You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS KONTAK

Dermatitis kontak (dermatitis venenata) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsurunsur fisik, kimia, atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia
yang berulang-ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan-primer di mana reaksi
nonalergik terjadi akibat pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe alergi (dermatitis kontak
alergika) yang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif terhadap alergen kontak.
Patofisiologi
Adanya riwayat kontak dengan penyebab dermatitis kontak iritan seperti sabun, detergen,
bahan pembersih, dan zat kimia industri, serta adanya faktor predisposisinya mencakup
keadaan terlalu panas atau terlalu dingin atau oleh kontak yang terus-menerus dengan sabun
serta air, dan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya memberikan manifestasi inflamasi
pada kulit. Respon inflamasi pada kulit pada dermatitis kontak, diperantarai melalui
hipersensitivitas lambat jenis selular tipe IV.
Pengkajian
Pada pengkajian lokalis didapatkan erupsi dimulai ketika unsur penyebab mengenai kulit.
Reaksi pertama mencakup rasa gatal, terbakar, dan eritema yang segera diikuti oleh gejala
edema, papula, vesikel, serta perembesan cairan atau sekret. Pada fase subakut, perubahan
vesikuler ini tidak begitu mencolok lagi dan berubah menjadi pembentukan krusta,
pengeringan, pembentukan fisura, serta pengelupasan kulit. Jika terjadi reaksi yang berulangulang atau bila pasien terus-menerus menggaruk kulitnya, penebalan kulit (likenifikasi) dan
pigmentasi (perubahan warna) akan terjadi. Invasi bakteri sekunder timbul kemudian.
Diagnosis Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi lokal.
2. Risiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas, adanya port de entree pada lesi.
3. Kebutuhan pemenuhan informasi b.d tidak adekuatnya sumber informasi, risiko penularan,
ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
Rencana Keperawatan
Sasaran utama intervensi adalah untuk mengistirahatkan kulit yang sakit dan melindunginya
terhadap kerusakan lebih lanjut. Pola distribusi reaksi ditentukan untuk membedakan

dermatitis kontak tipe alergika dengan tipe iritan. Riwayat sakit yang rinci harus dianamnesis.
Kemudian iritan yang menyebabkan timbulnya keluhan diedentifikasi dan dihilangkan. Iritasi
lokal harus dihindari dan pemakaian sabun umumnya tidak dilakukan sebelum terjadi
kesembuhan.
Banyak preparat dianjurkan penggunaannya untuk meredakan dermatitis. Umumnya lotion
yang netral dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada bercak-bercak eritema
(inflamasi trout) yang kecil.
Pemberian kompres yang sejuk dan basah juga dapat dilakukan pada daerah dermatitis
vesikuler yang kecil. Remukan halus es yang ditambahkan pada air kompres sering kali
memberikan efek antipruritus. Kompres basah biasanya membantu membersihkan lesi
ekzema yang mengeluarkan sekret. Kemudian preparat krim atau salep yang mengandung
salah satu jenis kortikosteroid dioleskan tipis-tipis.
Mandi dengan larutan yang mengandung obat dapat diresepkan untuk dermatitis dengan
daerah-daerah lesi yang lebih luas. Pada dermatitis yang menyebar luas, pemberian
kortikosteroid jangka pendek dapat diprogramkan. Penyuluhan atau pemenuhan informasi
tentang

perbaikan

higienis

dan

pentingnya

pelaksanaan

lanjutan

program

perawatan/pengobatan diperlukan untuk menurunkan respon eksaserbasi.

Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi lokal.


Tujuan : dalam waktu 5 x 24 jam integritas kulit membaik secara optimal.
Kriteria evaluasi :
-

Pertumbuhan jaringan meningkat


Keadaan luka membaik
Pengeluaran pus pada luka tidak ada lagi
Luka menutup
Intervensi
Kaji kerusakan jaringan

Rasional
Menjadi data dasar untuk memberikan
informasi intervensi perawatan luka, alat apa
yang akan dipakai dan jenis larutan apa yang
akan digunakan.

Lakukan perawatan luka :

Lakukan

perawatan

luka

dengan Perawatan luka dengan tekniknsteril dapat

teknik steril.

mengurangi kontaminasi kunman langsung


ke area luka.

Kaji keadaan luka dengan teknik Manajemen

membuka

luka

dengan

membuka balutan dengan mengurangi mengguyur larutan NaCl ke kasa dapat


stimulus nyeri, bila melekat kuat kasa mengurangi stimulus nyeri.

diguyur dengan NaCl.


Lakukan pembilasan luka dari arah Teknik membuang jaringan dan kuman di
dalam keluar dengan cairan NaCl.
area luka dan diharapkan keluar dari area
Tutup luka dengan kasa antimikroba luka.
NaCl merupakan larutan fisiologis yang lebih
steril dan dikompres dengan NaCl.
mudah diabsorbsi oleh jaringan dibandingkan
dengan larutan antiseptik, serta dicampur
dengan antibiotik agar dapat mempercepat

penyembuhan luka.

