You are on page 1of 17

103

H. SIFAT-SIFAT DETERMINAN DAN ATURAN CARMER


Seperti sudah dibicarakan dalam bab II, jika A adalah sebarang matriks m x n, dan
apabila kolom pertamanya diubah menjadi baris pertama, kolom keduanya menjadi baris
kedua dan seterusnya, maka matriks yang baru tersebut dinamakan transpos A dan diberi
simbol At. Dari definsi determinan kita peroleh bahwa determinan suatu matriks adalah
jumlah semua hasil kali elementer bertanda. Karena hasil kali elementer tersebut
mempunyai satu faktor dari setiap baris, dan satu faktor dari setiap kolom, maka meskipun
matriks tersebut diubah menjadi matriks transpos, hasil kali elementernya akan tetap sama.
Akibatnya determinannya pun akan sama seperti diberikan dalam teorema berikut,
Teorema III.5
Jika A adalah sebarang matriks bujursangkar, maka det A = det At.

Contoh III.33
Tinjaulah matriks A berikut,

6
3

8
4

Transpos matriks A adalah,

At

det A

( 6)

(1)

(5)

( 6)(2 28) ( 1)( 3 56) (5)(12 16) 83


t

det A

( 6)

( 3)

(i)
( 8)

( 6)( 2 28) (3)( 1 20) ( 8)( 7 10) 83

(ii)

Dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa det A = det At


Jika A dan B adalah dua matriks berukuran n x n, dan k adalah sebarang skalar, maka
(i) det (A + B) det A + det B
(ii) det (kA) = kn det A
Contoh III.34
Tinjaulah matriks-matriks berikut,

A 2

DND

B 3

104

2
1

3 3

4
0

A B 2

det A

1
5

3 5

7
7

0
1
6

(1)

( 2)

11

(1)

(1)(0 15) ( 2)(0 9) (1)(10 12) 1


det B

( 2 )

( 0)

(i)
(5)

(2)(7 18) (0)(21 12) (5)(18 4) 20

(ii)

det A + det B = 1 20 = 21
det( A B )

11

(iii)

( 1)

11

(2)

(6)

11

= (1)(35 0) (2)(35 0) (6)(55 35) 15)

(iv)

Dari (iii) dan (iv) diperoleh bahwa det (A + B) de A + det B


Sekarang ambil k = 5 dan kalikan k dengan matriks A, maka akan diperoleh,

kA 5 -2

-4

10

det(5 A) 10

20

15

15

25

(5)

1
5

-3 10

15
0

20

15

25

15

10
20
25

(10)

10

15

15

(5)

(5)(0 375) (10)( 0 225) (5)(250 300) 125

10

20

15

25

(v)

Karena matriks A adalah matriks berukuran 3 x 3, maka


kn det A = 53 (1) = 125

(vi)

Dari (v) dan (vi) diperoleh bahwa det (5A) = 53 det A = 125 det A.
Teorema III.6
Jika A dan B adalah matriks bujursangkar yang ukurannya sama, maka
det (AB) = det A det B.
Contoh III.35
Tinjau matriks-matriks berikut,

DND

B 2

105

AB

(1)( 3) ( 3)( 2) ( 0)(1)

(1)( 1) ( 3)( 0) ( 0)(5)

(1)( 4) ( 3)( 6) ( 0)( 3)

( 4)( 3) ( 6)( 2) ( 1)(1)

( 5)( 3) ( 0)( 2) ( 2)(1)

( 4)( 1) ( 6)( 0) ( 1)(5)

( 4)( 4) ( 6)( 6) ( 1)( 3)

( 5)( 1) ( 0)( 0) ( 2 )(5)

( 5)( 4) ( 0)( 6) ( 2)( 3)

13
det A

22

55

15

26

= (1)

(3)

+ (0)

= (1)(12 0) (3)(8 5) (0)(0 30) 3


3

det B 2

= (3)

(1)

(i)
2

(3)(0 30) (1)(6 6) (4)(10 0) 130


3
1
22
9
55
det( AB ) 1
9
55
= (3)
15 26
13
15
26
1

(4)

(ii)
(1)

55

13

26

+ (22)

