You are on page 1of 19

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis

Tumbuhan Hijau
Sat, 17/04/2010 - 12:07am Ribka capah
Fotosintesis adalah suatu proses tumbuhan-tumbuhan secara biokimia untuk menghasilkan energi
/ nutrisi dengan memanfaatkan energi cahaya matahari. Fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa
faktor penyebab, yaitu :
- Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Intensitas cahaya yang tinggi akan
membuat kegiatan fotosintesis menjadi efektif.
- Tahap Pertumbuhan
Pada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripada yang sudah besar karena
yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh membesar.
- Pigmen penyerapan cahaya
Klorofil merupakan pigmen penyerapan cahaya. Untuk membuat klorofil, diperlukan ion
magnesium yg diserap dari tanah
- Suhu / Temperatur
Mempengaruhi enzim untuk fotosintesis. Jika suhu naik 10'c, kerja enzim meningkat 2xlipat.
(tapi hanya pada suhu tertentu, jika suhu terlalu tinggi, justru bisa merusak).
- Kadar Hasil Fotosintesis (Fotosintat)
Apabila kadar hasil bentukan fotosintesis sedikit maka tumbuhan akan terangsang untuk
melakukan fotosintesis lebih giat daripada ketika kadar fotosintat yang banyak.
- Ketersediaan CO2 dan air (H2O).
Jika kekurangan air, stomata menutup sehingga menghalangi masuknya CO2. Semakin banyak
gas karbon dioksida maka proses fotosintesis akan menjadi semakin baik.
Jika faktor-faktor tersebut jumlahnya tak memadai atau tidak ada, maka proses fotosintesis akan
terganggu.

C. Respirasi Tumbuhan

Bernapas meliputi dua tahap, yaitu pertukaran gas dan respirasi sel. Pertukaran gas adalah proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida melalui alat pernapasan tumbuhan.
Respirasi sel adalah penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dengan
membebaskan energi. Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Senyawa kompleksnya dapat berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang
didapatkan dari proses respirasi digunakan untuk aktifitas metabolisme tubuh tumbuhan.
Berdasarkan ada tidaknya oksigen, ada dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob dan anaerob.
Respirasi aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen, sedangkan rspirasi anaerob adalah
respirasi yang tidak memerlukan oksigen.

Alat Respirasi tumbuhan

Seperti dijelaskan sebelumnya, proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida melalui alat pernapasan. Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar.
Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada
tumbuhan tertentu, pernapasan melalui alat khusus, misalnya akar napas pada tumbuhan bakau
maupun beringin. Berikut ini akan dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan.
1. Stomata
Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel penjaga dan
terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada tumbuhan, sedangkan sel
penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari
gelap. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh kandungan air dan ion kalium di
dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan
masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel penjaga yang berhadapan
dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi terbuka. Sebaliknya,
ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga akan berpindah secara osmosis ke
sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga mengembang dan mendorong sel penjaga ke arah celah
sehingga stomata menutup. Lihat Gambar 9.

Gambar 9. Membuka dan


menutupnya stomata diatur oleh sel penjaga (guard cell) : stoma membuka (kiri), stoma
menutup (kanan). (Sumber : Campbell et al. 1999)
2. Lentisel
Pada tumbuhan dikotil, selain kambium intervasikuler yang membentuk xilem dan floem
sekunder ada juga kambium gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan lapisan gabus.
Lapisan gabus akan menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri atas sel-sel mati dan
membantu melindungi batang. Kambium gabus, parenkima gabus, dan lapisan gabus akan
mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit. Akibatnya, timbul lubang-lubang di batang yang
disebut lentisel. Lentisel memungkinkan sel-sel tetap hidup di dalam batang melalui pertukaran
gas dengan udara luar. Lihat Gambar 10.

Gambar 10. Lentisel (Sumber:


http://www.biyolojiegitim.yyu.edu.tr)
3. Rambut Akar

Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai alat
pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah. Lihat Gambar 11.

Gambar 11. Rambut Akar


(Sumber: Campbell, et all. 2005)
4. Alat Pernapasan Khusus
Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat pernapasan khusus.
Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan air laut mempunyai akar yang tumbuh ke atas
permukaan tanah untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Akar tersebut
disebut akar napas.
Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar tersebut tumbuh
dari batang dan menggantung kearah tanah. Pada saat masih menggantung, akar ini menyerap
uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke tanah, akar tersebut berfungsi menyerap
air dan garam mineral. Tumbuhan yang hidup di air seperti enceng gondok dan kangkung,
batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk menyalurkan oksigen.

