Professional Documents
Culture Documents
LIMBAH
Sucipta
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
ABSTRAK
PERTIMBANGAN GEOLOGI OALAM PEMILIHAN TAPAK PENYIMPANAN LlMBAH
RAOIOAKTIF 01 KAWASAN PPTN SERPONG. Pertimbangan geologi merupakan salah satu
hal utama dalam eksplorasi atau pemilihan tapak repositori limbah radioaktif. Hal tersebut
didukung oleh kenyataan bahwa tapak repositori pasti berada dalam suatu sistem geologi
(geosfer). Tujuan dari pemilihan tapak tersebut ialah untuk mendapatkan tapak yang secara
geologi mampu menghalangi lepasnya pencemaran oleh limbah dari repositori ke biosfer. Selain
itu juga perlu persyaratan tapak yang bebas dari pengaruh proses-proses geologi yang
mengancam kestabilan jangka: panjangnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah
analisis deskriptif digabung dengan evaluasi secara scoring. Daerah PPTN Serpong yang
secara morfologis berupa dataran bergelombang (elevasi 80-100 m dpal), batuannya tersusun
oleh aluvial, tuf kuarter, tuf pumisan, tuf lempungan, tuf pasiran dan batugamping. Struktur
geologi yang ada diduga berupa graben yang telah terkubur sedalam > 15 m sejak zaman
Plistosen. Kondisi hidrologi dengan run-off sedang dan jarak dari sungai 160 m. Air tanah
dengan kedalaman 8,3 m dan pola aliran sejajar. Sumberdaya alam geologi yang ada meliputi
lahan dan air tanah. Potensi bencana alam geologi yang paling tinggi adalah gerakan tanah.
Dari evaluasi lahan didapat kesimpulan bahwa daerah PPTN Serpong berkesesuaian sedang
untuk tapak NSD.
ABSTRACT
GEOLOGICAL CONSIDERA TION FOR THE SITE SELECTION OF RADIOACTIVE
WASTE A T THE PPTN SERPONG AREA. Geological consideration is a main aspect in the
exploration or selection of site for radioactive waste repository, because, really that repository
site must be surrounded by geological system (geosphere). The objective of the site selection is
to obtain a site which geologically capable to prevent the escape of waste pollution from
repository to biosphere. Beside that the site must be free from geological processes which
harmfull to longterm stability of the site. Descriptive analysis method was applied in this research
and combined with evaluation by scoring methods. NTRC Serpong morphologically consist of
undulatory plains (elevation 80-100 m above msl), the lithology are alluvial deposits, Quarternary
tuffs, pumiceous tuffs, clayey tuffs, sandy tuffs and limestone. The geological structure was
supposed a graben which burried more than 15 m since Pleistocene. Hydrological condition are
moderately run-off; and the distance to the river is about 160 m. The depth of groundwater is 8,3
m, with paralel drainage system. Geological resources found in the site are land and
groundwater. The most potential of geological hazard is a rock mass movement. By the land
evaluation could be concluded that PPTN Serpong area have moderate suitability for NSD site.
PENDAHULUAN
Tujuan dari penyimpanan lestari limbah radioaktif adalah untuk
mengungkung limbah sehingga tidak menimbulkan paparan radiasi yang berarti
terhadap manusia dan lingkungan. Tingkat pengungkungan yang diharapkan
dapat diperoleh dengan mengimplementasikan
berbagai metode disposal,
antara lain dengan model dekat permukaan (near sulface disposa/=NSD)
sebagai pilihan yang telah umum digunakan di beberapa negara[1]. Oi dalam
sistem NSO, fasilitas disposal ditempatkan pada atau di bawah permukaan
tanah dengan ketebalan penutup beberapa meter. Oalam kasus-kasus tertentu,
Hasil Penelitian Tahun 2000
penutup tersebut bisa mencapai beberapa puluh meter untuk tipe Qua batuan
(rock cavern). Fasilitas tersebut diperuntukkan bagi limbah aktivitas rendah dan
menengah tanpa radionuklida berumur panjang.
NSD telah diaplikasikan dalam beberapa dekade, dengan variasi yang
sangat beragam dalam hal tapak, tipe dan jumlah limbah, serta desain
repositori. Pengalaman menunjukkan bahwa pengungkungan yang efektif dan
aman terhadap limbah tergantung pada unjuk kerja sistem disposal secara
keseluruhan , yang terdiri dari tiga komponen atau barrier utama yaitu : tapak,
fasilitas disposal dan bentuk kemasan limbah. NSD juga memerlukan kendali
institusional secara aktif seperti monitoring (pemantauan) dan maintenance
(pemeliharaan).
