Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO B BLOK 15
Dosen Pembimbing
04011381419152
04011381419154
Devi Kartikasari
04011381419156
04011381419169
M. Prima CakraRandana
04011381419170
Muhammad AlifPrizarky
04011381419173
AnnisaMuthiaHaryani
04011381419175
Muhammad Hassanain
04011381419180
Muhammad AndikaGinting04011381419187
N.P. Ayu Oka Shinta
04011381419188
04011381419218
04011381419222
04011381419223
Noelene Shamala
04011381419227
Skenario
Mr. Manaf, a-57 year-old man, an accountant, comes to MH hospital because of shortness of
breath since 3 hours ago. In the last 3 weeks he became easily tired in daily activities. He
also had night cough, nausea, and lost of appetite. Seven months ago he was hospitalized
due to chest discomfort.
Past medical history: treated hypertension, heavy smoker, rarely exercised
Family history: no history of premature coronary disease
Physical Exam:
Orthopneu, height 167 c, body weight 79 kg, BP 180/110 mmHg, HR 122 x/min irregular,
unequal, RR 32 x/min.
Pallor, JVP (5+0) cmH20, rales (+), wheezing (+), liver: palpable 2 fingers below the costal
arch, and minimal ankle edema
Laboratory results:
Hemoglobin: 12,8 g/dl, WBC: 8.500/mm3, Diff. count: 0/2/10/60/22/6, ESR 20/hour,
Platelet: 225.000/mm3.
Total cholesterol 325 mg/dl, LDL 215 mg/dl, HDL 35 mg, triglyceride 210 mg/dl, blood
glucose : 110 mg/dl.
Urinalysis: normal findings.
SGOT 55 U/L, SGPT 45 U/L, CK NAC 92 U/L, CK MB 14 U/L, Troponin I: 0,1 ng/ml.
Additional exams:
ECG: atrial fibrillation, LAD, HR 120 x/min, QS pattern V1-V4, LV strain
Chest X-ray: CTR > 50%, shoe-shaped cardiac, Kerleys line (+), signs of cephalization
I.
Klarifikasi Istilah
1. Orthopneu
2. Kerleys line
3. Sign of cephalization
4. Wheezing
5. LAD
6. Atrial Fibrilation
II.
Identifikasi Masalah
2
1. Mr. Manaf, a-57 year-old man, an accountant, comes to MH hospital because of shortness
of breath since 3 hours ago. (***)
2. In the last 3 weeks he became easily tired in daily activities. He also had night cough,
nausea, and lost of appetite. Seven months ago he was hospitalized due to chest
discomfort. (**)
3. Past medical history: treated hypertension, heavy smoker, rarely exercised (*)
4. Physical Exam:(**)
Orthopneu, height 167 c, body weight 79 kg, BP 180/110 mmHg, HR 122 x/min
irregular, unequal, RR 32 x/min.
Pallor, JVP (5+0) cmH20, rales (+), wheezing (+), liver: palpable 2 fingers below the
costal arch, and minimal ankle edema
5. Laboratory results:(*)
Hemoglobin: 12,8 g/dl, WBC: 8.500/mm3, Diff. count: 0/2/10/60/22/6, ESR 20/hour,
Platelet: 225.000/mm3.
Total cholesterol 325 mg/dl, LDL 215 mg/dl, HDL 35 mg, triglyceride 210 mg/dl, blood
glucose : 110 mg/dl.
Urinalysis: normal findings.
SGOT 55 U/L, SGPT 45 U/L, CK NAC 92 U/L, CK MB 14 U/L, Troponin I: 0,1 ng/ml.
6. Additional exams:(*)
ECG: atrial fibrillation, LAD, HR 120 x/min, QS pattern V1-V4, LV strain
Chest X-ray: CTR > 50%, shoe-shaped cardiac, Kerleys line (+), signs of cephalization
III.
Analisis Masalah
1. Mr. Manaf, a-57 year-old man, an accountant, comes to MH hospital because of shortness
of breath since 3 hours ago.
a. Bagaimana anatomi organ yang terlibat dalam kasus?
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2
ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke
berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran
sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus
oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk
mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.
Untuk mejaminkelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.Otot
jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung
manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan
rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf. Terdapat beberapa
bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam makalah ini, diantaranya
yaitu :
Bentuk Serta Ukuran Jantung.
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk
oleh organ- organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
3
ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar8-9
cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425
gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak
100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa2000galon darah atau
setara dengan 7.571 liter darah.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas
processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars
cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal
berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral
sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II
sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5,
kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis. Selaput yang membungkus jantung
disebut perikardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam
cavumpericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada
gesekan antara perikardium dan epikardium.Epikardium adalah lapisan paling
luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan
ini adalah lapisan yang paling tebal.Lapisan terakhir adalahlapisanendokardium.
Lokasi Jantung
Di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam rongga Thorax.
Tepat di belakang dada (sternum).
Kurang lebih 2/3 bagian terletak di sebelah kiri dari garis tengah.
Fungsi : sebagai pompa ganda agar terjadi aliran dalam pembuluh darah
yang disebabkan adanya pergantian antara kontraksi (sistolik) dan relaksasi
(diastolik).
Ukuran : 250-350 gram (kira-kira sebesar kepalan tangan)
Lapisan Jantung :
Lapisan Pericardium (Luar).
Lapisan Miocardium (Tengah).
Lapisan Endocardium (Dalam).
Pericardium :
1. Fibrous pericardium
2. Serous pericardium
- parietal pericardium.
- Visceral pericardium (or epicardium).
5
Katup-Katup Jantung Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang
memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan
ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/
bikuspid.Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan
tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
1) Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan
6
2) KatupPulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang
terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel
kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteripulmonalis.
