You are on page 1of 9

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK

PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN


PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA
Sultan Ansyari Utama1 dan Roesyanto2
1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1Kampus USU Medan
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

ABSTRAK
Pondasi tiang merupakan salah satu jenis dari pondasi dalam yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur ke
lapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang letaknya cukup dalam di dalam tanah.
Untuk menghitung kapasitas tiang, terdapat banyak rumus yang dapat digunakan dan menghasilkan nilai kapasitas
yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini untuk meghitung daya dukung tiang dari hasil Sondir, Standart Penetration
Test (SPT), Kalendering dan Loading Test, serta membandingkan hasil daya dukung tiang dari beberapa metode
peyelidikan yang terjadi pada tiang tunggal. Hasil perhitungan daya dukung pondasi terdapat perbedaan nilai baik
dilihat dari penggunaan metode perhitungan Aoki dan De Alencar, serta metode Meyerhof. Dimana dari data sondir
Aoki dan De Alencar Qu=115,640 ton, dari data sondir metode Meyerhof Qu = 280,339 ton, dari data SPT metode
Meyerhof Qu = 198,287 ton, dari data kalendering metode Danish Formula Qu = 123,337 ton, dari data kalendering
metode Modifield New ENR Qu=133,131ton, dari bacaan loading test metode Davisson Qu = 124,0 ton dan dari data
loading test metode Mazurkiewicz Qu= 216,0 ton Dari hasil perhitungan daya dukung tiang, lebih aman memakai
perhitungan dari hasil data loading test karena lebih aktual.
Kata kunci: pondasi tiang, daya dukung tiang, loading test

ABSTRACT
Pile foundation is one kind of foundation that work to distribute the load to the structure of the hard soil that has a
high carring capacity that is located deep enough in the ground. To calculate the capcity of the pile, there are many
formulas that can be used and yield values of different capacities. The research objective is to calculated the bearing
capicity of the pile Sondir result, Standard Penetration Test (SPT), Kalendering and Loading Test reading, and
compare the result of carring of pile of some methods of investigation that occured on a single pile. The result of the
calculation of the carring capacity of the foundation there are differences in value, in terms of usage De Alencar
Aoki calculation method and the Meyerhof. Where the data sondir Aoki and De Alencar Qu = 115,640 tons, data
from sondir Meyerhof method Qu = 280,339 tons, data from SPT Meyerhof Qu =198,287 tons, data from
kalendering Danish Formula method Qu = 123,337, data from kalendering Modifield New ENR method
Qu=133,131 tons, reading of data loading test Davisson method Qu = 124,00 tons and data from loading test
Mazurkiewicz method Qu= 216,0 tons. From the calculation of the carring capacity of the pile, safer use if
computation data results Loading Test because more actual.
Keywords : pile foundation, pile bearing capacity, loading test.

1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada pembangunan suatu konstruksi untuk pertama sekali yang dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah
pekerjaan pondasi (struktur bawah) lalu kemudian melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu
pondasi sangat besar fungsinya pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefinasikan sebagai bangunan bawah
tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada
bangunan ke tanah disekitarnya.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu pekerjaan konstruksi yang harus
dicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah berbeda-beda. Sebelum melaksanakan suatu pembangunan
konstruksi yang pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah).
Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah
yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Ponpdasi ini akan
menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat
memikul beban konstruksi tersebut.

Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative panjang dan langsing yang digunakan untuk menyalurkan beban
pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya
dukung tinggi yang relative cukup dalam dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari
daya dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang, dan daya dukung geser atau
selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara tiang pancang
dan tanah di sekelilingnya.

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Menghitung daya dukung pondasi tian pancang dari hasil sondir, SPT, kalendering dan loading test.
2. Menghitung kapasitas daya dukung ijin kelompok tiang.

Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Sebagai bahan referensi bagi yang membacanya khususnya bagi mahasiswa yang menghadapi
masalah yang sama.
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pembanding kelak jika akan melakukan suatu
pekerjaan yang sama atau sejenis.

2.

METODOLOGI

Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan ini dilakukan metode observasi ke lokasi proyek langsung untuk dapat mengumpulkan
data yang mendukung untuk diselesaikan dengan baik. Beberapa data yang terkumpul antara lain:
1. Data Sondir
2. Data Standart Penetration Test (SPT)
3. Data Kalendering
4. Data Loading Test

Metode Perhitungan Daya Dukung


a. Kapasitas daya dukung tiang dari data sondir
Kapasitas daya dukung ultimit di tetukan dengan persamaan sebagai berikut:
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As

(1)

Dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.
Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs = Kapasitas tahanan kulit.
qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung tiang.
f = Satuan tahanan kulit persatuan luas.
Dalam menentukan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode Aoki dan De Alencar :
qb =

qca (base)
Fb

(2)

qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang dan Fb adalah faktor
empirik tergantung pada tipe tanah.
Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi sebagai berikut :
F = qc (side)

s
Fs

dimana :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada lapisan sepanjang tiang.
Fs
= Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah.
= Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah.
Fb

(3)

Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Mayerhof.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11)
Dimana :
Qult
qc
Ap
JHL
K11

=
=
=
=
=

(4)

Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.


