Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Berkembangnya
suatu
bangsa banyak ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa tersebut. Oleh karena
itu, untuk menyelenggarakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga
pendidik dan fasilitas pendidikan sampai pada usaha meningkatkan mutu pendidik.
Sesuai dengan pernyataan Dasim dkk. (2008:68) bahwa Untuk meningkatkan
mutu pembelajaran, mutu pendidik (guru) dan kependidikan menjadi kunci
utamanya.
Di Indonesia khususnya guru, idealnya selalu tampil secara profesional dengan
tugas utamanya yaitu mendidik, membimbing, melatih, dan mengembangkan
kurikulum (perangkat pembelajaran) mengingat dari waktu ke waktu kurikulum
pendidikan selalu terjadi perubahan menyangkut pentingnya generasi anak bangsa
di masa depan, sebagaimana berbunyi prinsip ing ngarso sung tulodho, ing
madyo mangun karso, tut wuri handayani artinya seorang guru bila didepan
memberikan suri tauladan (contoh), ditengah memberikan prakarsa dan dibelakang
memberikan motivasi (Rusman, 2010:15). Guru di era teknologi informasi dan
Nilai
0 x < 65
Jumlah siswa
185
Persentase (%)
66,31 %
65 x 100
94
33,69 %
JUMLAH
279
100 %
Sumber : Dokumentasi Guru Matematika Kelas VIII MTs Al-Hidayat Gerning.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai mencapai
standar KKM hanya sebesar 33,69, dan siswa yang mendapat nilai kurang dari
standar KKM sebesar 66,31%. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa
khususnya pada materi pokok Mencari Luas Permukaan dan Volume Kubus dan
Balok di MTs Al-Hidayat Gerning belum optimal karena penyampaian ilmu
pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi masih kurang dan juga
pembelajaran masih didominasi oleh guru. Peneliti menduga hasil belajar siswa
rendah dikarenakan siswa pasif dan tidak dapat berfikir secara kreatif serta dalam
proses menuangkan pikiran kurang efektif sehingga berdampak pada kreatifitas
dan ide-ide tidak muncul pada diri siswa sendiri yang mengakibatkan hasil belajar
siswa rata-rata kurang dari standar KKM.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa
maka diperlukan metode dengan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa. Pembenahan metode dengan strategi pembelajaran aktif oleh guru harus
disesuaikan dengan materi ajar. Mengingat adanya partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran, maka peran guru menjadi lebih banyak yakni guru bukan hanya
mengajar, tetapi juga sebagai pengelola belajar; pengaruh belajar; faslitator dan
nara sumber pembimbing. Menurut Rusman (2010:51):
Ada sepuluh Komponen Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh
seorang guru, meliputi: menguasai materi pembelajaran; mengelola
program pembelajaran; mengelola kelas; menggunakan media dan sumber
pembelajaran; menilai prestasi belajar siswa; mengenal fungsi dan layanan
bimbingan penyuluhan; mengenal fungsi gerakan administrasi sekolah; dan
memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, guru harus bisa menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi para peserta
4
didik sehinggga menciptakan situasi yang merangsang siswa untuk belajar dengan
melibatkan
berbagai komponen
pembelajaran.
mengolah data. Selain itu siswa dapat menyelesaikan masalah secara ilmiah, dan
menjadikan materi dapat diingat lebih lama setelah pembelajaran berakhir, serta
hasil belajar matematika dapat meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan ratarata hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan metode pembelajaran Problem solving dengan
strategi
2. Strategi College Ball atau Permainan Bola Guling yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah strategi
strategi
yang