You are on page 1of 13

Berhentilah Menjadi Anak Yang Suka Mengomel Dan Mengeluh

NARATOR : Selamat datang dan selamat berjumpa kembali adik-adik. Kali ini, kakak akan bercerita
tentang seorang anak yang sangat suka mengomel dan mengeluh. Dan sifatnya tersebut sering
membuat kesal sekaligus sedih hati orang tuanya dan juga kakaknya. Adik-adik semua, mau tahu siapa
nama anak yang suka mengomel ini? Namanya Mars, wah..seperti nama planet ya... Dulu Mars
bukanlah seorang anak yang suka mengomel ataupun mengeluh, tetapi sejak Papa Mars dipindah
tugaskan ke kota lain merekapun harus mengikuti Papa mereka sehingga sekolah mereka juga ikut
pindah. Di sekolah baru Mars, khususnya di kelas Mars kebanyakan teman-temannya berasal dari
keluarga yang kaya sehingga teman-teman satu kelasnya itu selalu mempunyai barang - barang yang
bagus dan dan mahal harganya. Hal itulah yang membuat Mars lambat laun menjadi anak pengomel
dan pengeluh. Mari kita saksikan ceritanya...
ADEGAN I
(Mars sedang tidur-tiduran di kamarnya, matanya memandang ke atas sambil melamun, dia teringat
kejadian pada waktu siang tadi ketika dia latihan menari di rumah temannya adi)
(Anak-anak ASM menyanyikan lagu Aku senang jadi anak Tuhan)
Narator: Mars baru pertama kali berkungjung ke rumah Adi, dan dia begitu terkesima melihat rumah Adi
yang begitu besar dengan halaman yang sangat luas, terlebih lagi ketika dia masuk ke dalam rumah Adi
dimana banyak terdapat perabotan-perabotan yang begitu mewah. Dan ketika mereka masuk ke ruang
tengah, disitu tampak TV layar LED yang begitu besar tergantung di dinding dan juga DVD Player
Home Theather yang lengkap dengan soundsytemnya. Dan di dalam hati Marspun berandai-andai kalau
dia juga bisa punya TV dan DVD Player Home Theatre seperti ini).
Mars: Andai aja aku punya tv dan dvd player seperti ini, bukan seperti yang ada di rumahku sekarang,
tv dan dvd biasa yang ketinggalan zaman... kenapa Papa, tidak mau membeli tv dan dvd seperti ini ya?
aahh!! Papa dan Mama memang pelit sekali, di antara teman-temanku, cuma aku sendiri yang tv dan
dvdnya paling jelek, gimana kalau mereka nanti meminta untuk latihan menari di rumahku, pasti deh
mereka bakalan mengejek, aduh....jangan deh mereka sampai latihan di rumahku, (guman Mars dalam
hati).
Narator: Karena asyik melamun, Mars tidak menyadari kalau musik untuk mereka latihan menari telah
dinyalakan dan diapun tersadar ketika temannya, Dea menepuk pundaknya.
Ester: Melamun aja! Ayo cepat atur posisimu karna latihannya sudah mau dimulai nih.
Mars: oh..iya..ya. (kata Mars, setengah kaget)
(Persembahan Tarian)

Narator: Merekapun mulai latihan. Di ruang tengah rumah Adi tampak ke 7 orang anak sedang latihan
menari dengan diiringi musik pengiring tarian mereka. Setelah mereka latihan menari beberapa kali,
begitu musiknya selesai temannya Adi mengajak teman - temannya untuk beristirahat).
Adi : Teman-teman, Ayo kita istirahat dulu! dari tadi kita sudah latihan berkali-kali. Aku sudah capek
sekali.(sambil mematikan dvd player)
Roni: ia kita istirahat dulu, aku juga sudah capek. Latihan kita juga sudah mengalami peningkatan dari
latihan sebelumnya.
Narator: Teman mereka yang lain pun mengiakan ajakan Adi dan Roni. Lalu mereka duduk di lantai
dalam keadaan capek, sedangkan Adi langsung menuju ke suatu meja untuk mengambil minuman)
Adi: Kalau haus, itu di meja sudah disiapkan minuman, tinggal di ambil aja ya! dan kalau lapar disitu
juga ada banyak makanan kecil, jadi tidak usah dilayani karena semuanya sudah tersedia.
Eli: Aku mau minum ah..(Eli beranjak dari duduknya menuju meja tempat dimana minuman dan
makanan diletakkan, dan ketika sampai di meja makan Eli menjerit kecil)
Eli: Wow..banyak sekali makan dan minuman disini, tinggal pilih aja. Aku mau minum air putih dulu baru
nanti aku pilih jus rasa strawberry kesukaanku.
(mendengar ucapan Eli temannya yang lainpun segera bangkit berdiri menuju meja tersebut)
Kiko: Wow, benar kata Eli, banyak sekali makanannya, mana ada pizza kesukaanku juga.(sambil
mencomot sepotong pizza dan mengunyahnya penuh kenikmatan). wuih, enak banget ya pizzanya, aku
mau sepotong lagi, tapi aku mau minum dulu soalnya haus banget, gara-gara pizza jadinya lupa
minum. Mer tolong ambilkan air putih yang disebelahmu!
Meri: Kamu, kalau sudah melihat pizza aja, yang lain pasti kamu lupakan. (sambil menyodorkan air
putih kepada Kiko)
Narator: Sementara teman-teman Mars sibuk makan dan minum, Mars hanya berdiri terpaku melihat
semua makanan dan minuman yang disajikan di atas meja, ada cocacola, sprite, jus, pizza, roti bakery,
kue-kue semuanya memenuhi meja Adi yang besar. Marspun kembali berkata dalam hati.
Mars: Andai aja di rumahku juga bisa makan dan minum seperti ini tiap hari, pasti aku tidak perlu jajan
lagi di luar. Tapi boro-boro tiap hari, dalam satu bulan saja, papa dan mama mungkin cuma sekali atau
dua kali membeli pizza.(sambil menghela nafas)
Kiko: Mars!!, kamu kok dari tadi melamun melulu, apa kamu tidak haus?
(Mars setengah kaget ketika dikejutkan dengan suara keras Kiko, tapi sebelum dia sempat menjawab,
Meri langsung menjawab)
Meri: Marsnya lagi diet kali tuh...makanya dianya gak mau makan,hehehehe... tapi orang dietkan
makannya aja yang berkurang tapi tetap dianjurkan banyak minum air putih, tapi ini mungkin diet ala
Mars ya!(sambil tertawa terbahak-bahak dengan leluconnya sendiri)

