Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan pedoman pembebanan yang berlaku di Indonesia, besarnya tekanan tiup angin yang
bekerja pada struktur atap dapat diambil minimum sebesar 25 kg/m2. Tekanan angin di laut dan
ditepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai, harus diambil minimum 40 kg/m2. Berhubung
pengaruh angin akan menimbulkan tekanan dan hisapan, maka pada struktur atap juga akan
mengalami tekanan dan hisapan angin, dimana besarnya tergantung dari bentuk dan kemiringan
atap. Distribusi beban angin menjadi beban-beban terpusat dijelaskan pada skema di bawah.
Jika diketahui tekanan tiup angin : qw = (25-40) kg/m2, kemiringan atap , jarak rangka atap : B,
jarak antar gording : Lg, maka besarnya: tekanan angin (Qt) dan hisapan angin (Qh) adalah :
Tekanan angin + 0,4).qw]: Qt = Lg.B.[( 0,02.
Hisapan angin : Qh = Lg.B.[(0,4).qw]
Gambar 7. Konfigurasi struktur dengan profil siku rangkap 2L70.70.7 dan 2L50.50.5
Dari Tabel Profil Baja, diketahui lebar dan tebal sayap dari profil siku L.70.70.7 dan L.50.50.5
adalah :
Perhitungan Beban
Beban angin (qw) = 25 kg/m2, jarak antara rangka atap : B = 4m, dan = 4,5jarak antara
gording Lg=3,35 m. Kemiringan atap : tg. /9,0 = 0,5, = 27ojadi
+ 0,4).qw] = 315 kgTekanan angin : Qt = Lg.B.[(0,02.
Tekanan vertikal = 280 kg: Vt = Qt cos
Tekanan horisontal = 140 kg: Ht = Qt sin
Hisapan angin : Qi = Lg.B.[(0,4).qw] = 134 kg
Hisapan vertikal = 120 kg: Vi = Qi cos
Hisapan horisontal = 60 kg: Hi = Qi sin
Beban penutup atap (qa) = 50 kg/m2, dan beban plafon (qp) = 20 Kg/m2.
Penutup atap : Qa = d.B.qa = 600 kg, dan penutup plafond : Qp = d.B.qp = 240 kg
Besarnya beban hidup pada struktur atap diperhitungkan sebesar Qh = 100 kg. Dengan
penempatan beban seperti ditunjukkan pada Gambar 9.
Setelah dihitung pembebanan pada struktur rangka atap akibat beban angin, beban mati, dan
beban hidup, maka dapat disusun kasus beban (load case) yang bekerja sbb. :
Gambar 10. Kasus beban 3 : beban angin dari kiri pada struktur
Gambar 11. Kasus beban 4 : beban angin dari kanan pada struktur
Analisis Struktur Rangka Atap Dengan SAP2000 (Metode ASD)
1. Memilih Sistem Satuan
Pada kotak sistem satuan, pilih sistem satuan yang digunakan yaitu : kg-cm.
2. Menyusun Konfigurasi Stuktur
Dari menu File, pilih New Model dan 2D Trusses. Pada kotak 2D Truss Type pilih Prat Truss.
Masukkan data konfigurasi struktur rangka atap sbb. :
diperhatikan bahwa elemen-elemen dari struktur rangka batang dihubungkan secara sendi/engsel
pada joint-jointnya, sehingga secara teoritis pada sambungan antara elemen-elemen struktur
tidak timbul momen.
Untuk menghilangkan pengaruh momen lentur pada sambungan-sambungan struktur rangka
batang, dilakukan sbb. :
Klik semua elemen dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable/Tendon dan
Releases/Partialy Fixity.
Pada kotak Assign Frame Release, klik kotak Start dan End yang ada pada Momen 33 (Major).
Untuk melakukan analisis 2 dimensi dari struktur rangka atap, dilakukan sbb. :
Pilih menu Analyze, kemudian Set Analysis Options. Pada kotak Analysis Options klik Plane
Frame (XZ Plane), klik OK.
Sebelum melakukan analisis, simpan terlebih dahulu file data masukan dengan cara :
Pilih menu File, Kemudian Save As. Pada kotak dialog Save Model File As, ketikan nama file :
STRUKTUR ATAP, kemudian klik Save. Untuk melakukan analisis struktur, pilih menu Analyze
dan Run Analysis, klik Run Now.
Untuk menampilkan deformasi dari struktur rangka atap akibat kombinasi beban mati dan beban
hidup (COMB1) , pilih menu Display kemudian Show Deformed Shape. Pada kotak Deformed
Shape masukkan data :
Case/Combo Name : COMB1
Scalling : Auto
Options : Wire Shadow
: Cubic Curve
Klik OK
Gambar 17. Deformasi struktur atap akibat beban mati + beban hidup (COMB1)
Untuk menampilkan gaya batang pada elemen-elemen struktur rangka atap akibat kombinasi
beban mati dan beban hidup (COMB1), pilih menu Display kemudian Show Forces/Stresses, dan
Frames/Cable. Pada kotak Member Force Diagram for Frames Shape masukkan data sbb. :
Gambar 18. Gaya batang pada struktur atap akibat beban mati + beban hidup (COMB1)
Untuk menampilkan reaksi-reaksi di tumpuan akibat kombinasi beban mati dan beban hidup
(COMB1), pilih menu Display kemudian Show Forces/Stresses, dan Joints. Pada kotak Joint
Reactions Forces masukkan data sbb. :
Case/Combo Name : COMB1
Type : Show as Arrows
Klik OK.
Gambar 19. Reaksi-reaksi di tumpuan akibat beban mati + beban hidup (COMB1)
11. Melakukan Desain Struktur
Setelah dilakukan analisis struktur, untuk selanjutnya dapat dilakukan desain struktur untuk
memeriksa apakah dimensi dari elemen-elemen struktur yang dipilih, cukup kuat menahan
beban-beban yang bekerja pada struktur. Untuk melakukan desain struktur, dilakukan sbb. :
Pilih menu Options, kemudian Preferences dan Steel Frame Design.
Pada kotak Steel Frame Design Preferences masukkan data :
Design Code : AISC-ASD89
Framing Type : Braced Frame
Lateral Factor : 1.3
Gambar 20. Rasio tegangan (stress ratio) pada elemen-elemen struktur rangka atap