Professional Documents
Culture Documents
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis dan heteroanamnesis dari
Ny. N (Kakak pasien), kebenaran anamnesis dapat dipercaya.
A. Identitas Penderita
B. Keluhan Utama
Sering lupa.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak dua tahun yang lalu, keluarga merasa pasien sering lupa,
awalnya pasien sering lupa dimana ia meletakkan barangnya. Keluarga
pasien tidak ingat jelas kapan os mulai menjadi pelupa.
1 tahun yang lalu, keluhan sering lupa dirasakan semakin berat, pasien
mulai sering lupa tentang aktivitas yang baru saja dilakukannya. Pasien
sering lupa bahwa ia sudah makan. Pasien masih sering lupa dimana ia
meletakkan barangnya. Pasien juga merasa curiga bahwa barangnya hilang
dicuri orang lain. Pasien sering membongkar barang-barangnya, menurut
pasien ia mencari barangnya yang sebenarnya tidak ada. Selain itu, pasien
juga menjadi mudah marah, terutama jika keluarga mengatakan bahwa ia
sudah menjadi pelupa. Sebelumnya pasien merupakan orang yang tidak
mudah marah, sering menolong orang lain. Pasien pernah dibawa keluarga
ke dokter umum, disana pasien marah kepada dokter dan mengatakan
bahwa dirinya sehat dan tidak membutuhkan obat.
Sekitar 2 bulan yang lalu, keluarga pasien merasakan lupa yang
dialami semakin berat juga disertai curiga dan mudah marah. Pasien juga
mencurigai pembantu di rumah pasien sering mencuri. Pasien juga pernah
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Nama
Tn. S
Ny. A
Tn. A
Ny. N
Tn. T
Ny. D
Ny. T
Ny. T
Ny. L
Ny. I
Ny. A
L/P
L
P
L
P
L
P
P
P
P
P
P
Usia
41
36
15
13
12
10
8
6
4
3
2
Hubungan
Ayah
Ibu
Kakak
Kakak
Kakak
Pasien
Adik
Adik
Adik
Adik
Adik
Sifat
Tegas
Penyabar, penyayang
Penurut
Ceria, suka bergaul
Penyabar
Ceria, suka bergaul
Penurut
Penurut
Ceria
Penurut
Penurut
Nama
Tn. B
Ny. N
Ny. D
L/P
L
P
P
Usia
85
83
80
Hubungan
Kakak ipar
Kakak pasien
Pasien
Sifat
Penyabar
Ceria, suka bergaul
Mudah marah
GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: Pasien
F. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien dikandung selama 9 bulan. Selama kehamilan ibu rajin
memeriksakan kandungannya ke bidan dan hanya minum obat dan
vitamin yang diberikan bidan. Pasien lahir spontan dan sehat, ditolong
oleh bidan. Saat kehamilan tidak ada penyakit fisik dan mental yang
dialami oleh ibu. Kehamilan dan kelahiran pasien direncanakan dan
diharapkan oleh kedua orang tua.
2. Masa kanak-kanak awal (kelahiran sampai usia 3 tahun)
a. Kebiasaan makan dan minum
Pasien mendapat ASI sampai usia 2 tahun. Pada saat disusui pasien
dalam posisi digendong sampai tertidur. Saat menyusui, kadangkadang ibu berbaring atau duduk dan melakukan pekerjaan lain
dan tidak ada kesulitan saat diberikan makanan tambahan sejak
usia 6 bulan. Pasien kadang-kadang rewel dan terbangun malam
hari, tetapi mudah tertidur kembali setelah disusui dan ditemani
ibunya.
b. Perkembangan awal
Kesehatan pasien cukup baik, jarang sakit, pertumbuhan dan
perkembangan
tampak
normal,
sesuai
umur
seperti
anak
A.
Gambaran umum
1. Penampilan
Pasien berpenampilan sesuai dengan usia, kondisi fisik terlihat
sehat, perawakan tinggi, kulit sawo matang, rambut rapi, cara
berpakaian rapi, roman muka normal.
2. Perilaku terhadap pemeriksa
Pasien mau menjawab pertanyaan dari pemeriksa, kurang
kooperatif saat
adekuat.
3. Karakteristik bicara
Pasien bicara pelan.
4. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor
Pasien dilaporkan sering curiga terhadap pembantu yang bekerja di
rumah.
B.
C.
D.
Mood (subyektif)
: eutimik
2.
Afek
: sesuai
(obyektif)
Persepsi
Ilusi
Halusinasi
Pikiran
: tidak ada
: tidak ada
1. Bentuk pikiran
: autistik
2.
Jalan pikiran
ditanya.
3. Isi pikiran
: waham (+)
Waham curiga
orang lain, pasien juga menuduh pembantu rumah tangga yang tinggal
di rumah pasien sering mencuri.
E.
: kompos mentis
2. Orientasi tempat-waktu-orang
: tidak tergangu
F.
G.
III.
: Baik
: kurang.
6. Berpikir abstrak
: terganggu.
: kurang.