Roni: ia nih, si Mars kan bercita-cita menjadi penyanyi boyband makanya mesti menjaga bentuk
tubuhnya agar tetap bagus. (sambil memperagakan gaya boy band) makanya Mars tidak boleh makan
makanan yang berlemak seperti ini. (kata Roni sambil tertawa)
Eli: sudah cukup, kalian bercandanya, nanti Marsnya ngambek dan nggak mau makan beneran,
gimana coba!
Ester: Kalau Mars, nggak mau makan, justru malah bagus dong, jadi jatah kita bisa tambah
banyak,hahaha... (kata dea sambil tertawa)
Adi: Ayo Mars, diambil itu makanannya biar nggak diledekin lagi, nanti keburu habis disikat mereka
semua, gimana?
Ester: Benar kata Adi, Mars! Kalau kamu nggak segera makan, jangan menyesal ya nanti kalau
makanannya habis!
Mars: Tenang teman-teman, aku cuma menyiapkan stamina perutku, supaya makanan ini bisa masuk
semuanya keperutku,hahaha... (kata Mars sambil tertawa).
Teman-temannya serempak menjawab: oo oo..ternyata lagi pasang strategi nih ceritanya..hahahaha
(temannya pun tertawa terbahak-bahak)
ADEGAN 2
Narator: Akhirnya lamunan Marspun terhenti ketika dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.
Kak Kely: Mars, kamu lagi tidur ya? Ayo makan malam. Papa dan Mama sudah nungguin tuh di meja
Makan.
Mars: Aku nggak tidur kok kak, sebentar lagi aku menyusul kesana.
Kak kely: Ia, tapi jangan lama-lama ya!
Mars: Ia kak. (Mars pun bangkit dari tempat tidur dan kemudian membuka pintu kamarnya dan pergi
menuju ke ruang makan)
Narator: Mars dan keluarganya sedang duduk di ruang makan, dan di atas meja tersedia menu untuk
makan malam berupa tempe bacem, tahu goreng, sayur tumis kangkung dan juga buah pepaya. ketika
melihat menu makanan yang di sajikan itu Marspun mulai mengomel dan mengeluh.
Mars: Tempe bacem lagi, tahu lagi, kangkung lagi, kenapa mama suka sekali masak menu ini, sich!
(suara Mars agak sedikit keras)
Mama: Pelankan suaramu, Mars! Bukannya tempe bacem, tahu goreng dan sayur kangkung itu
kesukaanmu?
Mars: Tidak lagi, aku sudah bosan memakannya, maunya mama sekali-kali masak steak. Steak buatan
mamanya Roni itu paling enak! dan kata Roni, mamanya itu sering sekali masak steak atau menu-menu
seperti yang ada di restoran, nggak kayak Mama yang masakannya itu-itu aja.
Kak Kely: Kamu ini kenapa sih? mau makan aja cerewet banget, kalau memang tidak mau makan ya
nggak usah dimakan, itu aja susah amat sih!!
Mars: Ya udah, aku juga memang malas makan kalau menunya kayak gini.(sambil beranjak dari
kursinya)