Gambar 12 (a) akar pohon bakau (b) akar pohon beringin

Pertukaran Gas

Pertukaran gas antara tumbuhan dan lingkungannya merupakan bagian yang penting dalam
respirasi. Pertukaran gas secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Difusi merupakan
perpindahan zat dari larutan pekat ke larutan encer. Oksigen akan masuk ke dal
am sel tumbuhan secara difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, membran sel, dan akhirnya
masuk ke dalam sel. Begitu juga dengan karbondioksida, yang akan berdifusi ke luar sel dan
masuk ke ruang antar sel. Transpor oksigen dan karbon dioksida antara ruang antar sel dengan
lingkungan luar juga berlangsung secara difusi.

Proses Respirasi

Gambar 13 Hubungan antara proses fotosintesis dengan proses respirasi pada tumbuhan
(Sumber : Campbell, et all, 2006)
Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik menjadi air dan karbondioksida untuk
memperoleh energi dengan bantuan oksigen. Senyawa organik merupakan bahan bakar respirasi
untuk menghasilkan ATP, sedangkan produk limbah respirasi seperti karbon dioksida dan air,
merupakan bahan yang digunakan kloroplas sebagai bahan mentah untuk fotosintesis. Lihat
Gambar 6. Energi (ATP) yang diperoleh dari proses respirasi, akan digunakan untuk aktifitas
metabolisme tubuh tumbuhan. Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:

Senyawa organik + oksigen > karbon dioksida + air + energi


Glukosa, lemak, dan protein dapat diproses dan digunakan sebagai bahan respirasi. Jika glukosa
(C6H12O6) yang digunakan sebagai bahan respirasi maka reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:

Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :


1. Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang
rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada
organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

BAB
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari
terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti
halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam
mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran
yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi
faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida
(Kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari
oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena
menggunakan zat zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa nonorganik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang
seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa
organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(Kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan
karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari
yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu
peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya
matahari(Kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak hentihentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan
molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat
dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya
matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan tentang fotosintesis ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis
dihasilkan oksigen (O2), lalu mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukan
oksigen pada proses fotosintesis, dan untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam
jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum fotosintesis ini berlangsung pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008 pada pukul
13.3015.30 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat.
2.2 Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam praktikum tentang fotosintesis ini adalah beaker glass, corong
kaca, tabung reaksi, cawan petri, lampu spiritus/kompor, kaki tiga dan penjepit, juga kawat dan
cutter.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25
% NaHCO3, Daun tumbuhan segar, larutan JKJ, alkohol 95 %, air, dan kertas karbon/aluminium
foil.
2.3 Prosedur kerja
Fotosintesis
1. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira 15 cm ke
dalam corong kaca
2. Dimasukkan corong kaca (a) ke dalam beaker glass yang berisi medium, dimana setiap 100 ml
air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %, dengan posisi corong menghadap ke bawah.
3. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan dari sebagian besar
medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisi air)
4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, dan E, dimana :
a. A = Medium air dan diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya)
b. B = Medium air dan diletakkan ditempat terbuka (cahaya)
c. C = Medium air + larutan NaHCO3,diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya)
d. D = Medium air + larutan NaHCO3, diletakkan ditempat terbuka luar ruangan(cahaya)
5. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang / ranting
yang terjadi selama 5, 10 , dan 15. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat
digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis. Dilakukan perhitungan sebanyak 3 kali dan
mengambil rata-ratanya.
6. Hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik. Dibuat
pembahasan dan kesimpulan.
Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis
1. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari dengan aluminium foil /

kertas karbon dan dijepit selama 2 x 24 jam(sore hari I s.d pagi hari III)
2. Direbus air dalam beaker glass sampai mendidih pada lampu spiritus/panci berisi air mendidih
diatas kompor.
3. Dipanaskan alkohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2)
4. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam air panas (5 menit) sampai layu,
kemudian dalam alkohol panas (5 menit).
5. Diulangi percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak diberi perlakuan air panas.
6. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukan kedalam larutan JKJ selama
beberapa menit.
7. Dicuci daun tersebut dengan air panas dan kemudian dibentangkan dan diamati perubahan
yang terjadi (amilum + JKJ memberikan warna biru sampai kehitam-hitaman).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan


------------------------------------------------------------------------------------------------3.2 Pembahasan
Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah
ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian
ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan
memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara yang
banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat
cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan
mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Dalam hal ini
penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat
dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O
Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaan
yang ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan
NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :

1. Ketersediaan air
Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan
karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat
fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi
kecepatan fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)
Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.
Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi hanyalah faktor
ketersediaan air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas karbon dengan bgian daun
yang terbuka yaitu pada daun yang tidak ditutupi karbon akan tampak warna biru kehitamhitaman yang menandai bahwa pada daun telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan
karena kertas karbon mempunyai sifat memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak
dpat berlangsung. Berbeda dengan daun yang tidak mendapat perlakuan, akan tampak bercakbercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada amilum.
Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi dan transpirasi
walaupun tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada
daun dengan jumlah yng sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat
banyak amilum sebagai tanda melakukan proses fotosintesis.
Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang
berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak
dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum
fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan
daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun.
Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan merebus daun pada air
mendidih 30 selamamenit, hal ini dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel
daun lebih permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan
untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ.
Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan
lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitamhitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.
Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan
dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan
pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal
ini dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun
tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan
menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol

bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan
larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan
larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru
kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ disini
berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang
mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup
sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir pinggirnya dan di bagian bagian
yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna
sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses
fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang ditunjukkan oleh warna biru
tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru tua kehitamannya akan
merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses
fotosintesis.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat
dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan
bantuan cahaya matahari dan klorofil.
2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis
dihasilkan oksigen.
3. Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada
proses ini.
4. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energi matahari,
CO2 dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
5. Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman
yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya fotosintesis.
6. Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan warna dan ini berarti
tidak terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat amilum.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan, daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik
baiknya, agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan. Lalu
sebaiknya pemanas air yang dimiliki lebih dari satu, agar praktikum dapat lebih cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.


Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel tumbuhan maupun
sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
Pada praktikum ini akan mempelajari respirasi pada tumbuhan kecambah kacang hijau dan
hewan jangkrik, serta mengetahui tentang respirasi aerob dan anaerob
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi praktikan ini adalah bagaimana membuktikan respirasi dapat
menghasilkan CO2 dan panas.
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah praktikan mampu membuktikan bahwa respirasi dapat
menghasilkan CO2 dan panas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Penguraaian suatu senyawa dapat menghasilkan energi. Energi
berasal dari lepasnya ikatan kimia yang menyusun peresenyawaan. Contoh katabolisme adalah
proses pernapasan sel atau respirasi (syamsuri, 1980).
2.2 Respirasi
Yang dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi, tumbuhan
juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi
respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik
pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa
oleh oksigen kan menghasilkan energi. Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan
dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (jasin, 1989).
Kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaikbaiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengn fungsi dari
enzim memperbat enzim atau dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan
dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (mertens, 1966).
Sistem pernapasan adalah pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh organisme dan bertujuan
mendapatkan energi. Alat respirasi pada berbagai hewan berbeda-beda. Pada hewan tingkat
rendah O2 langsung berdifusi melalui permukaan tubuh, pada serangga adalah trakea,
kalajengking dengan paru-paru buku, ikan dengan insang, katak dengan paru-paru, kulit dan
rongga mulut, reptile dengan paru-paru, dll (panduan primagama).
Respirasi juga terjadi pada manusia yang disebut dengan pernapasan. Proses menghirup oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida. Respirasi pada manusia bisa memiliki gangguan seperti
penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau yang disebut juga (ISPA), hal ini merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada
anak balita. Untuk mencegahnya bisa digunakan sanitasi rumah, yaitu usaha kesehatan
masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap struktur fisik, dimana orang
menggunakan sebagai tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana
tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembapan, padatan hunian, penerangan alami, kontruksi
bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air
bersih ( nindya, sulistyorini, 2005).
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
2.2.1 Respirasi Aerobik (aerob)

Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk mendapatkan
energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O >> 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari
awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu
glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (syamsuri, 1980).
a. Glikolisis
Kata glikolisis berarti menguraikan gula dan itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini.
Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil
ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat
(champbell, 2002)
NADH merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan ATP adalah persenyawaan
berenergi tinggi. Selama glikolisis dihasilkan 4 molekul ATP, akan tetapi 2 molekul ATP
diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-reaksi yang lain sehingga tersisa 2
molekul ATP yang siap digunakan untuk tubuh. Seluruh proses glikolisis tidak memerlukan
oksigen. Reaksi glikolisis terjadi di sitoplasma (di luar mitokondria). Hasil akhir sebelum
memasuki siklus krebs adalah asam piruvat. Ada yang membedakan tahap ini menjadi dua yaitu
glikolisis dan dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis mengubah senyawa 6C menjadi senyawa 2C
pada hasil akhir glikolisis. Yang dimaksud dekarbosilasi oksidatif adalah reaksi asam piruvat
diubah menjadi asetil KoA (syamsuri, 1980_.
b. Siklus krebs
Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam glukosa,
sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet. Jika ada oksigen molekuler,
piruvat itu memasuki mitokondria dimana enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan
bakar organiknya (champbell, 2002)
Memasuki siklus krebs, asetil KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam
piruvat (6C). selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang
akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam perjalanannya, 1C (CO2) dilepaskan. Pada tiap
tahapan, dilepaskan energi dalam bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung dapat
digunakan. Sebaliknya, hidrogen berenergi digabungkan dengan penerima hidrogen yaitu NAD
dan FAD, untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini dilepaskan energi, dan
hidrogen direasikan dengan oksigen membentuk air. Seluruh reaksi siklus krebs berlangsung
dengan memerlukan oksigen bebas (aerob). Siklus krebs berlangsung didalam mitokondria
(Syamsuri, 1980).
c. Sistem Transpor ELektron

Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua macam. Pertama dalam
bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (Guanin Tripospat). Energi ini
merupakan energi siap pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua dalam bentuk transport
elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida)
dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa kesistem transfer elektron.
Proses transfer elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H + dan NADH dan
FADH2 dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap kali dipindahkan,
energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik (P) kemolekul ADP
sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen sebagai penerima, sehingga
terbentuklah H2O. katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap
reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan transport elektron dihasilkan senyawa senyawa antara.
Senyawa itu digunakan bahan dasar anabolisme (Syamsuri, 1980).
2.2.2 Respirasi Anaerobik (Anaerob)
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu misalnya asam
fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan membentuk asam laktat
atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan
yang terendam air, biji biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel sel ragi dan
bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa,
bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil
akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air
dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Reaksinya :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21Kal
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan bakteri
anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan
dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup sehingga member
kemungkinan bakteri tambah subur (Syamsuri, 1980).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung reaksi dan raknya, sekrup,
termometer dan pipet tetes.
3.1.2 Bahan

Bahan yang dibutuhkan antara lain phenolred, kertas saring dan kertas tissue, kecambah kacang
hijau, larutan gula dan jangkrik serta batu.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Respirasi pada makhluk hidup
Tabung reaksi sebanyak 5 buah diletakkan pada rak dan masing masing diisi dengan 20 tetes
phenol red. Sekrup dimasukkan sampai menyentuh dasar tabung reaksi. Kemudian member
tanda tabung reaksi 1 sampai 5. Tabung reaksi 1 diisi 25 kecambah kacang hijaun, tabung reaksi
2 diisi 25 kacambah kacang kedelai, tabung reaksi 3 diisi 3 ekor jangkrik, tabung reaksi 4 diisi
kerikil secukupnya, tabung reaksi 5 diisi dengan kertas tissue yang dicelupkan kelarutan gula.
Setelah itu tabung reaksi ditutup dengan kertas saring dan diikat dengan karet gelang. Lalu di
tunggu beberapa menit dan dicatat tabung reaksi mana yang lebih dulu terjadi perubahan warna
dari merah menjadi kuning.
3.2.2 Respirasi Menghasilkan Panas
Tabung reaksi sebanyak 3 buah diletakkan pada rak dan diberi tanda tabung reaksi 1 sampai 3.
Tabung reaksi di isi kecambah kacang hijau segar setengah bagian. Tabung reaksi 2 diisi kacang
hijau segar seperempat bagian. Tabung reaksi 3 diisi kecambah kacang hijau yang telah direbus
setengah bagian. Kemudian tabung reaksi ditutup dengan sumbat karet yang telah disisipi
thermometer. Mengikuti perubahan dan mencatat kenaikan suhu yang terjadi setiap 3 menit
dalam 30 menit.
BAB VI
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Respirasi pada Makhluk Hidup

