Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu neuropatik optik yang ditandai dengan pencekungan
atau cupping diskus optikus dan penyempitan dari lapang pandang yang biasanya
disertai dengan peningkatan dari tekanan intarokular1.
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Glaukoma sudut terbuka primer,
bentuk glaukoma tersering pada ras kulit hitam dan putih. Glaukoma sudut
tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih. Presentase ini jauh lebih
tinggi pada orang Asia. Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada
glaukoma ialah karena adanya gangguan aliran keluar aqueous humor akibat
kelainan dari sistem drainase sudut bilik mata depan (glaukoma sudut terbuka)
atau gangguan akses aqueous humor ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup).
Glaukoma sudut tertutup akut atau glaukoma akut terjadi apabila terbentuk iris
bombe yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh iris perifer yang
menghambat aliran keluar aqueous humordan menyebabkan peningkatan tekanan
intraokular. Terapi ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokular dan
memperbaiki akses aqueous humor dengan pembedahan iridektomi atau iridotomi
laser perifer bila penyebabnya hambatan pupil; dengan miosis bila ada
pendesakan sudut atau dengan siklopegik bila terdapat pergeseran lensa ke
anterior1.
2.
1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca mengenai
Glaukoma Akut
2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit yang menyebabkan kerusakan
saraf optik (neuropati optik) ditandai dengan atrofi papil nervus optikus yang
khas, adanya penyempitan lapangan pandang yang disebabkan oleh efek
peningkatan tekanan intraokular sebagai faktor resikonya2.
Glaukoma akut merupakan glaukoma sudut tertutup primer. Glaukoma sudut
tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokular (TIO)
yang disebabkan penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak oleh iris,
sehingga menghalangi sama sekali keluarnya aqueous humor melalui trabekula,
menyebabkan meningginya tekanan intraokular dan akan timbul berbagai gejala.
Glaukoma Akut merupakan kedaruratan okuler sehingga harus diwaspadai,
biasanya terjadi secara unilateral, namun dapat juga terjadi bilateral yang dapat
mengakibatkan kebutaan bila tidak segera ditangani dalam 24 48 jam2.
2.2 Anatomi dan fisiologi
2.2.1 Anatomi Bilik Mata Depan (COA)
Bilik mata depan merupakan struktur penting dalam hubungannya dengan
pengaturan tekanan intraokuler (TIO). Hal ini disebabkan karena pengaliran
cairan aqueous humor harus melalui bilik mata depan terlebih dahulu sebelum
memasuki kanal Schlemm3. Bilik mata depan dibentuk oleh persambungan antara
kornea perifer dan iris.
Bagian mata yang penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut
filtrasi ini berada dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh
garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan membran
kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel. Pada dinding sebelah dalam
terdapat lubang lubang sebesar 2 U, sehingga terdapat hubungan langsung
antara trabekula dan kanal schlemm. Dari kanal schlemm, keluar saluran kolektor,
20 30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sclera dan
episkelera dan vena siliaris anterior di badan siliar.1,4
2.2.2
dari
bilik
anterior
melalui
dua
jalur
konvensional
dan
jalur
nonkonvensional.
2.3 Epidemiologi
Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang
tertinggi, 2% penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma.
Glaukoma dapat juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih
banyak diserang daripada wanita1. Hampir 60 juta orang terkena glaukoma.
Glaukoma sudut terbuka primer, bentuk glaukoma tersering pada ras kulit hitam
dan putih. Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih.
Presentase ini jauh lebih tinggi pada orang Asia.
Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata
belakang kedepan bilik mata depan (glaukoma blockade pupil).
disebabkan oleh bertambahnya produksi aqueous humor oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran aqueous humor di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil6,7.
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi aqueous humor,
hambatan
terhadap
aliran
aqueous
dan
tekanan
vena
episklera.
2.6 Patofisiologi
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara anatomis
menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular
dan menghambat aqueous humor mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke
depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang
posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Peningkatan tekanan
intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian
10
belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga selsel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan
terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah
lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati,
glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Pada keadaan normal tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi
cairan mata oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran cairan mata dari
bola mata. Pada glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu
dinamika tekanannya diperlukan sekali. Dinamika ini saling berhubungan antara
tekanan, tegangan dan regangan.4 Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada
besarnya produksi aquoeus humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya.
Besarnya aliran keluar aquoeus humor melalui sudut bilik mata depan
juga
tergantung pada keadaan sudut bilik mata depan, keadaan jalinan trabekulum,
keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan vena episklera.
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga
menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin 1. Diskus
optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus diduga disebabkan
oleh ; gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi berkas
serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan terjadi pada cabang-cabang sirkulus
Zinn-Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh peninggian tekanan
intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf
11
optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata.
Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga
terjadi cekungan pada papil saraf optik. Serabut atau sel syaraf ini sangat tipis
dengan diameter kira-kira 1/20.000 inci. Bila tekanan bola mata naik serabut
syaraf ini akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel tersebut akan
mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen1,3.
2.7 Klasifikasi
Tabel 2.1 Kalsifikasi Glaukoma9
Klasifikasi
I. Glaukoma sudut terbuka
a. Primer
b. Normal tensi glaukoma
c. Juvenile glaukoma sudut terbuka
d. Suspek glaukoma
e. Sekunder
II. Glaukoma sudut tertutut
a. Primer dengan pupil blok
b. Glaukoma akut sudut tertutup
c. Subakut glaukoma sudut tertutup
d. Glaukoma kronik sudut tertutup
e. Sekunder tanpa pupil blok
12
13
Tonometri
Tonometri adalah pengukuran tekanan intraokular (TIO). Instrumen yang
digunakan ialah tonometer aplanasi goldmann. Ketebalan kornea berpengaruh
terhadap keakuratan pengukuran. Tekanan intraokular mata yang korneanya tebal,
akan ditaksir terlalu tinggi; yang korneanya tipis ditaksir terlalu rendah. Kesulitan
ini dapat diatasi dengan tonometer kontur dinamik pascal. Tonometer Schiotz
adalah tonometer portabel; tonometer ini mengukur
ditimbulkan oleh beban yang diketahui sebelumnya. Rentang TIO normal ialah
10-21mmHg. Pada usia lanjut rerata TIO lebih tinggi sehingga batas atasnya ialah
24mmHg1. Pada glaukoma akut dapat mencapai 40-80mmHg.
Gonioskopi
Sudut bilik mata depan dibentuk oleh pertemuan kornea perifer dengan iris,
yang diantaranya terdapat anyaman trabekular. Konfigurasi sudut ini, baik lebar,
sempit atau tertutup memberi dampak penting bagi aliran keluar aqueous humor.
Lebar sudut bilik mata depan dapat dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan senter atau dengan pengamatan kedalaman bilik
mata depan perifer dengan menggunakan slitlamp. Akan tetapi sudut bilik mata
depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi, yang memungkinkan visualisasi
14
langsung pada bagian sudut bilik mata. Apabila keseluruhan anyaman trabekular,
sklera, prosesus iris dapar terlihat, sudut dinyatakan terbuka. Apabila hanya garis
Schwalbe atau sebagian kecil dari anyaman trabekular yang dapat terlihat, sudut
dinyatakan sempit. Apabila garis Schwalbe tidak terlihat, sudut diyatakan
tertutup1.
Slit Lamp
Pada pemeriksaan slit lamp penderita glaukoma akut dapat ditemukan10:
Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarna kelabu,
dilatasi pemubuluh darah iris.
Pupil: oval vertikal, tetap pada posisi mid midilatasi, kadang-kadang didapat
midriasis yang total, tidak terdapat reaksi terhadap cahaya dan akomodasi.
Funduskopi
Adanya gambaran cup disk ratio membesar (N=0,4) atau pencekungan (cupping)
superior dan inferior disertai pembentukan takik (notching) fokal ditepi diskus
optikus. Hasil akhir pencekungan pada glaukoma ialah cekungan bean pot yang
tidak memperlihatkan jaringan saraf dibagian tepinya1.
Pemeriksaan lapangan pandang
15
Pemeriksaan lapang pandang secara teratur berperan penting dalam diagnosis dan
tindak lanjut galukoma. Penurunan lapang pandang akibat glaukoma itu sendiri
tidak spesifik karena gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang
dapat dijumpai pada semua penyakit nervus optikus. Gangguan lapangan pandang
akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian sentral.
Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta. Perluasan kontinue
kelapangan pandang daerah
Ketajaman
penglihatan
sentral
bukan
merupakan
petunjuk
16
2.9 Tatalaksana
Glaukoma
akut
kegawatdarurataan
atau
glaukoma
oftalmologik.
Terapi
sudut
pada
tertutup
akut
merupakan
awalnya
ditujukan
untuk
akan
menurunkan
tekanan
intraokular.
Kemudian
diteteskan
pilocarpin2% 1 jam 30 menit setelah terapi dimulai, yaitu saat iskemia iris
berkurang dan TIO menurun, sehingga memungkinkan sfingter pupil berespon
terhadap obat. Steroid topikal dapat juga digunakan untuk menurunkan
peradangan intraokular sekunder. Setelah TIO dapat dikontrol, harus dilakukan
iridotomi perifer untuk membentuk hubungan permanen antar bilik mata depan
dan belakang sehingga kekambuhan iris bombe dapat dicegah. Paling sering
dilakukan dengan laser YAG neodymium. Iridektomi perifer secara bedah
merupakan terapi konvensional bila terapi laser tidak berhasil. Mata sebelahnya
harus menjalani iridotomi laser profilaktik1.