Papa: Mars!!! Ayo duduk kembali di kursimu. (karena Papanya berkata dengan tegas, Marspun
kembali duduk)
Papa: Kamu harusnya bersyukur masih punya mama yang memasak makanan untuk kita semua dan
juga masih bisa menikmati makanan ini sampai kenyang, masih banyak di luar sana, anak-anak yang
kelaparan dan tidak dapat menikmati makanan seperti kita. Jadi jangan coba membanding-bandingkan
dengan orang lain!
Mars: padahal Papa juga ikut membanding-bandingkan dengan orang lain, buktinya dibandingkan sama
anak-anak yang miskin.(mars berkata dalam hati)
(akhirnya keluarga ini pun mulai menikmati makan malam mereka dengan tidak banyak bicara lagi)
Narator: Setelah makan malam keluarganya Mars pun duduk bersama di ruang keluaga sambil
menonton tv.
Mars: Pa, Ma, sekarangkan lagi trend TV layar LED dan semua teman-temanku semuanya punya TV
yang layarnya LED ditambah lagi dengan DVD Player Home Theater yang dilengkapi soundsystem
yang lumayan besar jadi kalau menonton tv rasanya seperti menonton di bioskop aja. Kenapa kita tidak
ganti tv kita dengan TV layar LED aja sekalian juga dibeli DVD Player Home Theater?
Mama: Kenapa kita harus ganti TV, TV kita masih bagus kok!
Mars: Ah Mama.. tapikan TV kita ukurannya kurang besar! jadi kalau menonton rasanya ada yang
kurang..
Kak Kely: TV kita itu nggak bermasalah kok, yang bermasalah itu kamu!
Mars: Halah...kakak sirik aja, kalau Papa benar-benar mau membelikan TV LED pasti senang juga
kan?
Kak Kely: Kalau memang di beliin, ya aku jelas seneng dong, tapi akukan nggak memaksa Papa untuk
membelikannya.
Mars: tuh kan...kak Kely sebenarnya suka juga, tapi kenapa menentang terus sih dari tadi!
Papa: Aduh...kalian ini dari tadi ribut melulu, Papa jadi tidak kosentrasi nonton berita. Karena TV kita
masih bagus, jadi Papa tidak akan membeli TV baru dalam waktu dekat ini, mengerti Mars?
Narator: karena Papanya sudah berkata tegas bahwa dia tidak akan membeli TV baru maka Mars
walaupun masih dalam keadaan kesal tidak berani berkomentar lagi soal TV baru. Oleh karena Mars
masih dalam keadaan kesal maka diapun mulai beralih ke permintaan lainnya, tapi kali ini dia hanya
bicara pelan kepada Mamanya.
Mars: Ma! (sambil mencolek mamanya)
Mama:Ya, kenapa Mars? (mengalihkan pandangan dari TV dan kemudian melihat Mars)
Mars:Hadiah natal tahun ini, aku minta dibelikan hp Black Berry aja ya Ma!
Mama: Hpmu kan masih baru, 3 bulan yang lalu, kamu merengek kepada Mama minta dibelikan Hp
yang layar sentuh dan permintaanmu sudah dituruti Mama.
Mars: Sekarangkan lagi trendnya HP Black Berry, teman-teman di sekolah hampir semuanya memakai
HP BB. HP BB itu gadgetnya lebih canggih dari HP yang lain Ma. Sementara HP yang aku punya,
kurang canggih, dan bentuknya juga kurang keren, menyesal kenapa kemarin dulu aku nggak minta
sekalian di beliin BB aja ya!

Mama: Mars, dengar nak, pokoknya Mama tidak akan membelikanmu HP BB tahun ini, mengerti!
Mars: aduh!! Mama dan Papa kok nggak seperti orang tua teman-temanku yang begitu baik dan mau
menuruti permintaan anak-anaknya. Padahal Mama dan Papa kan semuanya kerja, mana mungkin
nggak punya uang, bilang aja Mama dan Papa nggak sayang sama aku.
(percakapan antara Mars dan Mamanya akhirnya terdengar juga oleh Papa Mars sehingga Papanya pun
menoleh ke mereka)
Papa: ada apa lagi dengan Mars, Ma?
Mama: Ini Pa, Mars mau minta hadiah natalnya dibelikan HP BB, padahal HPnya Mars kan Mama baru
belikan 3 bulan yang lalu.
Papa: Benar kata Mamamu, Mars. Kamu kan masih sekolah jadi tidak perlu mempunyai HP yang bagus
dan canggih, yang paling penting HPmu dapat dibuat untuk berkomunikasi. Toh.. hpmu sekarang sudah
lebih dari cukup.
Kak Kely:Aku juga mau dong Pa dibeliin HP BB, jangan cuma Mars aja, hehehe..

(kata Kely sambil

tertawa kecil).
Papa:Kelly! Kenapa jadi ikut-ikutan!
Kak Kely: Hanya bercanda Pa...
Mars: Aku nggak mau ikut acara Natal Sekolah Minggu kalau nggak dibeliin HP BB, Pokoknya! (wajah
Mars masam seperti jeruk purut)
Papa: Mars!!!(suara Papa meninggi dan ketika akan melanjutkan ucapannya terdengan bunyi bel pintu)
Mama: Kely cepat, buka pintu sepertinya ada tamu. Mars, ayo masuk ke kamarmu.
Papa: Nanti kita lanjutkan pembicaraan kita, sekarang turuti Mamamu, segera masuk kekamarmu.
ADEGAN 3
Narator: Akhirnya Mars pun masuk ke kamarnya masih dalam keadaan kesal. Marspun langsung
merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya, tetapi karena hatinya sedang gelisah diapun bangkit lagi dan
menuju kotak yang menyimpan seluruh mainannya, diapun memilih-milih mainannya tetapi karena tidak
satupun mainan itu sesuai keinginannya maka diletakkannya kembali sambil menggerutu)
Mars: Semua mainanku ini jelek semua, nggak seperti punya teman-temanku yang bagus-bagus,
ah..ah...menyebalkan sekali punya mainan tapi nggak ada satupun yang canggih, semuanya kuno,
ketinggalan zaman!
Narator: Marspun kembali ke ranjangnya untuk tidur-tiduran dan karena kelelehan diapun tertidur pulas,
dan di dalam tidurnya Mars bermimpi bertemu dengan seorang Malaikat di sebuah taman yang begitu
indah dan Malaikat itupun menghampiri Mars yang tampak begitu kesal.
Malaikat: Mars...Mars! (Malaikat itu memanggil Mars)
Mars: Si...si..siapa kamu? Apakah kamu hantu?(sahut Mars dengan wajah agak terkejut dan
ketakutan)
Malaikat: Bukan Mars, Aku adalah Malaikat penjaga kamu, kenapa wajahmu tanpa begitu kesal?
Mars: Aku memang anak yang tidak beruntung, kenapa aku nggak dilahirkan saja di keluarga yang
kaya raya seperti temanku!

