You are on page 1of 5

Rumusan Rapat Kerja Nasional

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2015

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN berdasarkan Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 121/P Tahun 2014, memiliki tugas strategis untuk mewujudkan visi dan misi
Pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo dalam kedaulatan pangan dan kemandirian
ekonomi,yangsalahsatunyamelaluipelaksanaanReformaAgraria.
Mewujudkan Kehadiran Negara dalam Kebijakan Pertanahan Sebagai Ruang
Hidup Rakyat merupakan tema Rapat Kerja Nasional Kementerian Agraria Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional tahun 2015. Tema ini untuk menjawab tuntutan
penyelenggaraanNegarakhususnyadalammelaksanakancorekompetensibidangagraria,
tataruang,danpertanahanagarberjalansecaramaksimal,transparan,akuntabel,adil,dan
responsif seluruh jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
Peran strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
antara lain, dalam penyelesaian konflik pemanfaatan ruang antara sektor kehutanan
dengan sektor lainnya. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN telah mempunyai
komitmen dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk menyelesaikan
konflik pemanfaatan ruang dan penyelesaian masalah penguasaan dan pemilikan tanah
masyarakatdikawasanhutansecarabertahap.
SelanjutnyaKementerianATR/BPNmempunyaiperanstrategisdalammewujudkan
keberhasilanpembangunaninfrastruktur,terutamadalamprosespengadaantanahuntuk
kepentingan umum. Sebagai contoh, Kementerian PUPera membutuhkan alokasi tanah
untuk pembangunan jalan, infrastruktur sumber daya air, perumahan rakyat, dan
infrastruktur permukiman dengan luas + 135 ribu hektar dalam lima tahun ke depan
(sampaidengantahun2019).
Untuk mewujudkan kehadiran negara dalam kebijakan pertanahan sebagai ruang
hiduprakyat,KementerianAgrariadanTataRuang/BPNakanmemfokuskankebijakandan
stategi pada pelayanan, penanganan sengketa, dan pengendalian tata ruang. Peningkatan
pelayanan dilakukan melalui penyediaan layanan online, penyederhanaan SOP dan tarif,
pelayanan hari SabtuMinggu. Peningkatan pelayanan juga melalui penyampaian hak
masyarakat atas tanah antara lain Prona yang berbasis teritori (desa/kelurahan) dan
penyediaantanahbagiprogramprioritas.

Untuk merespon kepentingan investasi dan pembangunan, pelayanan pertanahan


diintegrasikan dalam bentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang diorganisasikan
oleh BKPM. Kantor Wilayah BPN di provinsi dan Kantor Pertanahan di kabupaten/kota
agarmendukungprogramdankegiatanPTSP.
Upayapenanganansengketaagraria,tataruang,danpertanahandilakukanmelalui
kegiatan inventarisasi dan identifikasi masalah, evaluasi HGU dan HGB skala besar,
menyiapkan saksi dan tim ahli, mempertemukan para pihak yang bersengketa, dan
kebijakan mediasi terhadap penanganan sengketa. Sedangkan penyelesaian konflik
pemanfaatan ruang dilakukan dengan menerapkan one map policy, meningkatkan
koordinasiantarinstansi,dan pemaduserasiankawasanhutandenganRTRW.
Pengendalian pemanfaatan ruang diwujudkan melalui pengawasan teknis,
pengembangan perangkat pengendalian (perijinan, insentif/disinsentif, dan peraturan
zonasi),sertapeningkatankapasitasdanoperasionalisasiPPNSbidangPenataanRuang.

Penataan Ruang
Penyelenggaraan penataan ruang tahun 20152019 diarahkan untuk mewujudkan
Nawa Cita terkait dengan pembangunan Indonesia dari pinggiran, pembangunan
infrastruktur untuk meningkatkan daya saing ekonomi, dan pengembangan tol laut,
kedaulatan pangan dan energi, pengembangan kawasan perbatasan negara termasuk
pulaupulauterluar,disparitaspembangunanantarwilayahdankawasan,danperubahan
iklim.
Program penyelenggaraan penataan ruang akan difokuskan antara lain pada,
penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang penataan ruang,
penyelesaianRTRWNdanRTRKawasanStrategisNasional,fasilitasipenyediaanpetaskala
1:5.000,pembentukan,peningkatankapasitas,danfasilitasipelaksanaantugasPPNS.
Pelaksanaan tugas dengan mekanisme dekonsentrasi yang telah berjalan akan
dilanjutkan, yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN, termasuk DIPA SKPD Dekonsentrasi belum dapat dilaksanakan sampai
denganselesainyaprosesrevisianggaran(APBNPTahun2015).

