You are on page 1of 27

Pengertian grouting

yang dimaksud dengan grouting disini adalah merupakan pekerjaan masukan


bahan yang masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, dengan cara tekanan,
sehingga bahan tersebut akan mengisi semua retak-retak dan lubang-lubang,
kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras, dan menjadi satu
kesatuan dengan tanah yang ada.
Tujuan dilakukan grouting
1. Untuk memperkuat formasi dari lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan
tanah tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung beban
bangunan yang direncanakan.Seperti sudah dijelaskan di atas tanah selalu
mempunyai lubang-lubang,retak-retak,celah-celah.Rongga ini harus diisi dengan
bahan pengisi yang kuat, sehingga lapisan tanah dibawah rencana bangunan akan
menjadi bagian dari pondasi yang kuat.

2.

Untuk menahan aliran air, misalnya pada bangunan dam, agar air tidak mengalir
melalui bawah bangunan dam.Air yang mengalir di bawah bangunan dam secara
bertahun-tahun akan membawa partikel tanah, yang akan mengakibatkan
terjadinya rongga-rongga di bawah bangunan, dan hal ini dapat membahayakan
kestabilan dam tersebut.grouting pada dam ini biasa disebut Tirai sementasi
( kata dosenku, Pak Soedarsono ) yah, guna tirao sementasi ini untuk
menghambat laju air, sehingga aliran air semakin panjang, karena aliran semakin
panjang maka air akan mengalami kehilangan energi.

3.

Untuk menahan aliran air tanah agar tidak masuk ke dalam suatu kegiatan
bangunan yang sedang berjalan.Bangunan di bawah permukaan tanah apabila
lokasi nya dibawah permukaan air tanah, akan selalu terganggu oleh adanya air
tanah yang masuk dari dinding galian.Namun biasanya masih dapat diatasi dengan

pompa
Pelaksanaan Grouting

Biasanya untuk mendapatkan data dan contoh dari lapisan di bawah tanah dengan
menggunakan core drill, yang dilakukan di tempat bagian dalam tanah yang
direncanakan untuk menerima beban dari bangunan.Ada 2 macam core drill, untuk
diameter yang kecil, dan ada yang untuk diameter yang besar disebut shot
drill.Diameter besar dapat sampai lebih dari 75 cm, sehingga diharapkan masih
dapat masuk, dan melihat formasi dari lapisan tanah, selain juga mendapatkan
tanah dari hasil core drill tersebut.Cara untuk mendapatkan tanah ini untuk
dilaksanakan pada beberapa tempat dengan jumlah tertentu yang ditentukan oleh
ahlinya/foundation engineer.Untuk perkiraan sementara secara kasar, dapat juga
diperkirakan dengan cara memasukkan air dengan tekanan ke dalam lubang bor
tanah, dengan melalui pipa diameter 2 dengan panjang sesuai kebutuhan, yang
tertutup rapat dengan lubang tanahnya, biasanya dengan seal dari karet.Dengan

memasukkan air tersebut, jika laju aliran air berkurang secara cepat dan terjadi
penambahan tekanan airnya ( dilihat pada pressure gauge), ini dapat diartikan
retakan-retakan tanahnya sedikit dan dapat diperbaiki dengan cement grout.Tetapi
jika terjadi sebaliknya dimana laju aliran airnya besar, dengan hanya sedikit atau
tidak ada penambahan tekanan, ini menunjukkan formasi tanah yang poreus, dan
retakan-retakan tanah yang besar.Disini perlu grout dengan jumlah bahan yang
banyak.
Bahan Grout biasanya
1. Campuran semen dan air
2. Campuran semen, abu batu dan air
3. Campuran semen, clay dan air
4. Campuran semen,clay, pasir dan air
5. Asphalt
6. Campuran clay dan air
7. Campuran bahan kimia

