Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
semakin besar nilai jarak penembakan maka semakin kecil nilai kekasarannya,
semakin besar nilai lama penembakan maka semakin besar nilai kekasarannya,
dan semakin besar debit pasir maka semakin besar nilai kekasarannya. Variabel
prediktor yang paling besar memberikan kontribusi terhadap kekasaran ialah
variabel debit pasir. Penelitian ini mengacu pada standar PT. Koperasi Wahana
Sejahera untuk mendapatkan jarak 45 cm, lama penembakan 2 detik, dan debit
pasir 1,556 liter/min. Berdasarkan standar perusahaan diprediksi akan
menghasilkan nilai respon 5,0926 m dengan nilai desirability 0,72360.
Berdasarkan pada percobaan dengan kombinasi jarak penembakan sebesar 46,5
cm; lama penembakan 1,4051 detik dan debit pasir sebesar 1,010 liter/min
menghasilkan nilai respon kekasaran optimal 4,5 m dengan nilai desirability
0,9998. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jarak penembakan (30 cm, 45
cm, 60 cm), lama penembakan (1 detik, 2 detik, 3 detik), dan debit pasir (0,777
liter/min; 1,556 liter/min; 2,333 liter/min). Sedangkan variabel terkontrol pada
penelitian ini adalah lama penembakan penembakan 90. Peneliti menggunakan
metode Response Surface sebagai metode desain eksperimen. Peneliti
menyarankan untuk mempelajari variabel-variabel prediktor lain seperti lama
penembakan penembakan, tekanan udara, dan butiran pasir yang berpengaruh
terhadap proses sand blasting.
Ardila Rosida (2015) dengan judul penelitian Analisis Kekasaran
Permukaan Pada Proses Proses Sand blasting Dengan Variasi Jarak, Tekanan,
Dan Sudut Pada Pelat A 36 Menggunakan Metode Box Behnken. Penelitian
ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh jarak, tekanan dan sudut terhadap
kekasaran permukaan. Peneliti memvariasikan tekanan 6 bar, 7 bar, dan 8 bar,
jarak 30 cm, 45 cm, dan 60 cm, sudut 45; 67,5 dan 90. Menghasilkan
optimasi nilai minimum yang dapat dicapai oleh kekasaran sand blasting adalah
63,34 m; diperoleh pada pengaturan parameter jarak 38,6 cm; tekanan 6 bar
dan sudut 45 dengan nilai kekasaran 63,34 m.
2.2.
biasanya berupa pasir silika atau steel grit dengan tekanan tinggi pada suatu
permukaan. Proses ini umumnya digunakan untuk membersihkan permukaan
baja yang akan dicoating. Aplikasi coating yang sebelumnya dibersihkan
dengan sand blasting akan memiliki umur yang lebih tinggi dan meningkatkan
umur pakai struktur secara signifikan.
Pembersihan dengan abrasive, pada prinsipnya menggunakan peristiwa
impact, partikel pasir yang berkecepatan tinggi menabrak permukaan baja.
Akibatnya, kontaminan yang ada dipermukaan seperti karat, kotoran, debu, dan
bekas coating bisa dibersihkan dari permukaan. Tetapi grase atau oil tidak dapat
dibersihkan dengan metode ini sehingga sebelum masuk ke dalam proses
blasting kontaminan tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan solvent cleaning. Disamping membersihkan permukaan, proses
abrasive blasting juga bertujuan untuk membuat kekasaran permukaan atau
menciptakan profil. Sehingga daya rekat antara material coating dan benda
kerja maksimal. (ASCOATINDO, 2007).
Abrasive blasting dibagi menjadi dua yaitu : Dry Abrasive Blasting dan
Wet Abrasive Blasting. Pada penelitian ini digunakan abrasive blasting jenis
Dry Abrasive Blasting seperti pada gambar 2.1. Metode ini menggunakan
media abrasive kering dan paling umum digunakan untuk proses material
preparation. Pembersihan dengan abrasive ini digunakan untuk menghapus
overcoating atau sepenuhnya untuk menghapus korosi. Tingkat kebersihan yang
dicapai pada akhirnya ditentukan oleh jarak nozzle terhadap benda yang
diblasting, bentuk profil permukaan, dan kekasaran permukaan ditentukan
dengan jenis dan ukuran pasir yang akan digunakan. Oleh karena itu pemilihan
jenis dan ukuran butiran pasir sangatlah penting. Jika memilih ukuran butiran
pasir yang terlalu kecil maka akan menghasilkan profil permukaan yang terlalu
dangkal, dan memilih ukuran butiran pasir yang besar akan membuat profil
permukaan terlalu dalam (Protective Coating Inspektor-Training, 2003).