Infrastruktur Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan


Penyediaan Peta Dasar dan infrastruktur lainnya bagi kepentingan agraria, tata
ruang dan pertanahan merupakan upaya mewujudkan sistem pendaftaran tanah stelsel
positif. Program utama adalah penyiapan Peta Dasar skala besar, pengukuran dan

pemetaan bidang tanah 3,2 juta hektar per tahun, integrasi tata batas kawasan hutan ke
sistem pendaftaran tanah dan sosialisasi tanah adat/ulayat, peningkatan kualitas bidang
tanahterdaftaryangbergeorefensisertapenyiapanmodelpelaksanaanpendaftarantanah
stelselpositif.

Hak Tanah, Pendaftaran Tanah dan Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan legasisasi aset tanah melalui PRONA tahun 2015 harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2015 Tentang Program Nasional Agraria (Prona), baik
subyek,obyekmaupunruanglingkupkegiatanProna;.
Pelaksanaan kegiatan legalisasi aset tanah melalui Program Prona, Nelayan, MBR,
Petani, UMKM dan Transmigrasi Tahun 2015 dengan target sebanyak 922.093 bidang
untuk seluruh Indonesia, menjadi kegiatan PRONA harus direalisasikan dengan tepat
waktu.UntukitudimintakepadaKepalaKantorWilayahBPNProvinsidanKepalaKantor
PertanahanKabupaten/Kotauntukmembuatperencanakandengansebaikbaiknya.
TimMobilisasiyangdibentukgunamenjaminketepatanwaktupenyelesaianPRONA
yangdibentukolehMenteriATR/KBPNatauKepalaKantorWilayah,menggunakantenaga
teknis untuk melakukan kegiatan pengumpulan data administrasi/pemberkasan,
pengumpulan data fisik dan yuridis serta pengukuran dan pemetaan bidang tanah,
bertindakjugasebagaiPanitiaPemeriksaTanahA.
Kegiatan percepatan sertipikasi terhadap pulaupulau terluar Indonesia sebanyak
92(sembilanpuluhdua)titikdanpelaksanaansertipikasitanahtanahyangterkaituntuk
keperluan peribadatan, kegiatan sosial dan situs bersejarah perlu ditingkatkan. Untuk itu
Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pertanahan agar pro aktif melaksanakannya
sebagaibentukkehadirannegaramelaluiKementerianATR/BPN.
Pengaturan, Pemanfaatan dan Pengendalian
Pengaturan dan pengendalian hubungan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan
merupakan perwujudan kehadiran Negara dalam memastikan tercapainya tujuan
pemanfaatan sumberdaya agraria bagi kesejahteraan masyarakat yang adil, harmoni dan
berkelanjutan dalam ruang wilayah Republik Indonesia melalui penataan penguasaan,
pemilikan,penggunaandanpemanfaatanruangdantanah.
Sehubungan dengan itu Kementerian ATR/BPN menyiapkan program sebagai
penjabaran lebih lanjut dari RPJMN 20152019 yang merupakan perwujudan Nawa Cita
berupaReformaAgrariapadatanahseluas9jutaHa,yangterdiridariRedistribusiTanah
seluas 4,5 juta Ha dan 4,5 juta Ha hasil legalisasi aset yang subyeknya memenuhi syarat.