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air diinjeksikan
dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya cairan
tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi.
Grouting adalah metode untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos dan penambahan
coran akibat pengecoran tidak sempurna, Mortar fillet ( Pinggulan sudut ) untuk pondasi mesin,
sebagai dudukan mesin ,dudukan bearing pondasi jembatan, pembuatan beton pra cetak,
penutup retak yang besar, tentunya semen Grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik
tidak susut dan dapat mengalir sangat baik, memenuhi persyaratan standar corps of engineering
CDR C-621 dan ASTM C-1107

Grouting pada celah ubin/tile

Teknologi grouting bukanlah barang baru, grouting sudah ada sejak tahun 1800-an dan bahkan
sebelumnya. Grouting awalnya hanya digunakan untuk mengontrol aliran air, tetapi sekarang
telah meluas dan aplikasinya tidak terbatas, diantaranya adalah digunakan untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.

Mengurangi aliran atau rembesan air


Meningkatkan daya dukung tanah/batuan
Pemadatan (mengisi rongga dan celah/rekahan pada tanah/batuan), dan
Memperbaiki kerusakan struktur.
Menurut James Warner (2005), tipe tipe sementasi (grouting) berdasarkan tujuannya dapat
dibedakan menjadi enam (6) jenis, yaitu:
Sementasi penembusan (permeation grouting)
Sementasi pemadatan (compaction grouting)
Sementasi rekahan (fracture/claquage grouting)
Sementasi campuran/jet (mixing/jet grouting)
Sementasi isi (fill grouting) dan
Sementasi vakum (vacuum grouting)
Sedangkan menurut Soedibyo (1993), tipe sementasi (grouting) berdasarkan bahan yang
digunakan ada 3 tipe, yaitu:
Injeksi bahan kimia
Injeksi sistem Soletanche dan
Injeksi dengan semen.

Campuran Grouting (Bahan Grout)


Bahan grouting yang digunakan dalam pekerjaan grouting dapat berupa material suspense dan
atau kimiawi. Material suspensi yang umum dipakai adalah semen dan bila perlu dipakai bahan
tambahan berupa bentonit atau bahan sejenis. Air sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai
pencampur semen, harus bebas dari kandungan lumpur, bahan organik dan unsur lain yang

dapat mengakibatkan penurunan kualitas campuran. Sedangkan bahan semen yang digunakan
adalah Portland Cement (PC), tipe I yang tidak mengandung bahan lain dan memenuhi syarat
yang ditentukan dalam SII - 3 - 1981.
Perbandingan bahan grout untuk cement milk, ditentukan berdasarkan tujuan dari grouting
tersebut dan kondisi batuan yang juga akan berubah menurut besarnya penyerapan grouting.
Perbandingan campuran semen yang sering dipakai untuk pekerjaan grouting ini adalah C : W =
1 : 10 sampai 1 : 1. Untuk retakan yang relatif besar dipakai C : B= 1 : 0,5, dan bahkan kadang kadang dipakai mortar (campuran semen dan pasir).
Pada umumnya proporsi campuran dimulai dari C : W = 1 : 10 atau 1 : 8. Apabila grouting
memperlihatkan penyerapan grout yang lebih besar dari 30 liter per menit dan berlangsung
selama 20 menit maka campuran dikentalkan secara berangsur. Namun sebaliknya apabila
tekanan ijneksi naik tiba - tiba atau jumlah volume grout masuk turun sangat banyak maka
campuran diubah menjadi lebih encer.

Grouting Semen
Grouting semen adalah grouting semen yang merupakan campuran antara air dan semen
dengan perbandingan C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Perubahan dari campuran semen dan air ini
sangat tergantung kepada permeabilitas batuan dan kondisi batuannya sendiri.
Pada grouting semen ini kadang kala dilakukan tambahan bahan grout berupa tanah lempung
atau pasir halus yang dilakukan sesuai dengan kondisi batuan yang menempati lokasi rencana
bendungan (apabila membangun bendungan). Informasi sifat fisik dan teknik dari tanah / batuan
mempunyai arti yang sangat penting yang perlu diketahui terutama bila grouting akan
dipertimbangkan sebagai bagian dari perbaikan pondasi bendungan atau dari penggalian
terowongan.
Penentuan permeabilitas dan porositas tanah akan dapat membantu dimana permeabilitas akan
mengontrol kemampuan grouting dan jenis bahan grout yang akan digunakan. Sedangkan
porositas tanah menentukan jumlah bahan grout yang diperlukan dan hal ini akan berkaitan
dengan besarnya biaya pekerjaan.

