You are on page 1of 50

Pengelolaan Limbah

• Prinsip pengelolaan limbah adalah untuk


mencegah dan meminimalkan terbentuknya
limbah atau bahan pencemar lingkungan
diseluruh tahap produksi.
Pengelolaan Limbah Padat
Konsep yang dapat dilakukan dalam upaya meminimalkan jumlah limbah pada akhir
produksi:
1. Metode 3 R
• REDUCE: yaitu mengurangi pemakaian benda yang dapat menyebabkan timbulnya
sampah.Dengan penghematan pemakaian sumberdaya alam akan juga mengurangi
jumlah sampah/limbah.Mis. kurangi jumlah pembungkus plastic ketika berbelanja
• REUSE : yaitu suatu upaya memungkinkan suatu limbah dapat digunakan
kembali.Prinsip reuse adalah bagaimana mengupayakan pemanfaatan limbah atau
sampah untuk kegunaan/fungsi yang sama maupun kegunaan lain, sehingga
memperpanjang umur pemakaian. Untuk limbah cair misalnya menggunakan limbah
industri yg tidak diololah lagi, sedangkan limbah padat misalnya pemakaian kemasan
bahan kimia untuk bahan kimia sejenis, kemasan air mineral untuk pembibitan tanaman
sebagai pengganti polybag.
• RECYCLING: Yaitu teknologi yang berfungsi memanfaatkan limbah dengan
memprosesnya kembali melalui perlakuan fisika/biologi.kimia . Misalnya daur ulang
limbah plastic menjadi bijih plastic, daur ulang air proses dll.
2. Membangun ITF (intermediate treatment facility)
yaitu pembuatan fasititas pengolahan sampah
sebelum dibuang ke TPA (mis tenaga
listrik,Insenerator, SPST/sistem pengelolaan sampah
terpadu)

Contoh: rencana 10 tahun DKI untuk membangun fasilitas ITF di


beberapa lokasi di Jakarta yang mengolah sampah menjadi energy
listrik dengan skala 20-50 ton s/d 1000-1500 ton, serta TPST. Tetapi
rencana ITF di 3 tempat yaitu Pulo Gebang, Duri Kosambi dan Ragunan
tidak terlaksana.
Pengelolaan Limbah Cair
• Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan
oleh kegiatan industry yang dibuang ke lingkungan dan
diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.

• Pembuangan limbah ke lingkungan harus memenuhi baku


mutru limbah cair industry yaitu batas maksimum limbah
cari yang dapat dibuang ke lingkungan. Standard baku mutu
limbah cair ini ditetapkan dalam Kepmen.LH No.51/1995.
Sedangkan Standard baku mutu air limbah yang ditetapkan
departemen kesehatan adalah PP no.20/1990.
Penetapan standard baku mutu limbah cair industry maupun air
limbah dari kegiatan lain disesuaikan dengan golongan badan air
penerima , yaitu:
• Golongan I : air yang digunakan untuk air baku air minum
• Golongan II :air yang dapat dipergunakan sebagai sarana pembudidayaan
air tawar, rekreasi air, peternakan, tanaman dan peruntukan lain yang
mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tsb.
• Golongan III :air yang dipergunakan untuk kegiatan yg sama dg gol II dan
peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tsb.
• Golongan IV :air yang dapat dipakai untuk pengairan tanaman dan
peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tsb.
Pengelolaan Limbah Cair

Limbah cair sebagian besar berasal dari industri dan rumah tangga.Pengelolaan yang
dilakukan oleh industri untuk mengolah limbah cairnya ada berbagai cara tergantung pada
jenis limbah yang dihasilkan, an tujuan akhirnya adalah memenuhi syarat baku mutu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah sebelum limbah akhirnya dibuang kelingkungan.

Contoh: Metoda lumpur aktif


yaitu suatu teknik mendegradasi zat2 kimia organic dalam air limbah industry menjadi
air, gas CO2, amonia dll dengan memanfaatkan jasad renik yang disebut lumpur aktif.