3) Katup bicuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri..Seperti katup trikuspid, katup bikuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel.Katup bikuspid terdiri dari dua
daun katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi
sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah
masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
Otot Jantung
Atrium dan ventrikel dilapisi oleh serat otot yang berlapis-lapis.Lapisan otot pada
ventrikel lebih tebal dibandingkan dengan lapisan otot di atrium, dengan alasan
agar ventrikel dapat memompakan darah lebih kuat ke paru-paru dan perifer
(seluruh tubuh).Serat otot jantung terbentuk seperti kisi-kisi, dengan serat yang
memisah dan bergabung kembali kemudian menyebar kembali.Sel-sel otot
jantung dipisahkan oleh suatu membran sel yaitu diskus interkalatus.Setiap diskus
interkalatus membrannya saling berfusi sehingga membentuk gap junction yang
permeable dan memungkinkan untuk difusi ion-ion secara cepat sehingga
potensial aksi akan menyebar ke seluruh jantung, dari satu sel ke sel lain. Otot
jantung merupakan suatu sinsitium yang membentuk dinding dari chamber
jantung, terdiri atas 2 sinsitium; sinsitium atrium dan sinsitium
ventrikel.Pembagian sinsitium ini berhubungan dengan efektivitas pompa jantung
karena memberikan kesempatan kepada atrium untuk berkontraksi sebelum
ventrikel melakukan kontraksi.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa yang mengelilingi lubang
katup atrioventrikular.Potensial aksi tidak dihantarkan dari sinsitium atrium
8
10
Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung fibrosa
yang memisahkan atrium dari ventrikel.Normalnya, nodus AV-berkas His adalah
satu-satunya rute penyebaran impuls dari atrium ke ventrikel dan biasanya hanya
dalam arah anterior-yaitu dari atrium ke ventrikel.Berkas His berjalan ke bawah di
sisi kanan septum interventrikularis sekitar 1 cm dan kemudian bercabang
menjadi serabut berkas kanan dan kiri.Serabut berkas kiri berjalan secara vertikal
melalui septum interventrikularis dan kemudian bercabang menjadi bagian
anterior dan bagian posterior yang lebih tebal.Berkas serabut kanan dan kiri
kemudian menjadi serabut Purkinje.
Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan cepat sekali.Serabut ini
berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap penyebaran
hantaran.Serabut Purkinje juga memiliki potensial aksi yang dicirikan dengan
ledakan cepat pada fase nol yang berkaitan dengan kecepatan hantaran yang
cepat.Yang terakhir, serabut Purkinje mengandung taut selisih dalam konsentrasi
besar yang disesuaikan secara maksimal, sehingga menyebabkan hantaran impuls
yang cepat. Waktu hantaran melalui sistem Purkinje 150 kali lebih cepat
dibandingkan dengan hantaran melalui nodus AV
Penyebaran hantaran melalui serabut Purkinje dimulai dari permukaan
endokardium
jantung
sebelum
berjalan
ke
sepertiga
jalur
menuju
kemudian
berlanjut
menyebar
dengan
cepat
ke
bila menahan nafas atau sisi dada yang sakit digerakan.Nyeri berasal dari
dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar, diafragma,
mediastinum dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan
oleh : - Difusi pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang
subdiafragmatik ; pneumotoraks dan penumomediastinum.
2. Nyeri dada non pleuritik
Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat
menyebar ke tempat lain. Paling sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.
1. Kardial
a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri
substernal yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian
dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga
dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid
dengan atau tanpa nyeri dada substernal. Nyeri disebabkan karena
saraf eferan viseral akan terangsang selama iekemik miokard, akan
tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal
sari miokard. Karena rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4
yang juga merupakan jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem
somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan miokard
tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pada penyakit jantung
koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena adanya
penyempitan pembuluh darah koroner. Ada 3 sindrom iskemik yaitu:
Angina stabil (Angina klasik, Angina of Effort) : Serangan nyeri
dada khas yang timbul waktu bekerja. Berlangsung hanya
beberapa menit dan menghilang dengan nitrogliserin atau
istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara yang
dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
Angina tak stabil (Angina preinfark, Insufisiensi koroner akut) :
Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali
mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul waktu istirahat atau saat
kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
Infark miokard : Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 2030 menit dapat menyebabkan infark miokard. Nyeri dada
berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang.
Berbeda dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada
hubungannya dengan aktivitas fisik dan bila tidak diobati
berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga penderita
mengeluh dispea, palpitasi dan berkeringat. Diagnosa ditegakan
berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa enzym jantung.
b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau
substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama. Adanya
13
2.
3.
4.
5.
6.
14
Pada pasien gagal jantung, orthopneu merupakan gejala yang sering terjadi.
Pada posisi berbaring terlentang, aliran balik vena sistemik ke jantung kanan
akan meningkat sehingga aliran darah ke paru juga meningkat. Akibat dari hal
ini ialah timbulnya rasa sesak.Rasa sesak ini dapat dikurangi dengan merubah
posisi tidur dengan posisi Fowler (kepala terangkat beberapa
derajat).Biasanya dilakukan dengan meninggikan bantal saat tidur.
Pemberian posisi semi-fowler (baca dibawah) akan mengakibatkan
peningkatan aliran balik ke jantung tidak terjadi secara cepat. Aliran balik
yang lambat maka peningkatan jumlah cairan yang masuk ke paru berkurang,
sehingga udara di alveoli mampu mengabsorbsi oksigen atmosfer.Pengaturan
posisi tidur dengan meninggikan punggung bahu dan kepala memungkinkan
rongga dada dapat berkembang secara luas dan pengembangan paru
meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan asupan oksigen membaik sehingga
proses respirasi kembali normal.
Untuk memfasilitasi pernafasan dan mengurangi dyspnea. Karena diafragma
yang bisa mendatar, pengembagan dada maksimal dan resiko kongesti paru
berkurang.
16
Tambahan:
17
o Fowlers position
Pada posisi ini pasien tidur
dalam posisi duduk penuh.hal
ini dilakukan pengembangan
dada dan ventilasi lebih baik.
o Semi fowlers position
Pada posisi ini pasien tidur
dalam posisi duduk sekitar 300.
Posisi
ini
memungkinkan
terjadinya pengembangan paru
dan menurunkan tekanan pada
otot abdomen.
o Orthopnoeis position
Pada
posisi
ini
pasien
meletakkan tangan
di atas
meja di sisi tempat tidur.
Keterkaitan antar keluhan tersebut
adalah keluhan-keluhan tersebut adalah gejala dari penyakit yang sama, yaitu
Gagal Jantung Kongestif yang disebabkan Infark Miokard.
zat-zat kimia ini akan merusak arteri. Para perokok juga membuat mereka
yang ikut menghirup asapnya beresiko mengalami masalah pada
jantung.Penelitian menyingkapkan bahwa orang-orang yang tidak merokok
yang tinggal dengan para perokok memiliki tambahan resiko serangan
jantung.Oleh karena itu, dengan berhenti merokok seseorang dapat
mengurangi resikonya sendiri dan bahkan dapat menyelamatkan kehidupan
orang-orang tercinta yang tidak merokok.
21
d.
Berapa
batang
rokok yang
dikonsumsi
oleh
seorang
heavy
smoker?
Jumlah
rokok yang
dihisap
dapat dalam
satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok
yaitu :
1.
Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10
batang per hari.
2.
Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 20 batang
per hari.
3.
Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang
per hari (Bustan,M.N., 2000). Bila sebatang rokok dihabiskan dalam
sepuluh kali hisapan asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok
sejumlah 20 batang (satu bungkus) per hari akan mengalami 70.000
hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya
bagi kesehatan bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya
22
akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang
ditimbulkan (Mangku S., 1997).
e. Bagaimana dampak negatif dari merokok?
Di dalam rokok mengandung nikotin, zat yang menyebabkan terjadinya disfungsi
endotel, ketika terjadi disfungsi endotel maka kolestrol akan masuk ke dalam
tunika intima, yang pada akhirnya akan menimbulkan terjadinya plak. Suatu
ketika apabila plak ruptur, maka akan terjadi kaskade pembekuan darah sehingga
akan terbentuklah trombus. Trombus ini dapat menyebabkan sumbatan, sehingga
aliran darah yang mencapai jantung akan berkurang, akibatnya jantung
mengalami iskemia dan jika dalam waktu lama akhirnya menjadi infark. Ketika
terjadi infark, jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik, sehingga curah
jantung pun akan menurun. Terjadi beberapa mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan curah jantung, namun pada akhirnya terjadi dekompensasi dan
kegagalan jantung. Pada awalnya yang terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi
lama kelamaan jantung kanan juga mengalami kegagalan, sehingga terjadi
manifestasi klinis.
4. Physical Exam:
Orthopneu, height 167 c, body weight 79 kg, BP 180/110 mmHg, HR 122 x/min
irregular, unequal, RR 32 x/min.
Pallor, JVP (5+0) cmH20, rales (+), wheezing (+), liver: palpable 2 fingers below the
costal arch, and minimal ankle edema
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitasnya?
No
.
1.
Generalexamination:
Orthopnoe
height 167 cm, weight
79 kg
BMI: 28,33
BP 180/110 mmHg
HR 122 bpm
Nilai Normal
Interpretasi
(-)
Tidak normal
18,5-22,9
Obesitas Tingkat II
120/80 mmHg
60-100 bpm
Hipertensi Stage II
Takikardi
23
2.
3.
4.
5.
60-100 bpm
Regular, equal
12-20 x/m
Takikardi
Tidak pucat
Tidak normal
<5-2>
Tinggi
(-)
Tidak Normal
wheezing (+)
Abdomen:
liver is palpable 2
fingers below the costal
arch
Extremities:
minimal ankle edema
(-)
Tidak Normal
(-)
Tidak Normal
(-)
Tidak Normal
Takipnea
Orthopneu
Saat berbaring (posisi paru-paru lebih rendah dibandingkan pada saat posisi tegak)
redistribusi cairan dari sirkulasi viscera dan extermitas inferior ke sirkulasi
utama menambah aliran balik pembuluh darah dan meningkatkan tekanan
kapiler paru-paru sesak (orthopnoe)
RR = (Dyspnea) 32x/m
Makna dari meningkatnya RR , pasien mengalami sesak nafas (dyspnea) yang
disebabkan karena adanya cairan/eksudat yang memenuhi rongga perikardium
dan paru-paru sehingga terjadi gangguan pertukaran O2 dan menyebabkan
jaringan kekurangan O2 yang harus dikompensasi dengan peningkatan heart
rate.Hal ini juga disebabkan oleh gagal jantung yang dialami Mr Manaf, sehingga
berkurangnya kardiak output dan berkurangnya aliran darah ke jaringan dan
jaringan kekurangan O2.
Pallor
Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung; vasokontriksi dan anemia.
(agar darah bisa masuk ke dalam paru) peningkatan tekanan pada vena
sistemik dan peningkatan tekanan vena cava superior peningkatan JVP
Rales
Kongesti paru tekanan arteri dan vena pulmonal meningkat dimana tekanan
vena yang meningkat keseimbangan tekanan hidrostatik dan osmotik terganggu
sehingga terjadi ekstravasasi cairan ke rongga alveolar hal inilah yang
menyebabkan bunyi ronkhi dan mengi terjadi.
Palpable Liver
Gagal jantung kanan, ventrikel kanan pada saat sistol tidak mampu memompa
darah tekanan akhir diastol ventrikel kanan akan meninggi tekanan di atrium
kanan meninggi bendungan v. cava superior, v.cava inferior, dan seluruh
system vena bendungan di v. jugularis dan v. hepatica (hepatomegali)
Ankle Edema
Penimbunan cairan dalam ruang interstisial. Berhubungan dengan edema paru
yang dapat menyebabkan ortophneu, rales dan wheezing.
Letakkan tangan kiri anda dibawah dan dorong setinggi iga 11 dan 12 pada
posisi pasien tidur telentang.Suruh pasien relak. Dengan cara menekan tangan
kiri kearah depan maka hepar akan mudah diraba dengan tangan kanan
dianterior. Letakkan tangan kanan pada perut sebelah kanan, lateral dari
muskulus rektus dengan ujung jari dibawah dari batas pekak hepar.Posisikan
jari-jari ke arah cranial atau obliq, tekanlah ke bawah dan ke atas.Suruh pasien
mengambil nafas dalam. Usahakan meraba hepar pada ujung jari karena hepar
akan bergerak ke caudal. Jika kamu telah merabanya, lepaskan tekanan
palpasi sehingga hepar dapat bergeser dibawah jari-jari anda dan anda akan
dapat meraba permukaan anterior dari hepar (lihat gambar). Pinggir hepar
25
normal teraba lunak, tajam, dan rata. Hitunglah pembesaran hepar dengan
menggunakan jari-jari pemeriksa jarak antara arkus kostarum dengan pinggir
hepar terbawah antara prosesus xyphoideus dengan pinggir hepar terbawah
Cara lain meraba hepar dengan metode Teknik hooking (lihat gambar).
Caranya berdiri pada sebelah kanan pasien.Letakkan kedua tangan pada perut
sebelah kanan, dibawah dari pinggir pekak hepar.Tekankan dengan jari-jari
mengarah ke atas dan pinggir costa. Suruh pasien bernafas abdomen dalam,
akan teraba hati .
26
5.
Perbedaan antara denyut vena jugularis dengan arteri carotis Venous
a. Berdenyut ke dalam
b. Dua puncak dalam satu siklus (pada irama sinus)
c. Dipengaruhi oleh kompresi abdomen
d. Dapat menggeser earlobes (bila tekanan vena meningkat)
Arterial
a. Berdenyut keluar
b. Satu puncak dalam satu siklus
c. Tidak dipengaruhi oleh kompresi abdomen
d. Tidak menggeser earlobes
Bila denyut vena jugularis telah ditemukan, maka tentukan tinggi pulsasi di atas
level atrial dan bentuk gelombang pulsasi vena jugularis. Karena tidak mungkin
dapat melihat atrium kanan, maka dianggap sama dengan tinggi pulsasi vena
jugularis
di
atas
sudut
manubriosternal
(Gambar
18).