Gambar
o
1
Kompresor
2 1. Tangki Sand Blasting (Sand
Pot)
3
4
5
6
Hose
Nozzle Blasting
Protective Cloth
Material Abrasive
Gambar 2.3 Komponen-Komponen Proses Sand Blasting
(Sumber : PT. Bangun Sarana Baja)
Rp
Ra
terukur.
: Kekasaran aritmatik (mean roughness index / center line average)
adalah harga rata-rata aritmatik yang nilai pengukuran absolutenya
Rq
Rz
2.4.1.
Abrasive Type
Size Distribution
Copper slag
Copper slag
Coal slag
Garnet
Staurolite
Steel grit
Steel shot
12/40
30/60
30/60
18/50
Coarse 40/140
G-40
S-280
50-100
25-75
25-75
25-75
13-50
50-100
50-100
Untuk
memeriksa kekasaran
pemukaan
3. Rust Grade C
dapatkan di pasaran, baik dalam proses pengelasan, riveted dan bolted. Material
jenis ini biasanya digunakan untuk pembuatan jembatan, bangunan, dan
general structural. Spesifikasi material A 36 adalah :
Tabel 2.2 Tensile Requipments A 36
Tensile Requipments
Tensile strength
400-550 Mpa
Yield point
250 Mpa
Young modulus
190-210 Gpa
Density
7860 kg/m3
Poissons ratio
0,26
(Sumber : Katalog ASTM A 36, 1998)
Chemical Requipments
Carbon, max (C)
0,26 %
Manganese (M)
0,85-1,35 %
Phosphorus, max (P)
0,04 %
Sulfur, max (S)
0,05 %
Silicon, max (Si)
0,40 %
Copper, min (Cu)
0,20 %
(Sumber : Katalog ASTM A 36, 1998)
pemilihanrancanganyangakakitapilihsesuaidengantujuanpenelitian.Terdapat
beberapatahapanmetodeTaguchitigatahapanutamayaitutahapanperencanaan,
tahapanpercobaan,dantahapanalisis(Soejanto,2009)
2.4.1TahapPerencanaan
Tahapperencanaaninidimanaketikafaktordanlevelnyadipilih.Tahap
inimerupakantahapyangpalingpenting.Tahapinijugameliputiperumusan
masalah,tujuanpenelitian,pemisahanfaktorbebasdantakbebas,penentuan
nilaidanjumlahfaktordanpemilihanfaktorortogonal.
1.Perumusanmasalah
Perumusanmasalahharusbisalebihfokus,spesifik,danjelasbatasannya
dan secara teknis harus dapat dimasukkan dalam eksperimen yang akan
dilakukan.Jumlahresponyangdiharapkanjugaharusdinyatakandenganjelas.
2. TujuanEksperimen.
Tujuanbergunauntukmencarisebabyangmenjadiakibatpadaperumusalan
masalahyangdiangkat.Pencarianinidilakukansecarasistematis.
3.PenentuanVariabelTakBebas
Variabel tak bebas adalah variabel yang perubahannya tergantung pada
variabelvariabel lain. Dalam merencanakn suatu percobaan harus dipilih dan
ditentukandenganjelasvariabeltakbebasyangakandiselediki.
4.PenentuanVariabelBebas
Variabelbebas(faktor)adalahvariabel yangperubahannyatidaktergantung
padavariabellain.Padatahapiniakandipilihfaktorfaktoryangakandiselediki
pengaruhnya terhadap variabel tak bebas yang bersangkutan. Dalam seluruh
percobaan tidak seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi variabel yang
diselediki, sebab hal ini akan membuat pelaksanaan percobaan dan analisisnya
menjadi kompleks. Hanya faktorfaktor yang dianggap penting saja yang
diselediki.
5. IdentifikasiFaktorTerkontrolDanTidakTerkontrol
Faktorfaktor tersebut perlu diidentifikasikan dengan jelas karena pengaruh
antara kedua jenis faktor tersebut berbeda. Faktor terkontrol (control factors)
adalah faktor yang nilainya dapat diatur atau dikendalikan, atau faktor yang
nilainyainginkitaaturataukendalikan.Sedangkanfaktorgangguan(noisefactors)
adalahfaktoryangnilainyatidakbisakitaaturataudikendalikan,ataufaktoryang
tidakinginkitaaturataukendalikan.
