan salah
satu dari empat masalah kesehatan utama di
negara-negara maju dan modern. Gangguan
jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
menyebabkan kematian secara langsung,
namun beratnya gangguan tersebut dalam arti
ketidakmampuan serta invaliditas baik secara
individu maupun kelompok akan menghambat
pembangunan, karena mereka tidak produktif
dan tidak efisien. Salah satu bentuk gangguan
jiwa yang terdapat di s eluruh dunia adalah
gangguan jiwa skizofrenia (Hawari, 2006).
Skizofernia adalah sebuah sindrom kompleks
yang dapat menimbulkan efek merusak kepada
diri sendiri atau kepada orang lain. Skizofrenia
memiliki kekhasan tersendiri dalam gejalagejala yang diperlihatkan dan tampaknya
memiliki perjalanan penyakit yang berbeda-

beda. Ciri-ciri utama pada skizofrenia adalah


adanya waham yang mencolok atau halusinasi
auditorik. Ciri-ciri lainnya meliputi anxiety
(cemas), kemarahan, menjaga jarak dan suka
berargumentasi (Arif, 2006).
Gejala kecemasan, baik akut maupun kronis
merupakan komponen utama bagi semua
gangguan psikiatri. Sebagian dari komponen
kecemasan itu bisa berupa gangguan panik,
fobia, obsesi kompulsi, dan sebagainya (Nasir,
2011). Penyebab cemas diantaranya adanya
perasaan
takut
tidak diterima dalam
lingkungan tertentu, adanya pengalaman
traumatis,
seperti
trauma
perpisahan,
kehilangan atau bencana alam, adanya frustasi
akibat kegagalan memenuhi kebutuhan
fisiologis (kebutuhan dasar) dan adanya
ancaman pada konsep diri (Pieter, dkk, 2011).

33

34

Pengobatan
kecemasan
pada
pasien
skizofrenia saat ini tidak hanya dapat diobati
dengan obat-obatan farmakologi saja tetapi
juga dapat diobati dengan cara pengobatan
alternatif. Penggunaan pengobatan alternatif
semakin populer karena selain dengan
pengobatan farmakologi, pengobatan alternatif
saat ini banyak dilirik oleh masyarakat karena
murah dan aman. Salah satu pengobatan
alternatif yang dilirik adalah aroma terapi.
Dalam dua dekade terakhir ini, aroma terapi
telah menjadi mitra bagi terapi pengobatan
modern yaitu sebagai terapi pendukung
(Hidayati, 2005).
Aroma terapi merupakan terapi modalitas atau
pengobatan alternatif dengan menggunakan
sari tumbuhan aromatik murni berupa bahan
cairan tanaman yang mudah menguap dan
senyawa aromatik lain dari tumbuhan. Cairan
tersebut diperoleh melalui berbagai macam
cara pengolahan yang dikenal sebagai minyak
esensial. Aroma terapi merupakan terapi
tambahan yang dilakukan di samping terapi
konvensional (Kushariyadi, 2011).
Aroma terapi terdiri dari minyak tumbuhan
atau minyak esensial untuk meningkatkan
kesejahteraan
psikologis. Aroma terapi dianjurkan untuk
orang yang memiliki masalah kecemasan,
untuk menenangkan tubuh, pikiran dan saraf.
Wewangian seperti lavender, chamomile dan
vanili memiliki efek menenangkan. Aroma
yang paling populer adalah Lavender.
Lavender digunakan terutama untuk relaksasi,
untuk mengurangi susah tidur, kecemasan, dan
depresi, serta untuk penyakit fisik seperti sakit
perut dan sakit kepala (Cuncic, 2012).
Lavender memiliki kandungan linalool asetat
linalyl yang merupakan bahan aktif utama
pada minyak lavender, terbukti menghambat
pengikatan glutamate di otak, menghambat
pelepasan asetilkolin dan
mempengaruhi konduktasi ion dalam neuron.
Linalool asetat linalyl dapat menunjukan efek
relaksasi, sehingga tidak ada kontraindikasi
dan efek samping, atau interaksi obat pada
lavender (Appleton, 2012). Yarnel and
Abascal (2004) dalam penelitian Nervine
Herbs For Treating Anxiety mengatakan