Tahanan ujung sondir.
Luas penampang tiang.
Jumlah hambatan lekat.
Keliling tiang.

Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus :


Qijin =

qc xAc JHLxK11

3
5

(5)

b. Kapasitas Daya dukung dari Data SPT


Daya dukung pondasi tiang pada tanah non-kohesif
Qp = 40 . N-SPT .

L D . Ap < 400 . N-SPT . Ap

(6)

Tahanan geser selimut tiang adalah:


Qs = 2 N-SPT . p.L
Dimana :
D
Li
Ap
P

=
=
=
=

(7)

Diameter tiang
Panjang lapisan tanah
Luas penampang tiang.
Keliling tiang

c. Kapasitas Daya Dukung dari Data Kalendering


Kapasitas daya dukung tiang berdasarkan metode Danish Formula adalah:
Pu =

xE
xExL

S
2 x A x Ep

Dimana :
=
Pu

=
E
=
S
=
A
=
Ep =

(8)
0.5

Kapasitas daya dukung ultimate tiang.


Effisiensi alat pancang.
Energi alat pancang yang digunakan.
Banyaknya penetrasi pukulan diambil dari kalendering dilapangan.
Luas penampang tiang pancang.
Modulus elastis tiang

Kapasitas daya dukung tiang berdasarkan metode modified New ENR adalah :
Qu =

Dimana:
E
C
Wp
WR
n

= Effisiensi hammer
= 0.254 cm untuk unit S dan h dalam cm
= Berat tiang
= Berat hammer
= koef. Restitusi antara ram dan pile cap

(9)

h
= tinggi jatuh
WR x h = Energi palu

d. Kapasitas Daya dukung dari data Loading Test


prosedur untuk menentukan beban ultimate menggunakan metode Davisson adalah sebagai berikut:
1. Gambarkan kurva beban-penurunan.
2. Tentukan penurunan elastis, = (Qva)L/AE dari tiang dimana Qva adalah beban yang digunakan, L
adalah panjang tiang, A adalah luas potongan melintang tiang, dan E adalah modulus elastisistas tiang.
3. Gambarkan sebuah garis OA berdasarkan persamaan diatas dan gambarkan sebuah garis BC yang sejajar
dengan OA pada jarak sejauh x = 0.15 + D/120 in, dimana D adalah diameter tiang (inchi).
4. Beban ultimate ditentukan dari perpotongan garis BC pada kurva beban-penurunan (titik C)

Gambar 1. Interpretasi uji pembebanan metode Davisson


prosedur untuk menentukan beban ultimate menggunakan metode Mazurkiewicz adalah sebagai berikut:
1. Plot kurva beban-penurunan.
2. Pilih sejumlah penurunan dan gambarkan garis vertikal yang memotong kurva.
Kemudian gambar garis horizontal dari titik perpotongan ini pada kurva sampai
memotong sumbu
beban.
3. Dari perpotongan masing-masing kurva, gambar garis 45 sampai memotong garis beban selanjutnya.
4. Perpotongan ini jatuh kira-kira pada garis lurus.
5. Titik yang didapat oleh perpotongan dari perpanjangan garis ini pada sumbu vertikal (beban) adalah
beban ultimate.

Gambar 2. Interpretasi uji pembebanan metode Mazurkiewicz

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menghitung Daya Dukung Tiang dari Data Sondir


Kapasitas Tiang dengan Metode Aoki Dan De Alencar

Tiang Pancang

Data tiang pancang yang diperoleh :


Dimensi tiang pancang
= 40 cm
Keliling tiang pancang ( k )
= 125,6 cm
Luas tiang pancang (Ap)
= 1256 cm2
a. Perhitungan kapasitas dukung ujung tiang (Qb)

Kedalaman
(meter)
31.00
31.20
31.40
31.60
31.80
32.00
32.20

Perlawanan konus
(kg/cm2)
90
95
98
103
103
103
103

Gambar 3. Perkiraan nilai qca (base)


Nilai qca diambil rata-rata seperti dalam gambar.3
qca = 99,28 kg/cm2
Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) :
qb =

qca (base )
(Nilai Fb beton precast = 1,75)
Fb

qb = 56,73 kg/cm2
Kapasitas dukung ujung tiang (Qb) :
Qb = qb x Ap = 71,253 ton.
Perhitungan kapasitas dukung kulit (Qs)

31,60

b.

qc (side) = 13,748 kg/cm2

Gambar 4. Nilai qc (side) pada titik sondir


Kapasitas dukung kulit persatuan luas (f) :
f = qc (side)

s
Fs

= 0,1178 kg/cm2

Kapasitas dukung kulit (Qs) :


Qs = f . As = 44,387 ton
Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang (Qu) :
Qu = Qb + Qs = 115,640 ton
Kapasitas ijin tian g (Qa) :
Qa =

