You are on page 1of 21

Deabryna Hehakaya

112010-243
Minda Wahyuningtias 112009-145

Pendahuluan
Anestesi berasal dari bahasa Yunani
- An : Tidak, tanpa
- Aesthetos : Kemampuan untuk merasa
Secara

umum Anestesi adalah tindakan


menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan

Secara khusus Anestesi lokal berarti Kehilangan

sensasi yang reversible dengan memblok


penghantaran impuls saraf dijaringan.

SEJARAH
1892 dikembangkan pembuatan anestesi

lokal secara sintesis.


1905 Prokain dan Benzokain
Yang disususl oleh banyak derivate lain
seperti tetrakain, butakain, dan cinchokain.
Kemudian muncul anastetika modern seperti
lidokain, (1947), mevikain (1957), prilokain
(1963), dan buvikain (1967).

JENIS OBAT YANG TERMASUK DALAM


ANASTESI
LOKAL
Obat anastesi lokal dapat digolongkan secara
kimiawi dalam beberapa kelompok, sebagai
berikut:
Senyawa-ester (PABA)
Senyawa-amida
Lainnya

Perbandingan golongan ESTER dan AMIDA


KLASIFIKASI

POTENSI

MULA KERJA

LAMA KERJA

TOKSISITAS

(infiltrasi,menit)

ESTER
Prokain

1 (rendah)

Cepat (fast)

Kloropokain

3-4 (tinggi)

Sangat

Tetrakain

45-60

Cepat 30-45

Rendah
Sangat rendah

(very rapid)
8-16 (tinggi)

Lambat (slow)

60-180

Sedang

Lidokain

1-2 (sedang)

Cepat (rapid)

60-120

Sedang

Etidokain

4-8 (tinggi)

Lambat (slow)

240-480

Sedang

1-8 (rendah)

Lambat

60-120

Sedang

1-5 (sedang)

Sedang

90-180

Tinggi

AMIDA

Prilokain
Mepivakain
Bupivakain

(moderate)
4-8 (tinggi)

Lambat

240-480

Rendah

4 (tinggi)

Lambat

240-480

rendah

Levobupivakain 4 (tinggi)

Lambat

240-480

Ropivakain

Penggunaan Anestetik Lokal


TOPIKAL INFILTRASI

BLOK

AR

SARAF

IV

EPIDURAL

SPINAL
INTRATEKAL

ESTER
Prokain

Kloropokain

Tetrakain

Lidokain

Etidokain

Prilokain

Mepivakain

Bupivakain

Ropivakain

Levobupivakai

AMIDA

Farmakologi
berdasarkan potensi dan lama kerjanya
menjadi :
Group I meliputi prokain dan kloroprokain
yang memiliki potensi lemah dengan lama
kerja singkat.
Group II meliputi lidokain, mepivakain dan
prilokain yang memiliki potensi dan lama
kerja sedang.
Group III meliputi tetrakain, bupivakain dan
etidokain yang memiliki potensi kuat
dengan lama kerja panjang.

Farmakokinetik
a). Distribusi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Perfusi jaringan
2. Koefisien partisi jaringan atau darah
3. Massa jaringan
b). Metabolisme dan Ekskresi
1. Golongan ester enzim pseudokolinesterase (kolinesterase plasma).
diekskresi melalui urin.
2. Golongan Amida enzim mikrosomal di
hati. dieksresi lewat urin dan sebagian kecil
dieksresi dalam bentuk utuh.

EFEK SAMPING
akibat dari efek depresi terhadap SSP
dan efek kardiodrepesifnya (menekan
fungsi
jantung)
dengan
gejala
penghambatan
pernapasan
dan
sirkulasi
darah.
dapat
pula
menyebabkan hipersensitasi, yang
sering
kali
berupa
exantema,
urtikaria, dan bronkhospasme alergi
sampai shok anafilaktis yang dapat
mematikan.