6. PenentuanJumlahLevelDanNilaiFaktor
Pemilihanjumlahlevelpentingartinyauntukketelitianhasilpercobaandan
ongkospelaksanaanpercobaan.Strategilangkahpertamayaitumenghitungrata
ratahasilpenelitianyangtelahdilakukanpadasetiaplevel.Makinbanyaklevel
yangditelitimakahasilpercobaanakanlebihtelitikarenadatayangdiperolehakan
lebihbanyak,tetapibanyaknyaleveljugaakanmeningkatkanongkospercobaan
(Reace,1993)
7. Menentukanderajadkebebasan
Derajadkebebasanmerupakankonsepbesarnyaeksperimenyangharus
dilakukanuntukmenyelidikifaktoryangdiamati.Perhitunganderajadkebebasan
yang diusulkan nantinya akan mempengaruhi pemilihan dalam tabel matriks
orthogonal.Bentukpersamaanmatrikorthogonal,VOA,dalammenentukanjumlah
eksperimenyangakandiamatiadalahsebagaiberikut:
VOA=(banyaknyaeksperimen1)..(2.1)
Derajad kebebasan faktorfaktor dan levellevel , (V fl) untuk menghitung
jumlah level yang harus diuji atau diadakan pengamatan pada sebuah faktor,
bentukpersamaannyaadalahsebagaiberikut:
Vfl=(banyaknyalevel1)...(2.2)
Persamaan derajad kebebasan untuk mengetauhi derajad kebebasan dari sebuah
matriksatautotalderajadkebebasanadalah:
TotalVfl=(banyaknyafaktor).(Vfl)..(2.3)
Derajad kebebasan merupakan suatu konsep yang sangat tepat dalam
menentukan banyaknya faktor dan levelnya dan sangat membantu dalam
menentukandanmendesainmatriksorthogonal.
8. PemilihanMatriksorthogonal
Matriks orthogonal merupakan matriks yang terdiri dari kolom dan baris,
dimana kolom merupakan faktor yang diubah dalam eksperiman dan baris
merupakan kombinasi level dari faktor dalam eksperimen. Matriks orthogonal
adalahmatriksseimbangdarifaktordanlevelsedemikianhinggapengaruhsuatu
faktoratauleveltidakbaurdenganpengaruhfaktorataulevelyanglain.Matrik
13
ortogonal sangat efisien dalam memperoleh jumlah data yang relatif kecil dan
mampu menterjemahkan kesimpulan yang berarti dan jelas. Pemilihan matriks
ortogonalyangsesuaitergantungdarinilaifaktordaninteraksiyangdiharapkan
dannilaileveldaritiaptiapfaktor.Penentuaniniakanmempengaruhitotaljumlah
derajadkebebasanyangbergunauntukmenentukanjenismatriksortogonalyang
dipilih.Bentukumumdarimatriksortogonaladalah
(2.4)
Dimana:
L
La(b ).........................
rancanganbujursangkarlatin
=banyakbaris/eksperimen
=banyaklevel
MatriksortogonalLa(b )
4
MatriksOrtogonalStandarL9(3 )
Eksperimen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1
1
1
2
2
2
3
3
3
2
1
2
3
1
2
3
1
2
3
3
1
2
3
2
3
1
3
1
2
4
1
2
3
2
1
2
2
3
1
(Sumber:Soejanto,2009)
9. GrafikLinier
Grafikliniermerupakanserangkaiantitikdangarisyangbersesuaiandengan
kolomkolommatriksorthogonalyangsesuai.Jikaduatitikdihubungkandengan
garis,makaberartiterdapatinteraksiduakolomyangdinyatakanolehtitikyang
termuatdalamkolomyangdinyatakandengangaris.
14
Setiaptitikdangarismempunyainomorkolomdalammatrikshanyasekalidan
hanyasekalidinnyatakanolehgrafikliniernya.
4
GrafiklinearL9(3 )hanyaterdapatsatubentuklineardanskemapemetaan
danhanyaadasatuinteraksiyangakandigabungkan.Satuperbedaandiantara
4
Gambar2.4GrafikLinearL9(3 )
(Sumber:Soejanto,2009)
2.4.2
TahapPelaksanaanEksperimen
Persiapanpercobaanmeliputipenentuanjumlahreplikasipercobaandan
randomisasipelaksanaanpercobaan..