• Mekanisme pembersihan limbah memanfaatkan kemampuan jasad renik untuk


membentuk flock yaitu suatu system kultur campuran. Pada flock inilah zat kimia
organic terabsorbsi dengan cara menempel pada permukaannya. Selanjutnya zat
organik berperan memenuhi kebutuhan energy untuk perberkembangbiakan jasad
renik tsb dengan cara mendegradasinya menjadi CO2, air atau oksida lain. Jadi jasad
renik berperan dalam membersihkan limbah organik.
Proses Pengelolaan Lumpur Aktif

• Bak equalisasi: bertujuan agar air sama mutunya, disini padatan


tersuspensinya dihilangkan dan dilakukan pengontrolan pH rutin

• Bak aerasi: berupa bak beton terbuka didalamnya ada alat pengaduk
atau aerator, air limbah dari bak 1 dialirkan ke bak 2 dengan volume
aliran yg tetap.Air dalam bak aerasi ini mempunyai waktu tinggal
tertentu untuk menghancurkan zat organic yang dilakukan jasad renik.

• Bak pengendapan: untuk memisahkan air dengan lumpurnya dengan


metoda pengendapan lumpur alamiah.Proses ini akan mengurangi BOD
90-95%.Lumpur yang dihasilkan dapat dikeringkan/dipress/dibakar atau
untuk bahan landfill.
 
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH MASYARAKAT (CONTOH)

• Bank Gemah Ripah Terima Setoran Sampah*


di Desa Badegan, Bantul.

Setiap Senin, Rabu dan Jumat – seminggu tiga kali sekitar pukul 16.00 hingga
21.00, puluhan ibu-ibu mendatangi bank tersebut untuk menabung sampah rumah
tangga mereka yang berupa stereofoam, plastik, kertas, dan lain sebagainya.

Petugas bank lantas memilah, menimbang dan mencatat hasilnya ke rekening


mereka yang setor. Namun, pada awalnya yang tercatat hanyalah jumlah berat
setoran, belum jumlah rupiah. Setelah sampah-sampah ini dibeli pengepul,
baru muncul besaran rupiah yang kemudian ditambahkan dalam catatan rekening
nasabah.

• Untuk 1 kg karton/ kardus dihargai Rp 750. Sampah plastik, 1 kg


dihargai Rp 250. Harga sebuah botol Rp 300. Namun, uang yang diterima para
nasabah ini tak utuh, karena akan dipotong 25 persen untuk kas bank.
Kini Bank Sampah beromzet Rp 500 juta. “Kalau 80 persen (dari 480 keluarga)
warga Desa Badegan ini menjadi nasabah bank sampah, kampung akan memiliki
pemasukan berjuta-juta rupiah dan bisa untuk membiayai kepentingan umum ,”
KOMPOS
• 1. TRADISIONAL

• 2. BANTUAN DEKOMPOSER
– - MENGGUNAKAN BAKTERI EM, YANG MEMFERMENTASI ATAU
MENDEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK SEHINGGA SENYAWA KOMPLEK
TERURAI MENJADI SENYAWA SEDERHANA YANG MUDAH DISERAP OLEH
TANAMAN

– -TIDAK BERBAU

– -LEBIH CEPAT DIBANDING KOMPOS BIASA

– -BERWARNA KEHITAMAN
KOMPOS PADAT (BOKASIH)
BAHAN:
1. BAHAN ORGANIK (SEKAM,SAYURAN,BUAH DLL) 800KG
2. PUPUK ORGANIK CAIR 1 LITER
3. MOLASE/GULA (1/2KG GULA DILARUTKAN DLM AIR SMP 1L) 1 LITER
4. DEDAK/BEKATUL 1O KG
5. PUPUK KANDANG 10 KG
6. AIR TANAH/AIR SUMUR SECUKUPNYA
KOMPOS PADAT
CARA:
1. CAMPURKAN BAHAN ORGANIK, DEDAK DAN PUPUK KANDANG

2. LARUTKAN CAIRAN EM DENGAN MOLASE, KEMUDIAN SIRAMKAN KEDALAM


CAMPURAN BAHAN ORGANIK SECARA SEDIKIT DEMI SEDIKIT DAN MERATA

3. LAKUKAN PENYIRAMAN PADA CAMPURAN ORGANIK SAMPAI KADAR AIR MENCAPAI


30% (tandanya ketika digengam bahan tidak menetes dan bahan akan mengembang
ketika genggaman dilepas)

4. HAMPARKAN BAHAN DI ATAS LANTAI KERING/PLASTIK DENGAN KETINGGIAN SEKITAR


15-20 CM

5. TUTUP BAHAN DENGAN PLASTIK/TERPAL AGAR TERCAPAI PENGOMPOSAN ANAEROBIK


PADA SUHU 50C(buka terpal sewaktu2 jika suhu terlalu tinggi untuk mencegah
pembusukan)