13

15
(3)( 234 825) (1)(26 715) (22)(15 117) 390

(iii)

Dari (i) dan (ii) diperoleh,


(det A)(det B) = 3(130) = 390

(iv)

sedangkan dari (iii) dan (iv) diperoleh,


det (AB) = (det A)(det B)
Dalam bab II telah dibicarakan bahwa matrik bujur sangkar yang semua komponen
pada diagonal utamanya 1 dan komponen lainnya nol dinamakan matriks satuan yang diberi
simbol I. Berdasarkan teorema III.3 matriks semacam ini determinannya adalah hasil kali
semua komponen pada diagonal utamanya, jadi det I = 1.
Contoh III.36
Matriks-matriks satuan berikut, determinannya sama dengan satu.
1

I 0

DND

det I

(1)(1)(1) 1

106

det I

(1)(1)(1)(1) 1

Teorema III.7
Sebuah matriks bujursangkar A dapat dibalik (mempunyai invers) jika det A 0
Bukti :
Jika A dapat dibalik maka AA1 = I . Jika kita ambil determinannya, maka
det (AA1 ) = det I = 1

(i)

Menurut teorema III.6,


det (AA1 ) = (det A)(det A1 )

(ii)

Dari (i) dan (ii) diperoleh, (det A)(det A1 ) = 1, dengan demikian det A 0.
Akibat dari teorema III.7, jika A dapat dibalik, maka det A1

1
det A

Bukti :
Dari bukti teorema III.7 diperoleh (det A)(det A1 ) = 1. Karena det A 0, maka
det A1

1
det A

Contoh III.37
Tinjaulah matriksmatris berikut,

B 4

det A = 0 karena kolom pertama dan ketiga matriks A sebanding (kolom pertama dua kali
kolom ketiga), jadi menurut teorema III.7, matriks A tidak dapat dibalik (tidak
mempunyai invers).
det B

( 6)

( 4)

(3)

(6)(6 8) ( 4)(8 12) ( 3)(8 9) 1

Karena det B = 1 0, maka menurut teorema III.7, matriks B dapat dibalik (mempunyai
inver).
Berdasarkan

hubungan

det B 1

1
,
det B

maka

det B 1

1
1
1.
det B 1

Untuk

mengetahui apakah harga determinan B1 ini benar, akan kita hitung B1 dengan cara
OBE, kemudian kita tentukan det B1 dengan cara ekspansi kofaktor.
DND

107

12

O13

O12(-1)

O21(4)
O31(6)

O32(-2)

12

O13(2)

O23(-4)

O12(-1)

O1(-1)

O2(-1)
O3(-1)

Jadi didapatkan
2

12

B 1

det B

12

( 2 )

12

( 2 )

12

( 7)

( 2)( 6) ( 2 )(8 12) ( 7)( 0 3) 1

Jadi benar bahwa det B 1

1
1.
det B

Contoh III.38
Hitunglah determinan invers matriks-matris berikut tanpa harus menghitung inversnya
dahulu.
2

A 1

4
2
4

Jawab :
Untuk menjawab soal ini akan kita gunakan hubungan det A1

1
, karena itu akan
det A

kita cari dulu determinan matriks A dan B dengan menggunakan reduksi baris.
det A

R12

R21(-1)

=
R31(-3)

DND

R32(1)

108

det B

= (1)(2)(1) = 2

R21(-4)

R32(-1)

R24

R42(1)

43

16

R43(43)

(9)

R3(1/9)

(9)

16

R42(5)

(9)

= (9)(1)(1)(1)(16) = 144

Karena det A = 2 dan det B = 144, maka


1
1

det A 2
1
1

.
det B 144

det A 1
det B 1

Dalam bagian C bab ini telah dibicarakan bahwa kofaktor-kofaktor sebuah matriks
dapat dibuat matriks lain yang disebut dengan matriks kofaktor dan transpos matriks
kofaktor ini disebut matriks adjoin. Jadi apabila matriksnya adalah A maka adjointnya
dinyatakan oleh adj A. Dari matriks adjoin ini dapat ditentukan matriks inversnya seperti
yang dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema III.8
Jika A adalah sebuah matriks yang dapat dibalik, maka A 1

1
adj A
det A

Bukti :

a11
a
21
.
.
Tinjau matriks A yang dapat dibalik, A
a
i1
.
.
a
n1

DND

a12
a22
.
.
ai 2
.
.
an 2

.
.