Dekorum
Wawasan penyakit
: baik.
: buruk.
: tenang
Kesadaran
: kompos mentis
Gizi
: cukup
Tekanan darah
: 120/80 mmhg
Nadi
: 80x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: afebris
Kulit
: turgor baik
Kepala
Mata
Leher
Toraks
Jantung
Pulmo
Abdomen
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Ekstremitas
MMSE : 16
IV.
RINGKASAN PENEMUAN
A. Pemeriksaan Fisik : tidak ada kelainan
B. Pemeriksaan Psikis
Kesadaran
: kompos mentis
Roman muka
: normal
Kontak/Rapport
Orientasi Tempat,waktu,orang
: tidak terganggu
: baik.
Pikiran
Bentuk
: Austistik
Jalan
Isi
: waham curiga
Emosi
Mood
: eutimik
Afek
: sesuai.
Kesesuaian afek : appropiate
Dekorum
: baik
V.
VI.
VII.
DIANOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
: GAF Scale 60 51
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: dubia ad malam
FORMULASI PSIKODINAMIKA
Pasien adalah seorang perempuan berusia 80 tahun, anak keempat dari 9
10
ada tanda-tanda cemas perpisahan. Pasien adalah anak yang ceria dan memiliki
banyak teman di sekolahnya.
Pada fase genital, Pada fase ini pasien mulai tertarik dengan lawan
jenisnya.
VIII. RENCANA TERAPI MENYELURUH
1.
-
Umum
Perhatikan higiene pribadi pasien
Awasi kemungkinan adanya perilaku membahayakan diri sendiri dan
orang lain.
2.
3.
Farmakologi
Asetilkolin esterase inhibitor : Donepezil HCl 1x5 mg
Nootropic agent : Piracetam 2x400 mg
Anti psikotik : Haloperidol 1x0,5 mg malam hari
Non farmakologi
- Psikoterapi suportif individu
- Edukasi keluarga
IX.
PEMBAHASAN
A. Diagnosis
Pasien didiagnosis sebagai demensia pada penyakit alzheimer onset
lambat, karena memenuhi kriteria umum demensia menurut PPDGJ-III,
yaitu adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang
sampai menganggu kegiatan harian seseorang (personal activities of daily
living) seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar
dan kecil; tidak ada gangguan kesadaran; gejala dan disabilitas sudah
nyata untuk paling sedikit 6 bulan. Hasil pemeriksaan penunjang yaitu
MMSE (Mini Mental State Examination) juga menunjukkan adanya
definite gangguan kognitif, yaitu skor nya 16. Hasil ini mendukung
diagnosis demensia1.
11
12
orang lain, hal ini karena pada pasien terdapat waham curiga.
2. Farmakologi
- Asetilkolin esterase inhibitor : Donepezil HCl 1x5 mg
AchE inhibitor menghambat enzim kolinesterase
untuk
Sehingga
terjadi
peningkatan
neurotransmisi
otak3,4.
Pasien dengan demensia dapat memiliki gangguan kognisi dan
gejala neuropsikiatri yang beragam yang jika tidak diberikan tatalaksana
dapat menyebabkan stres pada pasien dan yang merawat pasien sehingga
perlu diberikan tatalaksana. Donepezil, rivastigmin, dan galantamine
merupakan kolinesterase inhibitor yang diterima oleh FDA sebagai
tatalaksana demensia alzheimer. Ketiga obat ini memiliki efek samping
yang hampir sama4.
Donepezil merupakan inhibitor asetilkolin esterase yang selektif
dan reversibel dan bekerja bukan hanya mengatasi gejala demensia
alzeimer tetapi juga memperlambat penumpukan plak amiloid.
Donepezil memiliki waktu paruh 70 jam sehingga hanya perlu diberikan
satu kali per hari. Donepezil tersedia dalam dosis 5 dan 10 mg, terapi
biasanya diawali dengan menggunakan dosis 5 mg per hari dan
-
reseptor AMPA5.
Anti psikotik : Haloperidol 1x0,5 mg malam hari
Psikosis, agitasi, dan agresi merupakan hal yang sering ditemukan
pada pasien dengan demensia. Pemberian antipsikotik direkomendasikan
untuk menatalaksana gejala psikotik pada pasien demensia. Selain itu,
obat ini juga dapat membantu memperbaiki perilaku. Tetapi, anti
psikotik memiliki banyak efek samping berbahaya diantaranya
peningkatan risiko penyakit serebrovaskular, tardive dyskinesia,
neuroleptic malignant syndrome, hiperlipidemia, peningkatan berat
badan, diabetes melitus, sedasi, parkinsonism, dan perburukan kognisi.
Sehingga harus diberikan dengan hati-hati dan pada dosis efektif
serendah mungkin4.
14
dari
pemeriksaan
klinis
penderita
probable
alzheimer
15
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
Direktorat
Jenderal
Pelayanan
Medik.
5.
6.
FakultasKedokteran,UniversitasSumateraUtara.
7.
Batsch NL, Mittelman MS. 2012. World
17