Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Glomerulonefritis
menggambarkan
adanya
adalah
suatu
inflamasi
terminologi
pada
glomerulus,
umum
ditandai
yang
oleh
dengan
penyakit
ginjal
(glomerulonefritis)
yang
dalam
kerusakan
pada
ginjal
yang
berkibat
gagal
ginjal
a.
Difus
Mengenai semua glomerulus, bentuk yang paling sering ditemui timbul
akibat gagal ginjal kronik. Bentuk klinisnya ada 3 :
i. Akut : Jenis gangguan yang klasik dan jinak, yang selalu diawali
oleh infeksi stroptococcus dan disertai endapan kompleks imun
pada membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferasif
seluler.
ii. Sub akut : Bentuk glomerulonefritis yang progresif cepat, ditandai
dengan
perubahan-perubahan
proliferatif
seluler
nyata
yang
sklerotik
dan
abliteratif
pada
glomerulus,
ginjal
renal, terutama infeksi di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh
bakteri streptokokus golongan A tipe 4, 12, 25. Hubungan antara GNA
2
terjadinya
GNA
Streptococcuss.
Hasan
setelah
1991
).
infeksi
Ada
dengan
beberapa
kuman
penyebab
Gonococcus,
Leptospira,
Mycoplasma
Pneumoniae,
PATOFISIOLOGI
(terlampir)
MANIFESTASI KLINIS
Glomerulonefritis kronis ditandai dengan kerusakan glomerulus
secara progresif lambat akibat glomerulonefritis yang berlangsung lama.
Gejala utama yang ditemukan adalah : ( Noer . 2002 )
gagal ginjal.
Hematuria (darah dalam urine)
Proteinuria (protein dalam urine) penurunan kadar albumin
Edema ringan berat disekitar mata atau seluruh tubuh
Hipertensi, Kadang-kadang ada serangan ensefalopatihipertensi
Peningkatan suhu badan
Sakit kepala, lemah, gelisah
Gejala gastrointestinal seperti mual, tidak nafsu makan, diare,
konstipasi, berat badan menurun
3
menurut
Smeltzer
(2001,
hlm.1440),
gejala
perdarahan hidung
peningkatan iritabilitas
gejala insufisiensi renal dan gagal ginjal kronik dapat terjadi, yaitu :
Smeltzer (2001, hlm.1440),
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut (Betz, 2009), tidak uji diagnostik yang khusus diindikasikan
untuk mendiagnosa glomerulonefrtitis kronis. Namun, yang berikut ini
umumnya dilakukan yaitu :
pemeriksaan urin
o
klirens kretinin
tes darah
o
titer
antibodi
(antistreptolisin,
antihialuronidase,
antideoksiribonuklease)
o
biopsi ginjal
o
tonjolan
subepitelial
yang
mengandung
imunoglobulin
&
komplemen.
5
Asidosis
metabolik
akibat
sekresi
asam
oleh
ginjal
dan
Serum
kalsium
meningkat
(kalsium
terikat
pada
fosfot
untuk
Medik
Tidak
ada
pengobatan
yang
khusus
yang
mempengaruhi
minggu.
mempengaruhi
beratnya
glomerulonefritis,
melainkan
mengurangi
Pengaturan
dalam
pemberian
cairan
(perlu
diperhatikan
oksigen.
2. Keperawatan
kemampuannya
dianjurkan
dan
resiko
ketidakpatuhan
terhadap
instruksi
termasuk
Jika edema berat terjadi, pasien harus tirah baring. Kepala tempat
dipakai
allopurinol,
lithium,,
seperti
captopril,
nonstreroid
rifampin,
penicillin,
sulfonamid,
cimetidine,
azathioprine,
anti
inflamasi
agen
cepalospirin,
phenytoin,
dan
thiazin,
furosemide
bila
memungkinkan.
KOMPLIKASI
Menurut (Betz, 2009), saat glomerulonefritis akut berkembang
menjadi kronis, maka dapat terjadi komplikasi berikut :
Fungsi ginjal yang memburuk (umumnya tercemin dari manifestasi
klinis & temuan laboratorium)
Proteinuria
Edema
Hipertensi
Hematuria
Anemia
Ensefalopati hipertensi (ditandai dengan sakit kepala, muntah, peka
ranghsang, konvulsi & koma) dapat disebabkan oleh hipertensi kronis
Gagal jantung, mungkin akibat peningkatan volume darah karena
retensi natrium & air b/d kongesti paru
Penyakit ginjal tahap akhir
Komplikasi dari Glomerulonefritis kronis adalah :
spasme
pembuluh
darah
tetapi
juga
disebabkan
oleh
kronis
(GGK)
(Carpenito
.2006),
adanya
nyeri
tumpul
pada
punggung,
sakit kepala,
10
Kepala
Kaji adanya Odem sekitar mata.
irama
&
kualitas
nadi,
bunyi
jantung,
diaphoresis,
Ekstermitas
Kaji adanya edema di pergelangan kaki pada malam hari.
LED meningkat.
11
Kadar HB menurun.
