You are on page 1of 86
STUDI TENTANG PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK PENAMBAHAN RUANG KELAS DI POLITEKNIK MANUFAKTUR PADA PT. HARYANG KUNING SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Disusun Oleh : Agus Somantri 02.00.188 FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS WIDYATAMA ‘Terakreditasi (Accredited) SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor : 039/BAN-PT/AK-VIVS1/2003 Tanggal 15 Desember 2003 2005 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini Nama Agus Somantri ‘Tempat, Tanggal Lahir Bandung, 7 Desember 1981 Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar dan hasil karya sendiri, Bila terbukti tidak, demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya, termasuk peneabutan kembali gelar Sarjana Ekonomi yang telah saya peroleh, Bandung, Desember 2005 Agus Somantri ABSTRAK Perusahaan dalam menjalankan proyeknya seringkali mengalami kesulitan atau kendala-kendala seperti faktor cuaca, ketersediaan bahan baku, semangat kerja, dan komunikasi. Oleh karena itu perusahaan selaku pelaksana proyek harus mampu mengadakan perencanaan yang tepat agar dalam pelaksanaan kegiatan proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan biaya yang tepat pula. Network planning dengan metode Critical Path Methode (CPM) merupakan salah satu teknik manajemen yang dapat digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan suatu proyek, yang memperlihatkan kurun waktu pelaksanaan kegiatan serta memperlihatkan hubungan antar kegiatan. Proyek yang menjadi objek penelitian penulis adalah penambahan ruang kelas i Politeknik Manufaktur yang menjadi proyek PT. Haryang Kuning. PT. Haryang Kuning yang berlokasi di Jalan Wastukencana No. 31 Bandung, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan desain arsitektur dan teknik umum, Dalam perencanaan waktu dan biayanya selama ini perusahaan melakuka serangkaian tahap-tahap perencanaan. Selain melakukan perencanaan perusahaan juga melakukan penjadwalan dan pengawasan sccara berkala terhadap proyek yang direncanakan, Dari perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah perencanaan yang dibuat perusahaan tersebut sudah tepat dan apa saja yang menjadi kendala dalam perencanaan tersebut. Metode yang digunakan adalzh metode deskriptif analisis, dimana data-data yang dikumputkan oleh penulis dengan cara observasi langsung ke perusahaan dan ke lokasi proyek, wawancara, dan studi literatur pustaka diolah, yang kemudian dianalisis sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai perencanaan waktu dan biay: yang dapat dipertimbangkan dan dapat diterapkan dalam perusahaan, Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan dengan network planning dengan metode lintasan kritis (CPM), dapat disimpulkan bahwa perencanaan wakt dan biaya yang menggunakan network planning dengan metode lintasan kritis (CPM) tepat untuk diterapkan di perusahaan pada perencanaan waktu dan biaya proyeknya, karena lebih meningkatkan efisiensi waktu dan biaya proyek. Waktu proyek mempunyai efisiensi 8 hari atau sebesar 7,07 %, dan biaya proyek mempunyai efisiensi sebesar Rp. 4.795.118, 140 atau sama dengan 0,349 %. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang sang sangat banyak, dan dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat, Maka kebutuhan akan perumahan, dan fasilitas umum seperti taman, jembatan, pasar, rumah sakit, sekolah,, dll sangatlah dibutubkan, Dengan demikian maka peranan pihak perusahaan penyedia dirasakan sangatlah perlu, untuk dapat memenuhi kebutuhan akan sekolahan dan sarana fisik lainnya. Di samping itu dapat menyerap banyak tenaga kerja dan dapat mengurangi angka pengangguran di negara Dalam proyek penambahan ruang kelas, perencanaan akan aktivitas-aktivitas produksi sangatlah penting. Suatu proyek tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik apabila tidak memiliki perencanaan yang baik. Karena dengan perencanaan yang buruk maka perusahaan merencanakan kegagalan, dan itu dapat membuat perusahaan ‘mengalami kerugian seperti pemborosan waktu, biaya, dan tenaga Kita menyadari bahwa sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan proses produksinya adalah terbatas. Sumber daya ini meliputi mesin, peralatan, tenaga kerja, bahan baku, dan modal yang dimiliki perusahaan. Adanya keterbatasan tersebut_mendorong. perusahaan untuk melakukan perencanaan dengan lebih matang, Agar dapat menggunakan sumber daya yang terbatas tersebut dengan lebih efektif dan efisien Seringkali dalam pelaksanaan suatu pekerjaan timbul pemborosan biaya, baik dalam penggunaan tenaga kerja maupun bahan baku yang disebabkan kurang ‘matangnya perencanaan, Dengan demikian suatu perencanaan yang baik dan matang adalah suatu langkah awal yang sangat penting dan diperlukan dalam setiap kegiatan usaha, karena dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan, Ketepatan waktu penyelesaian suatu proyek merupakan salah satu aspek yang, dinilai pelanggan. Oleh Karena itu. sebaiknya perusahaan memberikan perhatian Khusus pada masalah perencanaan, dan pengendalian suatu proyek, agar dapat ‘mencapai target waktu penyelesaian tanpa mengurangi kualitas dari pengerjaannya. Melalui perencanaan yang baik dibrapkan waktu penyelesaian suatu proyek dapat sesuai dengan target waktu yang diharapkan konsumen. Selain u dengan adanya perencanaan yang baik diharapkan proyek dikerjakan dengan biaya yang efisien, serta kualitas yang sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, diantaranya adalah metode Network Planning. Metode Network Planning merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan manajer untuk membantu-memutuskan berbagai masalah, khususnya perencanaan, penjadwalan,, dan pengendalian proyek. PT. Haryang Kuning adalah sebuah perusahaan swasta yang mempunyai Jingkup pelayanan jasa pengembangan real estate termasuk didalamnya mendirikan bangunan-bangunan tempat tinggal, perkantoran, pertokoan, sekolahan, hotel dan tempat-tempat lainnya, menjalankan usaha biro bangunan (dalam bidang arsitektur dan teknik sipil) yang meliputi perencanaan, pengawasan, pelaksanaan pemborongan, pembuatan dan pemeliharaan segala macam bangunan sipil. Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh mengenai “Studi ‘Tentang Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek Penambahan Ruang Kelas Di Politeknik Manufaktur Pada PT. Haryang Kuning.” 1.2 Identifikasi Masalah Perencanaan sebuah proyek meliputiperencanaan biaya dan waktu (penjadwalan) atas kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan sampai_proyek tersebut selesai dikerjakan. Untuk mencapai target waktu yang diinginkan, diperlukan pengendalian terhadap semua kegiatan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan, Pengendalian dan penjadwalan yang tidak tepat dapat meru nn perusahaan, seperti keterlambatan waktu penyel saian sebuah proyek, dan juga pemborosan tenaga kerja, serta dana, Serta mengakibatkan menurun a tingkat kepercayaan dari pihak lain, Khususnya pihak pemberi proyek terhadap perusahaan tersebut. Berdasarkanuraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dapat diidentifikasi sebagai berikut 1. Bagaimana penetapan perencanaan waktu pada proyek penambahan ruang_kelas pada PT. Haryang Kuning? 2. Bagaimana penetapan perencanaan biaya pada proyek penambahan ruang Kelas pada PT. Haryang Kuning ? 3. Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam perencanaan waktu dan biaya proyek penambahan ruang kelas pada PT. Haryang Kuning ? 13 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dati penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Sedangkan yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perencanaan waktu proyek penambahan ruang kelas pada PT. Haryang Kuning, 2. Untuk mengetahui perencanaan biaya proyek penambahan ruang Kelas pada PT. Haryang Kuning. 3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam perencanaan waktu dan biaya proyek penambahan ruang kelas di PT. Haryang Kuning, 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang diharapkan hasilnya berguna bagi 1. Penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai manfaat dan penerapan Nenwork Planning, khususnya penerapan metode Critical Path Method (CPM) dalam us: biaya, schingga penulis memperolch tambahan pengetahuan tentang perencanaan, tha pencapaian efisiensi waktu, tenaga kerja, dan masalah-masalah, dan cara penyelesaian masalah dalam _proyek-proyek pembangunan. 2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, untuk memperoleh informasi yang bermanfat dalam menyusun suatu perencanzan proyek dengan menggunakan Network Planning. 3. Bagi pihak lain, terutama rekan-rekan mahasiswa serta pembaca, yang ingin mengetahui Network Palnning lebih lanjut disamping literatur bacaan yang ada. 1.8 Kerangka Pemikiran Dalam mengerjakan suatu proyek, perusahaan harus melakukan pengelol: atas semua kegiatan peoyek agar perusahaan dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuai dengan jadwal dan biaya yang telah ditetapkan dengan memperhatikan faktor- faktor sebagai berikut : - Kualitas pekerjaan proyek. = Penggunaan sumber daya seefisien mungkin. - Ketepatan waktu dalam penyelesaian proyek. Hal tesebut diatas berguna untuk menjaga nama baik perusahaan dan kepercayaan dari pihak pemberi proyek, terutama dalam menghadapi proyek-proyek berikutnya. Suatu proyek umumnya terdiri dari berbas egiatan yang berhubungan satu sama lain, suatu kegiatan ada yang dapat dilakukan secara bersamaan, ada pula kegiatan yang dapat dikerjakan setelah kegiatan yang mendahuluinya selesai dikerjakan, Oleh Karena itu perencanaan dan pengendalian suatu.proyek dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut amatlah penting. Network Planning merupakan salah satu alat bantu bagi manajer proyek dalam usaha pengendalian serta pencapaian waktu dan biaya proyek agar efektif dan efisien, Eddy Herjanto ( 2003:338 ) mendefinisikan bahwa erencanaan jaringan kerja ( Network Planning ) adalah satu model yang banyak digunakan dalam penyclenggaraan proyek, yang produksinya berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram Jaringan kerja yang bersangkutan”, Hal diatas menggambarkan bahwa Network Planning dapat dijadikan informasi dalam menentukan jadwal suatu proyek, sehingga kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan, dapat diatur sedemikian rupa agar diperoleh urutan dan waktu yang efisien sehingga dapat diukur bagaimana penggunaan sumber daya dari keseluruhan kegiatan proyek agar diperoleh biaya yang minimum, tanpa adanya suatu faktor produksi yang menganggur. Metode yang digunakan dalam Network Planning adalah PERT ( Program Evaluation and Review Technique ) dan CPM ( Critical Path Methode ), Perbedaan mendasar dari kedua metode tersebut adalah metode PERT lebih menekankan dan memperhatikan penggunaan waktu, tetapi faktor biaya Kurang diperhatikan, Sedangkan metode CPM selsin memperhatikan waktu kerja, juga memperh: biaya, Metode Critical Path Methode (CPM) didefinisikan olah Schroeder ( 2000:293 ) adalah “Critical Path Method (CPM) is a network based method that uses a linier time-cost tradeoff. Each activity can be completed in less than its normal time by crashing the activity for a given cost. Thus if the normal project completion time is not satisfactory, certain activities can be crashed to complete the project in less time at greater cost’. Artinya : Critical Path Method (CPM) adalah metode jaringan kerja yang mendasar yang menggunakan keseimbangan waktu dan finier, Setiap aktivitas dapat diselesaikan Kurang dari waktu normal dengan cara memintas kegiatan untuk memberikan biaya. Dengan demikian jika penyelesaiannya waktu normal tidak memuaskan beberapa aktivitas tertentu dapat dipintas untuk menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit dengan biaya yang terbaik. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode diskriptif analisis, dimana penulis mencoba untuk mengumpulkan, menjelaskan kemudian menganalisis data yang diperoleh dilokasi penelitian dan setelah itu ditarik suatu kesimpulan. Selain itu juga penelitian menggunakan metode historis yaitu metode penelitian yang menggunakan data-data perusahaan baik yang sekarang ‘maupun masa lalu. Disamping itu penulis menggunakan metode pemecahan masalah, dimana teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian lapangan (field research) Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dengan turun Jangsung untuk meninjau dan meneliti ke perusahaan yang diteliti oleh penulis serta melakukan: a. Observasi yaitu pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. b. Wawaneara dengan pihak perusahaan, baik pimpinan proyek maupun Karyawan yang menjadi objek penelitian, 2. Penelitian pustaka (library research) Dalam mengumpulkan data ini, penulis juga mengambil dari literature dan catatan kuliah yang berhubungan dan relevan dengan topik yang dibahas oleh penulis. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Haryang Kuning yang berlokasi di J. Kanayakan No. 21 Bandung, mulai bulan Juni sampai dengan selesai BABII TINJAUAN PUSTAKA 24. Pengertian Manaje dan Manajemen Operasi 2.1.1, Pengertian Manajemen Setiap perusahaan dalam usaha meneapai tujuan pasti dihadapkan pada kendala-kendala yang dihadapi, oleh karena itu setiap perusahaan atau organisas i dalam meneiptakan suatu Kerjasama yang baik guna meneapai tujuannya membutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen, Malayu. 8. P. Hasibuan (2003:2), mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien ntuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Pamela S. Lewis, Stephen H. Goodman, dan Patricia M. Fandt (2004:5) mendefinisikan bahwa : “Management is defined as the process of administering and coordinating resources effectiveness, efficiently, and in an effort to achieve the goals of the organization”. Artinya : Manajemen didefinisikan sebagai proses dari administrasi_ dan pengkoordinasian sumber daya yang efektif, efisien, dan termasuk usahanya untuk mencapai tujuan organisasi, Pengertian-pengertian di atas menyimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang, dilakukan oleh perusahaan terhadap usaha-usaha para anggotanya _serta penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 2.1.2, Pengertian Manajemen Operasional Pengertian lainnya menurut Render dan Heizer (2001:2) adalah : “Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa_ melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran”, Fogarty yang disadur oleh Eddy Herjanto (2003:2) mendefinisikan “Manajemen produksi dan operasi sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan”. Pendapat di atas menyimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan proses pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jas. 2.2. Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek 2.2. Definisi Proyek Aktivitas pada per sahgan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktifitas yang tereneana dan memiliki saat awal dan saat akhir yang berlangsung, hanya sekali, Kegiatan seperti itu yang dinamakan proyek. Chase, Aquilano, Jacobs (2001:58)mendefinisikan proyek sebagai berikut “A project may be defined as a series or related job usually directed toward some major output and requiring a significant period of time 10 perform”. Artinya : Suatu proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan- kegiatan yang saling berhubungan, biasanya mengarahkan pada beberapa keluaran, utama dan membutubkan kejelasan untuk menjalankan periode tertentu. Eddy Herjanto (2003:329), mengemukakan bahwa: “Proyek meliputi tugas-tugas tertentu yang dirancang secara khusus dengan hasil dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan keterbatasan sumber daya”. Mahendra (2004:12), mengemukakan bahwa: “Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan jlaksankan secara berurutan dengan logika serta menggunakan banyak jenis sumber daya, yang dibatasi olch dimensi biaya, mutu, dan waktu”. Pengertian-pengertian diatas menyimpulkan bahwa proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya yang tersedia yang bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan, 2.2.2, Pengertian Manajemen Proyek Suatu. proyek dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan membutuhkan suatu sistem yang dapat menjaga agar kerjasama dalam suatu proyek berjalan dengan baik. Untuk meneiptakan suatu kerjasama yang baik dibutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Budi Santoso (2003:3) mendefinisikan manajemen proyek sebagai berikut, “Manajemen —proyek —adalah_~—kegiatan—_-merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Manajemen proyek mempergunakan personil perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tetentu dalam proyek”. mT. Er Sedangkan Wulf ynto (2003:19) mendefinisikan bahwa “Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya pryek untuk menjamin biaya pryek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu”. Pengertian-pengertian diatas menyimpulkan bahwa manajemen_proyek adalah usaha mereneanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasi, serta mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa schingga sesuai dengan jadwal, waktu, dan anggaran yang telah ditetapkan, 2.23, Perencanaan Proyek Perencanaan mengarahkan Keputusan yang dibutubkan dalan- memulai suatu. proyek. Perencanaan yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Dalam perencanaan penyelenggaraan proyek, tahap dan kegunaan perencanaan dapat dibedakan menjadi perencanaan dasar dan perencanaan _pengendalian. 10 Perencanaan dasar dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar dari suatu penyelenggaraan proyek, sedangkan perencanaan pengendalian merupakan kegiatan menganalisis dan membandingkan hasil pelaksanaan yang diperlukan. Pembuatan perencanaan proyek sebaiknya harus diikuti dengan pembuatan “perencanaan ulang” yang bertujuan agar pekerjaan selalu menuju kepada sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Eddy Herjanto (2003:331) unsur-unsur dalam. perene: proyek sekurang-kurangnya meliputi : 1. Sasaran Sasaran merupakan target dimana semua kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk meneapainya, Pada umumnya, sasaran proyek dinyatakan dalam bentuk waktu, biaya, dan mutu, Disamping sasaran proyek secara keseluruhan, sasaran dari masing-masing tugas sebaiknya juga dibuat, sehingga akan memudahkan dalam mengendalikan proyek. Sasaran dari__masing-masing kegiatan ini merupakan milestone (tonggak kemajuan), yang menjadi patokan dalam memantau dan mengendalikan perkembangan proyek. 2. Organisasi Organisasi merupakan saran dimana para anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek. Organisasi proyek harus diusahakan efisien serta memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas, 3. Jadwal Jadwal merupakan salah satu. perencanaan yang paling penting yang mencakup urutan langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran. Penjadwalan berguna sebagai sarana koordinasi dan integrasi bagi ke: para peserta proyek menjadi suatu rangkaian yang berurutan, saran pengendalian yang dipakai sebagai tolak ukur dalam mengkaji waktu penyclesaian yang perlu mendapatkan prioritas supaya penyelesaian proyek sesual dengan waktu yang ditentukan, i 4. Anggaran Anggaran merupakan salah satu bentuk perencanaan yang harus ditentukan sejak awal. Anggaran menunjukan perencanzan penggunaan dana untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Perencanaan yang tepat disusun secara sistematis akan dapat berfungsi sebagai berikut : a Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek. b. Dasar pengaturan alokasi sumber daya. ¢. Alat untuk mendorong pereneana dan pelaksana melihat kedepan dan ‘menyadari pentingnya unsur waktu. 2.2.4, Penjadwalan Proyek Suatu penjadwalan proyek dibuat untuk menentukan jangka waktu suatu proyek, dari mulainya suatu proyek sampai proyek tersebut selesai. Dalam pembuatan penjadwalan proyek, dari mulainya suatu proyek sampai_ proyek tersebut berakhir. Dalam pembuatan penjadwalan proyek dapat digunakan pendekatan gantt, Henry Gantt yang dikutip Jay Heizer dan Barry Render (2001:506) mengatakan bahwa Gantt Chart (diagram gantt) dapat membantu manajer dalam beberapa hal, diantaranya: 1. Merencanakan semua kegiatan. 2. Perhitungan penyelesaian pesanan, 3. Pencatatan perkiraan waktu. 4. Pengembangan keseluruhan jangka waktu proyek. Penjadwalan proyek yidak hanya dibuat dengan menggunakan gantt chart, tetapi dibuat dengan menggunakan pendekatan lainnya. Tetapi Jay Helzer dan Barry Render (2001:506) menyimpulkan bahwa apapun pendekatan yang digunakan olch manajemen proyek, penjadwalan proyek menyediakan beberapa Kegunaan, yaitu : 1, Menunjukan hubungan tiap aktivitas kepada yang lainnya dan kepada seluruh proyek. 2. Menunjukan hubungan utama diantara kegiatan-kegiatan 12 3. Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan, 4, Membantu meningkatakan kegunaan sumber daya manusia, wang, dan material dengan identifikasi hambatan kritis dalam proyek. 2.2.8, Pengendalian Proyek Dalam pengendalian. proyek, manajemen proyek haru ah_mengawas i semua lingkup yang berhubungan dengan proyek, yaitu meliputi sumber daya, biaya, Kualitas pekerjaan dan hasilnya, juga anggaran proyeknya, Untuk mengendalikan dan mengawasi semua itu, maka manajemen proyek akan ‘menetapkan standar. Jika nantinya terjadi sesuatu yang kurang dari standar, maka ‘manajemen proyek akan merevisi atau mengubah reneana, dan atau mengganti sumber daya untuk menepati waktu dan permintaan biaya Earl P. Strong yang dikutip oleh Malaya S P Hasibuan (2003:41) mengemukakan bahwa “Controlling is the process of regulating the various factors in enterprise according to the requirement of its planst Artinya : Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam reneana, Scdangkan menurut Harold Koontz yang dikutip olch Malayu SP. Hasibuan (2003:41) mengemukakan bahwa “Control is measurement and correction of the performance of subordinates in order to make sure the enterprise objectives and the plans devise to attain then are accomplished”. Artinya : Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan- tujuan dapat terselenggara, Sofjan Assauri (2004:25) mengemukakan bahwa : “Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegintan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tereapai”. B Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa_pengendalian adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan dengan mengambil suatu tindakan dalam rangka mencapai sasaran fersebut, Pengawasan dan pengendalian yang cukup sangatlah diperlukan untuk ‘mencapai suatu sasaran yang tepat. Menurut Mahendra (2004:168) pengendalian biaya pelaksanaan proyek terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh © Pengendalian waktu pelaksanaan proyek (efek dari penambahan biaya tidak langsung). * Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek (efek dari kerjaan ulang, finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu biaya langsung maupun tidak langsung), © Pengendalian istem manajemen operasional proyek yang bersangkutan, yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan/penerapannya (efek penambahan biaya karena inefektivitas dari cara dan system kerja dan inefesiensi biaya pekerjaan dari yang sebenarnya). 2.2.6. Tolak Ukur Sukses Pengelolaan Proyek Menurut Mahendra (2004:15), tolak ukur sukses pengelolaan_proyek adalah, Biaya proyek. tidak melebihi batas yang telah direncanakan atau yang telah disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak pelaksanaan suatu pekerjaan, Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses/eara pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan kesepakatan, perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan Waktu penyelesaian pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah disepakati dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan yang bersangkutan. 4 Network Planning Definisi Network Planning ‘Teknik-teknik manajemen yang digunakan terdapat salah satu teknik yang biasa digunakan dalam perencanaan dan pengawasan proyek. ‘Teknik tersebut dinamakan dengan network planning. Eddy Herjanto (2003:338) mendefinisikan bahwa: jaringan kerja (Network Planning) adalah satu model yang banyak digunakan dalam penyelengaraan proyek, yang produknya berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram Jaringan kerja yang bersangkutan”, Pengertian-pengertian di atas menyimpulkan bahwa pengertian network planning adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang menggambarkan hubungan ketergantungan antaratiap _pekerjaan yang, digambarkan dalam diagram network. 2.3.2, Manfaat Network Planning Handoko (2000:402), mengemukakan manfaat network planning bagi suatu proyek antara lain: ‘* Perencanaan suatu proyek yang kompleks. ‘© Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien. © Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia. © Scheduling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan- keterlambatan. ‘* Menentukan trade-off ( kemungkinan pertukaran) antara waktu dan jaya. ‘* Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek 2.3.3. Kegunaan Network Planning dalam Manajemen Proyek Dari segi penyusunan jadwal, network planning dipandang sebagai salah satu langkah penyempumaan metode bagan balok, karena dapat memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut, seperti: 15 * Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek. © Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dan hubungannya dengan peyelesaian proyek * Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruhnya terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. * Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen, dengan hubungan ketergantungan yang kompleks. ‘*- Membuat perkiraan jadwal yang paling ekonomis. © Mengusahakan fluktuasi m mal penggunaan sumber daya. 2.34. Pengertian Kegiatan, Peristiwa dan Lintasan Kritis Pada hakekatnya kegiatan adalah proses interaksi input yaitu sumber daya dengan ketrampilan, untuk menghasitkan output, berupa produk tertentu, Jadi, dapatlah dikatakan bahwa kegiatan merupakan suatu sistem, Handoko (2000-402), mengatakan bahwa: “Kegiatan (activity) merupakan bagian dari keseluruhan pekerjaan, yang dilaksanakan; kegiatan mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta unyai waktu mulai dan waktu berakh Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan jika jaringan kerja memecah jaringan proyek menjadi kegiatan-kegiatan, dimana kegiatan-kegiatan tersebut ‘memiiliki sifat-sifat: © Memerlukan waktu dan sumber daya, © Waktu mulai dan berakhir dapat diukur dan diberi tanda. ‘© Dapat berdiri sendiri atau dikelompokkan menjadi paket atau SKR (struktur rineian lingkungan kerja) Akan tetapi_yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan proyek adalah lintasan kritis, hal ini dikarenakan keterlambatan kegiatan kritis dapat ‘memperpanjang waktu penyelesaian seluruh proyek. Eddy Herjanto (2003:348), mendefinisikan lintasan kritis adalah: 16 “Lintasan_kritis dengan ju lah waktu yang rupakan lintasa paling lama dibandingkan dengan semua lintasan lain yi ng_mungkin, Jumlah waktu dalam lintasan kritis sama dengan umur proyek”. Pengertian-pengertian diatas dapat diketahui jika antara kegiatan, peristiwa dan lintasan kritis saling berhubungan. Dimana jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama hingga kegiatan terakhir proyek. 2.3.5. Beberapa Ketentuan Dalam Network Planning Wulfram I. Ervianto (2003:162), mengemukakan ketentuan dalam network planning sebagai berikut: Dalam penggambarannya, network planning harus jelas dan mudah dibaca. a. b. Harus dimulai dan diakhi ada event / kejadian, Kegiatan disimbotkan dengan anak panah yang dapat digambarkan dengan garis lurus atau garis patah, 4d. Sedapat mungkin terjadinya perpotongan antar anak panah harus dihindari e, Diantara dua kejadian hanya boleh ada satu anak panah. f. Penggunaan kegiatan semu digunakan garis putus-putus dan junlahnya seperlunya saja. 2.3.6. Simbol imbol Dalam Network Planning Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan Kegiatan-kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan network diagram dapat dilihat kaitan satu kegiatan dengan kegiatan yang lain-lainnya, iga dapat diketahui atau lintasan mana yang krit Menurut Eddy Herjanto (2003:340-343) untuk dapat membaca dengan baik suatu diagram jaringan kerja perlu dijelaskan pengertian dasar hubungan antar simbol yang ada, Simbol-simbol tesebut dalah sebagai berikut 1. Anak Panah Anak panah menggambarkan kegiatan (activity). Arah anak panah yang menunjukan arah kegiatan, sehingga dapat diketahui_kegiatan mendahului ataupun kegiatan yang mengikutinya, 17 2. Lingkaran Lingkaran menggambarkan peristiwa (event). Setiap kejadian pasti dimulai dengan peristiwa juga, yaitu peristiwa mulainya kegiatan dan peristiwa selesainya kegiatan tersebut Untuk membedakan antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lain, maka setiap peristiwa diberi_ nomor. Penomoran biasanya dilakukan secara ascending order, yaitu dari nomor kecil ke nomor yang lebih besar. Penomoran yang memilik jaraj akan lebih baik, karena memberikan keleluasaan apabila perlu menyisipkan suatu kegiatan tambahan, Gambar 2.1 Lingkaran kegiatan (Sumber : Wulfram I, Ervianto (2003:162) ) a = nomor peristiwa EET = saat paling awal peristiwa n mungkin terjadi (Barlist Event Time) LET = saat paling awal peristiwa n boleh terjadi (Latest Event Time) 3. Anak panah terputus-putus (Dummy) Anak panah terputus-putus melambangkan hubungan antar peristiwa, Cara menggambarkan anak panah yang. terputus-putus sama dengan cara menggambarkan anak panah biasa, Hubungan antar peristiwa tidak peru diperhitungkan dan karenanya tidak memiliki nama dalam perhitungan waktu, sumber daya dan ruangan, lamanya dihitung sama dengan nol, tetapi harus ada (bila diperlukan) untuk menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut dipethatikan. 18, 2.3.7. Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan Hubungan antar simbol dan kegiatan ini menurut Manahan P. ‘Tampubolon (2004:235), dinyatakan sebagai berikut: a. Aktivitas B baru dapat dimulai sesudah aktivitas A selesai dikerjakan Gambar 2.2 Hubungan Antar Simbol (hubungan seri). b. Setelah kegiatan ABC selesai, baru dimulai dengan kegiatan D. Gambar 2.3 Hubungan Antar Simbol 19 ©. Aktivitas AB selesai, kemudian dilanjutkan ke kegiatan C, kemudian Gambar 2.4 Hubungan Antar Simbol kegiatan DE. 4d. Aktivitas BE merupakan kegiatan diem. Gambar 2.5 Hubungan Antar Simbol 2.3.8, Metode Network Planning Berbagai macam analisis jaringan kerja, yang sangat luas pemakaiannya adalah metode jalur kritis (CPM-Critical Path Methode), dan teknik evaluasi dan review proyek (PERT-Project Evaluation and Review Tecnique), 20 2.3.8.1 PERT (Project Evaluation and Review Teenique) Metode jaringan untuk penjadwalan proyek yang dikenal sebagai PERT ini, untuk pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh kantor proyek khusus angkatan laut yang bekerja sama dengan Booz, Allen, dan Hamilton. Definisi PERT menurut Roger G Schroeder (2000:293), adalah sebagai berikut “PERT is a network based project scheduling method that requires three time estimates for each activity : optimistic, most likely, and pessimistic. Using these three time estimates, a probability of project completion by any specified date can be computed, along with the standard star and finish times for each activity or event”. Artinya : PERT adalah metode penjadwalan proyek yang berdasarkan jaringan yang memerlukan tiga dugaan waktu untuk setiap kegiatan: optimis, paling mungkin, dan pesimis, Dengan menggunakan tiga dugaan waktu ini, peluang, penyelesaian proyek pada tanggal yang ditetapkan dapat dihitung, bersama dengan waktu mulai dan akhir standar untuk tiap kegiatan atau kejadian, Maksud dari ketiga dugaan waktu tersebut adalah sebagai berikut: * Waktu optimis (a) Waktu kegiatan jika semuanya berjalan dengan baik tanpa hambatan- hambatan atau penundaan-penundaan, ‘© Waktu paling mungkin. (m) Waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima, ‘© Waktu pesimis. (b) ‘Waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih semestinya, Cara menghitung kurun waktu yang diharapkan (expected duration time) vyaitu: a+4m+b 6 Te = 21 (Sumber : Zullian Samit (2003:325)) Dimana Te = Expected time, yaitu angka rata-rata jika suatu kegiatan dikerjakan secara berulang-ulang dalam jumlah besar. S = Deviasi standar, digunakan untuk menghit 1g varians guna mengetahui rentang waktu selesainya proyek. V = Varians, yaitu hasil kuadrat dari deviasi standar. Digunakan untuk ‘mengetahui rentang waktu selesainya proyek. 2.3.8.2 CPM (Critical Path Methode) Metode lintasan kritis (CPM=Critical Path Methode) pada tahun 1958 ditemukan oleh perusahaan bahan kimia Du Pon Company Amerika, dalam pemecahan kesulitan-kesulitan proses fabrikasi, Pada dasarya metode ini berbentuk diagram network yang hampir sama dengan PERT. Perbedaan mendasamya adalah dalam waktu, CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat ‘menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian pengawasan yang, cermat, agar Kegiatan dapat selesai sesuai rencana, Metode ini lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis, hal ini disebabka dengan metode ini nantinya akan membentuk suatu jalur atau fintasan yang memerlukan perhatian khusus. Tujuan Jintasan kritis ini untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat kepekaan tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan, schingga setiap saat dapat ditentukan tingkat prioritas kebijaksanaan penyelenggara proyek apabila kegiatan tersebut terlambat, Menurut Roger G Schroeder (2000:293), pengertian metode jalur kritis (CPM) adalah sebagai berikut: “Critical Path Method (CPM) is network-based method that uses a linear time-cost tradeoff. Each activity can be completed in less than its normal time by crashing the activity for a given cost. Thus, if the normal project 22 completion time is not satisfactory, certain activities can be crashed to complete the project in less time at greater cost”. Artinya : CPM adalah metode berdasarkan jaringan yang menggunakan keseimbangan waktu-biaya linear. ‘Tiap kegiatan dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan cara memintas kegiatan untuk sejumlah biaya tertentu, Dengan demikian jika waktu penyelesaian proyek tidak memuaskan, beberapa kegiatan tertentu dapat dipintas untuk dapat menyelesaikan_proyek dengan waktu yang lebih sedikit. Menurut Handoko (2000:404), dalam proses identifikasi jalur kritis, ada beberapa istilah atau pengertian yang akan digunakan yaitu: © Earliest star time (ES) Waktu paling awal (lereepat) suatu kegiatan dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan_urutan pengerjaan. © Lates star time (LS) ‘Waktu paling Jambat untuk dapat memulai suatu kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek. © Earliest finish time (EF) Waktu palig awal kegiatan dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan, © Lates finish time (LF) Waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan LS waktu kegiatan yang diharapkan, 2.3.8.3 Langkah-langkah Pembuatan CPM Langkah-langkah pembuatan CPM (Critical Path Methode) menurut Mahendra (2004:94), adalah: © Pahami urutan (sequence) dari masing-masing kegiatan atau pekerjaan tersebut dan ketergantungannya (interdependensinya) antar_masing-masing, kegiatanipekerjaan yang bersangkutan, 23 * Rangkaikan satu jaringan aturan atau persyaratan seperti yang telah dijelaskan. © Ingat kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan Iain dan mana yang, merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, * Kalau jumlah macam kegiatan atau work items-nya sedemikian banyak- jumlahnya sampai ratusan-maka untuk memudahkan penyusunan CPM bisa dikerjakan dengan mengikuti urutan pekerjaan dari masing-masing kelompok pekerjaannya (work items group), * CPM dari work items group yang sudah jadi lantas digabungkan dengan CPM de il work items yang juga dibuat tersendiri, 2.3.8.4 Perbedaan AOA dan AON Dalam Network Planning Pontas M, Pardede (2005:519-520) mengemukakan perbedaan AOA dan AON yang digunakan dalam network planning adalah sebagai berikut # AOA (activity on arrow) Pendekatan ini digunakan pada CPM yang menggunakan anak panah sebagai representasi dari kegiatan, setiap kegiatan ditunjukkan dengan titik panah, dari setiap kegiatan atau peristiwa ditunjukkan dengan sebuah titik atau lingkaran, Titik atau lingkaran tersebut dihubungkan dengan tanda panah yang berarti bahwa 2 peristiwa yang berurutan dihubungkan dengs Gambar 2.6 Jaringan AOA 24 © AON (activity on node) Pendekatan ini digunakan pada PERT yang menggunakan lingkaran (node) sebagai simbol kegiatan, setiap kegiatan ditunjukkan dengan satu titik atau satu. lingkaran sedangkan tanda panah menunjukkan hubungan-hubungan prasyarat untuk setiap kegiatan. Dengan kata lain, dua kegiatan dihubungkan oleh panah yang menunjukkan pelaku kagiatan-kegiatan tersebut. Gambar 2.7 Jaringan AON 2.4, Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM, 2.4.1, Persamaan PERT dan CPM © Menggunakan metode baru dalam manajemen untuk menentukan pereneanaan, pengendalian, dan pengawasan proyek. ‘© Mempergunakan jaringan-jaringan yang terdiri dari anak panah, anak panah terputus-putus (dummy) dan Lingkaran. * Menggambarkan kegiatan-kegiatan dari suatu. proyek dalam suatu jaringan kerja, © Dilakukan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan yang, berkaitan dengan waktu, biaya, dan penggungp sumber daya 2.4.2. 