.
.

. a1n
. a 2n

.
.
. ain

.
.
. ann

109

C11
C12

.
Adjoin dari matriks A ini adalah, adj A
.

.
C1n

C21
C22
.
.
.
C2 n

. . . C j1
. . . C j2
.
.
.
. . . C jn

. . . C n1
. . . Cn 2

.
.

.
. . . Cnn

Jika kita kalikan matriks A dengan adj A maka diperoleh,


a11

a12

a 21
.

a22
.

A ( adj A) .
ai1
.

.
a
n1

.
ai 2
.

a1n


a2 n
.

.
ain
.

.
a nn

.
an 2

C11

C21

. . .

C j1

. . .

Cn1

C12
.

C22
.

. . .

Cj2
.

. . .

Cn 2
.

.
C1n

.
C jn

.
Cnn

C2 n

. . .

. . .

Komponen baris pertama kolom pertama dari hasil kali ini adalah,
a11C11 a12C12 . . . a1n C1n
Komponen baris pertama kolom kedua dari hasil kali ini adalah,
a11C21 a12 C22 . . . a1n C2 n
dan seterusnya. Secara umum komponen matriks hasil kali ini, yaitu komponen baris ke i
kolom ke j adalah,
ai1C j1 ai 2 C j 2 . . . ain C jn
()
Jika i = j, maka () merupakan ekspansi kofaktor dari det A sepanjang baris ke i dari
matriks A. Sebaliknya jika i j maka koefisien-koefisien a dan kofaktor-kofaktornya berasal
dari baris-baris matriks A yang berbeda, sehingga nilai dari () sama dengan nol. Karena itu
hasil kali matriks A dengan adj A adalah,
det A

A (adj A)

0
.

det A
.

.
0

.
0

0
.
.

det A

0 1 . . . 0
()
det A . .
. det A( I )
. .
.

0 0 . . . 1
Karena matriks A dapat dibalik, maka det A 0. Jadi persamaan () dapat dituliskan
sebagai,
1
A (adj A) I
det A
DND

110

atau
1

A
adj A I
det A

Jika persamaan terakhir ini dikalikan dengan A1 akan diperoleh,


1

A 1 A
adj A A1I
det A

Karena A1A = I dan A1 I = A1, maka didapatkan,

1
det A adj A A

atau
1
adj A
det A

A1

Untuk memperjelas pembuktiaan di atas, kita ambil matriks 3 x 3 seperti dalam contoh
berikut,
Contoh III.39
Tinjau matriks 3 x 3 berikut,

Kofaktor-kofaktor matriks A ini adalah,


C11 =

C21 =

C31 =

= 8

C12 =

= 5

= 6

C22 =

C32 =

= 7

C13 =

= 5

C23 =

= 1

C33 =

= 12

= 6

= 8

Determinan matriks A adalah (dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang baris


pertama),

det A a11C11 a12 C12 a13C13 (1)(8) (2 )(7 ) (1)(12 ) 34


Matriks kofaktornya adalah,
8

12

Matriks adjoin A adalah,

adj A 7

12

Sekarang kalikan matriks A dengan adj A,


DND

111

A (adj A)

12

(1)(8) ( 2 )( 7 ) (1)(12 )

( 2 )(8) ( 4 )( 7 ) (1)(12 )
( 3)(8) ( 0)( 7 ) ( 2 )(12 )

34

(1)( 4 ) ( 2 )( 5) (1)( 6)

(1)( 6) ( 2 )(1) (1)(8)

( 2 )( 4 ) ( 4 )(5) (1)( 6)

( 2 )( 6) ( 4 )(1) (1)(8)

0 34 0

0
34

( 3)( 6) ( 0)(1) ( 2 )(8)

( 3)( 4 ) ( 0)( 5) ( 2 )( 6)

0
34

0 det A ( I )

