You are on page 1of 7

SKENARIO I

Simon berusia 40 tahun memeriksakan diri ke Rumah Sakit dengan keluhan tidak dapat
mengangkat extremitas superior dextra. Extremitas superior dextra manggantung pada sisi badan
kanan dengan antebrachium dan manus dextra dalam posisi pronatio. Dalam anamnesis Simon
mengatakan bahwa ia terlempar dari sepeda motornya sekitar 2 minggu lalu, dan bahunya
terbentur pada batang pohon. Seingatnya leher terasa nyeri tidak lama setelah kecelakaan. Pada
pemeriksaan didapatkan Budi tidak mampu mengadakan flexio, abductio, dan rotatio ke lateral
dari brachium dextra-nya dan tidak dapat mengadakan flexio pada sikunya. Juga dijumpai
kehilangan sensasi pada facies lateralis brachium dan antebrachium dextra.
Problem: Dengan menggunakan pengetahuan anatomi pasokan saraf ke membrum superior,
diskusikan kemungkinan penyebab hilangnya fungsi sensorik dan motorik penderita ini. Otototot apa saja yang mungkin mengalami paralysis? Apakah Budi dapat pulih penuh untuk
menggunakan anggota geraknya yang sekarang mengalami paralysis? Apakah terdapat
keterkaitan hukum-hukum Fisika, prinsip-prinsip Fisologi, Neurologi dan Rehabilitasi medik
pada kasus ini?

Kata Sulit
1. Extremitas superior dextra

: anggota gerak atas

2. Antebrachium Dextra

: lengan kanan bawah

3. manus dextra

: tangan kanan

4. pronatio

: gerakan menelungkupkan tangan

5. flexio

: gerakan membengkokan sendi

6. Abductio

: gerakan tangan yang menjauhi bagian tengah

7. Rotatio

: berputar

8. Lateral

: samping

9. Brachium dextra

: lengan kanan atas

10. Facies Lateralis brachium

: permukaan lengan kanan bagian samping

11. Sensasi

: rasa

12. Paralysis

: hilangnya otot fungsi untuk satu atau lebih otot

13. Membrum Superior

14. Sensorik dan Motorik

Kalimat Kunci
Budi tidak dapat mengangkat extremitas superior dextra karena, terbentur pada pohon yang menyebabkan
terjadinya gangguan/cedera pada pleksus brachialis

Masalah Dasar
Budi tidak dapat mengangkat extremitas superior dextra
Skema

Kecelakaan Motor

Trauma pada bahu

Terjadinya cedera
pada Plexus
Brachialis
Leher terasa nyeri

Tidak bisa melakukan


berbagai gerakan

Paralysis pada
anggota gerak

Kehilangan sensasi
pada antebrachium
dextra

Pertanyaan
1. Dengan Menggunakan pengetahuan anatomi pasokan saraf ke membrum superior,
diskusikan kemungkinan penyebab hilangnya fungsi sensorik dan motorik
penderita ini?
Menurut analisa simon mengalami lesi/gangguan/cedera pada plexus brachialis. Plexus
brachialis adalah salah satu saraf yang terdapat pada ekstremitas atas. Dimana penyebab
paralisis pada brachium dextra karena hilangnya fungsi sensorik plexus brachialis yaitu yang
terdapat pada permukaan kulit, sedangkan fungsi motorik yang terdapat pada otot-otot
(muscullus) pada plexus brachialis.
Plexus brachialis adalah bagian struktur sistem saraf perifer yang dibentuk oleh ramus
anterior nervus spinalis segmen servikal torakal (C5 T1). Struktur ini bisa bervariasi dari
medulla spinalis C4 atau medulla spinalis T2.1 Menurut letaknya terhadap clavicula,
percabangan pleksus brachialis dibagi menjadi pars supraclavicularis dan pars
infraclavicularis. Cabang supraclavicularis berasal dari cabang radiks nervus spinalis dan
cabang dari trunkus, sedangkan cabang infraclavicularis berasal dari cabang ketiga fasikulus
dan cabang terminal.
FISIOLOGI RANGSANG SENSORIK
Rangsang sensorik dapat diterima oleh saraf berasal dari reseptorreseptor yang ada pada tubuh. Terdapat reseptor-reseptor sensorik
misalnya untuk raba, cahaya, tekan, nyeri, dingin, hangat. Modalitas
sensorik yang kita terima berasal dari penjalaran impuls dari reseptor
yang menerima rangsang dan kemudian menjalarkannya pada suatu titik
tertentu pada susunan saraf pusat.
Penjalaran impuls saraf berlangsung sama seperti sel saraf lainnya.
Stimulus menurunkan potensial membran dan membuat potensial
membran berjalan sepanjang sel saraf dan diteruskan menuju saraf
berikutnya melalui sinaps. Bersama dengan neurotransmitter terjadi
penjalaran rangsang menuju sel saraf berikutnya.
(Referensi : Guyton, Arthur C., Hall, John E., 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 9thed.
Jakarta, EGC, pp : 727-740)