2.5. 25 Perbedaan PERT dan CPM PERT © Berorientasi pada peristiwa (events oriented). © Digunakan pada proyek yang tidak berulang. ‘*- Mempunyai sifat probabilistik (tidak pasti). © Menggunakan tiga jenis waktu. ‘* Digunakan pada proyek yang taksiran wakiu kegiatamnya tidak bisa dipastikan ‘© Menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang. susul- menyusul. ‘* Menggunkan pendekatan activity on node (AON). CPM * Berorientasi pada kegiatan (activities oriented). ‘© Digunakan pada proyek yang berulang. ‘* Mempunyai sifat deterministik. ‘*-Menggunakan satu jenis waktu kegiatan, © Digunakan apabila taksiran waktu pengerjaan seiap kegiatan dapat diketahui dengan baik, dimana penyimpangannya relatif kecil atau dapat diabaikan. © Mengganggap proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk satu atau beberapa lintasan. ‘* Menggunakan pendekatan activity on arrow (AOA). Analisis Skala Waktu Optimal Network Planning Iman Soeharto (2000:255), mengemukakan terdapat dua cara untuk melakukan analisis waktu optimal tersebut yait a, Menggunakan perhitungan maju dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. b, Menggunakan perhitungan mundur mulai kegiatan akhir kembali ke kegiatan awal. 26 . Perhitungan Maju Salah satu cara dalam mengidentifikasi jalur kritis adalah dengan melakukan perhitungan maju. Contoh sederhana suatu jaringan di atas adalah: ES Parliest star time EF = Earliest finish time LS = Lates star time LF = Lates finish time D~kurun waktu kegiatan yang bersangkutan $= jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan Sesuai dengan prosedur menghitung masalah paling awal , maka cara menghitungnya adalah: a) Hitumg atau tentukan saat paling awal dari peristiwa-peristiwa mulai dari nomor I berturut-turut sampai nomor maksimal b) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah: Waktu paling awal + kurun waktu kegiatan yang bersangkutan EF=ES+D EF Gi) = ES Gi) + D Gi) Jadi untuk kegiatan 1-2 didapat: EF (1-2) = ES (1-2) + D(1-2) 27 =0+3=3 Penjelasan untuk perhitungan diatas maka kegiatan 2-3 dan kegiatan 2-4 dimulai segera setelah kegiatan 1-2 selesai, Dengan kata lain waktu mulai paling awal untuk kegiatan 2-3 dan 2-4 adalah sama dengan waktu selesai paling awal dari kegiatan 1-2 yaitu EF (1-2)~3 Sehingga waktu selesai paling awal kegiatan 2-3 adalah: EF (2-3)=3+4=7 Dan waktu selesai paling awal kegiatan 2-4 adalah: EF (2-4)=3+2=58 Dengan pengertian yang sama maka berlaku pula cara pethitungan ini bagi kegiatan berikutnya. ©) Bila pada suatu kejadian memiliki lebih dari satu kegiatan yang masuk maka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut adalah: nilai terbesar dari EF diantara kegiatan-kegiatan yang menuju event tersebut, Dan kegiatan 5-6 dimana sebelumnya didahului oleh kegiatan yaitu kegiatan 4-5 dan kegiatan 3-5. kaidah dasar jaringan kerja yang menyatakan bahwa kegiatan 5-6 baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya telah selesai, Pada contoh ini kegiatan 3-5 selesai pada hari ke-10 merupakan paling awal (ES) bagi kegiatan 5-6, Maka waktu selesai paling awal (EF) kegiatan 5-6 adalah: EF (5-6) ~ EF (4-5) + D (5-6) =10+5=15 2.5.2. Perhitungan Mundur Perhitungan mundur dimulai dari ujung kanan (hari terakhir penyelesaian proyek) suafu jaringan kerja. Tujuan perhitungan mundur untuk mengnalisis Kapan mulainya kegiatan diperbolehkan tanpa mengakibatkan jadwal proyek terlambat, Sesuai dengan perhitungan maju diatas maka agar contoh proyek di atas tidak mengalami keterlambatan penyelesaian, maka hari ke 15 harus ‘merupakan hari paling akhir untuk penyelesaian proyek, 28 Menurut Iman Soeharto (2000:256) perhitungan saat paling akhir, maka dipakai prosedur menghitung saat paling akhir, yang menyatakan bahwa: a) Hitung atau tentukan saat paling akhir peristiwa mulai dari nomor maksimal kemudian mundur berturut-turut sampai nomor 1 b) Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah ‘Waktu selesai paling akhir— kurun waktu kegiatan yang bersangkutan LS=LF-D Jadi untuk kegiatan 5-6 dihasilkan LS (5-6) = LF (5-6) ~ D (5-6) =15-5=10 Selanjutnya bila kegiatan 5-6 mulai pada hari ke-10, maka berarti, kegiatan yang mendahuluinya harus diselesaikan pada hari ke-10 juga, sehingga LF (4 5) dan LF (3-5) adalah sama dengan LS (5-6) = 10. Dengan cara diatas maka dihasilkan: LS (45)= 10-37 LS (3-5)=10-3=7 LS (2-4)=7-5=2 LS (2:3)=7-4=3 LS(1-2)=2-2=0 ©) Bila suatu kegiatan memecah menjadi 2 atau lebih kegiatan berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil LF (1-2) = LS = 2- 4)=2, 2.5.3. Pengertian dan Maksud TF, FF, dan IF Menurut Mahendra (2004:98) pengertian dari TF, FF, dan IF adalah * TR= TOTAL FLOAT = AMBANG TOTAL Yaitu. besamya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu kegiatan/pekerjaan untuk terjadi keterlambatan selesainya pekerjaan tersebut tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek tersebut. 29 «FF = FREE FLOAT = AMBANG BEBAS Yaitu besamya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau diperlambat tanpa mempengaruhi waktu dimulainya kegiatan berikutnya. * IF = INDEPENDENT FLOAT = AMBANG MANDIRI Yaitu besamya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau diperlambat tanpa mempengaruhi waktu dimulainya kegiatan waktu berikutnya, meskipun dari saat paling dini yang seharusnya. 2.5.4, Prinsip Dalam Menentukan Perkiraan Waktu Dan Durasi Dari Suatu Kegiatan Menurut. Mahendra —(2004:99),prinsip_- dalam ~~ menentukan. perkiraan/taksiran waktu atau durasi dari suatu kegiatan/pekerjaan adalah: ‘© Tingkat keahlian dan pengalaman stafYorang yang membuat perkiraan waktu tersebut memenuhi syarat kebutuhannya. © Perkiraan/estimasi harus berdasarkan perhitungan produksi kerja dari tenaga kerja atau tim kerja per hari dan produksi hasil kerja peralatan per jam dalam rangka menyelesaikan pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan, ‘© Telah diperhitungkan hambatan atau gangguan yang mungkin terjadi ¢ Kondisi medan kerja, area kerja. + Cuaca, musim, gangguan/kejadian, gangguan banjir, gempa, dan lain- lain, Ketersediaan sumber daya, material, tenaga kerja, peralatan Kerja, dana/finansial, dan lain-lain. Ketergantungan dengan pekerjaan/proyek lain yang mendahuluinya dan kelanjutannya. % Prosedur administrasi_ yang harus dilengkapi sebelum pekerjaan dimulai. ‘* Asumsi apa pun yang digunakan dalam perencanaan waktu aktivitas harus didokumenta 30 * Estimasi harus merupakan taksiran yang bersih dari kepentingan yang tidak relevan dengan alasan pethitungan teknis. Atau, estimasi harus jujur dan tidak direkayasa, Selama pelaksanaan proyek asumsi yang diperhitungkan harus selalu di kembali untuk memastikan bahwa tidak ada hambatan yang timbul dari kesalahan asumsi terhadap kenyataan selama aktivitas dilakukan, © Apabila untuk —aktivitas —tertenfu. = memerlukan sponsor atau kesanggupan jaminan dari orang-orang atau lembaga tertentu, maka komitmen tertulis harus dil al ‘© Pada tahap estimasi yang dilakukan oleh stafforang yang membuat perkiraan waktu tersebut, tidak diperbolehkan memperhitungkan adanya kelonggaran atau kemungkinan tidak terduga yang sifatnya bukan kebiasaan perhitungan teknis yang lazim, Estimasi atau kemungkinan demikian hanya dilakukan pada tingkat makro’ global oleh tingkat manajemen tertentu, ‘* Pemeriksaan yang memenuhi syarat logika dan teknis harus selalu dilakukan. 2.5.5, Crash Program atau Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan Crash program atau pereepatan pelaksanaan pekerjaan__berarti memperpendek umur (pelaksanaan) proyek. Besarya/jumlah umur proyek sama dengan besamyaljumlah waktu yang ada pada suatu finfasan kritis, Dengan demikian, percepatan pelaksanaan pekerjaan berarti_upaya_memperpendek Jintasan kritis pada jaringan reneana kerja proyek yang bersangkutan, Menurut Mahendra(2004:100), ada dua alasan mengapa dilakukan crash program, yaitu: 1) Kegiatan proyek yang bersangkutan diharapkan segera selesai sebab sudah merupakan keputusan dan disetujui manajemen atau pemilik proyek dengan suatu alasan terfentu, 2) Karena terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek yang sudah melebihi batas toleransi tertentu dan dinilai oleh manajemen atau pemilik proyek akan sangat mempengaruhi kelancaran dan batas waktu penyelesaian proyek tersebut secara keseluruhan, 31 Definisi-definisi yang dibutuhkan untuk menganalisis lebih lanjut percepatan yang dikemukakan oleh Iman Socharto (2000:294), adalah: © Kurun waktu normal, Yaitu kurun waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan sampai selesai, dengan cara yang efisien tetapi diluar pertimhangan adanya kerja Jembur dan usaha-usaha khusus lainnya seperti menyewa peralatan yang lebih canggih, + Biaya normal. Yaitu biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal. © Kurun waktu dipersingkat (crash time), Yaitu waktu tersingkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang secara taktis masih mungkin. Di sini dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan, © Biaya untuk waktu yang dipersingkat (crash cost), Yaitu jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu tersingkat. Gambar 2.9 Hubungan antara waktu dan biaya (Sumber : Iman Soeharto (2000:294)) Cn = biaya normal Ce = biaya percepatan 32 ‘Te = waktu setelah dipercepat ‘Tn = waktu normal Garis yang menghubungkan titik A dan B disebut kurva wakt iaya. Seandainya diketahui bentuk kurva waktu dan biaya suatu kegiatan, artinya dengan mengetahui beberapa slope atau sudut kemiringan, maka bias dihitung berapa besamya biaya untuk mempersingkat waktu suatu hati dengan rumus: Biaya Dipercepat — Biaya Normal Slope Biaya = Waktu Dipercepat — Waktu Normal Untuk mempersingkat waktu dimulai dengan menentukan titik awal, yaitu titik yang menunjukan waktu dan biaya normal proyek. Titik ini dihasilkan dari menjumlahkan biaya normal masing-masing kegiatan komponen _proyek, sedangkan waktu penyelesaian proyek normal dihitung dengan metode CPM. Biaya langsung, biaya tidak Jangsung dan biaya kegunaan merupakan biaya total proyek yang menentukan waktu penyelesaian proyek optimal. Ketiganya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Walaupun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya semakin fama proyek berjalan maka semakin tinggi kumulatif biaya yang diperlukan. tidak Langs Hubungan antara biaya biaya total, biaya langsung, b ng, dan optimal digambarkan sebagai berikut 33 ik Teena Gambar 2.10 Hubungan biaya-biaya total, tidak langsung dan optimal (Sumber : Iman Soeharto (2000:299)) Uraian diatas, dapatlah di ipulkan mengenai prosedur mempersingkat waktu yaitu sebagai berikut: 1. Mempersingkat waktu penyelesaian proyek, idemtifikasi float dengan CPM, memakai kurun waktu normal. Menemukan biaya normal masing-masing kegiatan, Menentukan biaya dipercepat masing-masing kegiatan, Menghitung slope biaya masing-masing komponen kegiatan, yReN Mempersingkat kurun waktu kegiatan, dimulai dari kegiatan kritis yang mempunyai slope terendah. 