You are on page 1of 5
GIZIIBU POST PARTUM. Dyah Astutiningrum, S.Kep.Ns A. Latar Belakang Paradigma pembangunan nasional yang berorientasi global dan berwawasan ilmu pengetahuan, tidak akan terlaksana tanpa _peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Gizi_merupakan salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia. Hal ini dimungkinkan, karena seseorang yang mengalami kekurangan gizi_ akan ‘mengakibatkan rendahnya —_kualitas SDM. Rendahnya kualitas sumberdaya ‘manusia merupakan tantangan brat ‘mengahadapi persaingan bebas di era globalisasi (Depkes dan WHO, 2000). Kebutuhan akan zat gizi berubah sepanjang daur kehidupan dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan dari masing-masing tahap kehidupan tersebut. Dari setiap tahapan, kebutuhan zat gizi setiap individu berbeda, Ibu setelah melahirkan (nifas) _secara fisiologis membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita dewasa biasa, (Supariasa dkk, 2002). Menurut Atmarita (2005), status gizi ibu dapat diketahui dengan ‘menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Berdasrkan data NSS-HKI 1999- 2002 pada wanita umur 15-49 tahun ter- dapat sekitar 12 — 22 % yang mengalami Kekurangan Energi Kronik ( IMT < 18,5). Sedangkan data pada Gizi Dalam Angka, bahwa masalah gizi usia dewasa berdasarkan IMT dari berbagai provinsi tahun 2003 yaitu IMT < 18,5 sebesar 15,5%, IMT 18,5-25 sebesar 63,8 %, IMT > 25 sebe- sar 21,0 %, IMT > 27 sebesar 11,1 % dan IMT > 30 sebesar 3,9 % (Depkes, 2005). Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tanga (SKRT) tahun. 2001, anemia defisiensi besi pada ibu hamil 40,1 %, yang mana di daerah pe- desaan lebih tinggi dari perkotaan dan di Kawasan Timur Indonesia lebih. tinggi dari Kawasan Barat Indonesia, Se- dangkan khusus pada ibu nifas menurut SKRT 1995, prevalensi anemia besi yaitu sebesar 45,1 % (Depkes RI, 2006). - Tujuan Adapun tujuan artikel ini, yaitu : 1. Memberikan pengertian ten- tang pola konsumsi makanan ibu dalam masa nifas. 2. Memberikan cara yang baik dalam asupan zat gizi ibu da- lam masa nifas. Adapun manfaat artikel ini, yait 1, Dapat sebagai informasi bagi ibu dalam menyusun perencanaan menu sehari-hari agar kebutuhan gizinya tetap terpenuhi. 2. Untuk kepustakaan. menambah ——_bacaan Status Gizi Kualitas sumberdaya ma- nusia (SDM) salah satunya diten- tukan olch status gizi. Hal ini di- mungkinkan, karena apabila seseorang mengalami keku- rangan gizi atau status gizinya jelck akan mengakibatkan ren- dahnya kualitas sumberdaya manusia, Sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat dihasilkan dari seseorang yang berstatus gizi baik. ‘Agar menghasilkan gene- rasi yang berkualitas di masa mendatang, status gizi harus ba- ik, mulai dari berbentuk janin hingga dewasa, Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil dan ibu nifas. Tou nifas dengan status gizi baik akan menghasilkan air susu ibu (ASI) yang berkualitas baik pula, sebagai makanan utama dan yang terbaik bagi pemenuhan kebu- tuhan zat gizi bayinya hingga berumur 6 bulan. Menurut Supariasa dkk (2002) ‘menyatakan bahwa status gizi adalah ‘merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara ma- kanan yang dalam tu- buh dengan Kebutuhan tubuh akan zat gizi tiap Sedangkan menurut Adair masuk ke individu, (1987) yang mengutip pendapat Me. Larent, bahwa keadaan gizi suatu keaadan yang dihasilkan dari sebagai keseimbangan antara gizi yang tersedia pada Jainnya yang dikeluarkan. Keaadaan gizi dihubungkan dengan indikator tertentu ‘merupakan indikator dari zat suatu organisme dengan gizi atau suatu gabungan i yang diwakilkan sehingga memberikan gambaran dari kondisi tersebut. Kebutuhan Gizi Selama Nifas Kebutuhan gizi pada masa nifas dan menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya, Penambahan kalori rR pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari, Makanan yang dikon- sumsi ibu berguna untuk mela- kukan aktivitas, ‘metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, Makanan ya- ng dikonsumsi juga perlu. meme-— nuhi syarat, seperti seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta susunannya —harus bahan pengawet dan pewama, Menu ‘makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, sumber seperti tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Sumber tenaga (energi) Untuk pembakaran tubuh, jaringan baru, penghematan protein. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan Lemak dapat diperolch dari pemben-tukkan hhewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyal kelapa dan margarine). G. L Protein Protein diperlukan pertumbuhan dan penggantian sel-sel untuk yang rusak atau mati, Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang ‘merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Zat kapur Zat Kapur digunakan pembentukan tulang, sumbernya: susu, sayuran, untuk keju, kacang-kacangan dan berwama hijau. Fosfor Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya: susu, keju dan daging. Zat besi Tambahan zat besi sangat penting dalam menyusui Karena ibutuhkan untuk ke- naikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (HB) masa sehingga daya angkut ‘oksigen mencukupi kebutuhan. ‘Yodium Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, beryodium, ikan laut dan garam Kalsium Tou menyusui_mem- butubkan kalsium untuk partum- buhan gigi anak, sumbemya : susu dan keju. Vitamin A Pemberian vitamin A pada ibu nifas, yang diberikan segera setelah bayi dilahirkan sampai usia bayi 60 bulan, Vitamin BI (Thiamin) ; Dibu- tubkan agar kerja syaraf dan jantung normal, ‘membantu metabolisme — karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik, membantu proses pencemaan ‘makanan, mening- katkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kele- lahan, Sumbemya: hati, kuning telur, susu, kacang — kacangan, tomat jeruk nanas dan kentang bakar. Vitamin B2 (Riboflavin) Hal ini dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencemaan, system urat syaraf, jaringan kulit dan mata, Sumber: hati, kuning telur, susu, keju, kacang - kacangan, dan sayuran berwama hijau. ‘Vitamin B3 (Niacin) Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses _pencernaan, keschatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber: telur, daging, kaldu daging, hati, daging susu, kuning ayam, kacang- kacangan beras merah, jamur dan tomat. Kesimpulan Tbu nifas dengan status gizi baik akan menghasilkan air susu ibu (ASI) yang berkualitas baik pula, ‘Makanan yang dikonsum- si ibu pada masa melakukan nifas berguna untuk aktivitas, cadangan dalam tubuh, proses produksi metabolisme, AST serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk partum- buhan dan perkembangannya, Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, niko- tin susunannya —harus serta bahan pengawet dan pewarna, Q. Saran Peran serta masyarakat dan pemerintah dalam penurunan AKI (pada ‘masa nifas) sebab upaya ini tidak hanya bisa dilakukan oleh salah satu pihak. Akan tetapi hal ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Kita sebagai tenaga Kesehatan juga harus ikut berperan aktif dalam pelaksanaan progam tersebut salah satunya adalah dengan cara memberikan ¢gizi seimbang pada masa nifas. DAFTAR PUSTAKA Huliana, Mellyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Jakarta: Puspa Swara, Mansjoer, Arif. 2006. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius, Mochtar,R. 2007. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Prawirohardjo,S. 2008. Fisiologi Nifas dan Penanganannya. Mmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Saifudin, Abdul Bari. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neo natal. Jakarta: YBP-SP

You might also like