Malaikat: Keluargamu termasuk keluarga yang bercukupan dan semua kebutuhanmu terpenuhi.
Kenapa kamu masih saja mengeluh?
Mars: Kalau memang keluargaku kaya pasti sudah memiliki barang-barang bagus seperti punya
teman-temanku dan orang tuaku nggak akan menolak permintaanku. Mungkin orang tuaku memang
pelit!(sahut Mars dengan sedikit emosi)
Malaikat: Mars, kamukan anak sekolah minggu, pasti kamu ingat bunyi hukum taurat ke-5 yang
berbunyi, Hormatilah orang tuamu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu
kepadamu. Tapi kamu malah mengatakan hal-hal yang tidak sepatutnya kepada orang tuamu dan
kurang bersyukur untuk semua yang kamu miliki. Oleh karena itu untuk membuka pikiranmu dan
wawasanmu, aku akan membawamu ke tempat-tempat dimana kamu akan belajar banyak dan
menyadari betapa beruntungnya dirimu dibanding anak-anak yang lainnya.
Mars: Kemana Bapak akan membawaku, aku tidak diperbolehkan orang tuaku pergi dengan orang
asing ke tempat yang jauhg.(sahut Mars dengan wajah yang keheranan dan sedikit takut)
Malaikat: Jangan kuatir, percaya saja, mari ulurkan tanganmu.
Narator: Marspun mengulurkan tangannya dan Malaikat itupun menggenggam tangan Mars dan
membawa Mars ke suatu rumah sederhana yang sangat kecil yang hanya terdiri dari ruang tamu yang
berukuran kecil, satu kamar dan dapur yang juga dipakai sebagai ruang makan dan juga sebuah kamar
mandi kecil. Rumah ini dihuni oleh keluarga yang mempunyai 3 orang anak. Keluarga tersebut baru
pulang dari kebaktian malam Natal di gereja mereka dan mereka saat ini sedang bersiap-siap untuk
makan malam)
(Vocal grup lagu Give Thanks)
ADEGAN 4
Mars: Dimana kita?Apa mereka bisa melihat kita?
Malaikat: Jangan takut, mereka tidak bisa melihat kita. Kita ada di sebuah keluarga sederhana yang
takut akan Tuhan. Walaupun mereka hidup serba kekurangan tapi keluarga ini senantiasa mengucap
syukur dan senantiasa hidup rukun.
Mars:Wow...rumahnya kecil sekali, tvnya juga kecil, lihat pohon natal beserta mainannya juga sudah
usang, kelihatannya sudah lama mereka tidak membeli pohon natal. (sahut Mars sambil berkeliling
rumah itu untuk mengamat-amat.) Aku tidak bisa hidup di rumah kecil seperti ini, tapi kok mereka bisa
bertahan tinggal disini ya?(sahut Mars lagi)
Malaikat: sst...sst, jangan ribut! sekarang kamu diam saja dan perhatikan mereka. Ayo kita kembali ke
ruang makan.
Narator: Marspun menuruti apa yang dikatakan apa kata Malaikat itu, tetapi ketika Mars melihat
makanan yang ada di atas meja makan, dia tidak tahan untuk berkomentar lagi.

