You are on page 1of 55

PENGALAMAN

PEMANFAATAN MODEL
SWAT DI BIDANG
PENGELOLAAN DAS
(DAS CIMANUK)

Latar belakang

DAS Cimanuk termasuk dalam salah


satu DAS Kritis dari 108 DAS KRITIS di
Indonesia sesuai dengan Keputusan
Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: SK. 328/MenhutII/2009 Tentang Penetapan Daerah
Aliran Sungai (Das) Prioritas Dalam
Rangka Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Tahun 20102014
DAS Cimanuk merupakan salah satu
DAS Rawan Bencana sesuai dengan
Kontrak Kinerja Kabinet Indonesia
Bersatu II 2009-2014 Penghentian
Kerusakan Lingkungan DAS di 14 DAS
RAWAAN BENCANA
Luas Lahan kritis (kritis dan sangat
kritis) DAS Cimanuk berdasarkan
hasil Review Data Lahan Kritis tahun
2013 seluas 14.669,23 Ha

(Hasil Inventarisasi Tahun 2013)

Sumber : Kepgub No. 591.1 Tahun 2014


Kekritisan Lahan
Sangat Kritis

1% 7%

Kritis

38%

28%

Agak Kritis
Potensial Kritis

25%

Tidak Kritis

KONDISI PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH HULU DAS CIMANUK

Pertanian intensif tanaman palawija kurang memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air di wilayah
tengah DAS Cimanuk memberikan kotribusi erosi.
(Nagreg Bandung)

Penggunaan teknologi pertanian yang tidak tepat


mengakibatkan peningkatan air limpasan,dan erosi
serta berkurangnya penyerapan air ke dalam tanah
(Kec. Samarang Garut)

Kawasan Fungsi Lindung berubah fungsi menjadi


lahan budidaya pertanian intensif di wilayah Hulu DAS
Cimanuk (Foto : Lokasi di Kec. Pasirwangi Garut)

Perambahaan Kawasan Hutan untuk Budidaya


Pertanian Intensir dengan Pengolahan Lahan yang
Tidak Memperhatikan Kaidah Konservasi Tanah dan
Air (Foto : Lokasi di Puncak Darajat Garut)

Pembangunan Waduk Jatigede merupakan prioritas dalam Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) 2012, dan juga terkait erat dengan Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),
yang akan memberikan manfaat untuk irigasi, air baku, dan pembangkit
tenaga listrik.
Rencananya Waduk Jatigede akan dimanfaatkan untuk mengairi irigasi
90.000 ha, PLTA 10 MW, air baku 3,5 m3/det., serta pengendalian banjir
14.000 ha. Waduk Jatigede perlu segera dibangun guna mengatasi krisis
air baik untuk menjamin ketersediaan air irigasi Rentang maupun air
baku untuk wilayah Pantura CIAYU.
Waduk Jatugede dibangun di DAS Cimanuk Sub Das Cimanuk Hulu
dengan rencana letak Dam Proyek Pembangunan Waduk Jatigede
terletak di Kampung Jatigede Kulon Desa Cijeungjing Kecamatan Jatigede
Kabupaten Sumedang. Adapun lahan yang dibutuhkan seluas 4.891,13
ha yang meliputi 5 (lima) kecamatan atau 26 (dua puluh enam) desa.

Wilayah Sub DAS Cimanuk Hulu


(Catchment Area Waduk Jatigede) 50
% lahannya yang terdapat di
Kabupaten Garut dan Kabupaten
Sumedang memiliki Tingkat Bahaya
Erosi Berat dan Sangat Berat,
memberikan kontribusi sedimentasi
yang cukup besar dan mempengaruhi
umur waduk apabila tidak ditangani
sehingga akan mengakibatkan
terjadinya penumpukan sedimen di
waduk jatigede kelak yang akan
memperpendek umur pakai waduk
tersebut.
50 % lahan di wilayah DAS Cimanuk
khususnya di SubDAS Cimanuk Hulu
memiliki Tingkat Bahaya Erosi Berat
dan Sangat Berat, memberikan
kontribusi sedimentasi yang cukup
besar dan mempengaruhi umur
waduk apabila tidak ditangani

No

Tingkat
Bahaya
Erosi

Erosi Saat Ini


Luas
( Ha )