Dari hasil perkalian ini diperoleh bahwa A (adj A) = det A (I). Jika ruas kanan dan kiri
dikalikan dengan A1 maka diperoleh hasil seperti bukti di atas yaitu,
1
adj A
det A

A 1

Contoh III.40
Tentukanlah invers matriks A dalam contoh III.39 dengan menggunakan teorema III.8.
Jawab :
Matriks pada contoh III.39 adalah,

Dari contoh III.39 tersebut diperoleh,


det A

adj A 7

12

det A = 34 , dan

Dengan menggunakan hubungan,


A1

1
adj A
det A

diperoleh,

1
7

34
12

4
5
6

34
7

34
5

34
1

34
12

34
6

34

34

34

34

Untuk mengetahui kebenaran harga A1 ini, ujilah sendiri dengan menunjukkan bahwa
AA1 = I seperti yang telah diterangkan dalam bab II.
Contoh III.41
Diketahui matrik A sebagai berikut,

DND

112

a) Tentukanlah kofaktor-kofaktor matriks tersebut


b) Hitunglah det A dengan ekspansi kofaktor sepanjang kolom kedua
c) Tentukanlah adj A
d) Tentukanlah A1 dengan menggunakan hasil dari (b) dan (c)
Jawab :
a) Kofaktor-kofaktor matriks A adalah,
C11

C21

C31

12

C12

C22

12

C32

C13

C23

C32

b) Dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang kolom kedua diperoleh,

det A a12C12 a22C22 a32C32 ( 3)( 8) ( 6)( 2 ) ( 0)(4 ) 12


8

12

c) Matriks kofaktornya adalah,

12

Adjoin matriks A adalah,

12

12

adj A 8

d) Invers matriks A adalah,


12

A 1

1
1
adj A
8
det A
( 12)
6

6
2
3

12

12
2

12
6

12

12

12

12
3
12

12

2
1

3
1

12
4

12

6
1
4

1
1

3
0

Ujilah sendiri kebenaran hasil penentuan A1 ini dengan menunjukkan bahwa A A1 = I.


Dari pembicaraan di atas dapat dilihat bahwa penentuan invers matriks dengan
menggunakan metoda yang dinyatakan dalam teorema III.8, agak sulit untuk matriks
berukuran lebih besar dari 3 x 3. Karena untuk metriks berukuran lebih besar dari 3 x 3 kita
harus menentukan lebih banyak lagi kofaktornya sebelum invers matriksnya dapat
ditentukan. Sebagai contoh, untuk matriks 4 x 4 kita harus menentukan 16 buah
kofaktornya sebelum dapat menentukan inversnya. Karena itu cara reduksi baris atau kolom
lebih mudah untuk digunakan mencari invers matriks yang berukuran lebih besar dari 3 x 3.
Walaupun demikian metoda mencari invers matriks seperti dinyatakan dalam teorema III.8
itu sangat berguna untuk menelaah sifat-sifat invers matriks tanpa harus menghitung
inversnya.
DND

113

Selain dapat digunakan untuk menentukan invers suatu matriks, determinan juga
dapat digunakan untuk memecahkan sistem persamaan linier dengan n bilangan tidak
diketahui dan n persamaan linier. Rumus untuk memecahkan sistem persamaan linier dengan
menggunakan determinan ini dinamakan aturan Cramer seperti yang dinyatakan dalam
teorema berikut.

Teorema III.9 (Aturan Cramer)


Jika AX = B adalah sistem persamaan linier yang terdiri dari n bilangan yang tidak
diketahui dan n persamaan linier dan juga det A 0, maka sistem tersebut
mempunyai pemecahan yang unik yaitu,
det A1
det A2
det An
x1
, x2
, . . . , xn
det A
det A
det A
di mana Aj adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti komponen-komponen
dalam kolom ke-j dari matriks A dengan komponen-komponen dalam matriks B.
Bukti :
Misalkan,
a11

a12

a1n

x1

b1

a21
.

a22
.

. a2 n
.

x2
.

b2
.

a n1

a n2

.
xn

ann

.
bn

Karena det A 0, maka menurut teorema III.7, matriks A mempunyai invers. Dari teorema
II.10 diperoleh bahwa sistem persamaan AX = B mempunyai pemecahan unik yaitu
X A1 B

()

Sedangkan dari teorema III.7 kita peroleh,


A 1

1
adj A
det A

()

Jika kita masukan harga A1 ini ke dalam persamaan () dan jika


C11

C21

Cn1

C1n
.

