Professional Documents
Culture Documents
Sel delta mensekresi somatostatin, atau hormon penghalang hormon pertumbuhan yang
menghambat sekresi glucagon dan insulin
Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalag sel (beta) dan sel (alfa) yang
menghasilkan glukagon. Sel pulau Langerhans yang paling jarang, sel
delta dan sel F. Insulin yang di sekresikan sel beta memiliki peran penting
pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon ini
menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta
mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul nutrient
ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin mendorong
penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan pengubahannya masing-masing
menjadi glikogen, trigliserida, dan protein. Insulin melaksanakan banyak
fungsinya dengan mempengaruhi transport nutrien darah spesifik masuk
ke dalam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam
jalur-jalur metabolik tertentu. Insulin memiliki empat peran menurunkan
kadar glukosa darah dan mendorong penyimpanan karbohidrat:
Insulin mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan mendorong penyerapan glukosa oleh
sel dari darah untuk digunakan dan disimpan, dan secara bersamaan menghambat dua
mekanisme pembebasan glukosa oleh hati ke dalam darah (glikogenolisis dan
glukoneogenesis). Memelihara homeostasis glukosa darah merupakan salah satu fungsi
pankreas. Konsentrasi glukosa dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara prosesproses berikut: penyerapan glukosa dari saluran cerna, pemindahan glukosa ke dalam sel,
produksi glukosa oleh hati, dan (secara abnormal) ekskresi glukosa di urin.
Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %
berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5
1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada
kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medikal lengan atas.
Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung,
bahu dan bokong.
1) Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, langerhans
3) Subkutis
Merupakan lapisan dibawah dermis atau hypodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hypodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori control bentuk tubuh dan mechanical shock absorver.
4) Vaskularisasi kulit
Arteri yang member nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis selain itu antara dermis dan jaringan
subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla
dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang
vena.
d. Fisiologi kulit.
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi
tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam
berbagai kondisi lingkungan, sebagaibarier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme.Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari
kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet
dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit
dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf
seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan
pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer
mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible
loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit
dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit.
Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh
darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan
melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia
yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada
temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan
vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu:
Derajat 0
: Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai
kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
Derajat I
: Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis,
daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi
arteri dibagian distal . Proses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah,
sedangkan secara akut emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
1. Pain (nyeri).
2. Paleness (kepucatan).
3. Paresthesia (kesemutan).
4. Pulselessness (denyut nadi hilang)
5. Paralysis (lumpuh).
IV. Patofisiologi (WOC)
V. Pengkajian
Riwayat
Menurut Doenges (2010), data pengkajian pada pasien dengan Diabetes Mellitus
bergantung pada berat dan lamanya ketidakseimbangan metabolik dan pengaruh fungsi pada
organ, data yang perlu dikaji meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot
Tanda : Penurunan kekuatan otot, latergi, disorientasi, koma
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, ulkus pada kaki, IM akut
Tanda : Nadi yang menurun, disritmia, bola mata cekung
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuri ), nyeri tekan abdomen
Tanda : Urine berkabut, bau busuk ( infeksi ), adanya asites.
4. Makanan / cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual / muntah, penurunan BB, haus
Tanda : Turgor kulit jelek dan bersisik, distensi abdomen
5. Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, gangguan penglihan
3) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
VI.
VII.
dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat membantu mengontrol gula
darah. Sebaliknya penderita dengan hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan
infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai
perawatan pasien secara total.
g. Stres Mekanik
Perlu meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus. Modifikasi weight
bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang tertutup dan sepatu
khusus. Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus
dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini diperlukan karena
kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan terjadi trauma
berulang ditempat yang sama menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka.
h. Tindakan Bedah
Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan pengobatan
atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut:
Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada.
Derajat I - V : pengelolaan medik dan bedah minor.
Perawatan luka
Perawatan luka merupakan salah satu manajemen dari neuropati ulkus diabetikum.
Manajemen lain dari ulkus diabetikum ini yaitu : pengontrolan gula darah, infeksi, tidur dan
nyeri (Holt, 2013). Prinsip dari perawatan luka pada ulkus diabetikum ini adalah mencapai
dan mempertahankan lingkungan yang lembab dari luka (Moura, dias, Carvalho & de Sousa,
2013; Holt, 2013; Jarret, 2013). Balutan yang bersifat lembab dapat memberikan lingkungan
yang mendukung sel untuk melakukan proses penyembuhan luka dan mencegah kerusakan
atau trauma lebih lanjut.
Prinsip perawatan luka dengan mempertahankan kelembaban ini disebut juga sebagai balutan
modern (Ismail, Irawaty & Haryati, 2009). Jenis perawatan luka sebelum adanya balutan
modern ini dikenal balutan konvensional yaitu menggunakan kassa steril sebagai balutan
utama. Perawatan luka konvensional menggunakan kassa basah yang telah direndam oleh
larutan saline 0.9% kemudian ditutup oleh kassa kering. Setelah ditutup oleh kassa kering,
balutan direkatkan ke kulit dengan menggunakan perekat berbahan akrilik. Perawatan luka
seperti ini disebut juga sebagai balutan basah-kering (Denzinger, et.al., 2006). Metode lain
yang digunakan untuk perawatan luka adalah Vacuum-Assisted Wound Closure (VAC) (Perez,
et.al., 2010). Luka yang dilakukan perawatan dengan VAC harus dilakukan debridemant
terlebih dahulu, dan harus dibawah pengawasan ahli bedah. Besarnya biaya yang digunakan
dengan menggunakan VAC ini menyebabkan perawatan luka ini tidak menjadi standar untuk
perawatan luka (Cavalier, 2011; Denzinger et all, 2006; Perez et all, 2010).
Balutan modern mempunyai tingkat perkembangan perbaikan luka diabetik yang lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan balutan konvensional (Ismail, et.al., 2009). Terdapat
perbedaan rerata selisih skor yang signifikan pada kelompok balutan modern dibandingkan
Daftar Pustaka
Price, S & Wilson, L, (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
EGC, Jakarta.
Brunner dan Suddarth. (2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC
Doenges, M.E.et all. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Jakarta: EGC
Syaifuddin (2005). Anatomi Fisiologi; untuk mahasiswa keperawatan (edisi 3), Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2010). Brunner & Suddarths textbook of
medical surgical nursing (10th ed). Canada: Lippincott
Williams & Wilkins.
Zelman,D.C, Braden berg, & Gore. (2006).Clinical Journal of pain