1. JumlahReplikasi
Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang sama dalam
suatupercobaandengankondisiyangsamauntukmemperolehketelitianyanglebih
tinggi. Replikasi bertujuan untuk mengatasi faktor noise yang mempengaruhi
proses. Selain itu, replikasi juga bertujuan untuk menambah ketelitian data
percobaan, mendapatkan harga estimasi kesalahan percobaan sehingga
memungkinkandiadakantestsignifikasihasileksperimen.
2. Randomisasi
Secaraumumrandomisasidimaksudkanuntukmeratakanpengaruhdari
faktorfaktor yang tidak dapat dikendalikan pada semua unit percobaan,
memberikankesempatanyangsamapadasemuaunitpercobaanuntukmenerima
suatu perlakuan sehingga diharapkan ada kehomogenan pengaruh pada setiap
perlakuanyangsama,mendapatkanhasilpengamatanyangbebas(independen)satu
samalain.
15
2.4.3
TahapAnalisis
Padaanalisisdilakukanpengumpulandatadanpengolahandatayaitu
meliputi pengumpulan data, pengaturan data, perhitungan serta penyajian data
dalamsuatu layout tertentuyangsesuaidengandesainyangdipilihuntuksuatu
percobaan yang dipilih. Selain itu dilakukan perhitungan dan penyajian data
denganstatistikanalisisvariansi,teshipotesadanpenerapanrumusrumusempiris
padadatahasilpercobaan.
Software Minitab
Minitab merupakan salah satu program aplikasi statistika yang banyak
EksperimenKonfirmasi
Percobaan konfirmasi adalah percobaan yang dilakukan untuk memeriksa
kesimpulanyangdidapat.Tujuanpercobaankonfirmasiadalahuntukmemverifikasi
1. Dugaan yang dibuat pada saat model performansi penentuan faktor dan
interaksinya.
2. Setting parameter (faktor) yang optimum hasil analisis hasil percobaan pada
performansiyangdiharapkan.
Langkahlangkaheksperimenkonfirmasi:
1. Merancangkondisiminimumntukfaktordanlevelsignivikan.
2. Membandingkanrataratadanvariasihasilpercobaankonfirmasidenganratarata
danvariansiyangdiharapkan.
Eksperimenkonfirmasidinyatakanberhasilapabila:
1. Terjadi perbaikan dari hasil proses yang ada (setelah eksperimen taguchi
dilakukan).
2. Hasildarieksperimenkonfirmasidekatdengannilaiyangdiprediksikan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Penentuan Parameter
Persiapan Bahan
Persiapan Alat
Rancangan Eksperimen
Pengolahan Data
Analisa
Selesai
3.1 Diagram Alir Penelitian
Variabel Respon
Variabel respon adalah variabel yang besarnya tidak dapat ditentukan,
tetapi nilainya dipengaruhi parameter bebas yang diberikan. Pada penelitian ini
variabel responnya adalah kekasaran permukaan. Penelitian ini ditujukan agar
mendapatkan kekasaran pada nominal tertentu.
3.2.2.
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang besarnya dapat ditetapkan
berdasarkan tujuan dari penelitian. Variabel bebas ini di pilih berdasarkan hal-hal
yang menentukan hasil sand blasting, antara lain adalah tipe dan ukuran abrasive
yang digunakan, jarak dari nozzle ke permukaan benda kerja, kondisi permukaan
benda kerja (tingkat karat), lama penembakan nozzle dan aliran abrasive dari
hopper ke selang nozzle (Protective Coating Inspektor-Training, 2003). Variabel
bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Jarak
Penelitian Kurniawan (2013) menggunakan variasi jarak 30 cm; 45 cm dan
60 cm dan didapatkan kekasaran optimum 4,5 m yang dihasilkan pada jarak
46,5 cm. Berdasarkan wawancara, jika jarak terlalu dekat maka kekasaran
permukaan yang dihasilkan terlalu dalam. Jika jarak terlalu jauh, maka lama
penembakan untuk melakukan proses sand blasting terlalu lama dan
membutuhkan pasir lebih banyak. Maka, pada penelitian ini digunakan jarak 30
cm; 40 cm dan 50 cm.
2. Tekanan
ASCOATINDO (2007) Tekanan pada nozzle blasting yang umum digunakan
adalah 90 psi-100 psi. Penelitian Ardila (2015) menggunakan variasi tekanan 6
bar, 7 bar, dan 8 bar. Dengan hasil semakin besar tekanan udara maka semakin
besar pula tingkat kekasarannya. Maka, pada penelitian ini menggunakan tekanan
6 bar; dan 7 bar.