Tinggi
sudut
jugular dapat dilihat pada Gambar 19.Bentuk gelombang yang abnormal terjadi
pada tricuspid regurgitation, yaitu gelombang sistoliknya besar sehingga dapat
teraba dan tidak dapat hilang bila ditekan dengan jari.Penyebab peningkatan
tekanan JVP adalah payah jantung kongestif, dimana peningkatan tekanan vena
menunjukkan kegagalan ventrikel kanan.Peningkatan JVP yang tidak pulsatif,
menunjukkan kemungkinan adanya obstruksi vena kava superior.
6. Laboratory results:
Hemoglobin: 12,8 g/dl, WBC: 8.500/mm3, Diff. count: 0/2/10/60/22/6, ESR 20/hour,
Platelet: 225.000/mm3.
Total cholesterol 325 mg/dl, LDL 215 mg/dl, HDL 35 mg, triglyceride 210 mg/dl, blood
glucose : 110 mg/dl.
Urinalysis: normal findings.
SGOT 55 U/L, SGPT 45 U/L, CK NAC 92 U/L, CK MB 14 U/L, Troponin I: 0,1 ng/ml.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitasnya?
Hemoglobin 12,8 gr/dL ABNORMAL (nilai normal 14-18 gr/dL)
WBC 8500/mm3 NORMAL (nilai normal 4000 10000 /mm3)
Diff count 0/2/10/60/22/6 Neutrofil batang abnormal
Nilai Normal
Basophil 0-1%
Eosinofil 1-3%
Neutrofil batang 3-5%
Neutrofil segmen 50-70%
Limfosit 20-40%
Monosit 2-8%
ESR 20 mm/jam ABNORMAL (nilai normal 0-15 mm/jam)
Platelet 225000/mm3NORMAL (nilai normal 150000-400000/mm3)
Total kolesterol 325 mg/dL ABNORMAL (nilai normal <200 mg/dL)
LDL 215 mg/dL ABNORMAL (nilai normal <150 mg/dL)
HDL 35 mg/dL ABNORMAL (nilai normal >55 mg/dL)
Trigliserid 210 mg/dL ABNORMAL (nilai normal s.d 190 mg/dL)
Gula darah 110 mg/dL NORMAL (nilai normal <200 mg/dL)
SGOT 55 U/L ABNORMAL (nilai normal 3-45 U/L)
SGPT 45 U/L ABNORMAL (nilai normal 0-35 U/L)
CK NAC 92 U/L NORMAL (nilai normal 30-180 U/L)
CK MB 14 U/L ABNORMAL (nilai normal 10-13 U/L)
Troponin I 0,1 ng/mL NORMAL (nilai normal <0,16 ng/mL)
28
Mekanisme abnormalitas:
Hb
Menurut patofisiologi dari heart failure terjadi penurunan oksigenasi jaringan
sehingga tubuh berkompensasi dengan meningkatkan eritropoesis sehingga
Hb meningkat. Akan tetapi dapat dilihat pada kasus Mr.Manaf berumur 57
tahun yang menyebabkan peurunan jumlah RBC.
ESR
ESR tinggi kemungkinan dikarenakan hiperkolesterolemia, merokok dan
pertambahan usia viskositas darah meningkat ESR
Total kolestrol, LDL, HDL, trigliseride
Karena kebiasaan merokoknya yang berat dan mengakibatkan rangsangan
terhadap hormone adrenalin, sehingga mengubah metabolism lemak. Keadaan
ini diperparah dengan kebiasaan jarang berolahraga
SGOT, SGPT
Peningkatan SGOT dan SGPT bisa menunjukkan keadaan :
Kolaps sirkulasi
Kelainan pada hepar (hepatitis)
Gagal jantung kongestif
MI (miokard infark)
Beberapa hari setelah kejadian miokard infark terjadi peningkatan SGOT dan
SGPT di otot jantung, juga dapat menyebabkan hati membebaskan enzim
amino transferase. Karena hepatosit terletak paling dekat dengan vena sentral
masing-masing lobulus. Hepatosit sentrilobulus cedera bila hipotensi arteri
menyebabkan kurangnya darah yang masuk ke hati atau meningkatnya
tekanan balik akibat gagal jantung kanan memperlambat keluarnya darah dari
vena sentralis, keadaan ini menyebabkan SGOT dan SGPT meningkat.
CK NAC, CK MB, Troponin I
CK NAC
Mengalami peningkatan pada
Heart attack
skeletal muscle injury, multiple trauma, muscle cramps, arterial embolism,
muscular dystrophy, inflammatory muscle diseases, hypothyroidism
Other diseases: Liver, pancreas, stomach, colon diseases, malignant
diseases. Creatine kinase dilepaskan saat terjadi cedera otot, memiliki tiga
fraksi isoenzim yaitu CK-MM (dalam otot skeletal), CK-MB (paling
29
Interpretasi:
No.
Hasil Pemeriksaan
1.
Chest X-Ray
2
.
3
.
Nilai
Normal
Interpretasi
CTR 50%
Signs of cephalization
Tidak normal
Tidak Normal
Kerleys line
ECG
-
Sinus
rhythm
HR 120 x/m
60-100 x/m
QS pattern in V1-4
Tidak normal
Tidak normal
Echo
-
LV strain
Mekanisme Abnormalitas:
31
Anterior
Anteroseptal
Anterolatera
l
Lateral
Inferolateral
Inferior
Inferior
Inferoseptal
33
True
posterior
RV
Infarction
Bisa dilihat bahwa pada kasus terjadi miokard infark pada daerah anterior yang
menjadi penyebab gagal jantung dari Mr. Manaf
IV.
Learning Issue
1. Gagal Jantung Kongestif
Epidemiologi
Gagal jantung adalah masalah yang berkembang pesat di seluruh di seluruh dunia,
lebih dari 20 juta orang terkena penyakit ini.Prevalensi dari gagal jantung pada
populasi orang dewasa pada Negara berkembang sebanyak 2%. Prevalensi gagal
jantung mengikuti pola eksponen, bertambah dengan usia, dan memengaruhi 610% orang diatas 65 tahun. Gagal jantung meningkat primer pada keadaan
depressed left ventricular (LV) ejection fraction (EF); walaupun studi
epidemiologi menunjukkan rata-rata satu setengah pasien yang mengalami gaal
jantung memiliki ejection fraction yang normal atau aman. (EF 50%). Sekarang
pasien gagal jantung dikategorikan ke Heart Failure with reduced EF (HErEF;
sebelumnya kegagalan sistol) atau gagal jantung dengan preserved EF (HRpEF;
sebelumnya kegagalan diastole)
Etiologi dan Faktor Risiko
Penyakit Jantung Koroner
Seseorang dengan penyakit jantung koroner (PJK) rentan untuk menderita
penyakit gagal jantung, terutama penyakit jantung koroner dengan
hipertrofi ventrikel kiri. Lebih dari 36% pasien dengan penyakit jantung
koroner selama 7-8 tahun akan menderita penyakit gagal jantung
kongestif. Pada negara maju, sekitar 60-75% pasien penyakit jantung
koroner menderita gagal jantung kongestif.Bahkan dua per tiga pasien
yang mengalami disfungsi sistolik ventrikel kiri disebabkan oleh Penyakit
Jantung Koroner.