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 2 nomor 2

bahwa penggunaan lavender dikatakan dapat


membantu
memberikan
ketenangan,
mengurangi sakit kepala, anti mikroba, anti
serangga, penyembuhan luka ringan, anti
depresan dan anti septik.
Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti
lakukan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
didapatkan data bahwa jumlah pasien
skizofrenia dalam tiga bulan terakhir yaitu
bulan November 2012 sampai Januari 2013.
Bulan November 2012 sebanyak 186 pasien,
bulan Desember 2012 sebanyak 367 pasien,
sedangkan bulan Januari 2013 sebanyak 378
pasien. Berdasarkan informasi yang didapat
melalui wawancara dengan dr. Komang
Perdana di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
bahwa gejala kecemasan sudah ada pada
pasien skizofrenia dan beliau juga mengatakan
belum pernah memberikan aroma terapi
lavender untuk mengatasi kecemasan pada
pasien
skizofrenia.
Peneliti
juga
mewawancarai 10 pasien skizofrenia, dari
hasil wawancara ada 7 orang pasien
skizofrenia yang mengalami kecemasan
dimana pada saat wawancara menunjukan
tanda-tanda
kecemasan
seperti sering
bertanya-tanya, gelisah, dan gemetar pada saat
diwawancarai, dan diantara mereka juga
mengalami insomnia dan kadang-kadang
terbangun di malam hari dan 3 orang pasien
skizofrenia
sudah
bisa mengendalikan
kecemasannya dengan berbincang-bincang
dengan perawat dan mengikuti semua aktivitas
yang ada di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Aroma Terapi Lavender
terhadap Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sedangkan
tujuan khusus dari penelitian ini adalah
1)mengidentifikasi kecemasan pada pasien
skizofrenia sebelum diberikan aroma terapi
lavender di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali,
2)mengidentifikasi kecemasan pada pasien
skizofrenia setelah diberikan aroma terapi
lavender di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali,
3)Menganalisa
pengaruh
aroma
terapi
lavender terhadap kecemasan pada pasien
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.

35

Landasan Teori
Istilah skizofrenia terdiri dari dua kata, yakni
skhizein = split = pecah, dan phrenia = mind =
pikiran. Skizofrenia adalah gangguan psikotik
yang bersifat merusak yang melibatkan
gangguan
berpikir
(delusi),
persepsi
(halusinasi), pembicaraan, emosi, dan perilaku
(Mark, 2007).
Cemas atau anxiety disorder dapat diartikan
sebagai suatu ketegangan yang memuncak
sehingga menimbulkan kegelisahan dan
kehilangan kendali akibat adanya penilaian
yang subjektif dari proses komunikasi
interpersonal. Hal ini juga dapat diartikan
sebagai perasaan tidak pasti tidak berdaya
(Nasir, 2011). Ada beberapa cara untuk
mengatasi kecemasan pada pasien skizofrenia
salah satunya menggunakan aroma terapi
lavender.
Aroma terapi berasal dari kata aroma yang
berarti harum atau wangi, dan therapy yang
dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aroma therapy dapat
diartikan sebagai suatu cara perawatan tubuh
atau
penyembuhan
penyakit
dengan
menggunakan minyak esensial (essential oil)
(Jaelani, 2009). Aroma terapi merupakan salah
satu terapi alternatif dengan memanfaatkan
minyak menguap minyak atsiri (essential oil)
yang melibatkan organ penciuman manusia.
Bau yang segar, harum, merangsang sensori,
reseptor dan akhirnya mempengaruhi organ
yang lain. Aroma terapi tidak dianggap benda
asing oleh tubuh, sehingga tidak memperberat
kerja organ-organ tubuh. Minyak esensial akan
masuk ke sirkulasi tubuh dan menuju organ
sasaran untuk memberikan reaksi (Niken,
2007). Aroma terapi lavender adalah aroma
terapi yang menggunakan minyak esensial dari
bunga lavender, dimana memiliki komponen
utama berupa Linalol dan Linali Asetat yang
dapat memberikan efek relaksasi (Appleton,
2012).
Lavender memiliki nama latin Lavandula
afficinalis syn. L. Angustifolia. Tumbuhan
yang termasuk dalam suku Lamiaceae ini
memiliki 25-30 spesies. Kini Lavender
berkembang
diseluruh
Eropa
Selatan,