Grouting Kimia

Secara umum grouting semen tidak dapat dilakukan pada tanah dengan koefisien permeabilitas
lebih kecil dari 0,1 cm/detik (10^-1 cm/detik) dan grouting lempung tidak bisa dilakukan pada
tanah dengan k < 0,01 cm/detik (10^-2 cm/detik) dan bahan groutnya berupa campuran semen
dan air.

Grouting kimia adalah grouting yang dilakukan dengan campuran bahan kimia dan air atau
cairan bahan kimia dengan bahan kimia lainnya. Grouting kimia ini umumnya digunakan untuk
mengisi retakan yang halus atau butiran batuan yang halus yang dimaksudkan untuk
memperkecil koefisien permeabilitas dan meningkatkan kuat tekan dari batuan atau bagian
bangunan yang di grout.

Pada tanah dengan k > 0,01 cm/detik (10^-2 cm/detik) cairan grout harus mempunyai viskositas
sebesar 10 centipois atau lebih tanpa kesulitan, kecuali grouting ini dilakukan dekat permukaan
dengan tekanan grout yang digunakan rendah. Grouting kimia dapat dilakukan pada tanah
dengan k sampai 0,00001 cm/detik (10^-5 cm/detik) dan hasilnya cukup memuaskan (Federal
Highway Administration,1976).
Secara umum grouting kimia ini dikenal beberapa sistem yaitu :
Sistem silikat, sistem ini menggrouting lapisan pasir dengan larutan natrium silikat yang
mempunyai koefisien permeabilitasnya lebih kurang 5 x 10-4 cm/detik atau lebih besar. Grouting
dengan bahan grout dari silikat ini dapat melakukan penetrasi pada tanah pasir halus dengan
ukuran butirnya berkisar antara 100 - 70 mikron dan pasir yang mempunyai permeabilitas lebih
kecil dari 10-4 cm/detik.
2.
Sistem acrylamide, sistem ini dapat dilakukan pada tanah dengankoefisien permeabilitas
dari 10-5cm/detik atau lebih besar. Acrylamide ini viskositasnya berkisar antara 1,50 centipois
atau sama dengan viskositas air sehingga acrylamide ini mudah dipenetrasikan ke dalam lapisan
pasir halus. Untuk lebih baiknya dalam memanfaatkan acrylamide ini sebaiknya larutan
acrylamideini mempunyai pH antara 7 - 11. Cairan acrylamide ini beracun dan dapat menembus
kulit.
3.
Bahan grout kimia lainnya adalah berupa Lignochromes, Resin, Foams dan Isosyanate
tetapi cairan ini sangat beracun.
1.

Perbandingan Metoda Stabilisasi Tanah Dengan Grouting Dan Kemampuan Penetrasi Relatif
Bahan Kimia

Grouting : Overview
Pengertian Grouting

Secara umum, grouting adalah pekerjaan yang dapat bersifat struktural a


definisinya adalah :
a. grouting struktural :

penempatan material grouting untuk mengisi celah antar elemen


antar elemen struktur precast, alas pondasi mesin, pemasangan an

injeksi material grouting untuk stabilisasi struktur massa, misal :

injeksi material grouting untuk perkuatan atau perbaikan kerusak


pondasi, balok, kolom, dinding, dsb

injeksi material grouting untuk mengisi celah pada batuan dan sta

b. grouting non-struktural :