Hipertensi
34
Cardiomiopathy
Cardiomiopathy merupakan kelainan pada otot jantung yang tidak
disebabkan oleh penyakit jantung koroner, hipertensi atau
kelainan kongenital.Cardiomiopathy terdiri dari beberapa jenis.
Diantaranya ialah dilated cardiomiopathy yang merupakan salah satu
penyebab tersering terjadinya gagal jantung kongestif. Dilated
cardiomiopathy berupa dilatasi dari ventrikel kiri dengan atau tanpa
dilatasi ventrikel kanan. Dilatasi ini disebabkan oleh hipertrofi sel
miokardium dengan peningkatan ukuran dan penambahan jaringan
fibrosis. Hipertrophic cardiomiopathy merupakan salah satu jenis
cardiomiopathy yang bersifat herediter autosomal dominan.Karakteristik
dari jenis ini ialah abnormalitas pada serabut otot miokardium.Tidak
hanya miokardium tetapi juga menyebabkan hipertrofi septum.Sehingga
terjadi obstruksi aliran darah ke aorta (aortic outflow).Kondisi ini
menyebabkan komplians ventrikel kiri yang buruk, peningkatan tekanan
diastolik disertai aritmia atrium dan ventrikel.Jenis lain yaitu Restrictive
and obliterative cardiomiopathy.Karakteristik dari jenis ini ialah berupa
kekakuan ventrikel dan komplians yang buruk, tidak ditemukan adanya
pembesaran dari jantung.Kondisi ini berhubungan dengan gangguan
relaksasi saat diastolik sehingga pengisian ventrikel berkurang dari
normal.Kondisi yang dapat menyebabkan keadaan ini ialah Amiloidosis,
Sarcoidosis, Hemokromasitomatosis dan penyakit resktriktif lainnya.
Aritmia
Artial Fibrilasi secara independen menjadi pencetus gagal jantung
tanpa perlu adanya faktor concomitant lainnya seperti PJK atau hipertensi.
31% dari pasien gagal jantung ditemukan gejala awal berupa atrial fibrilasi
dan ditemukan 60% pasien gagal jantung memiliki gejala atrial
fibrilasi setelah dilakukan pemeriksaan echocardiografi. Aritmia tidak
hanya sebagai penyebab gagal jantung tetapi juga memperparah prognosis
dengan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Lain-lain
Merokok merupakan faktor resiko yang kuat dan independen untuk
menyebabkan penyakit gagal jantung kongestif pada laki-laki sedangkan
pada wanita belum ada fakta yang konsisten. Sementara diabetes
merupakan faktor independen dalam mortalitas dan kejadian rawat inap
ulang pasien gagal jantung kongestif melalui mekanisme perubahan
struktur dan fungsi dari miokardium. Selain itu, obesitas menyebabkan
peningkatan kolesterol yang meningkatkan resiko penyakit jantung
koroner yang merupakan penyebab utama dari gagal jantung kongestif.
Berdasarkan studi Framingham disebutkan bahwa diabetes merupakan
faktor resiko yang untuk kejadian hipertrofi ventrikel kiri yang berujung
pada gagal jantung.
Faktor Risiko
Mayor
Usia (laki laki 45 tahun; perempuan 55 tahun atau menepouse
premature tanpa terapi penggantian esterogen)
Riwayat CAD pada keluarga (MI pada ayah atau saudara laki laki
sebelum umur 55 tahun atau pada ibu dan saudara perempuan sebelum
umu 65 tahun)
Minor
Asap Rokok
36
Kolesterol Tinggi
Ketika kolesterol darah meningkat, begitu pula dengan risiko penyakit
jantung koroner. Ketika terdapat faktor risiko lain (seperti tekanan
darah tinggi dan asap rokok), risikonya akan meningkat pula. Kadar
kolesterol dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, keturunan dan diet.
Kolesterol Total:
nilai kolesterol total dihitung menggunakan persamaan: HDL +
LDL + 20 persen kadar trigliserida.
Kolesterol LDL = kolesterol jahat
Kadar LDL yang rendah dianggap baik untuk kesehatan jantung.
Namun, nilai LDL tidak lagi menjadi faktor utama dalam
menentukan pengobatan untuk mencegah serangan jantung dan
stroke, menurut AHA. Pada pasien yang mengonsumsi statin,
maka tidak perlu untuk menurunkan kadar LDL ke angka target
tertentu. Faktor gaya hidup, seperti diet tinggi lemak jenuh dan
trans dapat meningkatkan LDL.
HDL = kolesterol baik
Kadar HDL yang semakin tinggi biasanya semakin baik. HDL
yang rendah menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung.
Orang dengan trigliserida yang tinggi biasanya rendah HDL.
Faktor genetic, diabetes tipe 2, merokok, overweight dan kurang
bergerkan dapat menghasilkan rendahnya HDL.
Trigliserida
Trigliserida adalah jenis lemak yang paling banyak di tubuh.
Kadar trigliserida normal bergantung pada usia dan jenis kelamin.
Kadar trigliserida yang tinggi dikombinasikan dengan HDL
rendah atau LDL tinggi berkaitan dengan aterosklerosis,
penumpukan lemak di dinding arteri yang dapat meningkatkan
risiko serangan jantung dan stroke.
37
Jarang beraktivitas
Gaya hidup yang tidak aktif adalah faktor risiko terjadinya penyakit
jantung koroner. Aktivitas fisik biasa, sedang hingga kuat membantu
mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Bahkan
aktivitas dengan intensitas sedang dapat membantu jika dilakukan
secara berkala dan dalam jangka waktu yang lama. Aktivitas fisik
dapat membantu mengontrol kolesterol darah, diabetes dan obesitas,
serta membantu menurunkan tekanan darah.
Diabetes mellitus
Diabetes dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Meski ketika kadar glukosa dikontrol, diabetes meningkatkan risiko
penyakit jantung dan stroke, tetapi risiko menjadi lebih besar jika gula
darah tidak dikontrol. Setidaknya 68% orang berumur >65 tahun
dengan diabetes meninggal karena penyakit jantung dan 16%
meninggal karena stroke.