Qu
= 38,547 ton
SF

Kapasitas Daya Dukung tiang dengan metode Meyerhof


Daya dukung pondasi pada kedalaman 32,00 m sebagai berikut :
Perlawanan Penetrasi konus ( PPK ), qc
= 103 kg/cm2
Jumlah Hambatan Lekat ( JHL )
= 1202 kg/cm
Luas Tiang Pancang ( Ap )
= 1256 cm2
Keliling Tiang Pancang(K11)
= 125,6 cm
kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal:
Qult = (qc . Ap) + (JHL . K11) = 280,339 ton
Kapasitas daya dukung ijin pondasi:
Qijin =

qc xAc JHLxK11
= 73,317 ton

3
5

Menghitung Kapasitas Daya Dukung Tiang dari Data SPT


Kapasitas Daya Dukung Tiang dengan Metode Meyerhof
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah non kohesif kedalaman 32,00 m sebagai berikut :
Nilai N-SPT = 20
Qp = 40 . N-SPT .

L
. Ap < 400 . N-SPT . Ap
D

= 1000,000 kN
Tahanan geser selimut tiang (kumulatif) pada tanah non kohesif kedalaman 32,00 m sebagai berikut :
Qs = 2. N-SPT. Pp. Li = 989,722 kN
Kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang pada tanah non kohesif kedalaman 32,00 m :
Qult = Qp + Qs = 198,972 ton

Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tiang dari Data Kalendering


Kapasitas Daya Dukung Tiang dengan Metode Danish Formula
Daya dukung pada kedalaman 32,00 m sebagai berikut :
Dimensi tiang
= 40 cm
Luas tiang pancang (Ap) = 125,6 cm
Effisiensi alat pancang
= 85 %
Energi alat pancang (E) = 979200 kg/cm
Banyaknya penetrasi pukulanan diambil dari data kalendering pemancangan pada 10 (sepuluh) pukulan
terakhir (S)
= 1,1 cm
Panjang tiang pancang (L) = 3200 cm
Modulus Elastisitas tiang = 4700 .

fc ' = 332340,18 kg/cm2

Kapasitas daya dukung ultimit tiang :


Pu =

xE
xExL

S
2 x A x Ep

0.5

= 123,337 ton
Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang :
Pa =

Pu
SF

= 41,112 ton

Kapasitas Daya Dukung Tiang dengan Metode Modifield New ENR


Daya dukung pada kedalaman 32,00 m sebagai berikut :
E
= 0,85
C
= 0.254 cm untuk unit S dan h dalam cm
Wp
= 6,11 ton
WR
= 3,5 ton
n
= 0,25
h
= 1,5 m
S
= 1,1 cm
Qu

= 133,131 ton

Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Dari data Loading Test
Data tiang pancang di dapat dari lapangan:
Diameter tiang (D)
= 40 cm
Panjang tiang (L)
= 32,0 m
Modulus Elastisitas tiang = 4700 .
Beban rencana
Beban uji (Qva)
Cara kerja

fc ' = 332340,18 kg/cm2

= 50 Ton
= 150 Ton
= Cycle Loading test

Gambar 5. Grafik beban dan penurunan pada tiang pancang

Kapasitas Daya Dukung Tiang Dengan Metode Davisson


Penghitungan penurunan elastis :

L
= 1,149 mm
AxE
D
X = 0,15 +
(ichi) = 0,281 inchi = 7,1 mm
120
= (Qva)

OA

BC

Gambar 6. Perhitungan grafik dengan metode Davisson


Kapasitas beban maksimum (Qult) dengan metode Davisson sebesar= 124 ton.

Kapasitas Daya Dukung Tiang Dengan Metode Mazurkiewicz

Gambar 7. Perhitungan grafik dengan metode Mazurkiewicz


Kapasitas beban maksimum (Qult) dengan metode Mazurkiewicz sebesar = 216,0 ton.

4.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.

2.

Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pada kedalaman 32,00 m berdasarkan data sondir, data SPT, data
kalendering dan data loading test adalah sebagai berikut:
dari data sondir Aoki dan De Alencar, Qu= 115, 640 ton
dari data sondir Meyerhof, Qu= 280,339 ton
dari data SPT Meyerhof, Qu= 198,972 ton
dari data kalendering Danish Formula, Qu= 123,337 ton
dari data kalendering Modifield New ENR, Qu= 133,131 ton
dari data loading test Davisson, Qu= 124,0 ton
dari data loading test Mazurkiewicz, Qu= 216,0 ton
berdasarkan dari perhitungan daya dukung tiang pancang, lebih aman memakai perhitungan dari hasil data
kalendering dan loading test dikarenakan mendapat hasil secara langsung.

Saran
1.
2.
5.

penyelidikan di lapangan dengan sondir dan SPT untuk perencanaan daya dukung pondasi tiang pancang
masih kurang akurat, sehingga masih diperlukanalat uji lain.
Dalam menganalisa daya dukung pondasi lebih baik memakai hasil data loading test.

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlanggga, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C., 1996, Teknik Pondasi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
Sardjono, H. S., 1988, Pondasi Tiang Pancang Jilid 1, Sinar Jaya Wijaya, Surabaya.
Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., 1983, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT pradnya Paramita, Jakarta.

You might also like