Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paleontologi merupakan ilmu yang mempelajari mahkluk hidup purba yang
biasanya dengan mempelajari pula jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman
purba. Secara sempit Paleontologi diartikan sebagai ilmu mengenai fosil sebab jejak
kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Fosil merupakan sisa, jejak, atau bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup
pada masa lampau yang terawetkan maupun tertimbun secara alamiah. Syarat
terbentuknya suatu
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum fieldtrip paleontologi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi geomorfologi daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui kondisi stratigrafi daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui struktur geologi daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui litostratigrafi daerah penelitian.
5. Untuk mengetahui jenis fosil daerah penelitian.
1.4 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum fieldtrip paleontologi adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Alat beserta Kegunaannya
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Alat
Kompas geologi
Palu
Papan clipboard
Kamera
Alat tulis
Busur derajat
Meter Roll
Kegunaan
Sebagai alat untuk orientasi medan
Sebagai alat untuk menyampling batuan
Sebagai alat pengalas saat menulis
Untuk memotret singkapan
Sebagai alat tulis menulis
Sebagai alat bantu dalam orientasi medan
Sebagai alat yang digunakan dalam pengukuran
8.
9.
10.
Pensil warna
Karung
Mistar 30 cm
terukur
Untuk memberikan keterangan warna
Untuk menyimpan sampel batuan dan fosil
Sebagai alat bantu dalam melakukan pengeplotan
titik
Bahan
Hcl 0,1 M
Buku lapangan
Kantong sampel
Kegunaan
Sebagai bahan untuk menguji kandungan karbonat
Sebagai bahan untuk tempat mencatat data lapangan
Untuk menyimpan sampel
Fieldtrip paleontology ini dilaksanakan pada hari Jumat 1 Januari 2016 yang
bertempat di Kelurahan Toronipa Kec. Soropia Kab. Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara. Daerah ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua
ataupun menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh satu sampai dua
jam.
1.6 Peneliti Terdahulu
Peneliti Terdahulu pada daerah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Amstrong F Sompotan.2014. Struktur Geologi Sulawesi
2. Endharto, M dan Surono. 1991. Prelimanary Study Of the Meluhu Cotapleks
Related to Rang Formation In Sulawesi.
3. Hemilton,W. 1979. Tectonic Of the Indonesian Region
4. Sukamto R. 1975. Structural Of Sulawesi In the Light Of Plate Tectonic. Dept.
Of Mineral and Energi.
5. Surono, 2013. Geologi Lengan Tenggara Sulawesi. Badan geologi.
Kementrian Energy dan Sumber Daya Mineral
6. Van Bammelem, 1949. Kondisi Geologi Bagian Tenggara Sulawesi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vertebrata
tersusun oleh kalsium phosfat, serta flora yang tersusun oleh zat-zat organic, maka
perubahan dapat terjadi selama transportasi dan penguburan. Sebagian besar fosil
dijumpai dalam batuan sedimen. Penyebaran dan konsentrasinya sangat bervariasi,
baik vertical maupun horizontal dalam satuan-satuan batuan sedimen (Endarto, 2005).
Berdasarkan ukurannya, fosil dibagi atas beberapa jenis yaitu:
a. Macro Fossil atau fosil besar, macam ini bisa dipelajari tanpa mikroskop.
b. Micro Fossil atau fosil kecil, macam fosil ini hanya dipelajari menggunakan
mikroskop.
c. Nanno Fossil adalah fosil yang sangat halus dan harus dipelajari dengan
mikroskop khusus.
sedimen dengan tekstur yang beraneka ragam, struktur serta fosil. Hal tersebut dapat
memberikan informasi yang penting mengenai lingkungan laut purba, kondisi
paleokologi serta evolusi bentuk dari organisme laut.
Terdapat tiga jenis proses pengubahan yang menyebabkan sedimen karbonat
berubah menjadi batuan karbonat yaitu pertama, litifikasi sedimen karbonat.
Kebanyakan batuan karbonat terbentuk karena proses litifikasi sedimen karbonat.
hanya pada sebagian dari suatu formasi, sehingga hanya meliputi satu atau lebih
stasiun lithostratigrafi yang lebih kecil dari formasi, misalnya anggota atau bahkan
hanya beberapa perlapisan saja.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Geologi Regional
Pulau Sulawesi mempunyai luas sekitar 172.000 km 2 ( Van Bemmelem, 1949)
dikelilingi oleh lautan yang cukup dalam, sebagian besar datarannya dibentuk oleh
pegunungan yang ketinggiannya mencapai 3.440 m ( Gunung Latimojong ). Pulau
Sulawesi berbentuk K dengan empat lengan.
3.1.1 Morfologi Regional
Pulau Sulawesi berbentuk K dengan empat lengan. Lengan Timur
memanjang ke Timur laut- Barat Daya, lengan Utara memanjang ke Barat-Timur
dengan ujungnya membelok kearah Utara-Selatan, lengan tenggara dan lengan utara
membujur ke Utara-Selatan. Setidaknya ada lima satuan morfologi yang dapat
dibedakan dari cipta ifsar dibagian tengah dan ujung selatan lengan tenggara Sulawesi
yakni satuan pegunungan, perbukitan tinggi, perbukitan rendah, dataran rendah dan
karst. Adapun secara umum dari morfologi perbukitan merupakan daratan alluvium
luas yang terdiri atas bukit kecil dengan morfologi yang bergelombang.
Satuan batuan penyusun berupa batuan sedimen klastik mesozoikum dan
tersier. Satuan morfologi dataran rendah dijumpai bagian tengah ujung selatan lengan
tenggara merupakan dataran rendah dengan batuan penyusun terdiri dari batupasir,
kuarsa dan konglomerat. Pada dataran ini mengalir sungai-sungai pada musim hujan
dan pada musim kemarau kering. Hal ini mungkin karena batupasir dan konglomerat
sebagai dasar sungai masih lepas sehingga air dengan mudah marembes masuk
kedalam tanah.
1.1.2
Stratigrafi Regional
Struktur Regional
Tahapan
Persiapan
Tahapan Penelitian
Lapangan
Persuratan
Studi Literatur
Studi Lokasi
Perlengkapan Alat
Pengukuran Terukur
( MS)
Pengamatan Singkapan
Deskripsi Sampel
Pembuatan Laporan
Sementara
-
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Bab IV Hasil dan
Pembahasan
Bab V Penutup
Pembuatan Laporan
Lengkap
Seles
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA