You are on page 1of 14

HIDROKEL

Hidrokel pada Anak

HIDROKEL
dr Hermanto SpB SpBA

Pendahuluan
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara
lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan
normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan
berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.. Penyebabnya karena gangguan
dalam pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan
penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke
dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang
terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga
skrotum membengkak.1,3Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami
hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama
kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan
sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi

hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan
28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum,
dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi
cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa,
hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum.
Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis)
atau orchitis (radang testis). 4

TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Testis
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran
testis pada orang dewasa adalah 432,5 cm dengan volume 15-25
ml berbentuk ovoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan
tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea
terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan
parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar
testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga
abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap
stabil. 2,3

Gambar 1. Potongan melintang testis.


Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan
tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Di dalam tubulus
seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel Sertoli, sedang
diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leydig. Sel-sel
spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel
spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada
bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel interstisial
testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel
spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan
dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis, setelah
mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah
dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas
deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-cairan dari
epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat
menbentuk cairan semen atau mani.
Vaskularisasi
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :
1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior
3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk
pleksus Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang
mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.
B. Definisi Hidrokel

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang


berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika
vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. (1)

Gambar 2. Hidrokel
C. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena
belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi
aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau belum
sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel.1 Pada bayi laki-laki hidrokel dapat
terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu
,testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana
setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan
yang mengelilingi testis tersebut.4

Gambar 3. Prosesus vaginalis yang belum menutup sempurna


Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer)

dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan


kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong
hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi,
atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun
obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.1
D. Klasifikasi
1. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis1
a. Hidrokel Testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga
testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel
tidak berubah sepanjang hari.

Gambar 4. Hidrokel testis


b. Hidrokel Funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah
cranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan
berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel
besarnya tetap sepanjang hari.
c. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan
peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat

berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada


palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan
kedalam rongga abdomen.

Gambar 5. Hidrokel Komunikan

E. Patofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian
prosesus vaginalis yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat
berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga
peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari
rongga peritoneum dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan
sukar kembali ke rongga peritoneum.4 Pada kehidupan fetal,
prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai
scrotum. Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan
sejak lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis
tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum
dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara
tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan
terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik disekitar.
Cairan yang seharusnya seimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada
penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi
cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis

tersebut.Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan


Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.
Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan
pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.5
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus
spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat
dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis
biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak
memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia
inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa
beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus
vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang
pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong
sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil
pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.5
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer)
dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan
kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong
hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau
trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan
yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem
limfatik.1
F. Diagnosa
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di
kantong skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh
benjolan yang berat dan besar di daerah skortum. Benjolan atau
massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar
serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel
biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai
waktu tertentu.2
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong
hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan,

kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah


besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu,
hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau
riwayat trauma pada testis.4
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain.
Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif
kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel,
permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang
berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba.
Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga
penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika
vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel serta
padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat
penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang
kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi
dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk
menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi
massa hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber
cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum.Struktur vaskuler,
tumor, darah, hernia, penebalan tunika vaginalis dan testis normal
tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan
merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa,
seperti hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan
mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya.

Gambar 6. Pemeriksaan Transiluminasi


Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel
muncul antar 18 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik
yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel.
Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skortum.
Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna
putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.

3. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati
skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan
(hidrokel atau spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan
kemungkinan adanya tumor.
G. Diagnosis Banding
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan
gejala yang hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah
terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel adalah :
1. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat
gangguan aliran darah balik vena spermatika interna.7
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah
beberapa tahun menikah.
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
3. Terasa berat pada testis
b. Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver
valsava).
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di

dalam kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis,


permukaan testis licin, konsistensi elastis.
2. Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir
sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat
berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis.1
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
2. Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
3. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
b. Pemeriksaan Fisik :
1. Inspeksi
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena
funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi
yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan
testis sisi yang sehat.
2. Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.
3. Spermatokel
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan
berisi sperma.7
Gambaran klinis :
Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri
Pemeriksaan fisik : - teraba masa kistik
- Mobile
- Lokasi di cranial dari testis
- Transiluminasi (+)
- Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan.
4. Hematokel
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya
didahului oleh trauma.7
Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik :
- Masa kistik
-Transiluminasi (-)

5. Hernia Inguinalis Lateral


Gambaran klinis :6
a. Anamnesa :
Benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul
saat mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
b. Pemeriksaan fisik :
Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis
dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang
atau dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen.
Transiluminasi (-)
6. Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.1
Gambaran klinis :
Anamnesa : Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
Transiluminasi (-)
H. Terapi
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya
baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa
tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga
mengancam aliran darah ke testis.8
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai
usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup,
hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada
atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan)
dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika
dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan
bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat
sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk
menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan
tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan

hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera


mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak
mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis
menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih
tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan
koreksi.8
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan
mengganggu pasien
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan
hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal
karena seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis
sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus
melakukanherniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan
pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi
kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi
kantonghidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak
ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun
akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 1 tahun.
Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Dengan pembiusan regional atau umum.
Posisi pasien terlentang (supinasi).
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling

menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.


Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila
hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih
dahulu.
Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian
dilakukan:
Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan
bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya
diplikasi dengan benang chromic cat gut.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat
gut.
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.
I. Komplikasi
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami
trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang
menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Sekunder Infeksi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua,
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140145, 186
2. Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott
Turtle, 1971
3. Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008
4. Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 3335
5. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian
Edition, 1969.
6. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
4, Jakarta, EGC, 1997
7. Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., dikunjungi
tanggal 22 April 2011
8. Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com.,
dikunjungi tanggal 22 April 2011

You might also like