Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi dan keuangan yang melanda Indonesia
telah terasa pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam kehidupan ekonomi, social budaya bahkan
sampai kepada bidang-bidang lainnya. Pengaruh yang
paling dirasakan adalah dengan menurunnya tingkat
pendapatan dan daya beli masyarakat terhadap
kebutuhan hidupnya, terutama kurang adanya modal,
menurunnya penghaislan dan timbulnya virus ikan dan
pengaruh cuaca terutama di musim hujan sehingga
banyak ikan mati karena mabok, menyebabkan
pembudidayaan
ikan
sangat
merugi
karena
mengakibatkan banyak petani yang gulung tikar.
Sehingga cita-cita untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana
diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 semakin jauh dari harapan. Krisis ekonomi tidak
boleh berlangsung lama, maka dari itu semua pihak
harus sadar bahwa keadaan ini harus segera kita akhiri.
Untuk mengakhiri keadan bangsa yang sedang terpuruk,
tiada lain hanya dengan memberikan modal penguatan
usaha serta terus menerus mencari peluang usaha dan
memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia. Baik
sumber pembangunan sekecil apapun apabila kita gali
secara maksimal mungkin akan memberi manfaat dan
memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehubungan hal tersebut
Terlaksananya
kegiatan
untuk
keterampilan warga masyarakat
meningkatkan
Tujuan akhir
dengan gombnong maka setiap celah antar pelampung diikat dengan karet
ban.
Pembuatan geladak dilakukan setelah kaso dipasang pada kerangka.
Peletakannya disesuaikan pada lobang paku yang telah dibuat. Setelah
terpasang, bambu dipotong disesuaikan panjang kerangka pada geladak dan
selanjutnya dipakukan pada kaso. Umumnya geladak terdiri dari 6 sampai 10
batang bambu.
Setelah proses intaslasi kolam selesai dilakukan pemasangan jangkar.
Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat
dengan tali plastik 20 mm. Satu jangkar memerlukan batu kali sebanyak
200 240 Kg. Secara teknis untuk menjaga mobilitas kolam, penempatan
batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. Dengan kata lain, panjang tali
ideal yang dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.
Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing
masing berukuran 7X7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari
tiap ujung jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam.
Untuk mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka
pada tiap ujung dan tengah jaring dipasang pemberat (@ 3 kg). Dengan
demikian maka tiap jaring menggunakan 8 buah pemberat.
Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung
jaring dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring
kolor (yang selanjutnya disebut kolor) adalah mewadahi keempat jaring yang
ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan, kolor perlu diberi 16 pemberat (@
5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara sisi luar rangka
kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.
Ukuran mata jaring disesuaikan dengan ukuran benih yang ditebar dan
ukuran panen. Mata jaring 0,75 digunakan untuk pendederan benih ukuran
5 s.d. 10 gram. Sedangkan mata jaring 1,0 dugunakan untuk pembesaran
ikan ukuran 10 gram s.d. panen (300 gram). Untuk jaring kolor yang
digunakan berukuran 15,8X15,8X6 m3 menggunakan jaring dengan ukuran
mata jaring 1,25.
contoh gambar kolam kja
Teknis Budidaya
KJA menggunakan sistem double layer (jaring ganda) artinya pada satu
luasan kolam terdapat 2 atau lebih jaring untuk jenis ikan yang berbeda
tetapi saling mendukung. dalam hal ini kami menggunakan ikan mas
sebagai produk utama yang di kembankan di jaring bagian atas, sedangkan
jaring kolor (jaring bagian bawah) di pelihara ikan nila, bisa juga ikan
patin/jambal dan bahkan bisa gabungan keduanya nila dan patin.
pemilihan ikan nila sebagai produk sekunder adalah karena tidak
memerlukan pakan khusus, ikan nila bisa mencapai pertumbuhan cukup baik
dengan hanya memakan sisa sisa pakan yang tidak termanfaatkan/ tidak
terkonsumsi dari ikan ikan mas yang ada di atasnya, selain itu ikan nila
dapat memakan lumut lumut yang ada di jaring, dua keuntungan sekaligus
yaitu membersihkan jaring dan meningkatkan hasil.
umumnya ikan mas ditanam pada jaring ukuran 7 X 7 m dengan padat tebar
8.000 10.000 ekor, diberi pakan pelet 4-5 kali perhari. Biasanya untuk
mencapai ukuran konsumsi masa tanam sekitar 2,5 3 bulan tergantung
ukuran ikan yang di kehendaki.