Sangat
ringan

30,783.9
6 22%

Ringan

28,468.3
5 20%

Sedang

11,606.9
8

Berat

18,176.2
6 13%

Sangat
Berat

51,555.1
0 37%

Grand
Total

140,590
.64

8%

100
%

POTRET TERKINI DAS CIMANUK

POTRET TERKINI DAS CIMANUK

Tujuan pemanfaatan swat


Dalam kerangka penyusunan program dan kegiatan
pengelolaan DAS secara terpadu dari wilayah hulu hingga ke
hilir, analisis permasalahan biofisik DAS secara komprehenisf
dilakukan menggunakan alat bantu model hidrologi SWAT
(Soil and Water Assesment Tool).
Model tersebut diharapkan dapat membantu dalam
pengambilan kebijakan pengelolaan DAS tepat sasaran
dan site spesifik sehingga tujuan pengelolaan DAS
Cimanuk dapat direalisasikan.

Parameter masukan model


(ketersediaan data)
1. Topografi
. Karakteristik topografi diperoleh
dari peta Rupa Bumi Skala
1:25.000 (Bakosurtanal, 2001)
dengan interval kontur 12.5 m .
. Peta tersebut dikonversi
kedalam bentuk DEM (digital
elevation model) yang
kemudian digunakan sebagai
informasi dasar dalam
pembentukan kemiringan
lereng, arah aliran, jaringan
drainase artificial, dan deliniasi
batas DAS dan Sub DAS.

Parameter masukan model


(ketersediaan data)
2.Karakteristik Tanah
. Data karakteristik tanah
diperoleh dari peta tanah
skala 1: 250.000 (Puslitanak,
1991) yang dikombinasikan
dengan pendetilan
pengamatan lapang pada
berbagai jenis tanah dan
landform yang ditemukan.
. Titik pengamatan lapang
ditentukan berdasarkan hasil
overlay peta tanah dan peta
topografi dengan
mempertimbangkan luas unit
lahan yang diperoleh dari hasil
overlay

Parameter masukan model


(ketersediaan data)
3.Penggunaan Lahan
. Parameter penggunaan lahan diperoleh
dari peta penggunaan lahan skala
1:250.000 tahun 2009 (Baplan, 2010).
. Parameter penggunaan lahan masukan model SWAT terdiri
dari :
a. nama penggunaan lahan,
b. klasifikasi tanaman/tutupan lahan,
c.
rasio biomas dan energy,
d. indeks luas daun maksimum,
e. tinggi tutupan tajuk maksimum,
f.
kedalaman perakaran,
g. temperature optimal dan minimal untuk pertumbuhan
tanaman,
h. indeks panen,
i.
indeks panen terendah,
j.
factor pngelolaan tanaman (factor pengelolaan
tanaman minimum),
k. bilangan kurva aliran permukaan,
l.
koefisien manning untuk overland flow, dan
m. parameter tanaman lainnya yang terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman .

Parameter masukan model


(ketersediaan data)
4.Iklim
. Parameter iklim utama sebagai masukan model
SWAT terdiri dari curah hujan harian, suhun
maksium dan minimum harian, rataan kelembaban,
radiasi matahari dan kecepatan angin.
. Data hujan harian diperoleh dari Balai Besar Wilayah
Sungai Cimanuk Cisanggarung, Balai Pengelolaan
DAS Cimanuk Citanduy dan Balai Pengelolaan
Sumberdaya Air Cimanuk Cisanggarung. Data hujan
yang digunakan adalah data dari stasiun: Cidahu,
Cidawolong, Cihanjuang, Cikawung, Cikutumuk,
Cilongkeang, Cipisin, Cisampora, Citatah, Hulu
Cimanuk, Indramayu, Jatiwangi, Kepakan,
Leuwigoong, Pamegatan, Pangauban dan Tarogong.
. Data iklim lainnya yaitu
a.temperature maksimum dan minimum,
b.kelembaban relative,
c.radiasi matahari, dan
d.kecepatan angina hanya diperoleh dari 2 stasiun
yaitu : Jatiwangi dan Bandung Tasikmalaya.

