Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Nyeri
merupakan
pengalaman
sensorik
multidimensi
yang
tidak
Diantara
penyakit-penyakit
organ
itu
ada
yang
merupakan
kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Daerah epigastrium merupakan sebutan untuk pembagian regio abdomen
(perut). Abdomen atau perut sendiri, merupakan daerah trunkus (batang tubuh)
yang terletak pada bagian kaudal atau bagian bawah dari thorak (dada) dan
diatas dari pelvis atau panggul.
Pembagian abdomen sendiri dibagi atas kuadran dan regio. Pada
pembagian kuadran, maka abdomen dibagi atas kuadran kanan atas, kuadran
kiri atas, kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah. Pembagian abdomen
secara kuadran ini merupakan pembagian yang tidak spesifik dan dibagi
berdasarkan dua buah garis yang saling tegak lurus melalui umbilikus (pusat).
Pembagian abdomen secara regio, merupakan pembagian yang spesifik.
Pada pembagian abdomen secara regio, maka abdomen di bedakan atas 9 regio,
yaitu regio hypochondrium dextra, Epigastrium, Hypochondrium sinistra,
Lumbaris
dextra,
Umbilicalis,
Lumbaris
sinistra,
Inguinalis
dextra,
2.2. Definisi
Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi
menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The
Study of Pain) sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
b. Organ di dalam rongga dada yang sering memberikan keluhan nyeri atau
tidak enak di perut atas, antara lain
1. Kalainan di esophagus
2. Kelainan di jantung
2.4. Patofisiologi
Rasa sakit perut, baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu bersumber
pada :
1. Visera perut
2. Organ lain di luar perut
3. Lesi pada susunan saraf spinal
4. Gangguan metabolik
5. Psikosomatik
Traktus gastrointestinal memiliki sistem persarafan sendiri yang
disebut sistem saraf enterik. Sistem ini seluruhnya terletak di dinding usus,
mulai dari esophagus sampai ke anus. Sistem saraf enterik terdiri atas dua
pleksus (1) pleksus bagian luar yang terletak di antara lapisan otot longitudinal
dan sirkular, disebut pleksus mienterikus atau pleksus auerbach, dan (2) satu
pleksus bagian dalam, disebut pleksus submukosa atau pleksus meissner, yang
terdapat
didalam
submukosa.
Terdapat
serabut-serabut
simpatis
dan
yang
berasal dari
epitelium
Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari
ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen Th 9 dan 10,
dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan
traktus genitalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen Th 11 dan 12 serta
segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah supra publik dan
kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas
ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen stomatis ke
radiks spinals segmentalis.
Mekanisme timbulnya sakit perut, ialah :
1. Gangguan vaskuler. Emboli atau trombosis, ruptur, oklusi akibat torsi atau
penekanan seperti pada kista ovarium terpuntir dan jepitan usus pada
invaginasi.
2. Peradangan. Peradangan organ di dalam rongga peritonium menimbulkan
rasa sakit bila proses peradangan telah mengenal peritoneum parietalis.
Mekanisme perjalaran nyeri sama seperti peradangan pada umumnya yang
disalurkan melalui persyarafan somatik.
3. Gangguan pasase. Nyeri bisa ditimbulkan oleh adanya gangguan pasase
atau obtruksi organ yang berbentuk pembuluh, baik yang terdapat di dalam
rongga peritoneal atau pun retroperitoneal. Bila pasase dalam saluransaluran tersebut terganggu akan timbul rasa sakit akibat tekanan intra lumen
yang meninggi di bagian proksimal sumbatan. Sakit dirasakan hilang
timbul atau terus menerus dengan puncak nyeri yang hebat (kolik).
4. Penarikan dan peregangan peritoneum viseralis. Penarikan dan peregangan
pada peritoneum viseral dapat merangsang terjadinya nyeri yang bersifat
tumpul (dull pain).
Dalam prakteknya, keempat mekanisme timbulnya sakit perut jarang ditemukan
sendiri-sendiri, tapi umumnya merupakan proses campuran.
2.5. Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis
merupakan
salah
satu
metode
yang
disebabkan
oleh
proses
inflamasi
dari
penderita
disebabkan perforasi
gelisah
ulkus
sekali,
peptikum,
dapat
pankreatitis
akuta.
