Professional Documents
Culture Documents
GE DENGAN DEHIDRASI
BERAT
Nama : Dian Sri Utami
NIM : 406148088
Pembimbing : dr. Ava L. Kawilarang,
Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. A S R
Umur
: 1 tahun 9 bulan
Alamat
: Kp. Ciherang - Depok
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Tanggal Masuk RS : 16 Juli 2015
ANAMNESIS
Alloanamnesa didapat dari ibu pasien
pada hari kamis, 16 Juli 2015
Keluhan Utama : Mencret > 10x
sejak 2 hari SMRS
Keluhan Tambahan : Demam sejak
2 hari SMRS. Kejang dan muntah
sejak 1 hari SMRS
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
trauma kepala
kejang
Disangk
alergi obat
al
alergi makanan
Kelahiran :
Tempat Kelahiran : RS
Penolong Kelahiran : dokter kandungan
Cara Persalinan : Sectio Caesaria
Masa Gestasi : 38 minggu
BB Lahir : 2500 gram
PB Lahir : 47 cm
Kelainan Bawaan : tidak ada
Hepatitis B : 3 kali
BCG : 1 kali
DPT : 4 kali
Polio
: 4 kali
Campak
: 1 kali
Riwayat Makanan
Pasien mendapat ASI sampai usia 1
tahun.
Bubur susu sejak 5 bulan.
ASI berhenti susu formula
Lactogen-3.
Napsu makan baik sebelum sakit
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada hari
kamis, 16 juli 2015. dengan hasil
sebagai berikut :
Keadaan umum : OS tampak sakit
berat
Kesadaran : Apatis
Tanda vital
Frekuensi nadi : 190x/menit
Frekuensi napas : 38x/menit
Suhu
: 40 oC
STATUS GIZI
(menurut Wellcome Trust/WHO)
Berat badan
: 11 kg
Tinggi badan : 78 cm
Edema
: (-)
Status Gizi
:
11 x 100% = 102% (Normal >
80%)
10.7
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala :
Normocephal, tidak dijumpai adanya benjolan,
rambut hitam terdistribusi merata, dan tidak mudah
patah dan tidak mudah dicabut, ubun-ubun cekung.
Mata :
Bentuk bola mata normal, kedudukan bola mata
simetris, mata cekung, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3 mm, reflex
cahaya (+/+).
Hidung :
Bentuk normal, hiperemis (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bentuk normal, bibir kering dan tidak sianosis, tonsil
T1-T1 hiperemis (-/-) dan faring hiperemis (-/-).
Telinga :
Bentuk normal, sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-/-),
nyeri tarik aurikuler (-/-)
Leher :
KGB servikal tidak teraba membesar. Tidak ada
benjolan.
KGB :
KGB preaurikular, retroaurikular, submandibular,
servikal anterior, supraklavikula tidak teraba
membesar.
Thorax :
Paru
Inspeksi :Bentuk dan gerak simetris saat statis dan
dinamis, tidak ada retraksi otot otot pernapasan
Perkusi :Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :Suara
(-/-), wheezing (-/-)
napas
bronkovesikuler,
ronkhi
Jantung
Inspeksi
Abdomen
Inspeksi
: datar, simetris
Auskultasi
Palpasi
Genitalia Eksterna :
Normal. Tidak ada kelainan.