Kesesuaian tapak akan sangat tergantung pada kondisi geologinya. Tata
geologi suatu tapak harus memiliki kemampuan untuk mengungkung limbah
dan membatasi pelepasan radionuklida ke biosfer. Selain itu juga harus
berkemampuan menjamin stabilitas jangka panjang sistem disposal dan cukup
memadai untuk menampung volume limbah serta fasilitas engineered barrier-
nya.
TATA KERJA
Oaerah Penelitian
Oaerah penelitian berada dalam kawasan Pusat Penelitian Tenaga
Nuklir -BATAN,
Kompleks PUSPIPTEK Serpong (selanjutnya disebut dengan
PPTNS), dengan posisi lokasi sekitar 621'40" LS dan 10639'57" BT. Secara
topografis daerah PPTNS terletak pada ketinggian antara 85 m hingga 95 m di
atas permukaan air laut rata-rata. Secara administrasi pemerintahan daerah
HasH Penelitian
Tahun 2000
173
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa peta
geomorfologi/peta topografi, peta geologi, penampang geologi, log litologi hasil
pemboran, peta hidrogeologi, peta penggunaan lahan, dan peta tala letak
fasilitas PPTN Serpong.
Metode
Metode yang diterapkan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif
yang dikombinasikan dengan metode scoring untuk evaluasi lahan yang
merupakan modifikasi dari metode evaluasi lahan menurut HOWARD &
REMSON (1978)[7], sehingga dapat ditentukan kesesuaian atau kemampuan
lahan tersebut digunakan sebagai tapak NSD. Evaluasi lahan dilakukan dengan
membandingkan kondisi geologi daerah penelitian terhadap kriteria geologi
lahan untuk tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif aktivitas rendah dan
sedang (Tabel 1 dan 2). Aspek yang dievaluasi untuk keperluan ini meliputi
geomorfologi, litologi, stratigrafi, struktur geologi, hidrologi, hidrogeologi, potensi
sumberdaya alam geologi dan potensi bencana alam geologi.
Dari hasil penilaian tersebut akan diperoleh kisaran nilai dari terendah
hingga tertinggi sebesar 88 sampai 264. Dari kisaran nilai tersebut dapat
ditentukan kesesuaian atau kemampuannya dengan mengelompokkannya
menjadi tiga kelas, yaitu : kurang dari 147 (tidak/kurang sesuai), antara 147 sid
206 (kesesuaian sedang), dan lebih dari 206 (sangat sesuai).
Tabel 1. Kriteria
tapak
penyimpanan
Litologi
Air permukaan
Air tanah
lingkungan
limbah
---
Geomorfologi
rafi
r geolQqi
geologi
I 2).
3
1.
I 2).
3).
I 4).
lembah
Kelerengan kecil 5)
I kecil
OSISI os roc
ang a
Permeabilitas rendah
Sifat adsorbsi baik
Kom~ak, keras dan
oomoqen
isan
rqeoloqi
relatif relatif
sederhana
sederhana
174
-I
T~e~.
Skala
Nilai
1-3
1-3
1-3
Bobot
(landform)
Geomorfologi
Kelerengan
(slope)
Proses
Keterangan
Pegunungan
2, Perbukitan
3 Dataran/bergelombang
1 Kelerengan >140
2 Kelerengan antara 50_140
3 _Kelerenqan <50
1.
geomorfik
3
Kedalaman
1-3
hostrock
Permeabilit
1
2
3
as
1-3
1.
2.
m/s
Utologi
Adsorbsi
1-3
thd
radionuklida
Kekompaka
n,
Kekerasan
1-3
Buruk
Sedang
3
1
2
&
homogenita
Baik
Tidak kompak, tidak keras 3),
tidak homogen
Agak kompak, agak keras (3-6),
kurang homogen
Kompak, keras (>6), homogen
Kondisi
perlapisan
Struktur
geologi
Kondisi
struktur
Air
permukaan
Aliran
limpasan
permukaan
Jarak dari
tubuh
air
permukaan
Kedalaman
Stratigrafi
1-3
1
2.
--
1-3
1
2
3
5.