2) Apakah
perasaan
nyeri
tersebut
menyebar
ke
halnya
bila
menjalar
ke
dada
yang
dapat
oleh
perubahan posisi.
Rasa
nyeri
di
dirasakan berkurang
perut
atas
yang
berat,
pada
posisi
membungkuk,
Ini
merupakan
gejala
umum
penyakit
melakukan
anamnesa
secermat-cermatnya
perforasi, atau infark miokard. Nadi yang teratur, cepat dan lemah
menandakan syok seperti pada kasus perforasi/peritonitis, sedangkan
jika irreguler menandakan infark miokard. Nafas cepat juga menandakan
perforasi/peritonitis, appendicitis. Suhu febris menandakan cholecystitis,
cholangitis, atau jika perforasi (tukak duodenum/appendicitis) sudah
mengakibatkan peritonitis.
Mata : Konjunctiva yang anemis menandakan penyakit kronis, seperti
keganasan/kanker. Sklera ikterik terdapat pada hepatitis dan cholangitis.
Status lokalis
o Inspeksi :
cullens sign (daerah kebiruan pada periumbilical) dan grey turners
sign (daerah kebiruan pada bagian flank) merupakan tanda
pankreatitis.
o Palpasi :
Kebanyakan kasus nyeri epigastrik atau nyeri perut atas akan
didapatkan nyeri tekan. Ada beberapa teknik palpasi khusus yaitu
murphy sign (palpasi dalam di perut bagian kanan atas
menyebabkan nyeri hebat dan berhentinya nafas sesaat) untuk
cholecystitis, rovsing sign (nyeri di perut kanan bawah saat palpasi
di daerah kiri bawah/samping kiri) pada appendicitis. Nyeri lepas di
perut kanan bawah pada appendicitis dan nyeri lepas di hampir
seluruh bagian perut pada kasus peritonitis. Adanya defans muskular
(perut tegang dan adanya tahanan dari otot perut) biasanya
menandakan sudah terjadi peritonitis dan pada kasus pankreatitis.
Hepatomegaly menandakan hepatitis dan abses hepar jika hebar
teraba lunak, atau ca liver jika teraba keras dan berbenjol-benjol.
Benjolan di daerah epigastrik dapat berupa kanker lambung
atau pankreas.
o Perkusi :
Pekak hati yang menghilang merupakan tanda khas terjadinya
perforasi (tanda pneumoperitoneum, udara menutupi pekak hati)
c. Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi, pencitraan radiologi, biopsi, pemeriksaan darah
lengkap, estrofagoduodekopi, test PPI, USG, Angiografi dan
lainnya juga dapat menunjang diagnostik.
2.6. Klasifikasi
a. Klasifikasi Nyeri Epigastrium Akibat Kelainan Organ Rongga Abdomen
Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan
mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain. Gastritis berarti peradangan
mukosa lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya
superfisial atau dapat menembus ke dalam mukosa
lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama
menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir
lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi
sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa
mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri.
Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat
dibagi menjadi akut dan kronik.
a. Gastritis Akut
-
Peradangan
pada
menyebabkan
erosi
mukosa
dan
lambung
perdarahan
yang
mukosa
tidak
mengenai
lapisan
otot
lambung,
yang
ada
makanan. Timbulnya
hubungan
keluhan
ini
dengan
mendadak
iritatif/korosif.
Keluhan
yang
diajukan
umumnya berat.
-
belum
diketahui
10
dengan
jelas
karena
ini
sering
dihubungkan
dengan
Anti-inflammatory
alkohol
yang
kemoterapi,
berlebihan,
uremia,
infeksi
Drugs),
peminum
perokok
berat,
sistemik
(seperti
Pembentukan
jaringan
parut
dapat
11
cairan
antasida,
spasmolitik.
dan
sel
didefenisikan
plasma.
secara
Gastritis
histologis
kronis
sebagai
Gejala
klinis:
perabaan
tidak
perut
nampak
bagian
kesakitan,
atas
pada
kadang-kadang
terasa sakit.