3. Lama penembakan
PARAMETE
R
Jarak (cm)
Tekanan (bar)
Lama
penembakan
(detik)
LEVEL
2
1
3
0
6
40
7
3
5
0
Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol adalah variabel yang dikendalikan (konstan) sehingga
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkontrol tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.
1. Pasir Steel Grit G-40
ASCOATINDO (2007) Steel grit adalah material yang terbuat dari besi dan
carbon digunakan untuk membersihkan permukaan baja atau logam lainnya.
Keuntungan menggunakan material abrasive ini adalah dapat digunakan untuk
beberapa kali operasi. Steel grit umumnya menghasilkan profil yang lebih dalam
dan membentuk lama penembakan. Steel grit efektif untuk menghilangkan bekas
coating dan menghilangkan karat dari permukaan.
2. Sudut Penembakan
Penelitian Sulistyo (2011) mengatakan bahwa apabila sudut penyemprotan
semakin tegak lurus maka profil yang dihasilkan semakin dalam. Berdasarkan
wawancara dalam Ardila (2015) perusahaan menggunakan sudut 70-90 untuk
menghilangkan mill scale dan karat. Oleh karena itu, sudut penembakan 90
dirasa cukup untuk melakukan proses sand blasting dengan satu spot blasting
yang sudah ditentukan.
3.3. Persiapan Bahan dan Alat
3.3.1.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Pelat baja A 36 dimensi 200 mm x 100 mm x 6 mm @15 pelat dengan tingkat
karat Rust Grade A sesuai ISO 8501-1. Seperti pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Dimensi Pelat dengan Tingkat Karat Sama
Alat
Type
Volume flow
Supply air pressure
Saft power
Net weight
Production lelensi no
OGLC 132 A
20,2 m2/min
10 bar
132 kw
2700 kg
XK 06-010-00659
4
3. Sandpot
Untuk lebih detailnya tentang spesifikasi sandpot yang digunakan dalam
penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Spesifikasi Sandpot
Type
Capacity
Manufacture number
Permissible working temperature
Min temperature
Year construction
Date test
Made in
2452
200 liter (6 lbs)
62162
800 Kpa
-10
2011
28-2-2011
Germany
4. Nozzle
Nozzle yang digunakan adalah tipe venturi 92001 CTSDX-6. Tipe venturi
umumnya digunakan untuk permukaan yang lebar dan untuk membersihkan
permukaan baru, atau pembersihan secara menyeluruh terhadap permukaan lama.
5. Alat Uji Kekasaran Permukaan Sand Blasting
Material yang telah diblasting akan diuji dengan Replika Tape yang terdiri
dari Dial Thickness Gauge dan Testex Press-O-Film, seperti pada Gambar 3.3.
Derajat Kebebasan
Parameter jarak dan lama penembakan menggunakan 3 level dan
DerajadkebebasanfaktorII
:(31)=2
DerajadkebebasanfaktorIII
:(21)=1
Totalderajadkebebasan
=5
(derajadkebebasan)
3.4.2OrthogonalArray
Darihasilperhitungandiatasdiperoleh5derajadkebebasan.Matrik
ortogonal yang sesuai adalah derajad kebebasan pada matriks ortogonal
standart harus lebih besar atau sama dengan perhitungan kebebasan pada
No
.
Jarak
(cm)
Tekanan
(bar)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
6
6
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
30
30
30
40
40
40
50
50
50
30
30
30
40
40
40
50
50
50
Lama
penemb
akan
(detik)
3
4
5
3
4
5
3
4
5
3
4
5
3
4
5
3
4
5
Kekasaran Permukaan
(m)
1
2
3
Kekasaran
Permukaan
Rata-rata (m)
Prosedur Penelitian
3.6.1.
Prosedur Percobaan
2. Permukaan benda uji dicek tingkat karatnya (rust grade) dengan cara visual
sesuai standard BS EN ISO 8501-1 Vis 1.
3. Masukkan pasir steel grit ke dalam sand pot.
4. Nyalakan kompresor.
5. Atur jarak pada alat bantu dan setting tekanan pada kompresor sesuai dengan
level yang telah ditentukan.
6. Lakukan proses sand blasting sesuai dengan lama penembakan yang
ditentukan.
7. Siapkan alat uji kekasaran permukaan, pensil dan kertas.
3.6.2.
10
Mulai
Penentuan Parameter
Persiapan Bahan
Persiapan Alat
Rancangan Eksperimen
Pengolahan Data
Analisa
Selesai
Gambar 3.4 Diagram Alir Metode Penelitian
11