Isi Tabung

Perubahan Warna

Waktu

Tabung 1 (Kecambah kacang hijau)

Merah menjadi Kuning

25 menit

Tabung 2 (Kecamba kacang kedelai)

Merah menjadi Kuning

22 menit

Tabung 3 (Jangkrik)

Merah menjadi Kuning

20 menit

Tabung 4 (Kerikil)

Tidak berubah

Tabung 5 (Tisu dicelup larutan gula)

Tidak berubah

4.1.2 Respirasi menghasilkan panas


Menit ke
No Tabung

Kenaikan Suhu ( C ) Setiap 3 Menit ke Depan


3

12

15

1
8

21

24

36

3
6

37

37

I (Kecambah Kacang
Hijau)

34

II (Kecambah Kacang
Hijau 1/4 bagian)

32 32.5

33

33

33.5

3
4

III (Kecambah Kacang


Hijau direbus 1/2 Bagian)

31

32

32

32

3
2

35

32

35.5 35.5

34.5 34.5
32

32

27

30

37.5 38
35

35

32

32

4.1.1 Respirasi Menghasilkan panas dalam bentuk grafik


4.2 pembahasan
4.2.1 respirasi pada makhluk hidup
Pada percobaan ini menguunakan 5 buah tabung yang diletakkan dalam raknya. Masing-masing
tabung diisi dengan 20 tetes phenol red, fungsinya adalah sebagai indikator untuk melihat
perubahan warna. Menjadi kuning, membuktikan adanya respirasi. Setelah itu masing-masing
tabung diisi dengan sekrup sampai ke dasar tabung, fungsinya untuk mencegah bahan praktikum
agar tidak tercelup ke dalam phenol red. Masing-masing tabung diberi tanda. Tabung reaksi I
diisi dengan 15 kecambah kacang hijau, disini kacang hijau berfungsi sebagai bahan yang akan
dibuktikan respirasinya pada subjek tumbuhan. Tabung reaksi II diisi denngan 15 kacang kedelai,
fungsinya sama dengan kecambah kacang hijau, hanya saja pada kedelai volumenya lebih besar
dibandingkan dengan kacang hijau,hal ini digunakan untuk membuktikan bahwa semakin besar
individu itu maka lebih cepat mengubah warna phenolnya menjadi kuning dan itu membuktikan
bahwa individu itu lebih banyak dan lebih cepat menghirup udara. Tabung reaksi III diisi dengan
jangkrik, jangkrik berfungsi sebagai bahan yang akan dibuktikan respirasinya pada hewan.
Praktikum ini menggunakan kecambah dan jangkrik bertujuan untuk membandingkan antara
respirasi hewan dengan tumbuhan. Tabung reaksi IV diisi dengan kerikil, dan tabung reaksi V
diisi dengan kertas tissu yang telah dicelupkan dalam air gula. Kedua bahan ini digunakan untuk
membuktikan proses respirasi pada benda mati, yang ternyata tidak mengalami perubahan warna
pada phenol rednya. Hal ini dikarenakan benda mati tidak mengalami proses respirasi. Kemudian
tabung reaksi ditutup dengan menggunakan alumunium foil, sebagai alat yang menghindarkan
bahan praktikum dari pengaruh lingkungan. Kemudian alumunium foil itu diikat dengan karet
gelang agar tidak mudah lepas. Setelah ditunggu beberapa menit,phenol red yang lebih dulu
berubah warna adalah tabung III atau tabung yang berisi jangkrik, karena jangkrik beraktivitas
lebih banyak daripada yang lain sehingga membutuhkan udara lebih banyak dan proses
respirasinya lebih cepat. Setelah itu tabung reaksi II yang berisi kecambah kacang kedelai, dan