Stasiun Hujan Masukan Model SWAT

SWAT DAS CIMANUK


Disimulasikan untuk seluruh
areal DAS
Divalidasi di SPAS Tomo

Proses dan tata waktu


No
Uraian
1. Persiapan
Pembahasan persiapan dan pelaksanaan kegiatan

di BPDAS

2. Pelaksanaan

Pengambilan Sampel Tanah

Analisa Lab Tanah

Pengolahan data biofisik


Analisa GIS Arc SWAT
Informasi/Data Klimatologi
(6 parameter X 5 Tahun X 3 Stasiun)
Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli

Groundcheck Lapangan

3. Penyusunan Laporan (output)

Pembuatan peta hasil

Penyusunan laporan

Rapat Pembahasan

Pelaksanaan

Output

On the Job Training dan


Mei
pembahan persiapan
kegiatan

Pengambilan sampel
Juni
tanah untuk bahan input
Model
Analisa Lab Tanah di Lab.
Juni s.d Juli
Tanah IPB
Juli
Bekerjasama dengan IPB
Juli s.d Desember Runing, Kalibrasi, Validasi
Juli s.d Agustus

Mei s.d Juni

Sebagai bahan validasi


dan masukan
rekomendasi

Nopember

Oktober
Nopember s.d
Desember
Nopember

Pelaksanaan pembahasan
hasil kegiatan

Sumberdaya, Permasalahan dan Solusi


No

Sumberdaya/
keterangan

Uraian

Permasalahan

Staff dan operator GIS

Perangkat software tidak


suport dengan beberapa
softwaer/laptop yang
diinsiatlan

Solusi

1. Persiapan

Pembahasan persiapan dan


pelaksanaan
kegiatan di BPDAS

Menggunakan laptop
yang suport dengan
software tsb

2. Pelaksanaan

Ahli Tanah untuk


mendampingi justifikasi
penentuan sampel
Ring sampel, cuter, kertas
Pengambilan Sampel
label, dst
Tanah
Tenaga penggali untuk
membuat profil tanah
Tim BPDAS, Dinas
Kehutanan Setempat
Lab Fisika Tanah
Lab Kimia Tanah
Analisa Lab Tanah
Data Biofisik
Pengolahan data biofisik Data Statistik
Data Sosek
Peta Tanah
Peta Kelerengan/topografi
Peta penggunaan lahan
Data Klimatologi dan
Analisa GIS Arc SWAT
hidroologi

Justifikasi penentuan sampel Pendekatan melalui


harus dilakukan oleh ahli
peta profil tanah dan
tanah
vegetasi petunjuk
Tidak ada alokasi dana untuk Pengamatan
upah buruh
dilakukan pada
Lamanya waktu yang
singkapan sehingga
diperlukan untuk membuat
tidak perlu membuat
profil tanah
profil tanah
-

Peta tanah skala 1:250.000


sehingga perlu didetailkan

pendetailan
dilakukan dengan
pengambilan sampel
tanah

Sumberdaya, Permasalahan dan Solusi


No

Sumberdaya/
keterangan

Uraian

Informasi/Data Klimatologi
(6 parameter X 5 Tahun X 3
Stasiun)

Tenaga Ahli dan Asisten


Tenaga Ahli

Groundcheck Lapangan

Suhu/temperatur maksimum dan


minimum harian
Kelembaban harian
Intensitas/lama penyinaran
matahari harian
Kecepatan angin harian
Curah hujan harian
Tenga Ahli Hidroologi
Tenaga ahli Tanah
Tenaga Ahli GIS
BPDAS
Dinas Kab Terkait
Tenaga Ahli

Permasalahan

Solusi

Data yang bisa


diakses berupa data
bulanan, data harian
tidak bisa diakses

Diperlukan MOU
antara Kementerian
Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
dengan BMKG

3. Penyusunan Laporan (output)

Pembuatan peta hasil

Arc GIS
Arc SWAT

Penyusunan laporan

Rapat Pembahasan

BBWAS Cimanuk Cisanggarung


BBKSDA
TNGC
Dinas Pertanian
Perhutani
Dinas Kehutanan
Dinas PU, Pengairan dan
Pertambangan

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)
Peta DEM

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)
Sampel Tanah

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)

Dst

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)

Dst

SWAT DAS CIMANUK (parameter masukan


model)

SWAT DAS CIMANUK (OUT PUT : Sub DAS)

25 Subdas

25 Subdas
dgn batas wil. administrasi

SWAT DAS CIMANUK (OUT PUT : Kalibrasi)

SWAT DAS CIMANUK (OUT PUT : Water


Balance)

SWAT DAS CIMANUK (OUT PUT : Distribusi


Aliran)

SWAT DAS
CIMANUK OUT
PUT : Kontribusi
debit aliran sungai
(sub DAS) (%)

SWAT DAS CIMANUK OUT PUT : Kontribusi


debit aliran sungai (sub DAS) (%)

SWAT DAS CIMANUK (OUT PUT : Hasil


Sedimen)

SWAT DAS CIMANUK (Karakteristik Sub DAS


25)

SWAT DAS CIMANUK (Karakteristik Sub DAS


17)

SWAT DAS CIMANUK (Hasil Sedimen Waduk


Jatigede)
Hasil sedimen yang akan masuk
kedalam waduk Jatigede sebesar
6,753,795 ton/tahun
Dengan Asumsi sedimen trap 0.9
dan bulk density sedimen
terendapkan 0.8 gr/cm3, maka
setiap tahun akan terjadi
pengurangan volume waduk
sebesar 7,598,019 m3
Kerusakan DAS dibagian tengah
dan hulu akan semakin parah di
masa mendatang???

SWAT DAS CIMANUK (Simulasi Teknik KTA)


No

Skenario penerapan teknik konservasi tanah

Luas
Ha
% DAS

dan air

1.

Teras gulud pada lahan pertanian

128196.

34.5

2.

0
Saluran peresapan biopori dan penghijauan 214335.

57.7

3.

daerah resapan air utama


Agroforestry pada lahan

kawasan

2
hutan 116312.

31.3

yang

menjadi

lahan

4.
5.

telah

terkonversi

budidaya
Scenario 3 dan 1
Menghutankan

kembali

lahan

244508.

65.8

8
kawasan 116312.

31.3

hutan yang telah terkonversi menjadi lahan


budidaya

SWAT DAS CIMANUK (Teknik KTA pada


simulasi 1, 2, 3)

SWAT DAS CIMANUK (Efektivitas Simulasi


KTA)

SWAT DAS CIMANUK (Efektivitas Simulasi


KTA)
Overland Flow mm
Lateral Flow mm
Groundwater Flow mm

Overland Flow D (%)


Lateral Flow D (%)
Groundwater Flow D (%)

682.0

648.8

637.7

630.4

605.8

579.1

551.9

526.9

1343.7

413.8
304.9

265.8
179.5

213.9

256.1

207.6

206.8

205.7

203.3

132.5
19.6

-48.3

48.1

69.9

29.4

-68.0

21.0

9.9
-50.0

-50.3

42.7

15.0

-50.9

SWAT DAS CIMANUK (Efektivitas Simulasi


KTA)

Prioritas Penerapan
Teknik KTA

Lahan Kritis

Kontribusi Aliran Sub


DAS

Kontribusi Hasil
Sedimen Sub DAS
Karakteristik HRU

Lahan Kritis

Karakteristik Sub DAS dan Prioritas Penerapan Teknik KTA

Karakteristik Sub DAS dan Prioritas Penerapan Teknik KTA

Karakteristik Sub DAS dan Prioritas Penerapan Teknik KTA

Karakteristik Sub DAS dan Prioritas Penerapan Teknik KTA

Karakteristik Sub DAS dan Prioritas Penerapan Teknik KTA

Implementasi

Pembangunan Dpn di Subdas


Cimanuk Hulu sebanyak 450
unit dalam rangka
pengendalian erosi dan
sedimentasi catchment area
Waduk Jatigede di Kabupaten
Sumedang
Pembangunan Dpn difokuskan
pada 4 (empat) Subsub DAS
di Sub DAS Cimanuk Hulu
yang memiliki sedimentasi
yang tinggi yaitu :
1. Subsub DAS Cianten
2. Subsub DAS Cibodas
3. Subsub DAS Cikamiri
4. Subsub DAS Cipeujeuh

Rencana lokasi pembangunan Dpn


di Subdas Cimanuk Hulu

Dst.

EKOLOGI
HIDROLOGI
EKONOMI

AN
IL
AD
KE UP
SI M H
BU O A C
RI T T O
ST BO PPR
DI
A

K E PE
PE LE NA
M M T
M BE BA A A N
AS R
G
YA DA AA
RA YA N
K A AN
T

KESEJAH
TERAAN
MASYAR
AKAT

PENGELOLA
AN DAS ,
POLA SDA

FUNGSI
DAS
OPTIMA
L

PERENCANAAN TATA
RUANG
MANFAAT
PEMULIHAN LINGKUNGAN

PERTUMBUHAN
EKONOMI
KELESTARIAN
LINGKUNGAN
PEMBANGUN
AN
BERKELANJUT
AN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ??????

SINKRONISASI : Kebijakan,
RTRN, RTRWP/RTRWK
Program
dan Kegiatan
PENGELOLAAAN INTEGRATIF,
KEPENTINGAN MASYARAKAT PUBLIK

KEHUTANAN
PERTANIAN
PEKERJAAN UMUM
LINGKUNGAN HIDUP

TERIMA KASIH

You might also like