SSUZANNA NDRAHA
ENDAHULUAN
enyakit akalasia pertama kali dilapor-
oleh Sir Thomas Willis di tahun 1674.
jasia merupakan contoh terbaik untuk
ii gangguan motilitas esofagus,
1a pada akalasia didapatkan gang-
(penurunan) gerakan peristaltik dan
ah (lower esophageal sphincter, LES)
Gangguan motiltas esofagusdiklasifikasi-
berdasarkan simtom ulama, sindrom
slog. dap dnatomi.
‘Pada klasifikasi berdasarkan patofsiologi,
gguan motilitas esofagus dibedakan
Gangguan inervasi inhibitor (nitrergik)
+ Fungsi menurun
+ Mengenaikorpus esofagus, contol,
spasme esofagus difus
Mengenai korpus esofagus
bawah dan sfingter esofagus
Dawah (LES), contoh akalasia
+ Fungsi meninggi
= Hipotensi LES, contoh GERD
(gastroesophageal refx disease)
Gangguan inervasi eksitatori(kolinergik
and nonkolinergik)
Fungsi menurun: Hipotensi LES,
contoh GERD
Fungsi mening hypertensive espha-
geal peristaltic contractions nuteracker
esophagus)
‘Akalasia adalah gangguan motorik
yang mengenai segmen otot polos di %,
‘bawah esofagus, akibat dari degenerasi
neuron pleksus myenterik intramural.
Akibatnya terjadi gangguan relaksasi LES
dan hilangnya peristaltik, yang menimbul-
kan disfagia, nyeri dada dan regurgitasi.
‘Akalasia menyebabkan obstruksifungsional
i esofagus, dan berkurangnya peristaltik
esofagus, sehingga mengganggu pengo-
songan esofagus. Obstruksi fungsional ini
‘isa diatasi bila tekanan hidrostatik maka-
nan melebihi tekanan LES.
Akalasia dapat terjadi secara primer
‘maupun sokunder. Akalasia primer tidak
diketahui jelas penyebabnya, namun
beberapa faktor penyebab yang diajukan
adalah:
+ Genetik
+ Infeksi virus
+ Penyakit autoimun
+ Degenerasi neuron
Sedangkan akalasia sekunder dapat
tejadi pada penyakit antara lain:274
Pendekatan dan Penatalaksanan Penyakit di
Akalasia
Allgrove’s syndrome (AAA syndrome, yaitu
akalasia, alakrima, insufisiensi adrenal)
Ataksia serebelar herediter
Akalasia familial
Sindrom Sjégren
Sarkoidosis
Postvagotomi
Sindrom poliglandular autoimun tipe
1
‘Akalasia dengan Gangguan Motilitas
Generalisata
+ Multiple endocrine neoplasia (MEN) IIb
(eindrom Sipple)
Neurofibromatosis(penyakit von Reck-
Linghausen)
enyakit chagas (Trypanosoma cruzi)
Sindrom paraneoplastik (anti-Hu anti-
bodiy
Penyakit Parkinson
Amiloidosis
Gastroenteritis eosinofiik
Penyakit Fabry
Sindrom Down
Ataksia serebelar herediter
‘Achalasia with associated Hirschsprung’s
disease
Hereditary hollow visceral myopathy
Pseudo obstruksi intestinal kronis idio-
patik
Penyakit Anderson-Fabry (alpha-galac-
tosidase A deficiency)
‘Akalasia yang Berhubungan dengan Kanker
Dapat terjadi akibat invasi okal ke pleksus
myenterik esofagus ataupun bagian dati
sindrom paraneoplasti
+ Cassel skuamosa esofagus
‘+ Adenokarsinoma esofagus
+ Adenokarsinoma gester
idang Gastroenterologi
Caparu
Leiomioma
‘Limfoma
Adenokarsinoma payudara
Karsinoma hepatoselular
Sarkoma sel retikulum
Limfangioma
Metastasis renal cell carcinoma (RCC)
Mesotelioma
Metastasis Ca prostat
‘Adenokarsinoma Pankreas
EPIDEMIOLOGI
Akalasia adalah penyakit_yang jarang
dijumpai, prevalensinya kurang dart
1/10.000 penduduk, insidensnya bervariasi
antara 0,03-1/100,000 penduduk pertahun.