C2 n
.

.
.

Cn2
.

adj A

.
.
C1n

maka

DND

.
C2 n

.
.

.
Cnn

114

C11

C21

C12
.

C22
.

1
1

X A1 B
adj A B

det A
det A

.
C1n

C11b1 C21b2 .

C12b1 C22b2 .
.
1

det A
.

C1nb1 C2 nb2 .

x1

x2
.
Jadi
.

.
xn

.
.
C2 n

Cn1

. Cn2
.

.

.
. Cnn
.

b1

b2
.

.
bn

C11b1 C21b2 . .

. Cn1bn
det A
C b C b . .

12 1
22 2

. Cn2bn
det A

C b C b . .
. Cnnbn
2n 2
1n 1
det A

b1C11 b2 C21 . . . + bn Cn1

det A
b1C12 b2 C22 . . . bn Cn 2

det A

.
b C b C . . . b C
n nn
1 1n 2 2 n

det A

. Cn1bn

. Cn2bn

. Cnnbn

()

Misalkan
b1

a12

b2
.

a22
.

. a2 n
.

.
bn

A1

maka det A1 b1C11 b2 C21 . . . + bn Cn1


(ekspansi kofaktor sepanjang kolom pertama)

a nn

a11

b1

a12
.

b2
.

. a2 n
.

.
a
n1

.
bn

a n2

A2

dan seterusnya sampai,

DND

a1n

a1n

, maka det A2 b1C21 b2 C22 . . . + bn C2 n


(ekspansi kofaktor sepanjang kolom kedua)

.
.

. ann

115

a11

a12

a21
.

a22
.

. b2
.

An

b1

, maka det A b C b C .
n
1 1n
2 2n

.
. bn

a n1

. . + bn Cnn
(ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-n)

a n2

Selanjutnya masukan detA1, det A2, . . . , det An ke dalam persamaan (), akan
diperoleh,

det A1
det A
det A
2

det
A

x1
x2
.

.
xn

atau x1

det A1
det A2
, x2
,
det A
det A

, xn

det An
det A

.
det A
n

det A

Contoh III.42
Carilah pemecahan sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Komponen-komponen matriks B
Cramer.
2 x1
x2 2 x3 2
x1 10 x2 3x3
5
x1
x2
x 3 3
Jawab :
Dalam bentuk perkalian matriks, sistem persamaan linier ini dapat dituliskan sebagai AX = B
di mana,

10

x1

X x2

x3

Ganti komponen-komponen kolom pertama matrik A dengan komponen-komponen matriks


B, maka akan diperoleh matriks baru yaitu,

A1

10

Ganti komponen-komponen kolom kedua matrik A dengan komponen-komponen matriks


B, maka akan diperoleh matriks baru yaitu,

A2

DND

116

Ganti komponen-komponen kolom ketiga matrik A dengan komponen-komponen matriks


B, maka akan diperoleh matriks baru yaitu,

A3

10

Tentukan determinan matriks-matriks A, A1, A2, dan A3 (akan ditentukan dengan cara
ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama)
2

10

det A

10

( 1)

10

2(10 3) (1)(1 3) 2(1 10) 26 2 22 46


det A1

10

10

( 1)

10

= 2(10 + 3) (1)(5 9) 2(5 30) 26 4 70 92


det A2

= 2(5 9) 2(1 3) 2( 3 5) 8 4 4 0
det A3

10

10

( 1)

10

= 2(30 5) (1)(3 5) 2(1 11) 70 2 22 46


Berdasarkan aturan Cramer, maka pemecahan
sistem persamaan linier di atas adalah,
Komponen-komponen matriks B
x1

det A1 92

2
det A 46

x2

det A2
0

0
det A 46

x3

det A3 46

1
det A
46

Contoh III.43
Pecahkanlah sistem persamaan linier berikut dengan menggunakan aturan Cramer.
x1 2 x2
2 x2
x1

x3

x4 4
x4 2

x2
x3 x4 1
Komponen-komponen matriks B
x2 2 x3 x4 1

Jawab :
Sistem persamaan linier di atas dapat dituliskan dalam bentuk perkalian matriks AX = B di
mana,