1-3
1
23-
1-3
1
2
3
1-3
2
6. Air tanah
Para aliran
1-3
175
3
1. Pola aliran kompleks (ke segala
arah)
2. Pola aliran ke dua arah
3. Pola aliran sederhana (~rah)
dan pembobotan
Bobot
Mineral
Air tanah
kriteria
Skala
Nilai
1T
1-3
Sumber-daya
alam geologi
geologi
untuk
tapak
Keterangan
orang)
3
lahan
1-3
Bencana
alam geologi
1-3
Gunungapi
1-3
Gerakan
tanah
1-3
Banjir
1-3
rendah
(memenuhi
kebutuhan~1000oranq)
1
2
Gempa
bumi
Potensi
Bernilai
tinggi
(ada
rencana
peruntukan)
8ernilai
sedang
(ad a
rencana
peruntukan, tetapi bisa berubah)
3 Bernilai rendah (kosong, tidak ada
rencana oeruntukan)
1 Potensi ancaman gempa tinggi
2. Potensi ancaman gempa sedang
3 Poten~ncaman
qempa rendah
1 Ancaman awan panas, lava, lahar
2. Ancaman hujan abu, pasir, batu
3 Bebas ancaman bahava letusan
1.
Ada
gerakan
2.
Ada
potensi
3.
1.
2.
Ada
Pernah/sering
potensi
i 3.
tanah
terjadi
(pengalaman)
gerakan
tanah
1
Bebas
terjadi
terjadi banjir
banjir
baniir
Keterangan :
Skala bobot kepentingan : 1. Tidak penting, 2. Kurang Penting, 3. Agak penting, 4. Penting, dan
5. Sangat penting.
Untuk mempermudah
dalam penilaian dan pengingatan, nilai tersebut
ditransfer ke sistem penilaian skala 1s/d 10 (seperti rata-rata nilai raport atau
NEM sekolah) dengan kisaran berikut:
88,0 = 1;
107,5 = 2;
127,0 = 3;
146,5 = 4;
166,0 = 5;
185,5 = 6;
205,0 = 7;
224,5 = 8;
244,0 = 9;
264,0 = 10.
176
1. Sea~ !aut
Gambar 2.
11M
IlL
Breksi
Stratigrafi
daerah
PPTN Serpong
BRETH and ROMBERG (1982)[12]
menurut
177
0,6 m.
i.
Hasil Peneli!ian
Tahun 2000
178
j.
179
180
181
Tabel 3.
No
4
5
Evaluasi tapak
linqkunaan
Lubang bor
Aspek
qeoloqj
Parameter
Bentuk
lahan
Geomotfologi I Slope
Proses
Litologi
Stratigrafi
Struktur
geolog!
Serpong
Kondisi di
lapangan
Dataran
ber elomban
0 sId 7,410
Pelapukan,
erosi intensif
berdasarkan
kriteria
Nilai
Bobot X
12
4
4
8
4
~dang
12
5
10
I Rend~h
I Sedang
S6dan
Rendah
Sedang
Perlapisan
Beriapis-lapis
10
5
10
mendatar
Sesar
graben
10
55
2
1
10
5
10
5
2
2
2
3
3
3
I Mineral
Sumberdaya 'Airtanahslam geologi
I Lahan
Tidak ada
0,22 lIs
Nilai tinggi,
Ket.Nilai
Nilai
"10,5 m
1,01.10. m/s1,79.10.5 m/s
Sedan
Rendah
tertimbun
Sedan
160 m
geologi
Babat
Kedalaman
Permeabilitag
Adsorbsi
Kekuatan
Kondisi
struktur
Urn asan
Jarak
Hidrologi
PPTN
Tinggi
I Rendah
Sedang
Rendah
edan
Sedana
:1:1600 m2
Bencana
alam geologi
Gem a
Gunun a i
Rendah
Gerakan
Longsor,
rayapan di sisi
barat
Tidak ada
tanat)
, Baniir
Hu'an abu/lapi!i
JUMLAH
5
5
2
2
1
10
10
5
-1
I Sedang
ISedanq
Rendah
I Tirlggi
168
182
Jarak tapak dari lembah sungai Cisalak yang hanya 160 m memberikan
kontribusi kekurang-sesuaian tapak dari segi keselamatan lingkungan. Hal
tersebut disebabkan
relatif pendeknya jarak bila ada potensi migrasi
radionuklida dari sistem NSD ke biosfer, baik dengan jalur air permukaan
maupun air tanah. Potensi bencana alam geologi yang paling besar adalah
terjadinya gerakan tanah, terutama pada bagian tepi barat daerah penelitian
karena faktor lereng yang relatif terjal, tipe batuan, kemungkinan penjenuhan
air, beban bang un an dan faktor aktivitas manusia. Rekayasa geologi yang bisa
dilakukan untuk mencegah atau mengurangi potensi bencana tersebut adalah
dengan pembangunan talud penahan longsor.