Farmakologi
Beta Blocker, dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi dengan obat
lain. Larutan timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaxolol 0,25% dan o,5%,
levobunolol 0,25% dan 0,5%, metilpranolol 0,3%, dan carteolol 1% yang
diberikan 2 kali sehari. Kontraindikasi utama pemakaian obat-obatan ini ialah
asma, dan penyakit jantung. Betaxolol yang selektif lebih tinggi dengan reseptor
lebih jarang menimbulkan efek samping respiratorik, tetapi kurang efektif dalam
menurunkan tekanan TIO.
17
jangka
panjang.
Obat-obat
hiperosmotik
mempengaruhi
18
Iridotomi laser YAG menjadi menjadi suatu tindakan pencegahan bila dikerjakan
pada sudut sempit sebelum serangan penutupan sudut.
Pada beberapa kasus penutupan sudut yang tekanan intraokularnya tidak
mungkin dikendalikan dengan obat atau tidak dapat dilakukan iridotomi laser
YAG, dapat dilakukan iridoplasti perifer laser argon (ALPI). Suatu cincin laser
yang membakar iris perifer menyebabkan kontraksi stroma iris dan secara
mekanis, menarik sudut
Komplikasi
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini. Bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam
waktu yang singkat. Pengamatan pada mata yang tidak terkena glaukoma
diperlukan karena dapat mengalami keadaan yang serupa. Penanganan pada
episode akut yang terlambat dapat menyebabkan komplikasi dan bahkan kebutaan
yang permanent dalam waktu yang cepat14,15.
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Glaukoma akut atau glaukoma sudut tertutup merupakan kegawatdaruratan
okuler yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO, cupping disk ratio, dan
penurunan dari lapangan pandang yang terjadi secara mendadak. Glaukoma ini
biasanya diderita pada usia diatas 40 tahun, namun bisa juga terjadi pada usia
muda. Diagnosa dapat ditegakan berdasarkan gejala dan tanda yang ada, dengan
berbagai pemeriksaan yang diperlukan. Prognosis sangat tergantung pada
20
penemuan dan pengobatan dini. Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dan
cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang singkat.
3.2 Saran
Pada dasarnya prognosa glaukoma akut baik apabila segera diobati dan
tidak terjadi komplikasi. Bila tidak segera diobati, galukoma akut dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan. Diagnosa dan pengobatan dini akan
memberikan hasil yang lebih baik, sehingga diharapkan setiap individu segera
memeriksakan matanya apabila terdapat suatu kelainan.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Riordan-Eva, P, Whitcher, JP. Vaughan & Asbury: Oftalmologi umum edisi 17.
Jakarta: EGC; 2009.
2. Ilyas S, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000. hal : 155-72.
3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001. hal : 1729,220-4.
4. Kanski J J. Atlas Bantu Oftalmologi. Hipokrates. Jakarta 1992. hal : 51-7.
5. Ilyas S. et all. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa
kedokteran. Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta. 2001. hal : 254-9.
6. Friedmand NJ, Kaiser PK, Trattler WB. Ophtalmology. Philadelphia. Elsevier
Saunders. 2002
7. Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma. In: Vaughan DG,
Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 14 ed. Jakarta. Widya Medika.
1996
8. Wijaya, Nana. Glaukoma. dalam : Ilmu Penyakit Mata, ed. Wijaya Nana, cet.6,
Jakarta, Abadi Tegal, 1993
9. Zorab, RA. American Academy of Ophtalmology. London: San francisco;
2010. p.5
10. Hirano, H. Guidelines for Glaucoma 2nd edition. Tokyo: Japan, Glaucoma
society. 2010. p.10-34
11. Walker HK, Hall WD, Hurst JW. Clinical Methods: the history, physical and
laboratory examination 3rd edition. Placing the Schiotz tonometer on patients
eye. Boston: Butterworths; 1990; chapter 118.
12. Morreale, B. Flow of Aqueous Humor. @2000 Bright Focus Foundation
13. Goel M, Picciani RG, et al. Aqueous humor dynamics: A review. Open
ophtalmol J. 2010;4:52-59.
14. Ruthanne BS, Duanes. Primary Angel-closure glaucoma, in clinical
ophtalmology volume 3, Revised edition, 2004.
15. Lee D. Diagnosis and management of glaucoma in clinical science guide to
22