Ekstremitas :
Akral dingin -/-, akral sianosis -/- , spastis -/-,
refleks
Kulit :
Turgor kulit sangat lambat, teraba kering, sianosis
(-), ikterus (-), pucat (-), petekie (-), hematom(-),
purpura (-), makula (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Kesadaran : Apatis
Kaku Kuduk
: (-)
Refleks patologis : babinski -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan H2TL
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb
13 g/dL
Ht
35 %
35- 47 %
Trombosit
402.000 / uL
150.000 450.000 / uL
Leukosit
7.110
3.600 11.000 / uL
Pemeriksaan Faeces
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Warna
Hijau
Konsistensi
Cair
Lendir
Positif
Negatif
Darah
Negatif
Negatif
Darah samar
Positif
Negatif
Telur Cacing
Negatif
Negatif
Amoeba
Negatif
Leukosit
Penuh
<4
Eritrosit
2-3 /LPB
<2
Lemak
Negatif
Serat Tumbuhan
Positif
Amylum
Positif
Jamur
Negatif
Pemeriksaan Elektrolit
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Natrium
132 mmol/L
134-146 mmol/L
Kalium
3.30 mmol/L
3.40-4.50 mmol/L
Chlorida
101 mmol/L
96-108 mmol/L
Hasil
Nilai Normal
pH
7.4
7.37 7.45
pCO2
23.9 mmHg
33 34 mmHg
pO2
106 mmHg
71 104 mmHg
HCO3
16.9 mmol/L
22 29 mmol/L
ABE
-6.8
-2.4 ~ +2.4
SBE
-4.6
-1.5 ~ +3.0
Saturasi
98.3 %
RESUME
Pada hari Kamis, 16 Juli 2015 telah
diperiksa seorang anak laki-laki usia 1
tahun 9 bulan dengan keluhan utama
mencret dengan keluhan tambahan
demam, kejang, dan muntah.
Penderita mengalami BAB cair > 10 kali
sejak 2 hari SMRS. Keluhan mencret juga
disertai kejang berulang dan muntah 1
kali sejak 1 hari SMRS.. BAK 2 kali dengan
volume sedikit, napsu makan berkurang.
Diagnosis Kerja
Gastroenteritis dengan dehidrasi berat ec susp
bakteri (shigella)
Kejang demam kompleks
Diagnosis Banding
Gastroenteritis dengan dehidrasi berat ec virus
(salmonella)
Kejang demam susp. Gangguan elektrolit
TATALAKSANA AWAL
O2 2L/menit
IVFD RL 350 cc jam
IVFD RL 770 cc 3 jam
Kaen 3B 1500 cc 20 jam
Stesolid supp 10 mg
Phenitoin 200 mg dalam 100cc NaCl jam
Propiretic supp 80 mg dianjutkan PCT 3-4 x
1cth
Cefotaxim 2x500 mg drip NaCl 100 ml 1
jam
FOLLOW UP
17 Juli
2015
18 Juli
2015
19 Juli
2015
20 Juli
2015
21 Juli
2015
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang
air besarnya lebih dari 3 4 kali per hari, keadaan
ini tidak dapat disebut diare tetapi masih bersifat
fisiologis. Selama berat badan bayi meningkat
normal, hal tersebut tidak tergolong diare. Tetapi
tergolong intoleransi laktosa sementara akibat
belum sempurnanya perkembangan saluran
cerna.1,5
Epidemiologi
Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), insidensi
diare di Indonesia pada tahun 2000 adalah 301 per
1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,5
episode setiap tahunnya untuk golongan umur balita.
Cause Specific Death Rate (CSDR) diare golongan umur
balita adalah sekitar 4 per 1000 balita. Kejadian diare
pada anak laki-laki hampir sama dengan anak
perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral
melalui makanan dan minuman yang tercemar. Di
negara yang sedang berkembang, insiden yang tinggi
dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber
air yang tercemar, kekurangan protein dan kalori yang
menyebabkan turunnya daya tahan tubuh.