6. Setiap Kali selesai mempercepat kegiatan, teliti kemungkinan adanya float yang mungkin dapat dipakai untuk mengulur waktu Kegiatan yang bersangkutan untuk memperkecil biaya. 7. Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentur jalur kritis yang baru, maka percepat kegiatan-kegiatan yang mempunyai kombinasi slope biaya terendah, 8. Meneruskan mempersingkat waktu kegiatan sampaititik TPD. 9, Buat tabulasi biaya versus waktu, gambarkan dalam grafik dan hubungkan titi itik normal, titik-titik yang terbentuk setiap kali mempersingkat kegiatan sampai dengan titik TPD. 34 10, Hitung, biaya tidak langsung proyek dan gambarkan dalam kertas grafik di atas. Jumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk mencari biaya total sebelum kurun waktu yang diinginkan. 11, Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal, yaitu kurun waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah. BAB IIL OBJEK DAN METODE PENELITIAN 31 Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam skripsi- ini adalah PT. Haryang Kuning yang beralamat di Jalan Wastukencana No. 31 dimana perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan konsultan desain arsitektur dan teknik umum, sedangkan objek penelitian Lapangan adalah proyek pembangunan penambahan ruang kelas di Politeknik Manufaktur, Dengan rencana anggaran biaya yang diberikan olah perusahaan, maka penulis melakukan penelitian, Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis ‘memberikan gambaran seeara umum tentang perusahaan, 3.11 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Haryang Kuning adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang didirikan pada tanggal 29 Juli 1997 No. 65 dibawah Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia dengan memilki legalitas sebagai berikut : - NPWP. No: 1.827.152.8-429.000 - SIUP, No : 510/3-534-P.3.4/0025-DISINDAG/2003 - TDP, No: 1001115206931 Bidang usaha PT. Haryang Kuning mempunyai lingkup pelayanan dan spesialis dibidang jasa konsultan desain arsitektur dan teknik umum_ pada sektor industri konstruksi Sebagai sebuah perusahaan Konsultan desain arsitektur dan teknik umum, PT. Haryang Kuning didukung oleh tenaga-tenaga professional dan latar belakang. pendidikan dibidang arsitektur dan teknik-teknik umum, serta berpengalaman dalam bidangnya masing-masing yang menjamin PT, Haryang Kuning dalam menangani pekerjaan dan proyek-proyeknya. PT. Haryang Kuning memiliki karyawan berjumlah 10 orang, dimana perusahaan ini mempunyai beberapa departemen diantaranya = 36 » Bidang Arsitektur «© Bidang Sipil Engineering » Bidang Manajemen Proyek © Bidang Studi dan Perencanaan © Bidang Mekanikal dan Pemipaan © Bidang Elektrl 3.12 Aktivitas-aktivitas Perusahaan Sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa_usaha konsultan desain arsitektur dan teknik umum, PT. Haryang Kuni ig memiliki kemampuan dan lingkup pelayanan dibidang : 3.1.2.1 Studi Pelayanan Proyek a. Studi Kelayakan Proyek Meliputi studi besaran investasi yang diperlukan dalam waktu konstruksi dengan suatu penelitian pendahuluan guna kelayakan sosial, teknik dan suatu proyek. Perencanaan (Planning) Meliputi perencanaan kompleks pusat perbelanjaan, kampus dan pusat pendidikan, pelabuhan dan terminal, perkantoran, kompleks pergudangan, dan kompleks perumahan. Mengembangkan Wilayah © Pengembangan wilayah kota « Pengembangan wilayah regional Studi dan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) © Analisa dampak lingkungan pengembangan wilayah + Analisa dampak lingkungan pengembangan industri 3.1.2.2 Perencanaan J 37 rsitektur dan Engineering a, Perencanaan Arsitektur Meliputi peteneanaan bangunan perbelanjaan, kampus dan pusat pendidikan, terminal, perkantoran, kompleks pergudangan, kompleks perumahan, dan rumah sakit b. Perencanaan Engineering Meliputi bidang © Sipil dan Struktur « Elektrikal dan instrumental © Mekanikal dan Pemipaan Sanitasi 3.1.2.3 Manajemen Proyek dan Manajemen Konstruksi Lingkup manajemen proyek dan manajemen kontruksi meliputi langkah- langkah perencanaan (planning), penjadwalan (scheduling), dan pengendalian (controlling). A. Perencanaan (Planning) PT. Haryang Ki ing melakukan langkah-langkah dibawah ini sebagai strategi dalam melakukan perencanaan : Pemahaman tugas yang akan dilaksanakan Pemahaman tujuan dan fingkup pekerjaan Pemahaman aspek-aspek proyek Pemahaman kerangka konsep desain Identifikasi proyek Membuat pra pereneanaan Membuat gambar kerja dan rencana anggaran biaya (RAB) dari spesifikasi teknis proyck kualifikasi pekerjaan menengah 2 (M2), y 38 Dalam proyek penambahan ruang kelas ini, PT. Haryang Kuning mengerjakan itu. proyek yang memiliki nilai ualifikasi proyek antara Rp 1 milyar sampai Rp 3 milyar. Adapun tenaga-tenaga abli yang terlibat dalam pembuatan perencanaan yang dilakukan PT. Haryang Kuning adalah Bidang arsitektur bertugas mendesain bangunan proyek Bidang sipil engineering bertugas memperhitungkan struktur bangunan proyek Bidang mekanikal elektrikal bertugas memperhitungkan kelistrikan Surveyor bertugas mendata lokasi, harga bahan baku dan tenaga kerja Sondir bertugas mengukur daya tahan tanah proyek B. Penjadwalan (Scedulling) Penjadwalan proyek meliputi penentuan urutan kegiatan dan jangka waktu proyek. Urutan kegiatan proyek penambahan ruang kelas ini adalah sebagai berikut, Pekerjaan persiapan Pekerjaan tanah dan pondasi Pekerjaan kolom lantai Pekerjaan balok lantai Pekerjaan balok dan plat Pekerjaan sirip beton atas kusen Pekerjaan balok beton pengikat kolom Pekerjaan tangga beton Pekerjaan dinding dan pelesteran Pekerjaan kusen Pekerjaan pelapis lantai Pekerjaan plafond Pekerjaan cat dan penyelesaian Pekerjaan elektrikal dan mekanikal Pekerjaan alat sanitair dan lain-lain 39 Pengendalian (Controlling) PT. Haryang Kuning melakukan pengendalian dengan cara menurunkan pengawas konsultan yang bertugas untuk melakukan pengawasan mengenai proyek yang sedang dilaksanakan untuk kemudian dibandingkan dengan reneana anggaran biaya (RAB), spesifikasi kritis, dan gambar kerja. Pengawas Konsultan ini juga ‘mempunyai tugas untuk mengawasi laporan harian, mingguan, dan bulanan sehingga sesuai dengan pelaksanaannya dalam lapangan. Pengendalian juga dilakukan bila ada suatu hambatan yang dapat saja terjadi dalam melaksanakan proyek, misalnya seperti penggalian tanah yang mempunyai hambatan dengan keadaan tanah yang berbatu besar. Maka hal itu dapat dikenda dengan menambahkan alat untuk pekerjaan tersebut 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan Pengorganisasian merupakan suatu langkah yang terpenting untuk diterapkan dalam perusahaan agar setiap kegiatan yang dilakukan dapat disiapkan, disusun, dialokasikan pada anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara cfoktif dan efisien, Struktur organisasi PT. Haryang Kuning adalah sebagai berikut : 40 (002) ueeyeeniog ejeq : sequins NVONVAW1 WNYSHV Tad NYVNVS¥V13d ‘GYOOH TWNVOISVESdO “OVE VA NYVNVS)VTad # ISNON OVE WH TWNOISWaSdO UALIBUIC DDMOLVIILSS COOH ‘ONRIBANIONS ‘OVE ‘WH WAWA BALSA VIVIN SADSEIC ‘SRIVSINOM aL Penjela adalah sebagai berikut > Komisaris fangsi, wewenang dan ta wggung jawab struktur organisasi diat Pemimpin tertinggi sekaligus pemilik PT. Haryang Kuning. > Direktur Utama Pimpinan tertinggi PT. Haryang Kuning yang membawahi dua pimpinan lainnya, yaitu direktur umum dan direktur operasional Fungsi dan tugas pokok dari pemimpin perusahaan adalah : - Memimpin rapat dan memberikan pengarahan-pengarahan kepada para direktur bawahannya, kepala bagian, Koordonator, pelaksana, maupun staf guna melakukan analisis dan evaluasi mengenai gerak laju perusahaan, ssasaran dan arah tindakan yang diikuti oleh bawahan. - Memberi dorongan atau semangat kepada bawahan agar melaksanakan tugas dengan optimal, > Direktur Umum Fungsi dan tugas pokok direktur umum adalah : ~ Pimpinan dibawah direktur utama yang menjadi koordinator bidang umum. - Bertanggung jawab alas pekerjaan yang dilakukan oleh bagian-bagian yang berkenaan dengan adn istrasi, hubungan personalia, keuangan, perpajakan, logistik dan peralatan, pemasaran maupun hubungan kerjasama dengan perusahaan lain, = Memberikan arahan kepada kepala bagian maupun staf administrasi_ guna melakukan analisis mengenai_administrasi, hubungan personalia, keuangan, perpajakan, logistik dan peralatan, pemasaran maupun hubungan kerjasama dengan perusahaan lain. > Direktur Operasional Fungsi dan tugas pokok direktur operasional adalah a2 - Pimpinan dibawah direktur utama yang menjadi koordinator bidang operasional atau ahli teknik. ~ Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kepala bagian yang berkenaan dengan teknik pelaksanaan proyek. ~ Memberikan arahan kepada kepala bagian guna melakukan analisis mengenai teknik proyek. Kepala Bagian Operasional Fungsi dan tugas kepala bagian operasional adalah - Bertanggung jawab kepada direktur operasional atas pekerjaan atau pelaksanaan proyek. - Meliputi pengukuran tanah proyek, penggambaran lokasi proyek, pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) Kepala Bagian Engineering Membuat perhitungan dan mendesain bangunan proyek, seperti perhitungan mengenai kekuatan bangunan, perhitungan mengenai pengendalian konstruksi, dan semacamnya. Kepala Bagian Konstruksi dan Pelaksanaan ‘Membuat perhitungan mengenai pengendalian konstruksi dan mendesain struktur atau konstruksi bangunan proyek. ator / QC Mereneanakan dan mendesain proyek bangunan dan juga pengendalian tehadap Koordinator Esti mesin mesin proyek. Koordinator Pelaksanaan ‘Memberikan pengarahan kepada pelaksana lapangan tentang kegiatan proyek Pelaksana lapangan Melaksanakan semua kegiatan proyek yang telah direncanakan, 43 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Populsi dan Sampel Yang menjadi populasi penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah keseluruhan objek yang ada dalam proyek penambahan ruang kelas yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. 3.2.2 Tipe Penelitian ‘Tipe penelitian yang dilakukan guna menunjang tercapainya tujuan penelitian adalah berupa survey lapangan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan. Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana perencanaan waktu dan biaya pada proyek penambahan ruang Kelas, sedangkan wawancaradimaksudkan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam penambahan ruang Kelas, serta untuk mengetahui sejarah dan aktivitas-aktivitas pekerjaan yang ada dalam porusahaan, 3.23 Sumber Data Sumber data yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini berasal dari 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dengan peninjauan secara langsung ke perusahaan yang menjadi objek pene n dan wawancara dengan pihak perusahaan baik pimpinan maupun karyawan, serta dengan eara mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan untuk dijadikan data bagi peneliti Data primer yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain meliputi struktur organisasi. PT. Haryang Kuning, aktivitas-aktivitas perusahaan, logika ketergantungan antar kegiatan, kurun waktu pelaksanaan aktivitas, dan semua yang berkenaan dengan penelitian ini. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mempelajari buku- buku dan bebagai literatur lainnya yang berhubungan dengan topik yang dibahas 44 atau data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan den; penelitian. 