-
Derajat paling
ringan
gastritis
kronis
adalah
12
kepada
penderita
untuk
makan
diperlukan
memberikan
obat
sebaiknya
Secara
umum
mengeluh
pasien
dispepsia.
tukak
Dispepsia
gaster
biasanya
adalah
suatu
13
setelah
makan,
cepat
merasa
kenyang
disertai
dan rasa
disusul
dengan
ruktus.
Penderita
dapat
lagi.
Kadang-kadang
disertai
keluhan
penderita
dirasakan
menurun.
Keluhan
Penyebab
tukak
makanan,
lambung
emosi,
dipengaruhi
14
stress. Patogenesis
oleh
banyak
faktor.
Sebagian
besar
peneilitian
menunjukkan
bahwa
gastrin
serum
meningkat
pada
beberapa
bahwa
terutama
yang
regurgitasi
isi
duodenum,
mengandung
empedu,
endoskopi.
Terapi: Bila hasilnya menunjukkan gambaram tukak
dan
dianjurkan
berhenti
merokok
guna
Kanker
lambung
di
Indonesia
agak
jarang
nyeri
seperti
dicubit-cubit,
regurgitasi.
berat
15
badan
menurun.
Beberapa
pekat,
yang
menunjukkan
adanya
yang
mengemukakan bahwa
kanker
Lokasi
Ca
Gaster
atau
kanker
lambung
di
lambung.
Sekitar
40
dari
kanker
Penyebab:
multifaktorial,
pengaruh
baik
keturunan
lingkungan
atau
yang
lingkungan
yang
terlibat
dalam
16
Disease
patologis
(GERD)
sebagai
adalah
akibat
suatu
refluks
keadaan
kandungan
baik
khas
dan
atipikal.
Gejala
umum
Gejala
atipikal
termasuk
nyeri
dada
Pasien
biasanya
mengalami
episode
asam
pneumonitis,
dalam
batuk,
pneumonia
bronkospasme,
dan
atau
radang
esofagus
memudahkan
aliran
17
yang
balik
transient
asam
sehingga
lambung
ke
esofagus,
adanya
penurunan
tekanan
lower
dapat
memudahkan
aliran
balik
asam
lambung ke esofagus.
-
Diagnosis:
anamnesis,
test
PPI,
endoskopi,
esfogogram, esofagogastroduodenoskopi.
-
Duodenitis
-
mual,
hilangnya
nafsu
makan
dan
18
tingkat
rendah
dari
duodenum
(duodenitis).
-
asam
lambung
dapat
menjadi
yang
mempengaruhi
timbulnya
tukak
seluruhnya.
Sekresi
asam
lambung
yang
ulserasi
menyebabkan
duodenum
individu
masih
peka
belum
19
Jadi
rasa
nyeri
tersebut
dirasakan,
Pengelolaan:
Untuk
menegakkan
diagnosa
dan
endoskopi.
Pemberian
diit
dan
Ulkus
peptikum
adalah
ekskavasasi
(area
atau
esofageal,
tergantung
pada
lokasinya.
-
yang
lebih
dalam.
Bilamana
terjadi
20
keluar
secara
bebas
kedalam
rongga
untuk
terjadinya
kontaminasi
bakteri
Adanya
ulkus
menyebabkan
duodeni
peritonitis
yang
akan
kemudian
memberikan
yang
mengemukakan
bahwa
keluhan
laparotomi
21
eksplorasi
dan
penutupan
perforasi
dengan
pencucian
pada
rongga
nyeri
perut,
kembung
gas,
diare
dan
IBS
tidak
menyebabkan
kerusakan
dan
terjadi
perubahan
bentuk
tinja
(menjadi lebih lembek/cair atau lebih keras). Tandatanda lain yang sering menyertai gejala gangguan
perut ini adalah rasa tidak nyaman sewaktu buang
air besar, seperti mengejang, kebelet, atau rasa tak
lega setelah buang air besar. Saat buang air,
22
lain
seperti
pemeriksaan
endoskopi,
kolonokopi, CT-scan,
test
darah,
intoleransi
Tatalaksana:
Karena
tidak
jelas
apa
yang
simptomatis.
Penanggulangan
biasanya
dilakukan
penyebab
dengan
alergi.