Etiologi (infeksi)
GOLONGAN
GOLONGAN VIRUS
GOLONGAN
Astrovirus
Calcivirus
Enteric adenovirus
PARASIT
Balantidium coli
Blastocytis homonis
Cryptosporidium
Clostridium
Coronavirus
parvum
Entamoeba histolitica
perfringens
Clostridium defficile
E.coli
Plesiomas shigeloides
Rotavirus
Norwalk virus
HSV
Giardia lambia
Isospora belli
Strongyloides
CMV
stercoralis
Trichuris trichuria
BAKTERI
Aeromonas
Bacillus cereus
Campylobacter jejuni
Salmonella
Shigella
Staph. Aureus
Vibrio cholera
Vibrio
parahaemoliticus
Etiologi (non-infeksi)
Kesulitan makan
Defek anatomis
Malabsorpsi
Neoplasma
Endokrinopati
Keracunan makanan
Patofisiologis
Diare osmotik
Diare sekretorik
Osmotik
Sekretorik
Volume tinja
<200 ml/hari
>200 ml/hari
Puasa
Diare berhenti
Diare berlanjut
Na+ tinja
<70 mEq/L
>70 mEq/L
Reduksi
(+)
(-)
pH tinja
<5
>6
Manifestasi Klinis
Gejala klinik
Rotavirus
Shigela
Salmonela
ETEC
EIEC
Kolera
Masa Tunas
17-72 jam
24-48 jam
24-48 jam
6-72jam
6-72 jam
48-72 jam
Panas
++
++
Mual Muntah
Sering
Jarang
Sering
Nyeri perut
Tenesmus
Tenesmus
Nyeri kepala
Lamanya sakit
Variasi
Volume
Sedang
Frekuensi
7 hari
Sering
-
Sering
Tenesmus
Tenesmus
Kram
3-7 hari
2-3 hari
Variasi
3 hari
Sedikit
Sedikit
Banyak
Sedikit
Banyak
5-10x/hr
>10x/hr
Sering
Sering
Sering
Terus
Konsistensi
Cair
Kadang
Lembek
Cair
Darah
Sering
Kadang
Bau
Langu
Busuk
Tidak
Tidak khas
Warna
Kuning hijau
Merah hijau
Kehijauan
Tidak
Merah hijau
Cucian beras
Inf. sistemik
Leukosit
berwarna
-
Lain-lain
Anorexia
Kejang
Sepsis
Meteorismus
Klasifikasi Diare
Diare akut > 14 hari. Tinja lunak atau cair yang sering
dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas.
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan sedang
Dehidrasi berat
Diagnosis
Anamnesis
lama diare, frekuensi, volume, konsistensi
tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah,
muntah (volume dan frekuensinya)
Kencing dalam 6-8jam terakhir.
Makanan dan minuman yang diberikan
selama diare
Panas atau penyakit lain yang menyertai
Tindakan yang telah dilakukan ibu selama
anak diare
riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik
Vital sign
Berat badan
Cari tanda-tanda dehidrasi
Pernapasan yang cepat dan dalam
indikasi adanya asidosis metabolic.
Bising usus lemah / (-) hipokalemia.
Pemeriksaan ekstremitas CRT
Penilaian derajat dehidrasi :
objektif bandingkan berat badan sebelum
dan sesudah diare.
Subjektif criteria WHO dan MMWR.
Kriteria WHO
Menurut tonisistas
Dehidrasi isotonic kadar Na+
dalam plasma antara 131-150 mEq/L
Dehidrasi
hipotonik
kadar
Na+<131 mEq/L
Dehidrasi
hipertonik
kadar
Na+>150 mEq/L
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
Serum elektrolit
Analisa gas darah
Glukosa darah
kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika
tinja (faeces lengkap)
5 Pilar Tatalaksana
1.
2.
3.
4.
Rehidrasi
Suplemen Zinc
Mencegah kekurangan nutrisi
Penggunaan Antibiotik selektif
sesuai indikasi dan etiologi.
5. Edukasi kepada orang tua tentang
higien
Tatalaksana Diet
ASI diteruskan selama anak mau
Bayi tidak ASI beri sufor tiap 3 jam
Bila diare memberat ganti susu
rendah / tanpa laktosa
Zinc
Zinc mengurangi lama dan beratnya diare
Mengembalikan nafsu makan anak
Meningkatkan absorbsi air dan elektrolit
oleh usus halus
Meningkatkan kecepatan regenerasi
epitel usus
Meningkatkan jumlah brush border apical
meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan patogen di
usus.