disusul dengan tabung reaksi I yang berisi kacang hijau. Penyebabnya adalah volume kedelai
lebih besar daripada kacang hijau sehingga proses respirasinya lebih cepat kacang kedelai. Pada
respirasi jangkrik, dia menggunakan pembuluh darah terbuka untuk mengikat oksigen. Dia juga
menggunakan indoskeleton sebagai pengganti hemoglobin.
Mekanisme respirasi hewan jangkrik yaitu corong hawa (trakea) adalah alat pernafasan yang
dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil
yang ada dikerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, yang terletak berpasangan pada setiap sekmen tubuh. Spirakel
mempunyai tutup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi
secara teratur. Umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan menutup saat
beristirahat. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dan spirakel menuju
pembuluh pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang
halus yang disebut trakeolus. Sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian
dalam. Trakeolus tidak berlapis titin, terisi cairan dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel sel tubuh. Trakeolus mempunyai fungsi yang
sama dengan kapiler. Pada sistem pengangkutan pada vertebrata. Mekanisme pernapasan pada
serangga ini, misalnya belalang adalah : jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea
menyerpi sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berkontraksi
maka trakea kembali pada volume semula. Sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan diluar sebagai akibatnya udara diluar yang kaya oksigen masuk ke trakea,
sistem trake berfungsi mengangkut oksigen dan mengedarkan keseluruh tubuh, sebaliknya
mengangkut karbondioksida hasil respirasi dikeluarkan dalam tubuh. Dengan demikian, darah
pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan tidak mengangkut gas. Di bagian
ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan.
Mekanisme respirasi tumbuhan memberi manfaat pada tumbuhan. Manfaatnya terlihat pada
respirasi dimana terjadi pemecahan senya organik, dari proses pemecahan tersebut maka
dihasilkan senyawa antara yang penting sebagai building block merupakan senyawa yang
penting dalam tubuh. Senyawa tersebut meliputi, asam amino, untuk protein nukleotida, untuk
asam nukleat dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokinin), lemak,
steron,karotenoit, pigmen flafonoit. Seperti antosianin dan senyawa aromatik tertentu lainnya
seperti likmin. Telah diketahui hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, terjadi bila substrat
secara sempurna dioksidasi. Namun bila berbagai senyawa diatas terbentuk substrat awal
respirasi tidak seluruhnya diubah menjadi CO2 dan H2O.
4.2.2 Respirasi menghasilkan panas
Tabung reaksi diletakkan pada raknya dan diberi tanda. Tabung reaksi I diisi kecambah kacang
hijau besar setengah bagian, sedangkan tabung reaksi II diisi kecambah kacang hijau segar
setengah bagian tujuannya adalah untuk membuktikan ssemakin besar volume individu, maka
semakin besar pula panas yang dihasilkan. Tabung III diisi dengan kacang hijau yang telah
direbus setengah bagian. Setelah itu tabung reaksi ditutup dengan sumbat karet dan disisipi
denga termometer, fungsinya untuk mengetahui suhu dan atau kenaikannya karena yang dicari
adalah pembuktian bahwa respirasi menghasilkan panas. Tabung yang mengeluarkan suhu yang
paling tinggi adalah tabung yang no I karena volume kecambah didalamnya lebih besar

dibanding kecambah pada tabung no II yang dipotong tiga perempat bagian. Sedangkan pada
tabung ketiga yidak mengalami kenaikan suhu karena kecambah didalamnya tidak mengalami
respirasi lagi disebabkan sel sel didalamnya telah mati setelah melalui proses perebusan.
BAB V
KESIMPULAN
Respirasi pada makhluk hidup, jika semakin besar volume organisme maka respirasi yang
berlangsung semakin cepat. Begitu juga organisme yang memiliki struktur tubuh kompleks, akan
lebih cepat. Respirasi menghasilkan panas. Sedangkan benda mati tidak melangsungkan respirasi
saat dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar.1980. Biologi SMA. Erlangga:Jakarta
Jasin,Maskoeri.1989. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Bina Pustakatama:Surabaya
Champbell, N.A,dkk.2002. Biologi. Edisi lima Jilid satu. Erlangga:Jakarta
Nindy, Triska Sulisa,dkk. 2005. Hubungan Sanitasi Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran
pernapasan Akut (ISPA) pada anak balita.Jurnal Kesehatan Lingkungan,
vol 2 No 1
Mertens, Thomas R, dkk.1966. Laboratory Exercises in the principles of biology. Burgess
publishing company:Indiana

You might also like