Lakukan nekrotomi

Jaringan nekrotik akan memperlambat proses


epitelisasi

jaringan

luka

sehingga

memperlambat perbaikan jaringan.


Diet TKTP diperlukan untuk meningkatkan

Tingkatkan asupan nutrisi.

asupan dari kebutuhan pertumbuhan jaringan.


Evaluasi

kerusakan

jaringan

perkembangan pertumbuhan jaringan.

dan

Apabila masih belum mencapai dari kriteria


evaluasi 15 x 24 jam, maka perlu dikaji ulang
faktor-faktor menghambat pertumbuhan luka.

Risiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas, adanya port de entree pada lesi.
Tujuan : dalam waktu 7 x 24 jam tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integritas
jaringan lunak.
Kriteria evaluasi :
-

Lesi akan menutup pada hari ke-7 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan peradangan pada

area lesi.
Leukosit dalam batas normal, TTV dalam batas normal.
Intervensi

Rasional

Kaji kondisi lesi, banyak dan besarnya bula, Mengidentifikasi

kemajuan

atau

serta apakah adanya order khusus dari tim penyimpangan dari tujuan yang diharapkan.
dokter dalam melakukan perawatan luka.
Buat kondisi bulatan dalam keadaan bersih Kondisi bersih dan kering akan menghindari
dan kering.

kontaminasi

komensal,

serta

akan

menyebabkan respons inflamasi lokal dan


akan memperlambat penyembuhan luka.
Lakukan perawatan luka :

Lakukan perawatan luka steril setiap Perawatan luka sebaiknya dilakukan setiap
hari

hari.

untuk

membersihkan

debris

dan

menurunkan kontak kuman masuk ke dalam


lesi. Intervensi dilakukan dalam kondisi steril
sehingga mencegah kontaminasi kuman ke
lesi pemfigus.

Bersihkan luka dan drainase dengan Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan
cairan NaCl 0,9% atau antiseptik jenis mati) dan kuman sekitar luka dengan
cara mengoptimalkan kelebihan dari iodine
providium sebagai antiseptik dan dengan
swabbing dari arah dalam ke luar.
iodine

providium

dengan

arah

dari

dalam

keluar

mencegah

kontaminasi kuman ke jaringan luka.

Bersihkan bekas sisaiodine providium Antiseptik iodine providium mempunyai


dengan normal saline dengan cara kelemahan dalam menurunkan proses
swabbing dari arah dalam ke luar.

epitelisasi jaringan sehingga memperlambat


pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan
dengan alkohol atau normal saline.

Tutup luka dengan kasa steril dan


jangan menggunakan dengan plester
adhesif.

Kolaborasi penggunaan antibiotik.

Penutupan

secara

menyeluruh

dapat

menghindari kontaminasi dari benda atau


udara

yang

bersentuhan

dengan

lesi

pemfigus.
Antibiotik injeksi diberikan untuk mencegah
aktivasi kuman yang bisa masuk. Peran
perawat mengkaji adanya reaksi dan riwayat
alergi antibiotik, serta memberikan antibiotik
sesuai instruksi dokter.

Kebutuhan pemenuhan informasi b.d tidak adekuatnya sumber informasi, risiko


penularan, ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
Tujuan : dalam waktu 1x 24 jam Klien mengetahui tentang kondisi penyakit.
Kriteria evaluasi :
-

Klien mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi


Tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi
Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Intervensi
Rasional
Beritahukan klien / orang terdekat mengenai Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan
dosis, aturan dan efek pengobatan.

perawatan diri, untuk menambah kejelasan


efektivitas

pengobatan,

dan

mencegah

komplikasi.
Mengtur tindak lanjut kunjungan dalam

Jadwalkan kontrol ulang.

waktu 2 minggu untuk memeriksa respons


terhadap pengobatan.
Anjurkan untuk tidak memencet / menekan Apabila furunkel pecah, cairannya dapat
bisul.

menyebar kuman di sekitar kulit yang

Jelaskan cara perawatan kebersihan diri.

normal.
Menurunkan

respons

penularan

infeksi.

Kebersihan pribadi yang baik, termasuk


mandi, mencuci tangan, serta menjaga kuku
pendek dan bersih dapat mengurangi risiko
folikulitis.
daripada

Memakai
ketat

pakaian

membantu

longgar

mengurangi

gesekan pada kulit terutama folikel rambut.


Anjurkan

aktifitas

dan

kegiatan

untuk Jika kelebihan berat badan, anjurkan untuk

meningkatkan imunitas.

mengurangi berat badan dan berolahraga


secara teratur. Anjurkan diit sehat seimbang
dengan daging, banyak buah, dan sayuran.
Bila

mengalami

kekurangan

zat

besi,

anjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi


Anjurkan untuk menjaga higienis individu.

agar membantu meningkatkan imunitas.


Mencegah penyebarluasan infeksi.

You might also like