Untuk
mengurangi
pasien
IBS
makanan
konstipasi,
obat
dapat
dipertimbangkan
untuk
Apendiks
terinflamasi
sebagai
akibat
dan
terlipat
mengalami
atau
edema
tersumbat
23
hanya
kemudian
dirasakan
disusul
rasa
beberapa
nyeri
jam
saja,
berdenyut-denyut
atas
atau
sekitar
umbilikus
bersamaan
sehingga
tidak
jarang
dibuat
diagnosa gastritis.
-
Tatalaksana:
pembedahan
diindikasikan
bila
cairan
IV
diberikan
24
sampai
pembedahan
dilakukan.
Analgesik
dapat
diberikan
setelah
Proses
ini
menyebabkan
(biliar)
dan
empedu
tidak
dapat
25
Abses Hati
-
sering
timbul
sebagai
komplikasi
dari
abses
hati
amebik
lebih
sering
terjadi
disebabkan
oleh
sedangkan
disebabkan
oleh
infeksi
abses
infeksi
Entamoeba
hati
piogenik
Enterobacteriaceae,
kanan
atas.
Kalau
untuk
jalan,
untuk
26
berkurang.
mempunyai
Semua
penderita
tersebut
disentri
berbulan-
riwayat penyakit
yang
sakit.
Badan
teraba
panas.
Hati
Kolelitiasis
-
Etiologi:
batu
empedu
masih
belum
diketahui
metabolisme
yang
disebabkan
oleh
27
empedu,
karena
terjadi
pengendapan
kandung
empedu
dapat
meningkatkan
mengendap,
menyebabkan
pembentukan
batu empedu.
-
Koledokholitiasis
-
Keluhan:
timbulnya
rasa nyeri
hebat
seperti
berlemak.
28
Di
samping
rasa
nyeri
Diagnosa:
kandung
untuk
menegakkan
empedu
dan
atau
adanya
batu di
salurannya
perlu
Kolesititis
-
merupakan
akibat
dari
adanya
batu
empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tibatiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.
Gejala-gejala kolesistitis kronik mirip dengan fase
akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik
kurang
nyata.
Sering
kali
terdapat
riwayat
29
utama
kolesistitis
akut
adalah
batu
terjadinya
penebalan
dinding
takikardia
serta
kenaikan
suhu
tubuh.
kandung
empedu.
Kolesistitis
kronik
Tatalaksana:
pada
kondisi
kronis
yang
biasa
melalui
pembedahan
laparoskopi. Pada
perut
kondisi
maupun
akut
pada
pipa
nasogastrik),
dapat
di
berikan
biasanya
dilakukan
pembedahan
untuk
dengan
atrofi
grandular,
perubahan
di
epigastrium
kemudian
menjalar
ke
menjalar
keseluruh
perut
dan
perut
Sedangkan
penderita pankreatitis
kronika:
juga
juga
seperti
ditusuk-tusuk
atau
diperas-
31
yang
menjerit-jerit.
tampak tegang,
nyeri
Di
daerah
palpatoir
di
perut
perut
atas
disekitar umbilikus.
-
minum
terlalu
banyak
mengandung
akuta
sulfas
maupun kronika,
atropin
atau
diberikan
Primperan
Obat-obatan lain
antasida,
spasmolitik.
yang
dianjurkan
Untuk pankreatitis
adalah
akuta,
Kanker
pankreas
adalah
neoplasma
ganas
Keluhan:
rasa
nyeri
dirasakan seperti
32
di
epigastrium,
ditusuk-tusuk
sudah
yang
berbulan-
lama
makin
dirasakan bertambah
berkurang
bila
sering
berat,
dan
penderita
yang
dirasakan
duduk sambil
badan
menurun.
Untuk
karsinoma
tampak
penderita
kakhektis, kesakitan,
atas.
Posisi penderita
tidur
atau
duduk
menjalar
ke
punggung,
dilakukan ultrasonografi,
duodenografi
hipotonik,
ERCP.
Pengobatan
hanya
bersifat
simptomatik
yaitu
perut
atas
dekat
Pada permulaaannya
prosesus
makanan
xiphoideus.
padat
yang
rasa
nyeri
di
retrosternal.
Kadang-
Klinis:
tampak
penderita
kurus,
anemik, lemah.