penempatan material grouting untuk pemasangan dan pengisian/p


struktural,
misal : antar pasangan keramik, dsb

pengisian celah dan rongga serta pelapisan permukaan pada elem


kepentingan estetika/finishing

Pada dasarnya grouting adalah merupakan aktifitas pengisian celah, deng

injeksi material grouting, dengan menggunakan tekanan

penuangan material grouting, dengan mengalirkan material grout

penyapuan adukan grouting, dengan pemasangan pasta grouting


celah dangkal atau lubang kecil di permukaan atau antar elemen

cara penanggulan longsor

1. Mengubah Geometri Kelerengan (Bahasa Gaulnya kita buat Landai saja)


Perubahan geometri lereng ini pada prisnsipnya bertujuan untuk mengurangi gaya pendorong dari
masa tanah atau gaya-gaya yang menggerakan yang menyebabkan gerakan lereng. Perbaikan
dengan perubahan geometri lereng ini meliputi pelandaian kemiringan lereng dan pembuatan traptrap/bangku/teras
(benching)
dengan
perhitungan
yang
tepat
2. Mengendalikan Aliran Air Permukaan
Air merupakan salah satu faktor penyumbang ketidakmantapan lereng, karena akn meninggikan
tekanan air pori. Pengendalian air ini dapat dilakukan dengan cara sistem pengaturan drainase
lereng baik dengan drainase permukaan maupun bawah permukaan (Hardiyatmo. C. H., 2006).

Pemilihan metode ini cocok digunakan dalam upaya pencegahan tetapi jika pada sebelumnya telah
terjadi gerakantanah maka diperlukan beberapa metode penanggulangan sebagai pendukung.
3. Penanaman Pohon Dilajur Rawan Longsor
Tumbuhan dapat digunakan untuk mengontrol erosi pada tanah yang tidak stabil. Metode
penanaman ini bertujuan untuk melindungi lereng, karena akar-akar pohon akan menyerap air dan
mencegah air berinfiltrasi ke dalam zona tanah tidak stabil. Akar-akaran dalam kelompoknya
membentuk rakit yang menahan partikel tanah tetap di tempatnya. Dalam kondisi demikian
umunua akar-akar tumbuhan menambah kuat geser tanah (Hardiyatmo. C. H., 2006).
4. Sementasi (Bahasa Gaulnya Kita campur saja dengan Semen)
Menurut Dwiyanto (2005), grouting merupakan metode untuk memperkuat tanah/batuan atau
memperkecil permeabilitas tanah/batuan dengan cara menyuntikkan pasta semen atau bahan
kimia ke dalam lapisan tanah/batuan.
Grouting merupakan suatu proses pemasukan suatu cairan dengan tekanan kedalam rongga atau
pori rekahan dan kekar pada batuan yang dalam waktu tertentu cairan tersebut akan menjadi
padat dan keras secara fisika maupun kimiawi, dengan tujuan untuk menurunkan permeabilitas,
meningkatkan kuat geser, mengurangi kompresibilitas, mengurangi potensi erosi internal terutama
pada pondasi alluvial.
Grouting adalah penyuntikan bahan semi kental (slurry material) ke dalam material tanah/batuan
dengan bertekanan dan melalui lubang bor spesial, dengan tujuan menutup diskontinuitas terbuka
rongga-rongga dan lubang- lubang pada lapisan/strata yang dituju (Pangesti, 2005)
5. Betonisasi
Ya cara ampuh cuman ndikit mahal dari Grouting yaitu dengan cara pembetonan namun cara ini
hanya bersifat sementara karena hanya menguatkan komposisi tanah luarnya saja sedangkan
dalamnya sama saja jadi bersifat sementara saja.

Metode Grouting Untuk Penguatan Pondasi Tanah

Grouting merupakan suatu metode atau teknik yang


dilakukan untuk memperbaiki keadaan bawah tanah
dengan cara memasukkan bahan yang masih dalam
keadaan cair, dengan cara tekanan, sehingga bahan
tersebut akan mengisi semua retakan-retakan dan lubanglubang yang ada di bawah permukaan tanah, kemudian
setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras, dan
menjadi satu kesatuan dengan tanah yang ada sehingga
kestabilan suatu permukaan tanah akan tetap terjaga.
Grouting juga dapat diartikan sebagai metode penyuntikan
bahan semi kental (slurry material) ke dalam tanah atau
batuan melalui lubang bor, dengan tujuan menutup
diskontruksi terbuka, rongga-rongga dan lubang-lubang
pada lapisan yang dituju untuk meningkatkan kekuatan
tanah (Dwiyanto, 2005). Sedangkan bahan-bahan yang
biasanya dijadikan sebagai material pengisi pada grouting
diantaranya campuran semen dan air; campuran semen,
abu batu dan air; campuran semen, clay dan air; campuran
semen, clay, pasir dan air; asphalt; campuran clay dan air
dan campuran bahan kimia.
Menurut Pangesti (2005), fungsi grouting di dalam tanah
atau batuan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Penetrasi atau Penembusan (permeation/penetration)
Grouting mengalir ke dalam rongga tanah dan lapisan tipis
batuan dengan pengaruh minimum terhadap struktur asli.