Mars: Kalau malam natal begini, di rumahku biasanya tersedia makanan yang lezat - lezat seperti
rendang, ayam goreng kecap, sayur buncis, sambal ati, sop dan masih banyak lagi tapi mereka hanya
makan ikan laut dan tahu goreng, sayur bayam bening.(sahut Mars agak terkejut)
Malaikat: Mars, kamu perhatikan mereka dulu nanti kamu lanjutkan komentarmu.
(akhirnya kembali Mars diam dan memperhatikan percakapan keluarga ini)
Bapak: Bu juga Anak-anak, Bapak minta maaf kepada kalian karena natal tahun ini Bapak tidak bisa
membelikan kalian baju baru dan juga kita harus makan dengan menu seperti ini di malam natal.(sang
Bapak berkata dengan ekspresi sedih)
Ibu: Pak, saya dan anak-anak mengerti kalau tahun ini kondisi ekonomi kita jauh lebih sulit dari tahun
kemarin. Jadi Bapak jangan bersedih lagi ya, kan ini malam natal kita harusnya bersukacita, ya akan
anak-anak? (sambil menyiapkan nasi ke piring suami dan anak-anaknya).
Anak-anak: (merekapun menjawab serentak) Ia bu.
Debby: Bapak jangan sedih lagi ya, kami tetap bersukacita kok walaupun nggak dibelikan baju baru
tahun ini, toh tahun kemarin kami banyak mendapat hadiah baju baru dari saudara-saudara kita, dan
baju-baju itu masih sangat bagus. Dan walaupun malam ini nggak ada menu istimewa tapi tetap nikmat
karna masakan Ibukan benar-benar enak! (sahut Debyy anak tertua dari keluarga ini).
Joni: Benar Pak, walaupun cuma ikan goreng, tahu goreng juga sayur bayam tapi tetap bergizi kok!
Kami juga bersyukur bisa makan dengan kenyang dan nggak kelaparan seperti anak-anak yang tinggal
di Etopia. Dan yang paling penting kami senang bisa punya keluarga dan punya orang tua dan tetap
dapat berkumpul di malam natal ini.(sahut Joni anak ke dua).
Ruth: Kakak guru sekolah minggu juga bilang bahwa natal itu tidak harus dirayakan dengan mewah
tetapi dengan hati bersyukur karena Tuhan Yesus sudah lahir ke dunia ini untuk menjadi juru selamat
kita dan Tuhan Yesus saja lahir di dalam kandang hina yaitu kandang domba. Jadi kenapa kami harus
mengeluh Pak!
Bapak: Wah..wah..anak-anak Bapak semuanya benar-benar anak yang baik dan mengerti dengan
kondisi orang tuanya. Terima kasih ya anak-anak untuk pengertiannya, Bapak bersyukur punya anakanak seperti kalian.(dengan ekspresi penuh sukacita). Bapak juga berdoa agar Tuhan senantiasa
memberkati pekerjaan Bapak sehingga kehidupan ekonomi keluarga kita dapat menjadi lebih baik.
Amin.
Ibu+Anak-anak: : Amin.
Ibu: Ayo Pak, anak-anak kita mulai makan, nanti makanannya terlanjur dingin.
Ruth: ia nih perutku juga dari tadi udah keroncongan minta di isi. (sambil mencomot tahu goreng tapi
tangannya segera ditepis kakaknya Debby)
Debby: Kok, langsung mau maen comot aja, kan kita belum berdoa, dek.
Ruth: oh..ia kak, saya lupa,hehehe (sambil tertawa kecil)
Joni: Bapak yang pimpin doa makan ya? Kalau berdoa, jangan lama-lama ya, Pak! Kan semuanya
sudah kelaparan (dengan mimik pura-pura serius ) hanya bercanda kok Pak, (sahutnya lagi dengan
tertawa).
(seluruh keluarga yang tadinya sempat akan menasehati Joni jadi ikut tertawa oleh lelucon Joni, dan
setelah berdoa, keluarga ini menikmati makanan dengan hati yang gembira.)

Narator: Walaupun Mars sendiri belum bisa mengerti kenapa keluarga ini tetap penuh sukacita dan
mampu bersyukur di dalam kekurangan mereka namun melihat percakapan keluarga ini tanpa sadar
Mars menjadi sedikit terharu dan dia merasa beruntung karena kehidupan ekonomi keluarganya lebih
baik dari keluarga ini, dan Mars pun hanya diam dan tidak berkomentar lagi tentang keluarga ini. Melihat
hal tersebut Malaikatpun hanya menepuk bahu Mars dan kemudian mengajak Mars untuk pergi ke
tempat lainnya.
(Vocal grup lagu Waktu Kecil Kita Merindukan Natal)
ADEGAN 5
Narator: Merekapun sampai di sebuah panti asuhan di mana anak-anak panti asuhan yang hampir ratarata seusia dengan Mars sedang membuka kado atau hadiah natal mereka masing yang ada di dekat
pohon Natal. Mars dan Malaikat sedang memperhatikan kesibukan anak-anak panti asuhan saat
membuka kado natal mereka masing-masing dan semuanya tampak gembira sekali.
Ibu Panti: anak-anak, di sekitar pohon natal ada kado natal yang bertuliskan nama kalian semua, jadi
setiap orang dapat mengambil satu kado yang bertuliskan namanya. Supaya tertib dan jangan sampai
nanti merusak hiasan pohon natal, dianjurkan mengambil kadonya satu persatu. Apa kalian semua
mengerti?
Anak-anak Panti: Ya, bunda kami mengerti.
(anak-anak pantipun membentuk barisan dan mulai mengambil kado natal tersebut satu persatu)
Anak 1: Hore!!....aku mendapat hadiah sepatu basket yang sudah lama aku idam-idamkan. (kata anak
ini dengan wajah sangat gembira setelah mengetahui isi kadonya sesuai dengan harapannya.) tapi
ukuran sepatu ini kira-kira pas nggak ya buat kakiku? (kata anak ini agak sedikit cemas sambil
mencoba memakai sepatu barunya). Puji Tuhan, sepatunya pas banget dengan ukuran kakiku.
Terima kasih Tuhan karena kau mengabulkan doaku.
Anak 2: Hore!!...hore!!, aku mendapat tas sekolah yang aku idam-idamkan. Sudah lama banget aku
pengen tas model seperti ini. Sungguh aku tidak menyangka kalau akhirnya aku bisa juga
memperolehnya, Tuhan itu memang baik ya.
Anak 3: Apa ya kira-kira isinya?(kata seorang anak sedikit gugup ketika mengambil kado bagiannya).
Mudah-mudahan aku juga mendapat hadiah yang aku inginkan. (kata anak ini lagi sambil mulai
membuka bungkus kadonya). Terimakasih Tuhan, baju model seperti ini memang benar-benar yang aku
inginkan sejak lama.(dengan ekspresi yang penuh sukacita).
Anak 4: Aku juga pengen seperti kalian, bisa mendapatkan hadiah natal sesuai yang diinginkan. (kata
anak ini sambil mengambil hadiahnya dan mulai membukanya, tetapi setelah dibuka anak ini menjadi
diam dan terpaku).
Anak 5: Kenapa kamu diam, apakah hadiahnya tidak sesuai yang kamu inginkan? (kata salah seorang
anak yang kemudian menyusul mengambil hadiahnya). Aku akan tetap bersyukur untuk apapun hadiah
yang aku dapatkan karena aku memang tidak ada keinginan khusus untuk tahun ini.

Anak 4: Sudah 2 tahun ini aku pengen sekali mempunyai mobil-mobilan yang ada remote controlnya.
Aku berharap mendapatkan kado natal berupa mobil-mobilan tapi sudah 2 kali natal terlewati dan
keinginanku belum terkabul sampai akhirnya natal tahun ini, aku nggak minta apa-apa kepada Tuhan
tapi ternyata Tuhan baik, dia memberikan apa yang aku inginkan. (sambil sedikit menitikkan air mata).
Anak 6: Ya, Tuhan itu memang baik! Aku juga mendapatkan kado yang aku inginkan yaitu sebuah
sepatu sekolah, karena sepatu sekolahku yang lama sudah mulai rusak, mau bilang ke bunda untuk
dibelikan sepatu baru tapi nggak tega karena Panti kita lagi mengalami krisis keuangan, ternyata Tuhan
itu memang mengetahui ya apa yang kita butuhkan.
Narator: Semua anak-anak Panti telah mengambil hadiah mereka masing-masing dan telah membuka
hadiah tersebut dan semuanya tampak begitu gembira dan senang.
Ibu Panti: Kita bersyukur kepada Tuhan karena tahun ini ada beberapa donatur yang mau menyumbang
ke panti kita baik berupa uang dan hadiah natal buat kalian semua. Panti kita tahun ini mengalami krisis
keuangan, tapi Puji Tuhan, karena Tuhan mau mendengar doa kita semua maka Panti kita dapat
diselamatkan. (dengan wajah yang terharu)
Anak 2: Tuhan itu memang baik ya bunda. (sambil memeluk Ibu Panti)
Ibu Panti: Nah sekarang, waktunya kalian semua tidur tapi jangan lupa membersihkan ruangan ini dari
bungkus-bungkus kado!
Anak-anak panti: Ya bunda.
(diiringi lagu jingle bels)
Narator: Anak-anak Panti Asuhan inipun membersihkan ruangan sambil bercanda dan tertawa riang,
sementara Mars yang dari tadi memperhatikan tingkah laku anak-anak Panti Asuhan tersebut mulai
berkomentar.
Mars: Aku heran sama anak-anak Panti ini, baru mendapat hadiah seperti itu saja, sudah senang
sekali. Padahal di rumahku apa yang aku punya jauh lebih bagus dari yang mereka dapatkan. (sambil
menunjukkan mimik yang keheranan)
Malaikat: itu karena mereka tidak memiliki orang tua sepertimu Mars yang dapat membelikan barangbarang keperluanmu, mereka dari lahir tidak tahu siapa orang tua mereka dan mereka juga tidak pernah
merasakan kasih sayang orang tua sepertimu.
Mars: ternyata aku masih lebih beruntung dari mereka. kali ini kita akan pergi kemana lagi Pak
Malaikat?
Malaikat: Aku akan membawamu ke daerah yang baru mengalami musibah gempa bumi.
ADEGAN 6
(Vocal grup lagu Aku Cinta Yesus)
Narator: Dan Malaikat itupun membawa Mars pergi ke tempat daerah yang baru saja mengalami
gempa. Walaupun gempa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa tapi gempa tersebut menghancurkan
dan memporak-poranda rumah mereka sehingga mereka harus mengungsi di tenda pengungsian,
Malaikat dan Marspun mendengarkan percakapan anak-anak yang ada di luar tenda pengungsian.

Anak 1: Aku baru pertama kali merasakan gempa dan pada saat gempa terjadi, aku benar-benar
ketakutan sekali, seperti dunia ini mau kiamat saja.
Anak 2: Sama, aku juga sangat ketakutan dan sangat panik sekali, tapi Ayahku berhasil
menenangkanku dan kamipun semua berhasil keluar rumah dengan selamat.
Anak 3: Selama ini, kita hanya mendengar cerita orang-orang saja tentang gempa, tapi kali ini ternyata
kita mengalaminya sendiri, benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.
Anak 4: Beberapa hari lagi hari natal, tapi kita semua masih tingal di tenda pengungsian ini, sampai
semua rumah kita yang rusak berhasil diperbaiki, dan ini pengalaman pertamaku dan juga pasti
pengalaman pertama kalian tinggal di tenda pengungsian.
Anak 5: Kalau dipikirkan sangat tidak enak tinggal di tenda pengungsian karena kita semuanya harus
mengantri, mulai dari makan, mandi dan yang lain-lainnya, dan juga tidur harus beramai-ramai, benarbenar sangat tidak nyaman.
Anak 6: Natal tahun ini memang benar-benar memprihatinkan. Biasanya kita yang memberikan bantuan
kepada teman-teman kita yang kurang beruntung agar mereka bisa merayakan natal dengan gembira
seperti kita, tapi kali ini, kita yang mendapat bantuan.
Anak 1: Tapi biarpun yang kita alami ini sulit tapi kita tetap bersyukur karena keluarga kita bisa selamat
semua ya.
Anak 2: Benar sekali, Tuhan itu sangat baik, Dia masih melindungi kita, pokoknya aku sangat senang
sekali aku dan keluargaku masih tetap hidup, sehingga aku bisa melihat mereka setiap hari.
Anak 3: Dan juga walaupun kita berada di tenda pengungsian, tapi kita tetap beruntung karena kita
tetap diperhatikan dan juga bantuan banyak berdatangan sehingga kita tidak kelaparan dan terlantar.
(Seorang Anak baru ke luar dari dalam tenda dan mulai menibrung obrolan temannya)
Anak 7: Eh..teman-teman, Apakah malam Natal nanti ada ibadah malam Natal di tenda pengungsian?
Anak 4: Ia tetap ada, gereja kita akan tetap mengadakan ibadah malam Natal disini. Dan kita anakanak sekolah minggu juga disertakan untuk mengisi pujian.
Anak 7: Aduh senangnya tetap bisa beribadah malam Natal kembali dan merasakan suasana natal
yang cuma satu kali dalam setahun. Kapan kita mulai latihan menyanyinya?
Anak 5: Nanti sore jam 5, kita kumpul di halaman depan tenda, kata kakak guru sekolah minggu kita.
Anak 6: Teman-teman ternyata ini sudah jam 3, ayo kita bersiap-siap supaya jangan telat, apalagi
kitakan mandinya harus mengantri.
Semua anak: Ayo! (dengan penuh semangat)
(semua anak-anak di tempat pengungsian bergegas ke tempat mereka masing-masing dan bersiap-siap
)
Narator: Setelah melihat percakapan anak-anak di tenda pengungsian Malaikatpun menanyakan
tanggapan Mars tentang apa yang dia lihat.
Malaikat: Mars, apa tanggapanmu tentang mereka?
Mars: Semua anak-anak ini sungguh hebat karena masih tetap semangat dan bersukacita setelah
mengalami bencana, Seandainya itu terjadi padaku, ahh.. tidak! membayangkannya saja aku tidak
sanggup.

Malaikat: Kalau begitu, bukankah kamu lebih beruntung dari mereka?


Narator: Karna tidak kuasa untuk menjawab maka Marspun hanya mengangguk saja, lalu Malaikat
itupun mengajak Mars pergi ke sebuah rumah sakit.
(di iringi lagu Silent Night)
ADEGAN 7
Narator: Merekapun tiba di sebuah rumah sakit dimana anak-anak yang menderita berbagai penyakit
sedang merayakan perayaan natal secara sederhana tapi penuh hikmat dan sukacita. Dan ketika lilin
natal dinyalakan setiap anak berdoa di dalam hatinya masing-masing.
Anak 1: Tuhan Yesus, terima kasih karena engkau mau lahir ke dunia ini untuk menjadi Juru Selamat
kami sehingga ketika aku nanti pergi ke surga, aku akan bertemu Tuhan Yesus. Kata Mama aku sakit
kanker, dan dokter berkata kalau aku tidak akan lama lagi bisa berada bersama keluargaku. Mama
bilang Tuhan Yesus lebih membutuhkanku sehingga aku lebih cepat pergi kesana. Tuhan Yesus, ketika
aku tiba ditempatmu, sambut aku ya, karna aku tidak pernah jauh dari keluargaku. Terima kasih Tuhan
Yesus, Amin.
Anak 2: Tuhan Yesus, terima kasih karena Tuhan memberikan keluarga yang mengasihiku walaupun
aku tidak dapat seperti anak-anak lainnya bisa bermain, berolahrga karena aku sakit jantung.
Sebenarnya aku bingung kenapa sakit jantung itu nggak boleh capek tapi dokter bilang karna jantungku
tidak kuat atau lemah. Tapi nggak apa-apa kok Tuhan Yesus karena aku tetap bisa melakukan banyak
hal, terutama melukis, karna aku suka sekali melukis dan bercita-cita menjadi pelukis. Tuhan Yesus
berkatilah cita-citaku supaya bisa terwujud. Amin.
Anak 3: Tuhan Yesus, aku sangat sedih sekali karena aku takkan bisa berjalan lagi karena kedua kakiku
harus diamputasi karena kecelakaan, tapi aku tetap bersyukur karna Tuhan masih menyelamatkan
nyawaku sehingga aku bisa tetap berada di tengah-tengah keluargaku. Dan aku bersyukur punya
keluarga yang mengasihiku bahkan Papa dan Mama bilang bahwa dia akan menjadi kakiku dan
membawaku kemana saja. Tuhan pelihara terus kehidupan keluargaku dan kehidupanku selanjutnya.
Amin.
Anak 4: Tuhan Yesus aku bersyukur karna mendapatkan ginjal donor yang pas denganku dan aku
berdoa supaya operasinya dapat berjalan lancar dan aku menjadi sehat kembali. Aku juga berdoa untuk
keluarga yang telah memberikan ginjal kepadaku supaya mereka terus dipelihara dan diberkati Tuhan
dan tidak bersedih lagi atas kepergian anak mereka. Amin.
Anak 5: Tuhan Yesus, aku mohon ampun karena suka tidak menuruti omongan orang tua, padahal
mama dan papa sering bilang supaya aku jangan jajan sembarangan tapi aku nggak pernah dengar
omongan mereka sehingga aku sakit tifus. Tapi terima kasih Tuhan karena dokter bilang beberapa hari
lagi aku bisa pulang. Dan aku berjanji akan menuruti omongan orang tua dan tidak akan jajan
sembarangan lagi dan tidak akan makan makanan yang dilarang dokter agar aku tetap sehat. Amin.
(Vocal grup KJ No. Mampirlah Dengar Doaku)