Patofisiologi
38
Bila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti infark miokard, maka
kemampuan pemompaan jantung akan segera menurun. Sebagai akibatnya akan
timbul dua efek utama penurunan curah jantung, dan bendungan darah di vena
yang menimbulkan kenaikan tekanan vena jugularis.
Sewaktu jantung mulai melemah, sejumlah respons adaptif lokal mulai terpacu
dalam upaya mempertahankan curah jantung.Respons tersebut mencakup
peningkatan aktivitas adrenergik simpatik, peningkatan beban awal akibat aktivasi
sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan hipertrofi ventrikel.Mekanisme ini
mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal
atau hampir normal pada awal perjalanan gagal jantung, dan pada keadaan
istirahat.Namun, kelainan kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya
tampak saat beraktivitas.Dengan berlanjutnya gagal jantung, kompensasi menjadi
semakin kurang efektif.
1. Peningkatan aktivitas adrenergik simpatis :
Salah satu respons neurohumoral terhadap penurunan curah jantung adalah
peningkatan aktivitas sistem adrenergik simpatis. Meningkatnya aktivitas
adrenergik simpatis merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf-saraf
adrenergik jantung dan medulla adrenal. Katekolamin ini akan
menyebabkan kontraksi lebih kuat otot jantung (efek inotropik positif) dan
peningkatan kecepatan jantung. Selain itu juga terjadi vasokontriksi arteri
perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi volume darah
dengan mengurangi aliran darah ke organ-organ yang metabolismenya
rendah misal kulit dan ginjal untuk mempertahankan perfusi ke jantung dan
otak. Vasokonstriksi akan meningkatkan aliran balik vena ke sisi kanan
jantung, untuk selanjutnya menambah kekuatan kontraksi sesuai dengan
hukum Starling.Kadar katekolamin dalam darah akan meningkat pada gagal
jantung, terutama selama latihan. Jantung akan semakin bergantung pada
katekolamin yang beredar dalam darah untuk mempertahankan kerja
ventrikel.namun pada akhirnya respons miokardium terhadap rangsangan
simpatis akan menurun; katekolamin akan berkurang pengaruhnya terhadap
kerja ventrikel.
39
40
41
sistemik secara klasik dianggap terjadi akibat gagal jantung kanan, namun
manifestasi paling dini dari bendungan sistemik umumnya disebabkan oleh
retensi cairan daripada gagal jantung kanan yang nyata.
Seiring dengan semakin parahnya gagal jantung kongestif, pasien dapat
mengalami sianosis dan asidosis akibat penurunan perfusi jaringan.
Aritmia ventrikel akibat iritabilitas miokardium dan aktivitas berlebihan
sietem saraf simpatis sering terjadi dan merupakan penyebab penting
kematian mendadak dalam situasi ini.
Diagnosis Banding
CHF
COPD
Congestif
Heart Failure
Cronic Obstructive
Pulmonary Disease
Nyeri dada
Nafas Pendek
Heart
attack
Pneumonia
Fatigue
Nausea
Takikardia
Wheezing
Hepatomegali
JVP
Penyakit
Tujuan
Echocardiography
Menilaistrukturdanfungsikardiak,menilai
EKG
fractionejection
Menentukanritmejantung, Heartrate,bentuk
kompleksQRS, durasikompleksQRS
44
Bloodchemistry(sodium,potassium,calcium,
Menentukanapakahsangpenderitacocok
untukdiberidiuretic, RAASinhibitor,
Hitungdarahlengkap
Mendeteksiadanyaanemia
PemeriksaanBNPdanANP
FotoThorax
Meng-excludepenyebabpenyakitlainseperti
kankerparu, melihatperkembanganedema paru
Coronaryangiography
Untukmengevaluasiarteri manayangterkena
jantung dan sekarang menjadi gold standard dalam penilaian massa dan
volume LV. Petunjuk paling berguna untuk menilai fungsi LV adalah EF
(stroke volume dibagi dengan end-diastolic volume). Karena EF mudah
diukur
dengan
pemeriksaan
noninvasive
dan
mudah
dikonsepkan.Pemeriksaan ini diterima secara luas oleh para
ahli.Sayangnya, EF memiliki beberapa keterbatasan sebagai tolak ukur
kontraktilitas, karena EF dipengaruhi oleh perubahan pada afterload
dan/atau preload.Sebagai contoh, LV EF meningkat pada regurgitasi mitral
sebagai akibat ejeksi darah ke dalam atrium kiri yang bertekanan
rendah.Walaupun demikan, dengan pengecualian jika EF normal (> 50%),
fungsi sistolik biasanya adekuat, dan jika EF berkurang secara bermakna
(<30-40%).
Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmakologi
Dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung adalah:
Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan- bahan
farmakologis.
Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik
diet dan istirahat.
Terapi Farmakologi
Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer, mengurangi gejala volume
berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural peroksimal, menurunkan
volume plasma selanjutnya menurunkan preload untuk mengurangi beban
kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan juga menurunkan afterload agar
tekanan darah menurun.
Antagonis aldosterone
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampai
berat.
Obat inotropic
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung.
Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penurunan
volume distribusi.
Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi pembuluh darah
vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan
kapasitas vena.
Inhibitor ACE
Mengurangi kadar angiostensin II dalam sirkulasi dan mengurangi sekresi
aldosteron sehingga menyebabkan penurunan sekresi natrium dan air.
46
Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler vena dan tekanan darah yg
menyebabkan peningkatan curah jantung.
Terapi non farmakologi
Penderita dianjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan seperti:
diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak, mengurangi
stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur.
Komplikasi
47
Tidak merokok
Definisi
Coronary Artery Disease adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya endapan
lemak yang melapisi dinding arteri koroner dan menyumbat aliran darah.Endapan lemak
(ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di pembuluh darah koroner,
yaitu pembuluh darah yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.
Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Endapan menonjol ke dalam
arteri dan menyebabkan penyempitan arteri.Jika endapan terus membesar, bagian dari
endapan bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan
darah.Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan
jantung.Penyebab utama dari iskemi miokardial (otot jantung) adalah penyakit arteri
koroner.Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan
jantung (infark miokardial).
Etiologi
Adanya aterosklerosis koroner di mana terjadi kelainan pada intima bermula berupa
bercak fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi, pendarahan, kalsifikasi,
dan trombosis. Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya disebabkan oleh
48
faktor tunggal, akan tetapi diperberat juga oleh banyak faktor lain seperti: hipertensi,
kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang abnormal.