b. Kompaksi atau Pemadatan (compaction/controlled


displacement)
Material grouting dengan konsistensi sangat kental
dipompakan ke dalam tanah sehingga mendorong dan
memadatkan.
c. Rekah Hidrolik (hydraulic fracturing)
Apabila tekanan grouting lebih besar dari kuat tarik batuan
atau tanah yang di grouting, akhirnya material pecah dan
grouting dengan cepat menembus zona rekahan

Manfaat dari suatu pekerjaan grouting antara lain adalah


sebagai berikut (Dwiyanto, 2005):
a. Menahan aliran air dan mengurangi rembesan
b. Menguatkan tanah dan batuan
c. Mengisi rongga dan celah pada tanah dan batuan
sehingga menjadi padat
d. Memperbaiki kerusakan struktur
e. Meningkatkan kemampuan anchor dan tiang pancang

f. Menghindarkan dari material fluida yang dapat merusak


tanah atau batuan

Pelaksanaan grouting
Pelaksanaan grouting meliputi penentuan
titik grouting, uji permebilitas, pemboran
dan grouting (Dwiyanto, 2005). Berikut ini adalah uraian
secara singkat mengenai tahap pelaksanaan grouting:
a. Penentuan titik grouting
Penentuan titik grouting berpatokan pada stasiun-stasiun
yang ditentukan di lapangan melalui penyelidikan oleh
tenaga ahli. Jarak tiap-tiap titik grouting disesuaikan
dengan kebutuhan.
b. Pemboran
Pelubangan titik grouting dilakukan dengan cara di bor.
Dalamgrouting ada 2 macam pemboran, yaitu pemboran
dengan pengambilan core dan pemboran tanpa core.
Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk
pemboran coring dan 46 mm untuk pemboran non coring.
Khusus untuk permboran dengan coring diperlukan mesin
dengan penggerak hidrolik agar kualitas core yang
dihasilkan lebih bagus.
c. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon

Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeon


pada tahun 1933, yang bertujuan untuk mengetahui nilai
lugeon (Lu) dari deformasi batuan. Nilai lugeon adalah
suatu angka yang menunjukkan berapa liter air yang bisa
merembes ke dalam formasi batuan sepanjang satu meter
selama periode satu menit, dengan menggunakan tekanan
standar 10 Bars atau sekitar 10 kg/cm2. Angka ini hampir
sama dengan koefisien kelulusan air sebesar 1 x 10 5

cm/detik. Nilai lugeon dapat memberikan informasi

mengenai sifat aliran dalam batuan dan sifat batuan itu


sendiri terhadap aliran air yang melaluinya.
Metode pengujiannya adalah dengan cara memasukkan air
bertekanan ke dalam lubang bor, menggunakan peralatan
yang disebut rubber packer, yang digunakan untuk
menyumbat lubang bor. Peralatan lain yang digunakan
dalam uji permeabilitas antara lain:
Waterflow Meter untuk mengetahui debit air
Stop Watch untuk menentukan waktu rembesan
Pressure Gauge untuk mengetahui tekanan air
Water Pump untuk memompa air
Untuk pengujian dengan tekanan kurang dari 10 kg/cm 2,
dibuat ekstrapolasi sehingga bentuk persamaannya
menjadi:
Lu= 10Q/PL