Narator: Marspun yang mendengar satu persatu doa anak-anak yang sakit ini menjadi sangat terharu
sekali dan dia pun kembali tidak dapat berkata apa-apa, dan Malaikatpun yang mengerti perasaannya
hanya menepuk bahunya dan kembali memegang tangan Mars untuk mengajaknya pergi ke tempat
lainnya.
Mars: Aku belum pernah mendengar suara nyanyian yang begini indah. Kita sekarang berada dimana,
Pak Malaikat?
Malaikat: Itu suara para Malaikat yang sedang bernyanyi menyambut kelahiran Tuhan Yesus.
Sekarang kita ada di Betlehem, Kota dimana Tuhan Yesus dilahirkan. Mari Mars, kita nikmati suara
pujian dari para Malaikat tersebut. (Mars dan Malaikatpun menikmati pujian dari Malaikat)
(Vocal grup KJ No. 109:1 Hai Mari Berhimpun)
ADEGAN 8
Narator: Setelah selesai mendengar suara pujian para Malaikat, Malaikat Penjaga Marspun membawa
Mars ke kandang domba dimana bayi Yesus sedang terbaring.
Mars: Hm..Hm... sungguh bau tempat ini, Aku rasanya mau muntah.
Malaikat: Ini kandang Domba, Mars! Walaupun sudah dibersihkan tapi tetap saja baunya tidak hilang.
Mars: Jadi bayi yang terbaring itu adalah Tuhan Yesus, dan yang ada di dekat bayi Yesus adalah Yusuf
dan Maria, orang tuanya Yesus?
Malaikat: Benar sekali, Mars! Dan kau bisa merasakan sendiri Tuhan Yesus saja lahir dikandang domba
yang hina.

Walaupun dia adalah Tuhan tapi Dia tidak lahir dalam kemewahan tapi dalam

kesederhanaan. Oleh karena itu Tuhan Yesus dapat mengerti dan merasakan penderitaan orang-orang
miskin dan orang-orang yang sengsara seperti keluarga dan anak-anak yang kita lihat tadi, Mars.
Manusia diajarkan untuk senantiasa bersyukur untuk semua yang dimilikinya karena dengan bersyukur
manusia dapat merasakan kasih Tuhan dan jika manusia itu mempunyai berkat yang lebih dari orang
lain, Tuhan Yesus mengajarkan untuk tetap rendah hati dan tidak menjadi sombong dan juga pelit tapi
mau berbagi dengan sesama. Apa kau mengerti sekarang, Mars?
Mars: Ya, aku mengerti betapa beruntungnya diriku dan aku sangat menyesal kenapa aku kurang
bersyukur dan selalu mengeluh dan mengomel tentang sesuatu. (Mars berkata dengan kepala
tertunduk tanda dia sangat menyesal). Aku akan berdoa mohon ampun kepada Tuhan dan akan minta
maaf kepada orang tuaku serta kakakku atas kelakuanku selama ini, Tuhan Yesus pasti mengampuniku
kan, Pak Malaikat? (sambil menoleh ke arah Malaikat tetapi Malaikat itu sudah pergi)
Mars: Pak Malaikat, kamu dimana? Pak Malaikat! (Mars pun memanggil Malaikat itu berulang-ulang
sampai akhirnya dia terbangun dari tidurnya).
Mars: ah..ternyata aku hanya bermimpi tapi mimpinya seperti nyata sekali. Aku bersyukur telah
diberikan mimpi seperti itu sehingga aku menjadi sadar. Terima kasih Tuhan karena telah
menyadarkanku atas dosa-dosaku dan aku tahu, Engkau adalah Tuhan Maha Pengampun dan aku juga
akan minta maaf kepada orang tuaku dan kakakku dan berjanji akan selalu bersyukur dan menghormati
orang tuaku. Amin.

Narator: Nah, adik-adik begitulah cerita tentang anak yang bernama Mars yang tadinya adalah anak
yang suka mengomel, mengeluh dan kurang bersyukur berubah menjadi anak yang senantiasa
bersyukur kepada Tuhan. Oleh karena itu dari cerita tentang Mars kita belajar untuk tidak mengeluh
atau mengomel lagi ya, siapa disini, adik-adik yang masih suka mengeluh atau mengomel? Kalau masih
ada, mulai hari ini kita juga harus berjanji kepada Tuhan Yesus untuk berubah seperti Mars. Maukan
adik-adik? Kakak yakin kita pasti semuanya mau karena Tuhan Yesus menginginkan anak-anak sekolah
Minggu senantiasa dapat mengucap syukur. Sampai jumpa adik-adik. Tuhan Yesus memberkati.
(Anak Sekolah Minggu bernyanyi Aku berubah)

You might also like