Berbeda dengan ikan nila yang di tanam di jaring kolor dengan ukuran 14 X
14 m dengan masa tanam 6-7 bulan. ikan nla tidak di beri prlakuan pakan
khusus, hanya saja terkadang suka di beri tambahan pakan yang berasal dari
bahan bahan / limbah pertanian lokal seperti singkong, mie ataupun roti.
Selain ikan nila, jaring kolor juga dapat di gunakan untuk ikan patin, sama
seperti nila, patin juga tidak memerlukan perlakuan pakan khusus, kecuali
jika ingin mempercepat masa panen. sebab patin termasuk lambat
pertumbuhannya jika tidak di beri pakan khusus, satu masa tanam bisa
mencapai 12 bulan.
ada teknik khusus untuk mensiati hal itu sebenarnya, yaitu dengan
menggabungkan ikan nila dan patin dalam satu jaring kolor. jadi dalam satu
tahun bisa panen tiga kali ikan mas, dua kali ikan nila dan satu kali ikan
patin, tanpa ada penambahan biaya yang terlalu signifikan.
koq bisa ? emang panennya gimana ?
Teknis Panen
KJA menggunakan jaring jadi panennya gak terlalu sulit tinggal angkat, tarik,
gulung .
pertama jaring di angkat dengan menggunakan gombong (bambu panjang
yang besar dan kuat), gombong di masukkan / di letakkan di bawah jaring
yang akan di panen lalu di tarik kepermukaan setelah itu didorong/digeser ke
sisi dimana ikan kelak akan di timbang dan di packing.
setelah di gorok (istilah untuk prosesi tadi) dilakukan penyortiran ikan,
penyortiran ini di perlukan untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran,
sehingga akan memudahkan pada saat packing nantinya selain itu juga
untuk membersihkan dari ikan ikan penggagu bila ada.
Pemilihan ikan, penggorokan jaring dan penyortiran semuanya dilakukan
pada pagi hari sebelum matahari tinggi dan sebelum ikan dikasih makan, hal
ini untuk menjaga agar tidak terjadi kematian pada saat pengangkutan ikan
dari kolam ke konsumen.
Penimbangan dan pengepakan ikan kedalam kantong kantong plastik
beroksigen (istilahnya di balon) dilakukan pada saat sore atau malam hari,
ketika cuaca sudah teduh sehingga ikan tidak mengalami tekanan panas
dalam perjalanan.
harga
no Uraian
A.
sat
Biaya
vol
satuan
total harga
Sarana
Produksi
peta
Pembuatan kolam k
2
4,500,00
4
18,000,000
3,000,00
unit 1
3,000,000
sub jumlah
21,000,000
B. Biaya Modal Kerja
1
200
19,000
3,800,000
Kg
200
18,000
3,600,000
Kg
benih
Ikan
Patin
(12 bulan)
ekor 10,000500
5,000,000
Pakan (3bulan)
Kg
10,400,000
4
2,000 5,200
Oran
5
Tenaga Kerja
500,000 500,000
sub jumlah
23,300,000
C. Biaya Lain-lain
Atk
1
dan
500,000 500,000
Admnistrasi
sub jumlah
500,000
total jumlah (A+B+C)
44,800,000
analisa kelayakan usaha
a. Investasi
1
Sarana Produksi
Pembuatan Kolam
alat perikanan dan perkolaman
18,000,000
3,000,000
jumlah
21,000,000
2
Modal Kerja (12 bulan)
Benih ikan mas
Benih Ikan Nila
Benih ikan Patin
15,200,000
7,200,000
20,000,000
124,800,00
0
6,000,000
Pakan
Tenaga Kerja
jumlah
173,200,00
0
194,200,00
0
b. Biaya Tetap
penyusutan alat perikanan
perkolaman
2 /12 X 3.000.000
penyusutan perkolaman
3 / 12 X 18.000.000
dan
500,000
2,250,000
jumlah
2,750,000
c.Total Biaya Produksi
= Modal Kerja + Biaya Tetap
175,950,00
0
230,400,00
0
11,200,000
12,000,000
253,600,00
0
77,650,000
80,400,000
Analisa R / C
1.44
2
3
4