Komplikasi Anestesi Lokal


1. Komplikasi lokal
Dapat terjadi bila saat penyuntikan
tertusuk pembuluh darah yang cukup
besar atau pada pasien dengan
kelainan
perdarahan
atau
yang
mendapat
terapi
antikoagulan
sehingga
membentuk
hematom,
infiltrasi dan abses.

2. Komplikasi sistemik
biasanya terjadi akibat keteledoran
saat menyuntikan obat anestesi lokal
sehingga masuk kedalam sirkulasi
sistemik atau intratekhal.
Secara garis besar hal ini dapat
terjadi oleh karena 4 hal, yaitu :
- Hipersensitif
- Overdosis
- Intravasasi
- Hiperabsorbsi

Gejala Komplikasi Sistemik


1. Susunan Saraf Pusat

Gejala
awalnya
berupa
perasaan kepala terasa ringan,
dizziness,
kemudian
diikuti
dengan gangguan visus dan
pendengaran
berupa
penglihatan kabur dan telinga
berdenging.

2.
Efek kardiovaskuler.
Anestesi lokal dapat beraksi langsung pada
serabut purkinje otot ventrikel jantung
sehingga dapat menimbulkan bradikardi.
3.Reaksi alergi.
Dapat hanya berupa kemerahan pada kulit,
urtikaria hingga syok anafilaktik yang fatal.
4. Lain-lain.
Komplikasi lain yang kadang dapat terjadi
adalah menggigil.

TRANSFER PLASENTA
Ikatan

protein plasma mempengaruhi


angka dan tingkatan diffuse dari obat
anestesi lokal untuk melewati plasenta
Ikatan protein
Bupivacaine > Lidocaine > Prilocaine
Obat anestesi lokal golongan ester, oleh
karena hidrolisis yang cepat, maka tidak
dapat melewati plasenta dalam jumlah
yang berarti

TEKNIK PEMBERIAN
ANESTESI LOKAL
Anestesi Permukaan (Topikal)
Anestesi permukaan yang efektif dapat dicapai
dengan jalan mendinginkan kulit sampai 40C.
Indikasi pemasangan nasotrakel tube pada
pediatri, bronkoskopik diagnostik /
operatif, prosedur sistoskopik,
pengangkatan korpus alineum pada
mata dan membuka hidung yang tersumbat.

Anestesi Infiltrat
bertujuan untuk menimbulkan anestesi
ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar
jaringan yang akan di anestesi sehingga
menyebabkan hilangnya rasa di kulit dan
jaringan yang terletak lebih dalam.
Indikasi Gigi dengan karies luas, Infeksi di
periapikal atau interradikular , gigi sulung
yang mengalami impacted, gigi yang
mengalami ulkus dekubitus, perawatan
ortodonsi, Sopernumerary tooth, dan Gigi
penyebab abses dentoalveolar

ANESTESI
BLOK
a). Anestesi Spinal

Anestesi spinal adalah anestesi regional


dengan
tindakan
penyuntikan
obat
anestetik
local
kedalam
ruang
subarachnoid, anestesi spinal disebut juga
sebagai
analgesia
atau
blok
spinal
intradural atau blok intratekal.
Indikasi Tindakan yang melibatkan
tungkai
bawah, panggul, dan perineum.
juga
digunakan pada keadaan khusus
seperti bedah endoskopiurologi,
bedah
rektum, perbaikan faktur tulang
panggul, bedah obstetrik, dan bedah
anak.

b). Anestesi Epidural


merupakan salah satu bentuk
teknik blok
neuroaksial, dimana penggunaannya lebih
luas daripada anestesia spinal.
dapat dilakukan melalui pendekatan lumbal,
torak, servikal atau sacral (yang lasim disebut
blok caudal).
Indikasi pada anestesia operatif, analgesia
untuk kasus-kasus obstetri, analgesia post
operatif dan untuk penanggulangan nyeri
kronis.

c). Anestesi Kaudal

bentuk anestesi
epidural
yang disuntikkan melalui
tempat yang berbeda yaitu
kedalam kanalis sacralis
melalui hiatus sacralis.

TERIMA KASIH

You might also like