DND

117

x1

x2

2
1

x3

x4

Ganti komponen-komponen kolom pertama matriks A dengan komponen-komponen


matriks B. Selanjutnya ganti komponen-komponen kolom kedua dengan komponenkomponen matriks B dan seterusnya sampai kolom keempat. Matriks-matriks baru yang
diperoleh dengan penggantian komponen-komponen kolom A ini adalah,
4

A1

A3

A2

A4

Selanjutnya, hitunglah determinan-determinan matriks A, A1, A2, A3, dan A4 maka akan
diperoleh, (hitung sendiri determinan-determinan ini dengan memakai cara apa saja yang
saudara anggap paling mudah)
1
det A

det A1

det A3

192

384

det A2

det A4

192

Berdasarkan aturan Cramer, maka pemecahan sistem persamaan linier di atas adalah,
x1

det A1 384

2,
det A 192

x2

det A2 192

1
det A 192

x3

det A3
0

0,
det A 192

x4

det A3
0

0
det A 192

I. LATIHAN III.4
1. Buktikanlah bahwa det A = det At untuk matriks-matriks berikut,

DND

118

A 15

10

(i)

3
4

(ii)

2. Hitunglah det(3A) dan det (5A) untuk matriks-matriks pada soal nomor 1.
3. Buktikanlah bahwa det (AB) = (det A)(det B) untuk matriks-matriks berikut,
2

A 3

B 7

1
0

4. Buktikanlah bahwa det (AB) = (det A)(det B) untuk matriks-matriks berikut,


2

5. Tentukanlah apakah matriks-matriks berikut mempunyai invers atau tidak, tanpa harus
menghitung inversnya terlebih dahulu. Jika mempunyai invers hitunglah determinan
inversnya.
(a)

1
4

(d)

A d

(b)

(e)

(c)

2
2

(f)

6. Misalkan det A = 5, di mana

Carilah,
1

(a). det (3A),

(b) det (2A ),

(c) det[(2A) ],

(d)

det b

7. Untuk matriks-matriks di bawah ini, tentukanlah


a) Determinannya,
b) Adjoinnya
c) Matriks inversnya dengan menggunakan hasil dari a dan b.
(i)

14

25

(ii)

15

10

22

8. Untuk matriks-matriks di bawah ini, tentukanlah


DND

(iii)

sin

sin

cos

cos

119

a) Determinannya,
b) Adjoinnya
c) Matriks inversnya dengan menggunakan hasil dari a dan b.
0

(i)

(ii)

15

15

(iii)

9. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan


Cramer.
(i)

(ii)

(iii)

x 3y 2z
72 x 5 y 3z 13 x
y
z
3x
3z 3
x 2y
z 22 x 2 y 3z
2x

y 2 z 1 x

z 0 x

3
1

y 2 z 2

10. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Cramer dan eliminasi Gauss-Jordan. Metoda manakah yang paling singkat
perhitungannya ?.
x
2x

(i)

2 y 3z 8 x
y 4 z 7 3x
y

(ii)

(iii)

y 2z 0 4 x 5y
2
y
z 3
11x
y 2z 3

1 2 x 5y

3z 4

x 5y 2z

11. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Cramer.
(i)

3x
x
x
2 x

y 7z
y 4z
2z
y 4z

9w 4
4w 7
3w 0
6w 6

(ii)
4x
3x
7x
x

y
z
7y
z
3 y 5z

y
z

w
8w
2w

1
3

12. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Cramer dan eliminasi Gauss-Jordan. Metoda manakah yang paling singkat
perhitungannya ?.
(i)
x1 2 x2 x3
3 x1
x3
x1 2 x2
2 x1 4 x2 x3

DND

(ii)
2 x4 22 x1
x2
x3 4 x4 32
5 x4
37 x1 2 x2 9 x3
x4
14
3 x4
13x1
6 x4 5 x1

x2
x3
x4
x2 4 x3 2 x4

11
4

You might also like