Kelainan
esofagus
lain
hampir
tidak
pernah
Pengobatan
satu-satunya
hanya tindakan
pembedahan.
Esofagitis
-
melemahkan
Sedangkan
iritasi
di
sistem
esofagus
kekebalan
tubuh.
disebabkan
oleh
34
Diagnosis:
dapat
ditegakan
dari
gejala
klinis,
Kelainan Jantung
-
Kelainan
jantung
keluhan nyeri
terutama
yang
epigastrik
dinding
sering
adalah
memberikan
infark
inferior, angina
miokard
pektoris,
Keluhan:
rasa
tenggorokan,
hebat
nyeri
menjalar
kemudian disusul
seperti
ditekan,
ke
nyeri
dada,
ke
dada
yang
sehingga penderita
sukar
Klinis:
tampak
penderita
gelisah,
sakit berat,
Seward
mengemukakan
lebih
dari
menjalar ke
tersebut
40
dada,
dengan
dan Friedbergl,
bahwa
tahun
sejalan
setiap
dengan
tidak
yang
penderita berusia
nyeri
boleh
perut
atas
mengabaikan
diberikan
pethidin.
Penderita perlu
cukup
35
Tatalaksana:
tergantung
pada
penyebabnya.
dimana
diafragma
menjadi
melemah
dan
di
diafragma.
Faktor-faktor
yang
Diagnosa:
dapat
dilakukan
endoskopi
maupun
36
hernia
besar,
atau
kemungkinan
jenis
paraesophageal,
menyebabkan
penyempitan
menghindari
apa
pun
yang
menyebabkan
blocker
mengurangi
juga
sekresi
dapat
asam,
digunakan
selain
itu
prosedur
37
untuk
Epigastrik
Kolesistitis
Ulkus peptikum
Infark Limpa
Kolangitis
Gastritis
Ruptur Limpa
Pankreatitis
GERD
Abses Limpa
Pneumonia/ Empiema
Pankreatitis
Gastritis
Pleurisy/ Pleurodynia
Infark Miokard
Ulkus Gaster
Abses Subdiaphragmatik
Perikarditis
Pankreatitis
Hepatitis
Esofagitis
Abses Subdiaphragmatik
Periumbilikus
Apendisitis
Apendisitis Awal
Divertikulitis
Salpingitis
Gastroenteritis
Salpingitis
Hernia Inguinalis
Bowel obstruction
Hernia Inguinalis
Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
Budd-Chiari syndrome
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
Mesenteric lymphadenitis
Typhlitis
2.8. Penatalaksanaan
Dengan semakin canggihnya pameriksaan baik pemeriksaan radiologi
dan endoskopi, tatalaksana pasien dengan nyeri epigastrium juga semakin luas
selain terapi farmakologi dan terapi bedah terapi endoskopi dan terapi radiologi
intervensi serta terapi melalui laparoskopi. Beberapa keadaan akut abdomen
dimana tindakan operasi bukan merupakan pilihan utama adalah pada
pankreatitis biliaris akut dimana setelah terapi antibiotik yang kuat drainage
38
Nyeri epigastrium adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa tajam dan
terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang pada daerah tengah atas perut. Rasa nyeri
di perut tengah atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga abdomen
maupun organ dalam rongga thoraks.
Beberapa organ di dalam rongga perut yang sering memberikan keluhan nyeri
epigastrik antara lain Kelainan di lambung, usus halus, hati, kandung empedu,
pancreas. Organ di dalam rongga dada yang sering memberikan keluhan nyeri atau
tidak enak di perut atas, antara lain kalainan di esophagus dan jantung.
Secara umum pada akhirnya penanganan pasien dengan nyeri epigastrium
adalah menentukan penyakit apa yang dialami oleh pasien tersebut terapi yang
diberikan sesuai dengan keadaan pasien apakah pengobatan farmakologi atau dengan
non farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2006.
Crowin Elizabet.J. 2000. Patofisiologi, Jakarta, EGC.
Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke6. Jakarta: EGC.
Vinay Kumar, Ramzi S. Cotran, Stanley L. 2007. Robbins. Buku Ajar Patologi
Robbins. Ed-7 (Vol. 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
39
40