Patofisiologi
Tubuh memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila terlalu banyak
mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah
bisa berlebih (hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan
disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau
ateroma (Sumber utama plak berasal dari LDL-kolesterol. Sedangkan HDL membawa
kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol
di dalam dinding pembuluh darah).Ateroma berisi bahan lembut seperti keju,
mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos, dan sel-sel
jaringan ikat.
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan
pada dinding pembuluh darah arteri sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri.
Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri,
berisis kolesterol dan zat lemak lainnya).Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis
(penebalan pada dinding arteri dan hilangnya kelenturan dinding arteri).Bila ateroma
yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan
darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arter tersebut.Hal ini yang
dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen
ke daerah atau organ tertentu seperti jantung.Bila mengenai arteri koronaria yang
berfungsi menyuplai darah ke otot jantung (miokardium), makan suplai darah jadi
berkurang
dan
menyebabkan
kematian
di
daerah
tersebut
(infark
miokard).Konsekuensinya adalah terjadi serangan jantung dan menyebabkan timbulnya
gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pektoris).
Manifestasi Klinis
Endapan kolesterol atau ateroma pada pembuluh darah koroner menyebabkan stenosis
(kaku) yang dapat menganggu aliran koroner dan menyebabkan iskemia otot jantung
(miokard).Stenosis koroner 60% atau lebih, menyebabkan iskemia otot jantung (miokard)
dan dirasakan sebagai nyeri yang khas disebut angina pektoris.
Nyeri angina adalah nyeri di belakang dada (retrosternal) seperti rasa ditekan, sering
menjalar ke lengan kiri dan leher kiri sampai rahang dan telinga kiri.
o
o
o
o
o
o
o
- Stres
- Pola perilaku (personality)
- Mendengkur
- Penderita asam urat
- Peminum alkohol, kopi, dll
Keluhan angina pektoris
Pemeriksaan EKG (elektro kardiografi). Pada istirahat menunjukkan depresi
gelombang ST atau inversi T
Uji latihan beban
Pemeriksaan bahan radio aktif (dalam keadaan tertentu)
Ekokardiografi
Rekaman EKG 24 jam (holter monitoring)
Angiografi koroner (acuan dasar diaknostik Penyakit Jantung Koroner)
Penatalaksanaan
Dasar-dasar penatalaksanaan:
o Menghentikan, mengurangi, atau regresi proses aterosklerosis dengan
mengendalikan faktor resiko:
- Tidak merokok
- Olahh raga sesuai kemampuan
- Diet agar berat badan ideal
- Mengendalikan hipertensi, diabetes, dan stres mental
o Obat untuk mengatasi iskemia miokard
o Mengobati akibat iskemia (aritmia, gagal jantung)
o Revaskularisasi
- Angioplasti koroner
- Bedah pintas koroner (coronary bypass)
o Penanggulangan infark miokard akut (penanganan khusus)
Pencegahan
Resiko terjadinya Coronary Artery Disease bisa dikurangi dengan melakukan beberapa
tindakan berikut:
o Mencegah sebab penyakit dan faktor yang mendorong terjadinya penyakit
jantung
o Pengobatan terhadap penderita penyakit jantung
o Pencegahan kepada penderita yang telah sembuh dari penyakit jantung
o Pencegahan sebab penyakit dan mengurangi faktor resiko Coronary Artery
Disease, yaitu perubahan sosio-ekonomi, kebisaaan, dan pola hidup dari
masyarakat
o Pendekatan melalui nutrisi
o berhenti merokok
o Menurunkan tekanan darah
o Mencegah menjadi penderita diabetes
o Mencegah peningkatan kadar lipid (kolesterol) dalam darah
50
o
o
o
o
o
o
Mencegah obesitas
melakukan olahraga
Menghindari alkohol dan kopi
Menghindari stres
Pemakaian oral kontrasepsi
Mencegah penyakit jantung dengan pengobatan
Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah.Sebagai
akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi.Hipertrofi ini
ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan
dilatasi ruang jantung.Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah
jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah
jantung.Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner. Angina
pectoris juga dapat terjadi kerana gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan
kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan massa miokard.
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri.Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah
derajat dan lamanya peningkatan diastol.Pengaruh beberapa faktor humoral seperti
51
(RAA)
belum
diketahui,
mungkin
sebagai
penunjang
saja.Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas.Fungsi pompa ventrikel kiri selama
hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis
koroner.Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa
perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium
selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur, dan akhirnya
eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dengan hipertrofi
eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh karena
meningkatnya volum diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding
ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek
mekanik pompa jantung, Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri
berhubungan erat bifa disertai dengan penyakit jantung koroner.
Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung, dan seiring waktu, hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah. Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah
yang dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun, dimana tanpa
pengobatan, gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang.
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung
dan stroke.Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke
otot jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan
pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah.
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis. Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke.
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal, seperti hipertensi pacla urmimnya kebanyakan pasien tidak ada
keluhan. Bila sitnioma ik, maka bins mya disebabkan oleh
52
Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang
kronis.Jantung berdenyut cepat dan kuat.Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat
aktifitas sistem neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia.Pada
stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi
ventrikel kiri yai.g difus, tahanan pembuluh darah perifer meningkat.
Gambaran klinik seperti sesak natas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik,
tekanan pengisian ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih normal.Bila
berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi
ventrikel, dan timbul gejala payah jantung.Stadium ini kadangkala disertai dengan
gangguan pada faktor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah
koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai keadan umum: memperhatikan keadaan
khusus seperti: Cashing, feokromasitoina, perkembangan tidak proporsionalnya tubuh
atas dibanding bawah yang sering ditemukan pada pada koarktwsio aorta. Pengukuran
tekanan darah di tangan kiri dan kanan saat tidur dan berdiri.Funduskopi dengan
klasifikasi Keith-Wagener-Barker sangat berguna untuk menilai prognosis.Palpasi dan
auskultasi arterikarotis untuk menilai stenosis atau oklusi.
53
Pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk menilai HVK
dan tanda-tanda gagal jantung.Impuls apeks yang prominen.Bunyi jantung S2 yang
meningkat akibat kerasnya penutupan katup aorta. Kadang ditemukan murmur diastolik
akibat regurgitasi aorta, Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik) dapat ditemukan akibat
dari peninggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3 (gallop vetrikel atau
protodiastolik) ditemukan bila tekanan akhir diastolik ventnkel kiri meningkat akibat
dari dilatasi ventnkel kiri.Bila S3 dan S4 ditemukan bersama disebut summation gallop.