Laki-laki dan perempuan seimbang, dapat
‘muncul pada segala usia, namun insidens
tertinggi dijumpai pada dekade ke-7.
Diagnosis akalasia seringkali terlambat
‘karena misdiagnosis, dan pasien didiagnosis
GERD atau penyakit Iain dengan keluhan
disfagia dan dispepsia. Pengobatan lebih
dini dilaporkan dapat menurunkan pening-
katan risiko karsinoma esofagus diantara
penderita akalasia.
PATOGENESIS
Pada akalasia, neuron myenterik pada
ppleksus myenterikus di esofagus berkurang,
Awalnya yang paling berkurang adalah
neuron inhibitori, yang mengandung
‘VIP (oasaactive intestinal peptide) dan NOS
(nitric oxide synthase), Namun pada stadium
Tanjutneuron eksitatori yang mengandung,
asetilkolin juga ikut berkurang .Akalasia 275
rasi pleksus mienterikus yang yang ada. Proses inflamasi ini secara
pada akalasia primer mengakibat- _perlahan merusak neuron irihibitori yang
‘on inhibitor’ tidak berfungsi baik. _ mengandung VIP dan NOS. Pada biopsi
Ssi inhibitor dipertukan untuk koor- sel ototakalasia yang diterapi sejak dini di-
Si gerakan relaksasi dan peristaltik dapatkan sel ganglion yang masih intak
SLES. Penyebab degenerasi neuron ini walaujumlahnya berkurang, dengan gejala
m diketahui jelas. Beberapa penyebab yang lebih singkat dan tidak didapatkan
pemnah ditulis dikepustakaan antara dilatasi esofagus, Diduga inflamasi
"proses inflamasi yang bethubungan — myenterik terjadi di awal onset akalasia
Infekst virus, faktor genetik dan dan kemudian diikuti oleh aganglionosis
esautoimun. Goldblum dkkmelapor- dan fibrosis,
tidak ditemukannya sel ganglion _Pemeriksaan histopatologi otot polos
enterik pada 64% penderita akalasia _esofagus menunjukkan kelainan yang ber-
sel tersebut berkurang pada 36% dari variasi. Goldblum mendapatkan hipertrofi
ig penderita akalasia yangmenjalani dan degenerasi otot pada muskularis pro-
igektomi, Selain itu juga ditemukan ria dan muskularis mukosa. Dengan ultra-
fsasi sel T yang dominan pada pleksus _sonografi Mittal menemukan peningkatan
enterik disertai fibrosis yangjumlahnya _ketebalan ototesofagus, dengan atau tanpa
anding terbalik dengan jumlah ganglia dilatasi. Penyebab hipertrofi ini belum.
Patofisiologi Akalasia
‘Alalaia seri:
dengan angry neuron.
ouronnbon|
Alalasia disor dengan
hergnya slut neon
kde
or
Bawah : ae es
somali ene Meno Mee
ae
kanan basal SEE
‘Tekan intragasriurn
bar 1. Patofsiologiakalasa iiopatk. Gambar Kirk keadaan normal, Inervasi Kolinergik (eater)
dalam terjadinya tekanan basal LES, sedangkan inervasinhbitori (NO) berperan dalam relaksast
E>, Tengah: kalasia dengan berkurangnya neur inhibitors mengakibatkan peniaggiantckanan besal ES,
inh proses menelan LES dapat relaksas. Kanan: Akalasia dengan Kehilangan total neuron myenterik
i aperstaltikesofagus, dengan tidak ditemukaraya kontraksi Korpus esolagus (dikutip da [1