Pada kasus di scenario 1 terdapat gangguan fungsional motorik dan sensorik


pada ekstremitas superior penderita. Bisa disimpulkan ini adalah gangguan
pada saraf perifer yang berasal dari plexus brachialis. Cabang dan daerah
persarafan plexus brachialis :

N. dorsalis scapulae
N. suprascapularis
N. subclavius
N. thoracius longus
N. thoracodorsalis
N. musculocutaneus
N. medianus
N.ulnaris
N.cutaneus brachii medialis
N.cutaneus antebrachii medialis
N.axillaris
N.radialis

(Atlas Anatomi Manusia Sobotta, tabel otot, sendi, dan saraf edisi 22)
Cabang-cabang penting dari
ekstremitas superior adalah:

plexus

brachialis

yang

menginervasi

1. Nervus musculocutaneus
Saraf ini dipercabangkan oleh fasciculus lateralis dan di dalam
perjalanannya akan menembus musculus coracobrachialis. Saraf ini
akan menginervasi otot-otot flexores dari lengan atas dan articulatio
cubiti.
2. Nervus medianus
Saraf ini dibentuk oleh persatuan dari fasciculus medialis dan
fasciculus lateralis. Saraf ini terdistribusi pada kulit bagian anterior dan
lateral dari tangan dan sebagian besar otot-otot flexores di bagian
depan regio antebrachium.
3. Nervus radialis
Nervus ini disebut juga nervus musculospiralis. Nervus ini merupakan
cabang dari fasciculus posterior dan merupakan cabang terbesar
plexus brachialis. Nervus ini akan memberi inervasi bagian dorsal dari

ekstremitas superior, yaitu kulit bagian dorsal regio brachium,


antebrachium, dan regio manus. Nervus ini juga menginervasi
musculus-musculus extensores di bagian dorsal regio brachium dan
antebrachium. Dalam perjalanannya, nervus ini berjalan bersama
arteri profunda brachii.

4. Nervus axillaris
Nervus ini berasal dari fasciculus posterior dan akan melewati fissura
axillaris lateralis bersama dengan arteri circumflexa humeri posterior.
Nervus ini akan menginervasi musculus deltoideus dan musculus teres
minor. Cabang dari nervus ini yang memberi inervasi kulit regio
brachium bagian dorsal adalan nervus cutaneus brachii lateralis.
5. Nervus ulnaris
Nervus ini merupakan cabang dari fasciculus medialis, terdistribusi di
kulit bagian depan dan belakang dari tangan juga menginervasi
beberapa otot flexor di bagian depan regio antebrachium.

2. Otot otot apa saja yang mungkin mengalami paralysis?


M. deltoideus ( C5)
M. triceps brachii (C7) Facies lateralis brachium
M. biceps brachii (C6) Facies lateralis antebrachium
M. supinator (C5-C6)
M. trapezoid (C2)
(Atlas anatomi Manusia Sobotta Jilid 1 Edisi 22)

3. Apakah Budi dapat pulih penuh untuk dapat menggunakan anggota geraknya yang
sekarang mengalami paralysis?
Ya, tentu saja dengan melakukan rehabilitasi medik secara rutin.
4. Apakah terdapat keterkaitan hukum Fisika dalam kasus ini? Sebutkan dan jelaskan.
-

Ya, tentu saja memiliki keterkaitan. Dalam kasus ini menggunakan Hukum Newton III.
Bunyi Hukum newton III :
Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua
benda pada sau sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.