Analisa Data
Data
Gagguan
regulasi
Peningkatan
mekanisme
berat
badan
cepat
Perubahan tekanan darah,
tekanan arteri pulmonal,
peningkatan tekananvena
sentral (CVP)
Edema,dapat berkambang
ke anasarka
Perubahan pola respirasi,
dispnea, napas pendek,
Etiologi
Etiologi & factor resiko
Kerusakan glomerulus
perubahan permeabilitas membrane
Diagnosa
Kelebihan
volume
cairan
glomerulus
Edema
rales
atau
crakles,
Kerusakan glomerulus
perubahan permeabilitas membrane
Resiko
infeksi
glomerulus
system imun
Resiko infeksi
12
Perubahan
pembekuan darah
Malnutrisi
edema
Kerusakan glomerulus
perubahan permeabilitas membrane
factor
vaskuler
terganggu
glomerulus
Resiko cedera
Etiologi & factor resiko
Kerusakan glomerulus
perubahan permeabilitas membrane
glomerulus
Edema
Resiko
cedera
Resiko
Kekuranga
n
volume
cairan
dalam vaskuler
Prioritas Diagnosa
Diagnose keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan
glomerulonefritis kronis antara lain:
a. Kelebihan volume cairan
b. Resiko infeksi
c. Resiko cedera
d. Resiko Kekurangan volume cairan
e. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
f.
Intoleransi aktivitas
13
Perencanaan Intervensi
Diagnosa
Kelebihan
volume
cairan
Tujuan + KH
Tujuan :
Intervensi
Monitor berat badan
Setelah
dilakukan
tindakan Management intake dan output
cairan
keperawatan selama 4 x 24 jam
Monitor hasil lab terkait dengan
masalah kelebihan volume cairan
retensi cairan
berkurang.
Monitor vital sign
KH :
Monitor adanya indikasi kelebihan
tidak
terjadi
penambahan
akibat edema
Intake & output seimbang
BB
status
cairan
dengan
cara
yang
adekuat
dengan
turgor
edema,
kulit
menjaga
dan
adanya
distensi
vena
leher
Jaga tekanan darah, denyut dan
irama nadi
Batasi pemasukan cairan
Identifikasi sumber potensial cairan
dengan cara menjaga medikasi dan
cairan
yang
digunakan
untuk
akibat
Tingkatkan
14
sering.
Cuci tangan setiap sebelum dan
Resiko
Tujuan :
infeksi
Gunakan
KH :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
TTV normal (S : 36-370 C, RR : 1530x/menit, N : 100-120x/menit
baju,
terhadap
sarung
tangan
kemerahan,
panas,
drainase.
Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik
dan
lokal
(termasuk
purulen,
dan
nyeri
tenggorok)
Tingkatkan intake nutrisi.
Tempatkan anak di ruangan non
infeksi.
Jaga agar anak tetap hangat dan
kering
Lindungi
yang
anak
terkena
pembatasan
dari
orang-orang
infeksi
melalui
pengunjung,
bila
perlu
Monitor pemeriksaan laboratorium
Anjurkan klien untuk meningkatkan
istirahat.
Ajarkan keluarga pasien tanda dan
gejala infeksi.
Kolaborasi
Resiko
cedera
Tujuan :
Setelah
diberikan
asuhan
pemberian
sesuai indikasi.
Catat tanda-tanda
antibiotik
vital
dengan
agar
pasien
tenang
dan
membatasi aktivitasnya
Dampingi
menerus
pasien
selama
secara
terus
episode
perdarahan.
15
menghindari
penggunaan
tusuk gigi.
Melakukan
kompres
dingin
jika
trauma
dan
diperlukan.
Mengurangi
resiko
perdarahan
dengan
menghindari
Resiko
kekuranga
n
volume
cairan
diberikan
asuhan
keperawatan selama 3 x 24 jam,
klien
tidak
menunjukkan
seimbang
turgor kulit baik
membran mukosa lembab.
Klien tampak rileks
deteksi
tempat
perdarahan
yang
baru
dan
pemantauan
tempat
perdarahan
sebelumnya.
Kaji input dan output cairan
Anjurkan tirah baring atau istirahat
Berikan cairan sesuai indikasi
Kaji kualitas dan frekuensi nadi
Laporkan adanya penyimpangan
dari normal
Awasi asupan dan haluaran
Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan
shock hipovolemik.
KH :
pengeluaran
Memungkinkan
elektrolit.
Berikan cairan infus sesuai program
terapi.
Awasi
pemasukan
dan
pengeluaran.
Catat
insiden
perhatikan
muntah,
diare,
karakteristik
dan
yang
menyertai
atau
mencetuskan.
Awasi tanda-tanda vital, evaluasi
nadi, pengisian kapiler, turgor kulit
16
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer,Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi
kedelapan). Jakarta : EGC.
Docterman J.M. dkk. 2008. Nursing Intervention Classifications (NIC). Eds :
5. USA :Mosby.
Moorhed S. dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Eds : 4.
USA : Mosby.
Nanda International . 2010. Diagnosa Keperawatan 2009-2011. Jakarta :
EGC.
Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC.
Mansjoer, Arif, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3 Edisi 2,
Jakarta, EGC.
Muttaqin, Arif. Sari, kumala.2011. Asuhan keperawatan gangguan sistem
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Luckman
and
Sorensen.1993.Medical
Surginal
nursing
Juall.2006.
Buku
saku
Diagnosa
Keperawatan.Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan.Jakarta:Salemba Medika
Betz, Cecily L dan Sowden, Linda L. 2009.Keperawatan Pediatrik, Edisi
5,EGC : Jakarta
17
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Eds : 15. Vol : 5. Jakarta : EGC
Noer
MS.
2002.Glomerulonefritis.Dalam:
Alatas
H,
Tambunan
T,
18