Keterangan:
Lu = Lugeon unit (l/mnt/m)
Q = debit aliran yang masuk (l/mnt)
P = tekanan total (Po+Pi) (kg/cm2)
L = panjang lubang yang di uji (m)
d. Grouting
Tahap pekerjaan grouting dilakukan dengan cara
menyuntikkan bahan semi kental (slurry material) ke dalam
tanah atau batuan melalui lubang bor. Komponen utama
peralatan grouting adalah grout mixerdan grout pump.
1.Grout Mixer
Grout mixer adalah mesin pencampur material yang akan
disuntikkan ke dalam tanah atau batuan. Umumnya grout
mixer mempunyai kapasitas mencampur (batching)
sebesar 200 liter/batch.
2. Grouting Pump
Grouting pump berperan untuk memompa air maupun
campurangrouting. Kapasitas pemompaan minimum 100
liter/menit pada tekanan pompa 6 kg/cm 2 dan mampu
mencapai tekanan hingga 20 kg/cm2.
Tipe-Tipe Grouting dan Kegunaannya

Menurut Warner (2005), grouting dapat dibedakan menjadi


6 tipe, yaitu:
a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting)
Grouting penembusan (permeation grouting) disebut
juga groutingpenetrasi (penetration grouting), yang
meliputi pengisian retakan, rekahan atau kerusakan pada
batuan, rongga pada sistem pori-pori tanah serta media
porous lainnya. Tujuan grouting penembusan adalah untuk
mengisi ruang pori (rongga), tanpa merubah formasi serta
konfigurasi maupun volume rongga. Grouting jenis ini
dapat dilakukan untuk tujuan penguatan formasi,
menghentikan aliran air yang melaluinya, maupun
kombinasi keduanya. Grouting penembusan dapat
meningkatkan kohesi tanah.
b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting)
Grouting pemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi
materialgrouting sangat kaku (stif) pada tekanan tinggi ke
dalam tanah.Grouting pemadatan merupakan mekanisme
perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan daya
dukung tanah. Karena volume struktur pori tanah
berkurang, maka permeabilitasnya juga akan berkurang.
Meskipun begitu, grouting pemadatan tidak dapat
sepenuhnya mencegah terjadinya
rembesan. Grouting pemadatan mampu meningkatkan
beban tanah untuk mengompakkan atau memadatkannya.
c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting)

Grouting rekahan dilakukan pada rekahan hidrolik yang


terdapat pada tanah dengan fluida suspensi atau
material grouting slurry, untuk menghasilkan hubungan
antar lensa grouting dan memberikan penguatan
kembali (reinforcement). Umumnya grouting rekahan
digunakan pada tanah dengan permeabilitas
rendah. Groutingrekahan dapat dilakukan pada beberapa
jenis tanah dan kedalam, terutama sangat baik pada
material lempung.
d. Sementasi Campuran/ Jet (Mixing/ Jet Grouting)
Grouting jet dilakukan dengan cara mengikis tanah
menggunakan jet bertekanan tinggi dan injeksi serentak
ke dalam tanah yang terganggu dengan jet
monitor. Grouting tipe ini juga dapat digunakan untuk
melakukan penyemenan di sekeliling tiang atau pondasi.
e. Sementasi Isi (Fill Grouting)
Semua rongga yang dihasilkan secara alami maupun
buatan, kadang-kadang membutuhkan suatu pengisian
atau penutupan. Pada jaman dahulu, pengisian dilakukan
menggunakan peralatan yang sama dengan
alat grouting tipe lainnya. Saat ini, grouting isi dilakukan
menggunakan peralatan khusus dengan
campuran concreteatau mortar.
f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting)

Umumnya pekerjaan grouting dilakukan dengan cara


mendorong material grouting ke dalam formasi dengan
tekanan tinggi. Akan tetapi, pada kondisi tertentu hasilnya
tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakum digunakan untuk
menyedot material grouting masuk ke dalam bagian yang
mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut harus diisolasi
dari tekanan barometrik terlebih dahulu, sehingga dengan
kondisi yang vakum, material grouting akan tersedot dan
tertarik ke dalam kerusakan tersebut. (GV)

You might also like