Jika di tulis dalam persamaan,


Hukum Newton III :
F<aksi> = -F <reaksi>
Bilamana suatu benda A member gaya F pada suatu benda B, pada waktu bersamaan benda B
memberi gaya R pada benda A; gaya R sama dengan gaya F tetapi mempunyai arah yang
berlawanan.
Penerapan pada kasus in, yaitu ketika bahu Budi mengalai benturan pada batang
pohon, sehingga leher terasa nyeri dan otot otot ekstremitas atas mengalami
paralysis. Saat bahu Budi terbentur, leher terasa sakit, mengapa? Karena hal ini
disebabkan ketika benturan, batang pohon membalas memberikan gaya pada bahu
Budi (aksi-reaksi). Dimana besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya
yang Budi berikan (benturan) arahnya menuju batang pohon, sedangkan gaya yang
diberikan batang pohon arahnya menuju Budi. Inilah yang menimbulkan rasa sakit
yang juga bisa sampai mengalami paralysis.
Kontraksi otot menghasilkan 2 pasang gaya yang bekerja pada tulang dan otot otot
di titik dimana tendon tendon terikat. Ini disebut gaya aksi-reaksi antara masing
masing otot.
Selain itu hukum kekekalan momentum juga dapat diterapkan pada kasus ini, mengingat
momentum adalah turunan hukum Newton III. Dimana momentum in dapat menjelaskan tentang
terjadinya tabrakan / benturan / tumbukan. Hal ini karena momentum dari kedua objek selalu
tetap, walaupun momentum tiap objek akan berubah. Karena setelah tumbukan benda 1 akan
memiliki kecepatan dengan arah berlawanan V1 begitupun dengan benda 2.

Hubungan nyeri leher dengan cedera yang di alami simon??

Benturan pada bahu, juga terjadi pada vertebra


Nyeri pada leher
Cedera
Medulla Spinalis servikal
Lesi pada traktus kortikospinalis (piramidalis)
Cedera Medulla Spinalis servikal merupakan salah satu contoh cedera Medulla
spinalis. Karena terjadi trauma di bagian kolumna vertebralis yang relatif selalu
bergerak (mobile), yaitu daerah servikal bawah (C4-C8) dan daerah torakal atas (T1T2).
Medula spinalis adalah bagian dari system saraf pusat., bersama otak yang
berfungsi mengontrol aktivitas sensorik dan motorik.
Informasi sensorik akan diintegrasikan ke system saraf dan menyebabkan renspoms
motorik sesuai yang dimulai dalam medulla spinalis dengan reflex-refleks otot yang
relative sederhana, meluas ke batang otak, meluas ke serebrum, tempat kecakapan
otot paling kompleks dikendalikan. Pada pengaturan fungsi otot oleh medulla
spinalis, digunakan sirkuit neuronal khusus pada medula, karna tanpa hal tersebut

system pengatur motorik yang paling kompleks sekalipun dalam otak tidak dapat
menghasilkan gerakan-gerakan otot dengan tujuan tertentu. . Contoh Sirkuit untuk
pergerakan otot lengan atas ada di dalam medulla, dan otak mengirimkan sinyal ke
medulla spinalis untuk membuat gerakan ini.
Pada substansi grisea medulla awalnya sinyal-sinyal sensorik memasuki radiks
sensorik, sesudah memasuki medulla, sinyal sensorik menjalr menuju 2 tepat
berbeda, selain ada neuron sensorik ada uga neuron motorik, dan interneuron.
Sebelum ke neuron motorik, sinyal-sinya l melalui interneuron. Traktus kortikospinal
dari otak hampir seluruhnya berakhir di interneuron spinals, tempat sinyal-sinyal
dari traktus tersebut digabungkan dengan traktus spinalis lain atau saraf-saraf
spinal sebelum akhirnya bersinggungan dengan neuron motorik anterior untuk
mengatur fungsi otot. ( Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, edisi
11)

You might also like