3.24 Metode Pengumpulan Data Agar didapat data yang dapat diuji kebenarannya, relevan, dan lengkap, maka penulis menggunakan metode ataupun teknik dalam pengumpulan data tersebut Metode pengumpulan data tersebut yang digunakan penulis dalam penelitian i adalah : Field Research (Penelitian Lapangan) Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan melakukan survey langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian, yaitu melalui ‘wawancara, pengamatan langsung dan mempelajari dokumen dan catatan-catat perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteiti a. Survey langsung Yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat sekunder Iain untuk keperluan tersebut. Pengamatan terhadap cara kerja perusahaan tanpa ikut terlibat dalam proyek secara langsung yang diharapkan akan menghasilkan data tata urutan kerja dalam proses pengerjaan proyek. Lokasi yang menjadi tempat survey lapangan peneli bertempat di Politekinik Manufaktur Bandung, b. Wawancara Yaitu suatu proses memperoleh Keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan menggunakan atau tanpa menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide). Dengan wawaneara ini diharapkan dapat dikumpulkan data tentang pengerjaan proyek yang dilakukan oleh perusahaan. Wauwancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Ir. Nana Ganda Permana yaitu selaku direktur utama PT. Haryang Kuning serta pada beberapa karyawan PT, Haryang Kuning, ©. Studi Dokumen Yaitu mempelajari dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, Dokumen perusahaan yang dipelajari oleh penulis adalah rencana anggaran biaya proyek. 2. Library Research (Penelitian Kepustakaan) Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung data primer yang diperoleh. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti Metode ini digunakan oleh penulis untuk mendapatkan konsep-konsep teoritis mengenai perencanaan jaringan kerja Khususnya mengenai Critical Path Method (CPM) agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam melakukan pembahas: masalah, 3.2.5 Operasional Variabel Berdasarkan skripsi yang berjudul studi tentang perencanaan waktu dan biaya proyek penambahan ruang kelas pada PT. Haryang Kuning yang diteliti penulis, maka indikator yang menjadi variabel operasional adalah : a. Waktu dalam hari Waktu yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proyek dilapangan. Dalam hal ini penutis menggunakan waktu pelaksanaan proyek dilapangan untuk dibuat suatu analisis mengenai pereepatan waktu proyeknya, b. Biaya dalam rupiah Biaya yang menjadi variabel adalah rencana anggaran biaya proyek. Dalam hal ini penulis menggunakan rencana anggaran biaya proyek yang telah dibuat perusahaan untuk dibuat suatu analisis mengenai biaya percepatan proyeknya. 46 3.2.6 Metode Analisis Data Dalam usaha pencapaian tujuan penelitian, maka untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data. Jadi penelitian ini juga ‘menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Penetapan Perencanaan Waktu Proyek 4.1.1, Data Umum Perencanaan Proyek PT. Haryang Kuning membuat pereneanaan proyek meliputi aktivitas- aktivitas yang diperlukan untuk melaksanakan proyeknya, yaitu perencanaan strategis yang meliputi keputusan-keputusan yang akan besar pengaruhnya terhadap penyelenggaraan proyek. Perencanaan strategis perlu ditetapkan dan diinformasikan kepada seluruh bagian organisasi sehingga dapat meneiptakan kesafuan kerja sama diantara anggota perusahaan. ‘Tujuan dari pelaksanaan proyek adalah untuk dapat menyelesai pelaksanaan proyek penambahan ruang kelas sesuai dengan waktu dan biaya yang ditetapkan dengan tetap mempertimbangkan kualitas hasil akhimnya. Strategi yang dilakukan dalam proyek ini adalah 1. Membuat perencanaan (planning) pelaksanaan proyek. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan adalah menentukan = Objective perusahaan + Maksud dan tujuan = Sasaran dan pencapaian 2. Membuat jadwal (schedul) kerja pelaksanaan proyek. Metode yang digunakan dalam pembuatan jadwal ini adalah metode Gant Chart, 3. Melakukan pengendalian (Controlling) dalam pelaksanaan proyek. Dalam pengendalian ada dua metode yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan proyek yaitu metode a. PERT b. CPM 4, Membuat kesimpulan Perencanaan operasional merupakan action plan yang menjabarkan mengenai tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam usaha mencapai tujuan. Perusahaan menentukan batasan atau syarat-syarat spesifikasi pekerjaan dalam pelaksanaan proyek. Syarat-syarat spesifikasi pekerjaan dapat dilihat dari rencana anggaran biaya (RAB) proyek penambahan ruang kelas pada halaman lampiran, 4.1.2. Perencanaan Waktu Proyek Dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek pembangunan penambahan ruang kelas perlu memperhatikan faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi pelaksanaan proyek. Faktor yang biasanya mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek adalah cuaca atau mus 1, cuaca atau musim diidentifikasi dari hasil survei dilokasi proyek. Selain faktor cuaca atau musim, faktor yang dimasukan dalam perhitungan pembuatan perencanaan waktu adalah fibur hari ray Jika dalam kurun waktu proyek terdapat libur hari raya, maka libur tersebut tidak dimasukkan kedalam perencanaan waktu proyek. Adapun tahap yang dilakukan dalam pembuatan perencanaan proyek pembangunan penambahan ruang kelas adalah sebagai berikut : 1. Melakukan survey ke lokasi proyek. Survey dilakukan untuk mengetahui keadaan lokasi proyek, misalnya untuk melihat keadaan tanah (apakah datar, bergelombang, berupa tebing, dsb), dan melakukan pengukuran atas tanah, 2. Melakukan identifikasi mengenai lokasi proyek. - _ Identifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah. - _ Identifikasi gangguan lingkungan. - Identifikasi pola musim didaerah lokasi proyek 3. Membuat altematif-alternatif gambar fisik bangunan proyek untuk diajukan ke pemilik proyek. 4, Setelah pemilik proyek memilih salah satu dari alternatif-alternatif gambar tersebut, maka perusahaan menggambar ulang dan melakukan revisi tehadap gambar yang dipilih. 5. Tika revisi gambar tersebut disetujui oleh pemilik proyek, maka perusahaan melakukan perhitungan untuk membuat Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) berupa spesifikasi teknis yang berisi daflar satuan upah kerja, daftar satuan bahan, daftar satuan pekerjaan, serta analisa satuan pekerjaan, yang daftar harganya kosong dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu berupa spesifikasi teknis berupa daftar satuan upah kerja, daftar satuan bahan, daftar satuan pekerjaan, serta analisa satuan pekerjaan beserta harganya. 6. Denah atau gambar proyek : 1. Dafiar kegiatan-kegiatan dengan perkiraan kurun waktunya Tabel 4.1 Kegiatan-Kegiatan Dengan Perkiraan Kurun Waktunya Kode Waktu NO JENIS PEKERJAAN Kegiatan | (hari) 1_| Pekerjaan Persiapan A 10 2_| Pekerjaan Tanah dan Pondasi B 14 3_| Pekerjaan Kolom Lantai c ul 4 | Pekerjaan Balok Lantai D 16 3_| Pekerjaan Balok dan Plat Lantai E 19 6 | Pekerjaan Sirip Beton Atas Kusen F 18 7_| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom G 16 8 | Pekerjaan Tangga Beton Hu 14 9_| Pekerjaan Dinding dan Pelesteran 1 26 10_| Pekerjaan Kusen J 17 11_| Pekerjaan Pelapis Lantai K 14 12_| Pekerjaan Plafond L 12 13 | Pekerjaan Cat dan Penyelasaian M 18 14 | Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal N 17 15_| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain oO 20 Sumber : Data Perusahaan 2. Penerapan pada metode Gant Chart O€ 67 87 LZ 97 SZ HE ET TC «IT *OT OT BI LT OL ST Hl EL Tl IL OT 6 ———— 4.1.3 Perencanaan Anggaran Biaya Proyek Untuk menyusun RAB, perusahaan biasanya melakukan langkah berikut ini 1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan / material secara kontinyu, 2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di kota ataupun Kabupaten. Dapat dilihat pada tabel berikut is ‘Tabdl 4.2 Daftar Tenaga Kerja Dan Upah Harian Proyek NO JENIS PEKERJAAN Harga Upah Satuan Waktu (Rp) 1_| Pekerja 21,000.00 10rang/Hla 2__| Pekerja Setengah Terampil 22,500.00 10rang/Hari/8Jam 3__| Pekerja Terampil 23,000.00 10rang/Hari/Jam 4 | Tukang Gali 30,000.00 10rang/Hari/8Jam 5_| Tukang Batu Sctengah Terampil 27.500,00 1Orang/Hari/8Jam 6 _| Tukang Batu Terampil 30,000.00 10rang/Hari/Jam 7_| Kepala Tukang Batu 35,000.00 10rang/Hari/8Jam 8 _| Tukang Kayu Setengah Terampil 27,500.00 10rang/Hari/8Jam 9 _| Tukang Kayu Terampil 31,000.00 10rang/Hari/8Jam 10_| Kepala Tukang Kayu 35,000.00 10rang/Fari/8Sam 11_| Tukang Cat/Pelituran Setengah Terampil 27.500,00 10rang/Hari/8Jam 12_| Tukang Cat/Pelituran Terampil 30,000.00 10rangi/Hari/Jam 13_| Kepala Tukang CatPelituran 32,500.00 10rang/Hari/Jam 14_| Tukang Besi Beton Setengah Terampil 25,000.00 10rang/Hari/8Jam 15__| Tukang Beton Terampil 30,000.00 1Orang/Hari/8Jam 16_| Kepala Tukang Besi Beton 32,500.00 10rang/Hari/8Jam 17_| Tukang Besi Profil Setengah Terampil 30,000.00 10rang/Hari/8Jam 18 | Tukang Besi Profil Terampil 32,500.00 10rang/Hari/3am 19_| Kepala Tukang Besi Profil 35,000.00 10rang/Hari/8Jam 20_| Mandor 35.500.00 10rang/Hari/8Jam 21_| Operator Alat Berat 40,000.00 10rang/Hari/8Jam 22_| Pembantu Operator/Mckanik 38,000.00 10rang/Hari/8Jam 23_| Supir Truck 35,000.00 10rang/Hari/Jam 24 | Kenek Truck 23,000.00 10rang/Hari/8Jam 25_| Penjaga Malam 20.00.00 10rang/Fari/8Sam Sumber : Data Perusahaan 3. Melakukan analisi dilaksanakan, mengenai bahan dan upah pekerja untuk proyek y ng akan 4, Melakukan perhitungan harga satuan pekerja dengan memanfaatkan hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan. 5. Membuat Rekapitulasi reneana anggaran biaya proyek. Dapat dilihat pada table dibawah ini Tabel 4.3 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Proyek NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) Pekerjaan Persiapan 20.524.500.00 : Pekerjaan Tanah dan Pondasi 2.255.810.40 3 | Pekerjaan Struktur (Lt 3 dan Lt 4) 9773.894.970,50 4. | Pekerjaan Dinding dan Pelesteran 41.267.850,00 5 | Pekerjaan Kusen Lengkap Dengan 104.365.890,00 (daun pintu, jendela.engsel, kunci, dil) 6 | Pekerjaan Pelapis Lantai 46.273.613.20 7 | Pokerjaan Plafond 41.168.000,00 8 | Pekerjaan Cat dan Penyelesaian 21.447.900,00 9. | Pekerjaan Elektrikal/Mekanikal 32.445.000,00 10_| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-tain 15.447.400,00 JUMLAHI Rp | 1.299.090.934,10 PPN 10% Rp | _ 129,909.093,40 JUMLAH IT Rp | 1.429.000.027,50 PERIZINAN Rp |__35.000.000,00 JUMLAH HIT Rp | 1.464.000.027,50 DIBULATKAN Rp |_1.464.000.000,00 Sumber : Data Perusahaan 42. Penetapan Perencanaan Biaya Proyek 4.2.1, Biaya Langsung Tabel 44 Daftar Biaya Langsung Untuk Setiap Pekerjaan NO JENIS PEKERJAAN BIAYA (Rp) 1_| Pekerjaan Persiapan 20.524, 500,00 2__| Pekerjaan Tanah dan Pondasi 2.255.810,40 3_| Pekerjaan Kolom Lantai 120.908.314,10 4_| Pekerjaan Balok Lantai 371.485.497,10 5 _| Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 387.155.447,50 6 _| Pekerjaan Sirip Beton Atas Kusen 2.775.000.00 7_| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom BB.673.650,00 8_ | Pekerjaan Tangga Beton (67.897.061,80 9 | Pekerjaan Dinding dan Pelesteran 41.267.850,00 10_| Pekerjaan Kusen 104.365.890,00 11_| Pekerjaan Pelapis Lantai 46.273.613,20 12_| Pekerjaan Plafond 41.168.000,00 13 | Pekerjaan Cat dan Penyelasaian 21.447.900,00 14 | Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal 32.445.000,00 15__| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain 15.447.400,00 SUMLAH Rp. 1.299.090.934,10 Sumber : Data Perusahaan 4.2.2. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung yang dimaksud disini meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksamakan tetapi bergantung pada lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada pekerjaan ini biaya tidak langsung yang muncul sebesar Rp. 73.200.000,00, yang meliputi : L. ays wy Gaji manajer proyek dan pegawai Biaya dokumentasi Biaya listrik Biaya telepon Biaya asuransi Biaya keamanan 4.2.3. Langkah-langkah Penyusunan Network Planning 4.2.3.1.Menginventarisasi Kegintan Langkah pertama yang dilakukan dalam menyusun network planning adalah menginventarisasi kegiatan, yaitu dengan cara melakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup proyek, menguraikan atau memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan pada proyek. Kegiatan-kegiatan proyek pembangunan penambahan ruang kelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Daftar Kegiatan-Kegiatan Proyek NO Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan Pekerjaan Persiapan A 1 2_ | Pekerjaan Tanah dan Pondasi 3__| Pekerjaan Kolom Lantai Pekerjaan Balok Lantai Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Pekerjaan Sirip Beton Atas Kusen Pekerjaan Tanga Beton 4 3 6 7_| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom 8 9 Pekerjaan Dinding dan Pelesteran 10 | Pekerjaan Kusen 11_| Pekerjaan Pelapis Lantal 12_| Pekerjaan Plafond 13. | Pekerjaan Cat dan Penyelasaian 14_| Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal olzigie-|z|4/-|nlolaiigaw 15 | Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain Sumber : Hasil Penelitian 4.2.3.2.Menyusun Hubungan Antar Kegiatan Dalam network planning, menyusun komponen-komponen sesuai_urutan Jogika ketergantungannya merupakan dasar pembuatan jaringan kerja, sehingga diketahui urutan kegiatan dari awal mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek secara keseluruhan. Dalam pembuatan network planning ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dari hubungan antar kegiatan yang disusun menjadi mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan, yaitu 1. Suatu kegiatan dapat dikerjakan secara bersamaan dengan kegiatan lainnya. 2. Suatu kegiatan hanya dapat dikerjakan apabila kegiatan sebelumnya sudah selesai dikerjakan. 3. Suatu kegiatan dapat dikerjakan secara tersendiri tanpa harus menunggu kegiatan sebelumnya (Dummy). Unutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan pada proyek pembangunan penambahan ruang Kelas urutan kegiatan-kegiatan dan kegiatan sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.6 Daftar Urutan-Urutan Kegiatan Dan Kegiatan Sebelumnya Kode Kegiatan NO JENIS PEKERJAAN Kegiatan_ Sebelumnya 1_| Pekerjaan Persiapan A - 2__| Pekerjaan Tanah dan Pondast B A 3_| Pekerjaan Kolom Lantai Cc B 4 | Pekerjaan Balok Lantai D B 5_| Pekerjaan Balok dan Plat Lantai E F 6__| Pekerjaan Sirip Beton Atas Kusen F D 7_| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom G E | Pekerjaan Tanga Beton i c 9 | Pekerjaan Dinding dan Pelesteran I B 10 | Pekerjaan Kusen J B 11 | Pekerjaan Pelapis Lantai K I 12_| Pekerjaan Plafond L bu 13 _| Pekerjaan Cat dan Penyelasaian M K 14 | Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal N L 15_| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain oO M.N Sumber : Hasil Penelitian 4.2.3.3.Menentukan Perkiraan Kurun Waktu Pada Setiap Kegiatan dan Menggambarkan Network Diagram. Langkah ini adalah menentukan perkiraan kurun waktu bagi setiap kegiatan dan menggambarkan jaringan kerja, seperti yang terlihat pada tabel di bawah i Tabel 4.7 Daftar Kegiatan-Kegiatan Dan Kegiatan Sebelumnya Yang Disertai Dengan Perkiraan Kurun Waktunya Kode Kegiatan | Waktu NO JENIS PEKERJAAN Kegiatan | Sebelumnya | (hari) 1_| Pekerjaan Persiapan A = 10 2_ | Pekerjaan Tanah dan Pondasi B A 14 3_| Pekerjaan Kolom Lantai c B 1 4 | Pekerjaan Balok Lantai D B 16 5_ | Pekerjaan Balok dan Plat Lantai E F 19 6 | Pekerjaan Sirip Beton Atas Kusen F D 18 7__| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom G E 16 8 _| Pekerjaan Tangga Beton H c 14 9 | Pekerjaan Dinding dan Pelesteran 1 B 26 10 | Pekerjaan Kusen 7 B 17 11_| Pekerjaan Pelapis Lantai K 1 14 12_| Pekerjaan Plafond L J 2 13_| Pekerjaan Cat dan Penyelasaian M K 18 14 | Pekerjaan Floktrikal dan Mek: N L 17 15_| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain oO MN 20 Sumber : Data Perusahaan Ly OD WD a BD a DO ad ad Tabel 4.8 Perhitungan Maju Perhitungan Kode | Waktu Maju NO JENIS PEKERJAAN Kegiatan | (hari) [ES | EF 1_| Pekerjaan Persiapan A 10 0 10 2_| Pekerjaan Tanah dan Pondasi B 4 10 [24 3_| Pekerjaan Kolom Lantai c WL 24 | 35 4_| Pekerjaan Balok Lantai D 16 24 | 40 5_| Pekerjaan Balok dan Plat Lantai E 19 sg [ 77 6 | Pekerjamm Sirip Beton Atas Kusen F 18 40 | 58 7_| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom |G 16 77 | 93 8 | Pekerjaan Tangga Beton H 4 Em) 9 | Pekerjaan Dinding dan Pelesteran I 26 24 | 50 10 | Pekerjaan Kusen i 17 24 | 41 11_| Pekerjaan Pelapis Lanta K 14 50 | 64 12_| Pekerjaan Plafond L 12 ar | 53 13 | Pekerjaan Cat dan Penyelasaian M 18 4 | 82 14 | Pekerjaan Flektrikal dan Mekanikal N 7 33 | 70 15_| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain oO 20 93 | 13 Sumber : Hasil Penelitian A D NX A (alanine! | DQ NX A DO wh V7 XI q NX Tabel 4.9 Perhitungan Mundur Perhitungan NO INIS PEKERJAAN Kode | Waktu Mundur Kegiatan | (hari) (LS | LF 1__| Pekerjaan Persiapan A 10 0 10 2_| Pekerjaan Tanah dan Pondasi B 14 10 24 3_| Pekerjaan Kolom Lantai c W | 79 4_| Pekerjaan Balok Lantai D 16 24 | 40 5 _| Pekerjaan Balok dan Plat Lantai E 19 38 | 77 6 _| Pekerjamn Sirip Beton Atas Kusen F 18 40 58 7_| Pekerjaan Balok Beton Pengikat Kolom |G 16 77 | 93 8 _| Pekerjaan Tanga Beton H 4 | 7 | 93 9_| Pekerjaan Dinding dan Pelesteran \ 26 35 61 10_| Pekerjaan Kusen J 17 [47 | 64 11_| Pekerjaan Pelapis Lantai K 14 61 15 12_| Pekerjaan Plafond L 2 oa | 76 13. | Pekerjaan Cat dan Penyclasaian M 18 15 93 14 | Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal N 17 | 7% | 93 15_| Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-lain o 20 93 | 113 Sumber : Hasil Penelitian 4.2.3.4.Mengidentifikasi Jalur Kritis, Total Float, dan Kurun Waktu Penyelesaian Proyek Yang dimaksud dengan jalur kritis pada langkah ini adalah jalur yang terdiri dari rangkaian Kegiatan dalam lingkup proyek, yang bila terlambat akan mengakibatkan keterlambatan proyek secara keseluruhan, Kegiatan yang berada ini disebut kegiatan kri dalam jalu ‘Sedangkan float adalah tenggang waktu suatu kegiatan tertentu yang non kritis dari proyek. ‘Tabel 4.10 Tabel Total Float Kode | Waktu | Perhitungan Maju | Perhitungan Mundur | Total NO | Kegiatan | (hari) ES EF LS LE Float 1 A 10 0 10 0 10 oO 2 B 4 10 24 10 24 oO 3 c il 24 35 8 Dp 44 4 D 16 24 40. 24 40, oO 5 E 19 38 77 58 77 oO 6 F 18 40 38 40, 58 oO T G 16 7 93 7 93 oO 8 H 14 35 49, 79 93 44 9 1 26 24 50 35 61 " 10 J 7 24 al 47 64 23 4 K 14 50 64 61 75 "1 42 L 12 41 33 4 76. 23. 43 MW 18 64 82 75 93 1 14 N 7 53, 70 76. 93 23 16 oO 20 93 13 93 113 0 Sumber : Hasil Penelitian Dari perhitungan total float di atas, maka dapat ditentukan lintasan kritis dimana lintasan kritis memiliki total float = 0, schingga dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Yang memiliki total float = 0 adalah kegiatan A-B-D-F-E-G-O, maka jalur yang melewati kegiatan-kegiatan ini adalah kritis. 2. Kurun waktu penyelesaian proyek adalah 113 hari, oO ib a \ #1) tI ea oN NI H Ds —_4 DDD DDOD > C Al NX 4.2.3.5. Mempersingkat Kurun Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing : Time and Cost Trade Off) Proses mempercepat kurun waktu disebut crash program. Didalam menganalisa proses-proses digunakan asumsi sebagai berikut a. Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. b. Bila di \ginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat dengan lingkup yang sama, maka sumber daya akan bertambah baik berupa tenaga kerja, material peralatan, atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam jumlah yang sama. Sehingga yang menjadi tujuan utama dari program mempersingkat waktu adalah memperpendek jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan ken: biaya yang minimal Untuk mempersingkat waktu penyelesaian kegiatan untuk mendapatkan jadwal yang ckonomis didasarkan pada biaya langsung, yang dalam hal ini adalah tenaga kerja langsung. Dengan mempersingkat waktu ini terlihat adanya kenaikan tarif tenaga kerja langsung akibat bertambahnya waktu kerja yang berupa waktu lembur Waktu kerja normal adalah dari pukul 07.00 — 12.00 dan dilanjutkan kembali dari pukul 13.00 — 16.00. Waktu istirahat tidak diperhitungkan, sehingga waktu kerja normal adalah 8 jam. ‘Standar tarif upah untuk lembur adalah 1. Jika waktu kerja lembur kurang dari 6 jam, maka tarif yang dikenakan adalah jam Jembur dikali upah standar per jam. 2. Jika waktu lembur sama dengan 6 jam, maka tarif jam lembur yang dikenakan adalah 2 kali upah standar per hari Tabel 4.11 Tarif Lembur Tenaga Kerja Upah Standar ‘Tarif Lembur JENIS PEKERJAAN Per Hari <6 jam | =6jam Pekeria 21.000,00 2.625,00_ | 42.000 Pekerja Setengah Terampil 22.50.00) 2.81250 | 45.000 Pekerja Terampil 23.000,00 2875.00 | 46.000 ‘Tukang Gali 30.000.00 3.750.00 | 60.000 ‘Tukang Batu Setengah Terampil 27.500,00 3.43750 | 55.000 Tukang Batu Terampil 30,000.00 3.750.00_ | 60.000 Kepala Tukang Batu 35,000.00 4375.00 | 70.000 ‘Tukang Kayu Setengah Terampil 27.500,00 3.473,50 55.000 “Tukang Kayu Terampil 31,000.00 '3.875,00__| 62.000 Kepala Tukang Kay 35.000,00 4.375,00_| 70.000 Tukang CatPelituran Setengah Terampil | 27.500,00 3.437,50__| 55.000 Tukang CatPelituran Terampil 30.000.00 '3.750,00 | 60.000 ‘Kepala Tukang Cat/Pelituran 32,500.00) 4.062,50_ | 65.000 Tukang Besi Beton Setengah Terampil 25,000.00 3.125,00__| 50.000 ‘Tukang Beton Terampil 30.000.00 3.750,00 | 60.000 Kepala Tukang Besi Beton 32.500,00 4.062,50 | 65.000 ‘Tukang Besi Profil Setengah Terampil 30,000.00 3.750,00 | 60.000 Tukang Besi Profil Terampil 32.500,00 4.062,50 | 65.000 Kepala Tukang Besi Profil 35,000.00 4.375,00 | 70.000 ‘Mandor 35,000.00 4.375,00 | 70,000 Operator Alat Berat 40,000.00 5.000,00 | 80.000 Pembantu Operator’ Mekanik 38,000.00 4.750,00__ | 76,000 Supir Truck 35,000.00 4.375,00__| 70,000 Kenck Truck 23.00.00 2.875,00 | 46.000 Penjaga Malam_ 20.000.00 2.50.00 [40.000 Sumber : Hasil Penelitian Jenis kegiatan yang dipercepat dalam proyek penambshan ruang kelas ini adalah pekerjaan yang berada di jalur kritis yang waktunya relatif lama, Pekerjaan-pekerjaan yang dimaskud diatas adalah jatan O (Pekerjaan Alat Sanitai jan Lai 15.447.400,00 Bobot kerja = 2°70. 1,299.090.934,10 =0,01189 Waktu normal ~ 20 hari Waktu dipercepat = 3 hari Waktu setelah dipercepat = 20~3 = 17 hari 1189 Volume pekerjaan normal /hari = = 0,0005945 Volume pekerjaan setelah dipsreepavhari = "°U®. — 9 99699411 ‘Tambahan waktu lembur = 200692411 = 0.000545. g —41 jam 0,0005945, Upah lembur a. mandor = 1x 1.41 x 4.375,00 = Rp. 6.168,75 b. pekerja =5x 1.41 x 2.625,00 = Rp. 18,506.25 cc. pekerja setengah terampil =3 x 141 x 2.812,5,00 = Rp. 11,896,875 4 pekerja terampil =3.x 1,41 x 2.87500 = Rp. 12.161,25 TOTAL BIAYA LEMBUR PER HARI Rp. 48,733,125 Kegiatan FE (P erjaan Balok dan lat Lantai) Bobot kerja ~ 387:135:447.50 _ 9 rogon028 1,299.090.934,10 Waktu normal = 19 hari Waktu dipercepat = 3 hari Waktu setelah dipercepat = 19 —3 = 16 hari 0,298020282 Volume pekerjaan normal/hari = = 0,015685278 0,298020282 ‘Volume pekerjaan setelah dipercepat / hari ~ = 0,018626267 0,018626267 - 0,015685278 ‘Tambahan waktu lembur = aereer x 8= 1,49 jam Upah lembur a, mandor = 1x 1,49 x 4.375,00 = Rp. 6.518,75 b. pekerja =5 8 1,49 x 2.625,00 = Rp. 19.556,25 ¢. kepala tukang beton = 1 1,49 x 4,062,50 = Rp. 6.053.125 4. tukang beton setengah terampil = 2 x 1,49 x 3.125,00 = Rp. 9.31250 e. tukang beton terampil =3 x 1,49 x 3.750,00 = Rp. 16.762,50. TOTAL BIAYA LEMBUR PER HARI Rp. 58.203,125 Kegiatan F (Pek Beton Atas Ku Bobot kerja = —2:775.000.00 __ 9 go9136109126 1.299,090.934,10 n Siri Waktu normal = 18 hati Waktu dipercepat = 2 hari Waktu setelah dipercepat = 18-2 = 16 hari 0,002136109126 18 Volume pekerjaan setelah dipercepat / hari = ORT 0,0001335068204 0001335068204 — 0,0001186727292 0,0001186727292 Volume pekerjaan normal / hari 0,0001186727292 Tambahan waktu lembur 8=1 jam Upab lembur : a. mandor = 11x 4.375,00 = Rp. 4.375,00 b. pekerja = 381 2.625,00 = Rp. 7.875,00 ¢. kepala tukang beton = 1x1 x 4.062,50 = Rp. 4.062,50 4d. tukang beton terampil =2x 1x 3.750,00 = Rp. 7.500,00 e. tukang beton setengah terampil =3x 1s 3.125,00~ Rp. 9.375.00 TOTAL BIAYA LEMBUR PER HARI Rp.33.187.00 Dari perhitungan di atas, maka biaya langsung dipercepat dan slope biaya Jangsung untuk masing-masing kegiatan proyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini : ‘Tabel 4.12 Daftar Slope Biaya Masing-masing Kegiatan Kegiatan Normal Dipercepat Slope Waktu Biaya Waktu Biaya Biaya/hari (hari) (Rp) (hari) (Rp) ®p) A 10 20.524,500,00| 10 20.524.500,00 - B 14 2.255.810,40 44 2.255.810,40 = c 11 | 420908.31410/ 14___‘| 420.908314,10 : D 16 | 371.485.497,10| 16 ‘| 971.485.497,10 : E 19 | 387.165.447,50| 16 _| 367.30.056,90 | 68 203,125 F 18 2.775.000,00| 16 2.841.375,00 | 33.187,50 G 16 23.873.650,00| 16 23.673.650,00 - H 14 67.697.061,80| 14 67.897.061,80 - I 26 41.267.850,00| 26 41.267.850,00 z J 17 | 104.365.890,00 | _17__| 104.365.890,00 - K 14 46,273.613,20| 14 46.273.613,20 - L 12 -41.168,000,00 | 12 41.168.000,00 - M 18 21.447.900,00| 18 21.447.900,00 - N 17 '32,445.000,00 | _17 32.445,000,00 7 ° 20 16.447.400,00| 17 16.593.599,98 | 48 733,125 Sumber : Hasil Penelitian Kemudian tahap selanjutnya dalam mempersingkat kurun waktu proyek, penambahan ruang Kelas dilihat dari slope biaya terkecil yang berada pada jalur kritis. 