Paru perlu diperhatikan apakah ada suara napas tambaban seperti ronki basah atau ronli
kering/mengi.Pemeriksaan perut ditujukan untuk mencari aneurisma, pembesaran hati,
limpa, ginjal dan usites.Auskultasi bising sekitar kiri kanan umbilikus (renal artery
stenosis).Arteri radialis, Arteri femoralis dan arteri dorsalis pedia harus diraba.Tekanan
darah di betis harus diukur minimal sekali pada hipertensi umur muda (kurang dari 30
tahun).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium awal meliputi:
Urinalisis.-protein, leukosit, eritrosit, dan silinder
Hemoglobin/hematokrit
Elektrolit darah:Kalium
Ureum/kreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Elektrokardjografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-5 0% (kurang sensitif)
tetapi masih menjadi metode standard.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum dan
kreatinin, untuk menilai fungsi ginjal.Selain itu juga elektrolit untuk melihat
kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron.Pemeriksaan laboratorium urinalisis
juga diperlukan untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.
Pemeriksaan Elektrokardiogram
Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal.
Bukti pembesaran atrial kiri broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan
lebar tertunda defleksi negatif dalam V1
54
Pemeriksaan Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel, hemodinamik kardiovaskuler, dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut.
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta
perjalanan penyakit jantung hipertensi.
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut : 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini,
sepert: hiperkinssis, hipervolemia; 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang
iregular eksentrik; 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah
janiung, serta tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat, dan; 4) Tanda-tanda
iskemia seperti hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat
pada ekokardiogram.
Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri,
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru
pada stadium payah jantung hipertensi.
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri.Pada keadaan lanjut, apekss jantung membesar ke kiri dan bawah.Aortic
knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi.Aorta ascenden dan descenden
melebar dan berkelok (pemanjangan aorta/ elongasio aorta).
Diagnosa
Gejala penaykit jantung hipertensi tergantung durasi, derajat keparahan, dan jenis
penyakit.Selain itu pasien mungkin tidak menyadari diagnosa dari hipertensi.
Cara mendiagnosa tergantung dari:
a Riwayat Penyakit
Seseorang penderita hipertensi dengan penyakit jantung koroner mungkin
memiliki gejala penyakit arteri (angina), kelelahan, dan sesak nafas saat
beraktivitas maupun saat beristirahat.Penyakit jantung kongestive dapat
mencakup episode tidur yang terputus karena masalah pernafasan (sulit nafas
b
Penatalaksanaan
Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan:
1 Menurunkan tekanan darah menjadi normal
2 Mengobati payah jantung karena hipertensi
3 Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
4 Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin.
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu: 1) Menurukan
isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik; 2) menurunkan aktivitas susunan
saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap rangsangan adrenergik dengan obat
dari golongan anti-simpatis dan 3) menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator.
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler, meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron).Meningkatkan aktifitas susunan
saraf
sim-patis,
menyebabkan
vasokonstriksi,
meningkatkan
irama
jantung,
56
terhadap sadapan ini karena elektrodanya yang terletak tegak lurus terhadap arah rata-rata
aliran listrik akan merekam gelombang bifasik.
Deviasi Aksis: Lebih Dalam Lagi Menerangkan Aksis Abnormal
Aksis QRS normal terletak di antara 0 o dan 90o. jika aksis terletak di antara 90 o
dan 180o, kita sebut sebagai deviasi aksis ke kanan,, kompleks QRS di sadapan aVF
akan tetap positif, tetapi di sadapan I akan menjadi negatif.
Jika aksis terletak di antara 0o dan -90o , kita sebut sebagai deviasi aksis kiri. Dalam
kasus ini, kompleks QRS di sadapan I akan positif, tetapi di sadapan aVF akan menjadi
negatif.
58
FIBRILASI ATRIUM
Pada fibrilasi atrium, aktivitas atrium sangat kacau; nodus AV dapat dibombardir
oleh lebig dari 500 impuls per menit. Bila pada flutter atrium hanya ada satu sirkuit
reentrant yang bertanggung jawab terhadap munculnya pola gigi gergaji yang teratur di
EKG, pada fibrilasi atrium, ada banyak sirkuit reentrant yang berputar-putar dengan
perilaku yang sama sekali tidak bisa diperkirakan. Tidak tampak gelombang P sejati.
5. Chest X-Ray
Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan
menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada.
Teknik radiografi thorax terdiri dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih
disesuaikan dengan inidikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis kronis, KP, fleural
effusion, pneumo thorax dan lain-lain.
59
Untuk menentukan posisi mana yang tepat, harus menyesuaikan antara tujuan
pemeriksaan dengan kriteria foto yang dihasilkan.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding
thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paruparu, jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif
sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru
yang terkait dengan pekerjaan di industri-industri seperti pertambangan dimana para
pekerja terpapar oleh debu.
Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
- untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
- untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
- untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
- untuk memeriksa keadaan jantung
- untuk memeriksa keadaan paru-paru
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah:
1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru)
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi
(pneumoniae), vascular infarct, varix, wegeners granulomatosis, rheumatoid arthritis.
Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam
diagnosis. Nodul juga dapat multiple.
2. Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli
paru, infeksi Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri
anaerob dan jamur, dan wegeners granulomatosis.
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat
terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan lymphangioleiomyomatosis.
Langkah pembuatan foto thorax
Alat dan Bahan
1. Meja pemeriksaan
2. Film, kaset
3. Marker dan asesoris lain
4. Pesawat Rontgen
Indikasi Pemeriksaan
Indikasi dilakukannya foto toraks antara lain :
Infeksi traktus respiratorius bawah, Misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia
2. Batuk kronis
3. Batuk berdarah
4. Trauma dada
5. Tumor
6. Nyeri dada
7. Metastase neoplasma
8. Penyakit paru akibat kerja
60
Posisi Pemeriksaan
1. Posisi PA (Postero Anterior)
Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya scapula tidak
menutupi parenkim paru.
61
63
V.
Kerangka Konsep
Mr. Munaf, 57 tahun
Dislipidemia
Perokok Berat
Treated Hypertension
Rarely exercise
Aterosklerosis
Penumpukan Plak
Lumen menyempit di
arteri koroner
Tahanan Perifer
Hipertensi
Afterload
Disfungsi Sistolik
Hipertrofi LV
Kebutuhan O2 Mikoard
Disfungsi Diastolik
Gagal Jantung
Cardiac Output
Ejection Fraction
VI.
Mekanisme Kompensasi
Pucat
RAAS
Ventrikel Remodelling
Pulmonary Edema
High BP
Shoe Shape
Rales &
JVP
Kesimpulan
64
Mr. Manaf, laki-laki, 57 tahun, seorang akuntan menderita shortness of breath sejak 3 jam
yang lalu akibat gagal jantung kongestif.
DAFTAR PUSTAKA
66