Dosis Zinc
anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2
tablet) per hari
anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet)
per hari
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturutturut.
Untuk bayi tablet zinc diberikan dalam air
matang, ASI atau oralit. Untuk anak lebih
besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan
dalam air matang atau oralit
Antibiotik
Penyebab
Kolera
Shigella Disentri
Antibiotik pilihan
Alternatif
Ciprofloxacin 15 mg/kgBB
Pivmecillinam 20 mg/kg BB
Amoebiasis
Metronidazole 10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari (10 hari
pada kasus berat)
Giadiasis
Metronidazole 5mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
Komplikasi
Gangguan elektrolit
Demam
Edema / overhidrasi
Asidosis metabolik
Ileus paralitik
Kejang
Muntah
Pencegahan
1. Mencegah penyebaran kuman patogen
penyebab diare
Pemberian ASI yang benar
Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan
makanan pendamping ASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Membudayakan kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun sehabis buang air besar dan
sebelum makan
Penggunaan jamban yang bersih dan higienis
oleh seluruh anggota keluarga
Membuang tinja bayi yang benar
Prognosis
Bila kita menatalaksanakan diare
sesuai dengan 5 pilar diare, sebagian
besar (90%) kasus diare pada anak
akan sembuh dalam waktu kurang
dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan
melanjut dan sembuh dalam kurang
dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan
menjadi diare persisten.
KEJANG DEMAM
Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 38,5o C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium. Kejang demam ini
terjadi pada 2% - 4 % anak berumur 6 bulan
5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang
tanpa demam, kemudian kejang demam
kembali tidaktermasuk dalam kejang demam.
Kejang demam harus dibedakan dengan
epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang
berulang tanpa demam. 8
Faktor Resiko
Demam
Riwayat kejang demam keluarga yang
kuat pada saudara kandung dan orang
Faktor perkembangan terlambat
Problem pada masa neonatus
Kadar natrium rendah
cepatnya anak mendapat kejang setelah
demam timbul temperatur yang
rendah saat kejang
Riwayat keluarga epilepsi.
Patofisiologis
Demam kenaikan suhu 1oC kenaikan
metabolisme basal 10% - 15 % dan kebutuhan
oksigen akan meningkat 20 % terjadi
perubahan keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu singkat difusi dari
ion kalium dan ion natrium lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian
besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh
sel maupun membran sel tetangganya
dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmitter dan terjadilah kejang.
Klasifikasi
Kejang demam sederhana (simple febrile
seizure)
1.
2.
3.
4.
Manifestasi Klinis
Modifikasi kriteria Livingston:
1.
2.
3.
4.
Tatalaksana Kejang
Penanganan Kejang di
Rumah
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
1. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1, Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK GastroenterologiHepatologi IDAI. 2010.
2. Nelson WE, ed. Ilmu Kesehatan Anak. 15th ed. Alih Bahasa. Samik Wahab.
Jakarta: EGC, 2000.
3. WHO. Diare dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit
Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten Kota. Jakarta:
WHO Indonesia.2009
4. WHO. Diarrhoeal Disease (Updated February 2009). In
http:www.Who.int/vaccine_research/disease/diarrhoeal/en/index html.
5. Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak.
Jakarta: Sagung Seto. 2007.
6. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Buku Ajar Diare. Jakarta: 1999.
7. Suandi IKG. Manajemen nutrisi pada gastroenteritis dalam Kapita Selekta
Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007.
8. Pusponegoro Hardiono D, Widodo Dwi Putro, Ismael Sofyan. Konsensus
Penatalaksanaan Kejang Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter
Anak Indonesia, Jakarta. 2006.
9. Saharso Darto. Kejang Demam, dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag./SMF
Ilmu Kesehatan Anak RSU dr. Soetomo, Surabaya. 2006