Daerah SP-4 dan sekitarnya merupakan lahan kosong yang akan
diperuntukkan sebagai tapak penyimpanan sementara limbah radioaktif atau
Interim Storage (IS), dengan demikian potensi sebagai tapak NSD bersaing
dengan potensi sebagai tapak IS.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari evaluasi lahan secara scoring adalah bahwa kawasan
PPTN Serpong, khususnya daerah sumur pantau 4 (SP-4) dan sekitarnya
memiliki kesesuaian ata'J kemampuan sedang. Keunggulan-keunggulan tapak
yang ada melipuu bentuklahan, pola aliran air tanah, kecilnya potensi
sumberdaya mineral dan air, serta lokasinya yang bebas banjir.
Parameter geologi yang bernilai sedang meliputi kondisi lereng,
permeabilitas dan sifat adsorbsi batuan, kondisi stratigrafi dan struktur geologi,
aliran limpasan permukaan, kedalaman muka air tanah, potensi bahaya gempa
dan gunungapi.
Parameter-parameter
yang memperlemah kesesuaian tapak adalah
kondisi proses-proses geomorfik, kedalaman batuan segar, kekuatan batuan,
jarak dari tubuh air permukaan (sungai), tingginya nilai sumberdaya lahan, serta
potensi bencana gerakan tanah.
Daerah pene:itian PPTN Serpong yang memiliki enam kelemahan
penting seperti tersebut di atas, tentunya memerlukan kompensasi teknologi
yang mahal. Daerah SP-4 dan sekitarnya yang rencana penggunaan lahannya
sebagai tapak Interim Storage (IS), akan mengurangi kesesuaiannya sebagai
Galan tapak NSD.
SARAN
Perlu ketetapan yang jelas tentang status rencana penggunaan lahan
daerah penelitian, sehingga bisa ditentukan langkah-langkah kegiatan lanjutan
dengan karakterisasi, konfirmasi dan verifikasi tapak untuk NSD. Namun bila
lahan akan diperuntukkan sebagai tapak IS, maka perlu dilakukan prosedur
seleksi tapak secara sistematis untuk mendapatkan tapak di daerah lain.
183
DAFTAR PUSTAKA
1. IAEA, Siting of Near Surface Disposal Facilities, Safety Series No.
111-G-3.1, Safety Guides, IAEA, Vienna (1994).
2. SYAFALNI, "Solusi Analitik untuk Evaluasi ~J1igrasi Radionuklida dalam
Sistem Geohidrologi di PPTA Serpong", BATAN (1991).
3. THAMZIL LAS, SUCIPTA & ERIENDI, "Evaluasi Keselamatan Rancang
Bangun Penyimpanan Limbah Tanah Dangkal di PPTA Serpong", Hasil
Penelitian PTPLR 1994/1995, PTPLR-BATAN Serpong (1995).
4. LUBIS, E. dan UNTARA, "Migrasi 60COdan 137CSdalam Tanah Jenuh dan
Tak Jenuh di PPTA Serpong", Hasil Penelitian PTPLR 1995/1996, PTPLRBATAN, Serpong (1996).
5. SYAHRIR, "Pemilihan Model Komputasi untuk Pengkajian Keselamatan
Penyimpanan Limbah Tanah Dangkal di PPTA Serpong", Hasil Penelitian
PTPLR 1995/1996, PTPLR-BATAN, Serpong (1996).
6. LUBIS, E., MALLANTS, D. & VALCKAERT, G., A Preliminary Safety
Assessment of Hypothetical Near Surface Disposal at Serpong Site: Near
Field Modelling, Atom Indonesia, Vol. 26, No.2,
July 2000, BATAN,
Serpong (2000).
7. HOWARD, A.D. & REMSON I., Geology in Environmental Planning,
McGraw-Hili Inc., New York (1978).
8. IAEA, Site Investigation for Repositories for Solid Radioactive Wastes in
Shallow Ground, Technical Reports Series No. 216, IAEA, Vienna (1982).
9. S'OUIRES, D.J., Siting for Shallow Land Repositories, RTC on National
Infrastructure for Radioactive Waste Management, Jakarta, Indonesia
(1991).
10.BEMMELEN, R.W. VAN, The Geology of Indonesia, Government Printing
Office, The Hague (1949).
11. FACULTY OF MINERAL TECHNOLOGY -ITB,
Shallow Groundwater
Survey and Construction of Monitoring Wells in the Surrounding Area of
RSG-LP Puspiptek Serpong Tangerang West Java, National Atomic Energy
Agency, Republic of Indonesia (1987).
12. BRETH, H. and ROMBERG, W., Feasibility Study Geology and Foundation
Condition, Jakarta (1982).
13.ZUIDAM, VAN R.A. and ZUIDAM -CANCELADO, F.I., Terrain Analysis and
Classification Using Aerial Photograph: A Geomorphological Approachs,
lTC, Netherland (1979).
14. SETA, A.K., Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air, Kalam Mulia, Jakarta
(1991).
184