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 2 nomor 2

Australia, dan Amerika Serikat. Lavender


adalah tumbuhan pendek bercabang yang
tumbuh hingga ketinggian sekitar 60 cm.
Minyak Lavender dari bunga yang berwarna
ungu memberikan aroma yang harum dan
menenangkan (Hartanto, 2010).
Metode
Metode
penelitian
ini
menggunakan
eksperimen dengan rancangan penelitian PraExperiment dengan jenis rancangan dalam
penelitian ini menggunakan studi one group
pre test post test desaign (Nursalam, 2008).
Kelompok subjek diberikan pengamatan awal
(pretest) terlebih dahulu sebelum diberikan
intervensi, setelah itu diberikan intervensi
kemudian
dilakukan
pengamatan
akhir
(posttest) (Hidayat, 2009).
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali yang beralamat di Jl. Kusuma
Yuda No 29 Bangli. Penelitian ini dilakukan
pada bulan April sampai dengan Mei 2013.
Aroma terapi lavender diberikan setiap hari
selama sebulan.
Penentuan besarnya sampel pada penelitian ini
menggunakan jumlah sampel minimal (Rak Of
Thub) yaitu sebanyak 30 sampel tanpa
menggunakan rumus (Murti, 2006). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah non probability sampling
jenis
Purposive sampling yaitu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi yang dikehendaki peneliti sehingga
sampel
tersebut
mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Nursalam, 2008). Subjek yang digunakan
yaitu subjek yang memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana
subjek penelitian mewakili sampel penelitian
yang memenuhi syarat sebagai sampel
(Hidayat, 2009).
Analisis data yang dimaksudkan untuk
pengaruh aroma terapi lavender terhadap
pasien skizofrenia untuk kecemasan pada
kelompok perlakuan. Mengingat data yang
tersedia
merupakan
sampel
kelompok
berpasangan (data pre test dan post test), maka
untuk memperoleh hasil yang signifikan dalam

36

penelitian ini mengunakan teknik analisa non


parametric yaitu Wilcoxon Sign Rank Test.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik responden
berdasarkan umur
Karakteristik responden berdasarkan umur
dapat dilihat pada tabel 1 adalah s ebagai
berikut:
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur
No
Umur
F
%
1
<20
1
3,3
2
20-35
9
3,0
3
36-45
8
26,7
4
>45
12
4,0
Total
30
100%
Sumber: Data Primer, 2013
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa umur pasien
yang paling banyak mengalami kecemasan
adalah dalam rentang umur >45 tahun yaitu
sebanyak 12 orang (40%) dari total responden.
Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
F
%
1
Perempuan
15
50
2
Laki-laki
15
50
Total
30
100%
Sumber: Data Primer, 2013
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa antara jenis
kelamin laki laki dan perempuan yang
mengalami kecemasan memiliki perbedaan
jumlah yang sama yaitu perempuan sebanyak
15 orang (50%) sedangkan laki-laki sebanyak
15 orang (50%) dari total responden.

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 2 nomor 2

Kecemasan responden sebelum pemberian


aroma terapi lavender
Kecemasan responden sebelum pemberian
aroma terapi lavender dapat dilihat pada tabel
3:
Tabel 3
Kecemasan Responden Sebelum Pemberian
Aroma Terapi Lavender
No
Kecemasan
F
%
1.
2.

Tidak ada kecemasan


Kecemasan ringan

0
22

0
73,3

3.

Kecemasan sedang

26,7

4.

Kecemasan berat

5.

Kecemasan berat
sekali atau panik
TOTAL

30

100

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa


sebanyak 22 orang (73,3%) mengalami
kecemasan ringan.
Kecemasan responden sesudah pemberian
aroma terapi lavender
Kecemasan responden sesudah pemberian
aroma terapi lavender dapat dilihat pada tabel
4:
Tabel 4
Kecemasan Responden Sesudah Pemberian
Aroma Terapi Lavender
No
Kecemasan
F
%
1.
2.

Tidak ada kecemasan


Kecemasan ringan

16
13

53,3
43,3

3.

Kecemasan sedang

3,4

4.

Kecemasan berat

5.

Kecemasan berat sekali


atau panik
TOTAL

30

100

Dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa pasien


yang mengalami kecemasan dari total
sebanyak 30 responden setelah diberikan
aroma terapi lavender pasien yang tidak
mengalami kecemasan menjadi 16 orang
(53,3%).

37

Pengaruh Pemberian Aroma Terapi


Lavender Terhadap Kecemasan
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender
Terhadap Kecemasan di RSJ Provinsi Bali

terapi lavender terhadap kecemasan pada


pasien skizofrenia di RSJ Provinsi Bali.