Program ini diawali dengan IP4T yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Bersama
(ATR/BPN, Dalam Negeri, Kehutanan, PUPera). Adapun obyek IP4T ini diprioritaskan
padaHutanProduksiTetap,HutanProduksiTerbatasdanHutanLindungsedangkanyang
beradadiHutanProduksiyangdapatdiKonversimenjadiprioritasberikutnya.
Pengadaan Tanah
UndangUndangNo2Tahun2012telahberlakusecaraefektifsejak1Januari2015
sehingga seluruh proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum baik di tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil perlu dilaksanakan menurut
ketentuanperundanganinidanketentuanpelaksanaanlainnya.
Koordinasi dan komunikasi perlu diintensifkan antara kanwil dan kantah dengan
pihak yang memerlukan tanah dan pihak lain yang terkait , sehingga sejak awal
kanwil/kantah dapat bersiap diri dalam penyediaan tenaga, peralatan dan waktu serta
perencanaanpenganggaran.
Bimbingan teknis kementerian ATR/BPN terhadap penyelenggaraan pengadaan
tanah kepada instansiinstansi yang memerlukan tanah, pemerintah daerah, dan jajaran
ATR/BPN di Provinsi/Kabupaten/kota terus diintensifkan agar agenda pembangunan
infrastrukturterwujudsesuaidenganmaksuddantujuannya.
Perlu dilakukan workshop antar kementerian/lembaga dalam rangka
mengumpulkan informasi kebutuhan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum
agar memudahkan didalam perencanaan dan antisipasi permasalahan yang mungkin
terjadi.
Penanganan Sengketa
Mandat kerangka Pembangunan Nasional Jangka Menengah 20152019 untuk
mewujudkan penanganan masalah hingga sedikitnya berkurang sampai dengan 50% .
Upayayangakandilaksanakansampaidengan2019antaralainmelaluipenyiapanmodel2
penanganansengketa,Inisiasiperadilanpertanahan,pelaksanaanputusanpengadilanyang
sudahincrachtdanpemaparanperkara/sengketasecaramingguan,pemanfaatanteknologi
informasidankomunikasiuntukpenangananperkara/sengketa.
Target penurunan kasus pertanahan sampai dengan 50 % (lima puluh persen)
sampai tahun 2019 di seluruh Indonesia yang ditempuh dengan cara mengelola
pengaduanpertanahanmelaluiseleksiterhadapseluruhpengaduanyangditerima,dengan
ketentuan bahwa terhadap pengaduan yang tidak termasuk pada kategori kasus
pertanahansupayadibalas/disuratikepadapengadupalinglama30(tigapuluh)harisejak
pengaduan diterima. Terhadap pengaduan yang masuk dalam kategori kasus pertanahan

dilaksanakan dengan mengedepankan mediasi melalui pola win-win solution, sebagai


bentukdanrepresentasikehadiranNegaradalampenanganandanpenyelesaiansengketa
dankonflikpertanahan.
Perlu dilakukan revisi terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
Nomor3Tahun2011TentangPengelolaanKasusPertanahanmenjadiPeraturanMenteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional sebagai SOP penyelesaian
sengketa dan konflik pertanahan non litigasi yang sederhana, cepat dan memberikan
perlindunganhukumdiseluruhIndonesia.
Pengorganisasian dan Sumber Daya
Reformasi birokrasi dilanjutkan dengan konsisten melalui penataan SDM sesuai
dengan UndangUndang Aparatur Sipil Negara dengan melaksanakan Penataan Jabatan
Fungsional, Sasaran Kerja Pegawai (SKP), Kebijakan Moratorium Penerimaan PNS, dan
Updating Database Pegawai. Peningkatan kapasitas SDM dilaksanakan melalui
pengembangan pola dan sistim yang tepat antara lain Pendidikan & Pelatihan, dan
PendidikanTinggiPertanahan.
Pengawasan, Akuntabilitas dan Kendali mutu
Dalam rangka percepatanan pencapaian targettarget program teknis yang sudah
ditentukan, perlu senantiasa untuk memperhatikan ketentuan peraturan perundangan,
taatasasdantepatwaktuagarhasilyangdicapaidapatdipertanggungjawabkandantidak
menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Kesesuaian antara peraturan dengan
pelaksanaanmenjadikunciakuntabilitas.
Tindak lanjut atas temuantemuan khususnya yang berulang harus menjadi
prioritasdanurgensiuntukperbaikankinerjalembagayangselanjutnyaakanmemberikan
akreditasidanprofesionalitaspenyelenggaraandankehadirannegaradalamranahagraria,
tata ruang dan pertanahan. Penerapan sistim pengendalian intern secara kontinu dan
konsistenakanmenghasilkanperformadanpredikatyanglebihdanmakinbaik,termasuk
dalamupayamempertahankanopiniLaporanKeuanganWTP.

TIMPERUMUS

You might also like