1. Pekerjaan Sirip Beton Atas Kusen (F) dipercepat 2 hari Perhitungan biaya langsung, tidak langsung, dan total biaya : ~ Biaya langsung Rp. 1.299,090.934,10 + (2x Rp. 33.187,50 ) = Rp.1.299.157.309,10 ~ Biaya tidak langsung : (Rp. 73.200,000,00 : 113) x 111 = Rp. _71.904.424.78 TOTAL BIAYA —— Rp.1.371.061.734,88 Lintasan kritis setelah kegit A-B-D-F-E-G-O tan F dipereepat 2 hari tidak berubah, yaitu : 16 91 SL 61 €l Ul o SL d od; —O OOD DD BD - Tabel 413 Total Float Setelah Kegiatan F Dipercepat 2 Hari No| Kode | Waktu jungan Maju | PerhitunganMundur | Total | Jalur Kegiatan | (hari) | ES EF Float LF Float_|_Kritis i{ a 10 0 0 10 o Ya 2| 8B 4 10 10 24 oO Ya 3{ c im 24 6 7 42 Tidak. 4[D 16 24 24 40 a Ya s| =£ 19 56 56 15 o Ya 6| F 16 40 40 56 o Ya 7{ G 16 75 75 31 o Ya 3 | #8 4 35 7 91 a2 Tidak o| 1 26. 24 33 59 u Tidak | J 7 4 45 a 21 Tidak ul xk ir 50 59 B 9 Tidak. 2{ 12 41 2 4 21 Tidak. 13 | 18 4 n 31 2 ‘Tidak. 4[ oN 7 EB 74 a 21 Tidak. iso 20. 91 i 1 i a Ya Sumber : Hasil Penelitian 2. Pekerjaan Alat Sanitair dan Lain-Jain () dipercepat 3 hari Perhitungan biaya langsung, tidak langsung, dan total biaya : - Biaya langsung Rp. 1.299.157.309,10 + (3 x Rp. 48,733,125) = Rp. 1.299,303.508,475 - Biaya tidak langsung (Rp.73.200.000,00 : 113) x 108 = Rp. 69.961.061,94 TOTAL BIAY. Rp. 1.369.264.570,415 Lintasan kritis sefelah kegiatan O dipercepat 3 hari tidak berubah yaitu A-B-D-F-E-G-O . SL a ae D 4 q , D¢s—_4 ea a ad > A XI ‘Tabel 4.14 Total Float Setelah Kegiatan O Dipercepat 3 Hari No | Kode | Waktu | Perhitungan Maju | Perhitungan Mundur | Total | Jalur Kegiatan | (hari ES Float LE Float | Kritis i{ a 10 0 o 19 o Ya 2| 8B 4 10 10 24 a Ya 3{ c 1 24 66, 77 42 Tidak 4[D 16 24 40 o Ya s| =£ 19 56 15 0 Ya 6| F 16 40. 56 o Ya 7{ G 16 75 31 0 Ya 3 | #8 4 17 91 a2 Tidak o| 1 26 33 59 9 Tidak | J iW 45 a 21 Tidak ul xk 4 9 B 9 Tidak. 2{ 12 2 74 21 Tidak. 13 | 18 B 91 9 ‘Tidak 4[_N 7 4 9 21 Tidak 15/0 a OL 108 0 Ya Sumber : Hasil Penelitian 3. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai (E) dipercepat 3 hari Perhitungan biaya langsung, tidak langsung, dan total biaya : - Biaya langsung Rp 1,299.303.508,475 +(3 x Rp. 58,203,125) = Rp 1.299.478.117,850 ~ Biaya tidak langsung (Rp 73.200.000,00 : 113) x 105 =Rp__ 68.017.699.11 TOTAL BIAY = Rp 1.367.495.816.960 Lintasan kritis sefelah kegiatan E dipercepat 3 hari tidak berubah yaitu A-B-D-F-E-G-O Tabel 4.15 Total Float Setelah Kegiatan E Dipercepat 3 Hari No| Kode | Waktu | Perhitungan Maju | Perhitungan Mundur | Total Kegiatan | (hari) ES EF LE Float Kritis ita 10 0 10 0 10 0 Ya 2 cain area oft] BatoM 10 24 a Ya au tne i esterase mgs 74 39 | Tidak af > 1624 | 40 | 24 40 0 Ya see se Toate se ne 2s 2 o Ya nana is_| 40 | 56 | 40 56 a Ya 7[¢ is | mn | ss | 72 38 0 Ya s[ 8 14 [3s] 4974 38 39 | Tidak oft a fal sana at] ean atl a0E3p 36 6 | Tidak a 7 [24 [a 2 59 1s_| Tidak uf xk 14 so | ef | 56 1 6 | Tidak ra 2 [4a 3 [39 7m 1s [Tidak 13 M 18 64 32 70. 88 6 Tidak [_N. cel atisa 7 | 7 38 1s_[ Tidak 15] 0 17_[ 8 | _10s_|_a8 105 a Ya Sumber : Hasil Penelitian Tabel 4.16 Total Biaya Proyek Setelah Dipercepat Kegiatan Waktu Total Biaya ‘Kegiatan Normal (Tanpa Pereepatan) 113 hark Rp. 1.372,290.934,10 Kegiatan F dipercepat 2 hari 111 hari Rp. 1.371.061.734,88 Kegiatan O dipereepat 3 hari 108 hark Rp. 1.369.264.570,415 Kegiatan E dipercepat 3 hari 108 hari Rp. 1.367.495,816,960 Sumber : Hasil Penelitian 4.2.3.6.Perbandingan dan Analisa Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek Perencanaan waktu dan biaya proyck yang dilakukan olch PT. Haryang Kuning dengan kurun waktu penyelesaian proyek selama 113 hari, rineiannya adalah sebagai berikut © Biaya langsung = Rp. 1.299.090.934,10 © Biaya tidak langsung, Rp. _73.200.000,00 TOTAL BIAYA PROYEK = Rp. 1.372.290.934,10 Sedangkan dengan menggunakan network planning melalui metode CPM dengan kurun waktu penyelesaian proyek selama 105 hari, dengan rincian biaya sebagai berikut © Biaya langsung = Rp. 1.299.478.117,850 © Biaya tidak langsung Rp. 68.017.699,11 TOTAL BIAYA PROYEK = Rp. 1.367.495.816.960 Efisiensi waktu dan biaya proyek dengan menggunakan network planning melalui metode CPM dihitung sebagai berikut + Efisiensi waktu proyek 113 — 105 = 8 hari Atau = er x 100% = 7,07 % + Efisiensi biaya proyek Rp. 1.372.290.934,10 ~ Rp. 1.367.495.816,960 = Rp. 4.795.118.140 Atau = Rp. 1.372.290.934,10 — Rp. 1.367.495.816,960. x 100% = 0,349 % Rp. 1.372.290.934,10 4.3. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Penyelesaian Proyek Walaupun rencana waktu suatu proyek telah dibuat secara seksama dengan memperhitungkan segala faktor-faktor yang menjadi kendala, tetapi dalam pelaksanaannya kadangkala bisa tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Ketidaksesuaian yang terjadi itu dikarenakan adanya kendala-kendala yang timbul diluar dugaan, Faktor-faktor yang timbul diluar dugaan tersebut antara lain 1. Cuaca Cuaca merupakan kendala utama yang diperhitungkan dalam merencanakan waktu suatu proyek. Beberapa jenis pekerjaan tidak dapat dilakukan apabila turun hujan, terutama pekerjaan yang berkaitan dengan struktur bangunan (pekerjaan beton) dan pekerjaan atap. Walaupun dalam perencanaan telah diperhitungkan musim hujan di Indonesia akan turun pada bulan Oktober sampai April, tetapi hhujan juga turun diluar bulan-bulan tersebut, Dengan terjadinya hal tersebut, maka waktu penyelesaian proyek otomatis bertambah, 2. Komunikasi Hal yang terpenting dalam melaksanakan suatu proyek adalah komunikasi, Kesalahan perhitungan sering terjadi dalam pelaksanaan proyek, hal ini terjadi karena komunikasi yang terjalin antara pekerja_kurang baik. Kesalahan perhitungan akibat dari komunikasi yang kurang baik ini mengakibatkan pekerjaan diulang Kembali. Hal ini tentu saja menghambat waktu penyelesaian proyek. 3. Ketersediaan bahan/material Dalam membuat pereneanaan waktu dan biaya proyek, ketersediaan bahan biasanya menjadi salah satu hal yang sulit diprediksi karena masalah ketersediaan bahan/material biasanya berasal dari luar pihak perusahaan, Masalah ketersediaan bahan’material terjadi Karena keterlambatan pemasok dalam mengirimkan bahan.material, dan juga karena kelangkaan bahan.material di pasar. Hal ini menyebabkan waktu pelaksanaanproyek bertambah sehingga penyel proyek mengalami keterlambatan, 4, Semangat kerja Kejenuhan kadangkala terjadi terhadap para pekerja dalam proses pelaksanaan proyek. Kejenuhan para pekerja ini mengakibatkan menurunnya semangat kerja. Semangat kerja yang menurun ditandai oleh kurang baiknya mutu hasil kerja mereka, Hal ini mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek. Kendala-kendala tersebut diatas yang terjadi dalam pelaksanaan_proyek biasanya dikomunikasikan dalam rapat, schingga kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Dari kendala-kendala tersebut, ada beberapa kendala yang dapat diatasi dengan baik oleh perusahaan antara lai 1. Ketersediaan bahan/material Jika pasokan bahan/material terlambat datang, maka perusahaan meneari pasokan bahan/material dari daerah sekitar atau toko yang lain dan membatalkan pesanan, sehingga pelaksanaan proyek terus berjalan. 2. Komunikasi dan semangat kerja Yaitu dengan cara melakukan pendekatan-pendekatan secara insentif pada para pekerja, sehingga para pekerja mengerti benar akan pengarahan tentang perhitungan-perhitungan proyek yang sedang berlangsung. Selain kendala-kendala yang dapat diatasi oleh perusahaan diatas, adapula kendala yang sulit untuk diatasi oleh perusahaan, kendala tersebut adalah cuaca. Hujan yang turun pada musim kemarau adalah hal yang tidak dapat diduga. Jika hujan turun, maka kelangsungan pelaksanaan proyek harus dihent ada saat itu juga, terutama pada pekerjaan struktur beton dan atap. BABV KESIMPULAN DAN SARAN SA. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada bab IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut 1. Perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menentukan waktu proyek dan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek penambahan ruang kelas bertitik tolak pada perencanaan strategis dan perencanaan operasional serta pengalaman-pengalaman perusahaan dan para pekerja dalam mengerjakan proyek. Dari perencanaan tersebut perusahaan membuat waktu perencanaan selama 113 hari dengan total biaya Rp. 1.372.290.934,10. Dan dari_hasil penelitian penulis dengan menggunakan metode lintasan kritis (CPM) yang mempersingkat waktu dan mengurangi biaya, didapat waktu selama 10S hari dengan total biaya Rp. 1.367.495.816,960. 2. Penerapan network planning dengan menggunakan metode lintasan kritis (CPM) lebih meningkatkan efisiensi waktu dan biaya proyek penambahan ruang kelas, Jika waktu normal penyelesaian proyek adalah 113 hari dengan biaya sebesar Rp. 1.372.290,934,10, maka dengan menerapkan network planning yang ‘menggunakan metode lintasan kritis (CPM) untuk mempersingkat waktu, didapat waktu penyelesaian proyek selama 105 hari dengan biaya _sebesar Rp. 1367.495.816,960. Deng: waktu selama 8 hari atau sebesar 7,07 % dan efisiensi biaya sebesar Rp. 4.795.118, 140 atau sebesar 0,349 %, n demikian, maka proyek mempunyai efisiensi 3. Dalam pelaksanaan proyek penambahan ruang Kelas ini perusahaan mengalami kendala-kendala. yang tidak diduga dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, Kendala-kendala tersebut adalah a Cu b. Komunikasi ‘a 52. c. Ketersediaan bahan/material dd. Semangat kerja Saran Berdasarkan pada kesimpulan yang telah penulis buat diatas, maka penulis ‘mempunyai saran pada perusahaan sebagai pelaksana proyek. Saran tersebut adalah sebagai berikut L Perusahaan sebaiknya menggunakan metode network planning dengan metode lintasan kritis (CPM) yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan proyek dan biaya proyek dalam membuat suatu perencanaan waktu dan biaya, sehingga proyek penambahan ruang kelas dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan dapat mencapai hasil yang optimal. Berkaitan dengan kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan, maka penulis memberikan saran agar perusahaan mampu mengantisipasi kendala-kendala tersebut sebaik mungkin. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi antara lain dengan cara a. Melakukan pengendalian yang disertai dengan pengawasan yang lebih pada pelaksanaan proyek. b. Memilih perkiraan cuaca untuk kurun waktu pelaksanaan proyek dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sebagai acuan dalam membuat perencanaan waktu proyekny. ¢. Menjaga untuk tetap berkomunikasi yang baik dengan para pekerja agar para pekerja dapat mudah mengerti apa yang harus dilakukan jika mendapat suatu perintah, d. Meneari pemasok bahan baku yang benar mampu mengatasi masalah keterlambatan atau persediaan bahan baku jika terjadi kelangkaan di pasar. e. Melakukan pendekatan informal yang lebih kepada para pekerja agar para pekerja menjadi semangat untuk bekerja.

You might also like