Variabel
Kecemasan
sebelum
diberikan
aroma terapi
lavender

1) Kecemasan pada pasien skizofrenia


sebelum diberikan aroma terapi lavender
paling dominan dialami oleh responden
dengan kecemasan ringan s ebesar 73,3%.
2) Kecemasan pada pasien skizofrenia
sesudah diberikan aroma terapi lavender
paling
dominan
responden
tidak
mengalami kecemasan sebesar 53,3%.
3) Ada pengaruh signifikan aroma terapi
lavender terhadap kecemasan pada pasien
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Bali. Dilihat pada z hitung 4,065 > z tabel
1,96. Nilai p value (hitung) sebesar 0,000,
hal ini menunjukan bahwa p < 0,05.
Saran bagi pasien diharapkan pasien
dengan kecemasan agar lebih menggunakan
terapi non farmakologi dengan aroma terapi
lavender untuk mengatasi kecemasan karena
lebih aman dan tidak memiliki efek samping
dibandingkan dengan menggunakan terapi
farmakologi yang memiliki efek samping yang
berkepanjangan.
Bagi
Instansi
S1
Keperawatan diharapkan agar hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai pengembangan
metode pembelajaran yang dapat dimasukkan
kedalam
program
pendidikan.
Peneliti
selanjutnya dapat menggunakan metode
eksperimen murni (pretest-posttest with
control design) yaitu menggunakan kelompok
kontrol untuk membandingkan yang diberikan
aroma terapi lavender dan yang tidak
diberikan.

Mean

10,00

30
Kecemasan
sesudah
diberikan
aroma terapi
lavender
dilihat pada tabel 5:

0,000

-4.065

0,000

Tabel 5
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi
Lavender Terhadap Kecemasan
Variabel
Kecemasan
sebelum
diberikan
aroma terapi
lavender

Mean

10,00

30
Kecemasan
sesudah
diberikan
aroma terapi
lavender

0,000

-4.065

0,000

Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa


nilai rata-rata (Mean Rank ) kecemasan
sebelum diberikan aroma terapi lavender
adalah 10,00 sedangkan setelah diberian
aroma terapi lavender nilai rata-rata (Mean
Rank ) 0,000.
Hasil uji statistik didapat bahwa nilai z hitung
4,065 lebih besar dari z tabel 1,96. Nilai p
value (hitung) sebesar 0,000, hal ini
menunjukan bahwa p lebih kecil dari 0,05.
Dengan kata lain penelitian ini menunjukan
bahwa ada pengaruh yang signifikan aroma

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 2 nomor 2

Simpulan dan Saran

Daftar Pustaka
Appleton, J. 2012. Minyak Lavender untuk
Kecemasan dan Depresi
Arif, S. I. 2006. Skizofrenia : Memahami
Dinamika Keluarga Pasien. Bandung :
PT. Refika Aditama
Cuncic, A. 2012. Lavender Manfaat bagi
Kecemasan
from
:
http://socialanxietydisorder.about.com/
od/treatmentoptions/p/lavender.html
(accesed 20 Desember 2012)

38

Hartanto, D.A. 2010. herbal-lavender from :


http://health.detik.com/html (accesed 3
Februari 2013)
Hawari, D. 2006. Pendekatan Holistik pada
Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta :
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia
Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Hidayati, N.S dan Mangoenprasudjo. 2005.
Terapi Alternatif dan Gaya Hidup
Sehat. Yogyakarta : Pradipta Publishing
Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta : Pustaka
Populer Obor
Kushariyadi dan Setyoadi. 2011. Terapi
Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatrik . Jakarta : Salemba
Medika
Mark, D. and David, H.B. 2007. Essential of
Abnormal,
Thomson
Wadsworth,
Belmont, USA.

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 2 nomor 2

Murti, S. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.


Yogyakarta : Andi.
Nasir, A dan Muhith, A. 2011. Dasar-dasar
Keperawatan Jiwa Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika
Niken. 2007. Terapi wangi-wangian yang bisa
jadi
solusi
from
http://www.dokterniken/jurnal/item413.html (accesed 5 Februari 2013)
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Pieter,
Z.H,
dkk.
2011.
Pengantar
Psikopatologi untuk Keperawatan.
Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Yarnel, E and Abascal, K. 2004. Nervine
Herbs for Treating Anxiety

You might also like