6. BIARKAN PROSES FERMENTASI SELAMA 4-7 HARI


PUPUK ORGANIK CAIR
BAHAN:
1. SAMPAH ORGANIK BASAH 10 Kg
2. EM (efektif mikrorganisme) 50 cc
3. MOLASE ½ L
4. AIR BERAS 1L
5. AIR KELAPA TUA 1L
6. AIR SUMUR/TANAH 7L

ALAT:
7. EMBER PLASTIK DENGAN TUTUP UKURAN 20L
8. KARUNG BERAS /BAHAN BERPORI BUKAN PLASTIK
9. TALI GAYUNG,TONGKAT,BEBAN
PUPUK ORGANIK CAIR
CARA:
1) MASUKKAN SAMPAH ORGANIK KEDALAM KARUNG DAN TEKAN SAMPAI PADAT, KEMUDIAN IKAT

2) BUAT LARUTAN MEDIA DENGAN MENCAMPUR SEMUA BAHAN

3) MASUKKAN KARUNG KEDALAM LARUTAN MEDIA, KEMUDIAN LETAKKAN BEBAN DIATASNYA

4) TUTUP EMBER RAPAT SEHINGGA UDARA TIDAK BISA MASUK KEDALAM EMBER, KEMUDIAN
SIMPAN DITEMPAT TEDUH AGAR TERHINDAR DARI SINAR MATAHARI SELAMA 7- 10 HARI

5) ANGKAT KARUNG YANG SUDAH MENYUSUT DAN GUNAKAN AIR DIEMBER SEBAGAI PUPUK CAIR

6) APLIKASI PADA DAUN DILAKUKAN DENGAN CARA MELARUTKAN PUPUK ORGANIK CAIR
1SENDOK MAKAN(5ML) DALAM ½ L AIR(500CC) ATAU BUAT PERBANDINGAN 1:100
KOMPOS DAUN (DARI HALAMAN)
BAHAN:
1. DAUN KERING DAN BASAH (1:1) 10 Kg
2. EM (EFFECTIVE MICROORGANISM) 10 cc
3. MOLASE 10 cc
4. AIR (UNTUK MELARUTKAN EM DAN MOLASE)1 L

CARA:
5. BASAHI DAUN SECARA MERATA SEBANYAK 30-60% (INDIKATOR: TIDAK MENETES KETIKA
DIGENGGAM)
6. SEMPROTKAN LARUTAN EM+MOLASE YG TELAH DILARUTKAN DALAM 1 L AIR SECARA
MERATA KE DALAM TUMPUKAN DAUN
7. SIMPAN DALAM KOMPOSTER (PERBANDINGAL PxLxT = sekitar 0,7:0,7:1), BALIKKAN SETIAP
SEMINGGU
8. SETELAH 2 BULAN KOMPOS SIAP PAKAI

CAT: CARA MEMBUAT MOLASE ADALAH DENGAN MELARUTKAN ½ Kg GULA PASIR/MERAH DALAM 1 LITER AIR
SUMUR/TANAH DENGAN CARA DIREBUS.
KOMPOS DAPUR
BAHAN:
1. KOMPOSTER (KERANJANG SAMPAH, KALENG CAT DLL YANG DILUBANGI BAG
BAWAHNYA DAN DIBERI GANJALAN UNTUK SIRKULASI O2)
2. KOMPOS AKTIV
3. BANTALAN BERISI SEKAM (2 buah)

CARA:
4. ALASI KOMPOSTER DENGAN BANTALAN BERISI SEKAM
5. ISI KOMPOSTER DENGAN KOMPOS AKTIV (SEBAIKNYA 1/3 BAG)
6. MASUKKAN SAMPAH ORGANIK DAPUR YANG TELAH DIPOTONG2 SEKITAR 2 CM
SETIAP HARI (SESUAIKAN DENGAN VOLUME KOMPOS)
7. ADUK KOMPOS SETELAH DIMASUKKAN SAMPAH ORGANIK
8. LETAKKAN BANTALAN BERISI SEKAM SEBELUM KOMPOSTER DITUTUP
9. PANEN KOMPOS SETELAH 2 BULAN ATAU JIKA KOMPOSTER HAMPIR PENUH.SISAKAN
1/3 BAGIAN UNTUK SAMPAH BERIKUTNYA
MEMBUAT EM4
PUPUK ORGANIK CAIR
BOKASHI

You might also like