You are on page 1of 10

TUGAS BIOKIMIA

RC

METABOLISME KARBOHIDRAT
NAMA

: Helda Novita Saiang

NPM

: 10700042

DOSEN

: dr. loo hian dao

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

METABOLISME KARBOHIDRAT

Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah derivate aldehid atau keton dari alkohol polihidris atau senyawa lain yang
menghasilkan derivat tersebut pada hidrolisinya. Karbohidrat dikelompokkan menjadi:
1. Monosakarida, tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa karbohidrat yang lain tanpa
kehilangan sifat-sifat sebagai karbohidrat. Misalnya: gliserol, ribose, galaktosa, dan fruktosa.
2. Disakarida, jika dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida. Misalnya: maltose, skrosa,
laktosa dan trehalosa.
3. Olisakarida, jika dihidrolis menghasilkan sampai 10 molekul monosakarida. Misalnya:
raffinosa.
4. Polisakarida, jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 10 molekul monosakarida. Misalnya:
amilum, dekstran, dekstrin, glikogen, selulosa, galaktan, dll.
Pencernan karbohidrat kompleks dimulai dalam mulut dengan amilase saliva yang
menghidrolisis pati (amylase, amilo pectin, glikogen) menjadu unit-unit yang lebih kecil dan
sebagian menjadi disakarida. Dari sana, sudah sangat sedikit pemecahan karbohidrat kompleks
sampai mencapai usus kecil bagian atas, dimana banyak terjadi pencernaan karbohidrat. Enzim
pancreas dan intestine, terutama amlas pancreas, mereduksi kompleks karbohidrat menjadi unitunit dimerik maltose (glukosa-glukosa). Sintesis amylase penkreas diatur oleh insulin dan proses
ini akan terganggu pada saat menderita diabetes. Kemudian enzim-enzim disakarida (sukrosa dan
laktosa) menjadi heksosa-heksosa penyusunnya. Unit heksosa tersebut diserap ke dalam mukosa
intestine seperti proses pemecahan disakarida dan diangkat dari tempat pemecahan tersebut ke
hati melalui peredaran darah portal.
Penyerapan beberapa monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) terjadi dalam proses yang
membutuhkan energimelibatkan inklinasi kimiawi Na+ ekstraselular melintasi brush border,

pompo Na+. Antara gukosa dan galaktosa berkompetisi untuk system pengangkutan yang sama.
Disakarida, sucrose diserap secara bersama atau lebih cepat sebagai glukosa dan fruktosa pada
saat dipecah dalam brush border sel mukosa intestine.
Oleh karena kebiasaan mukosa intestine mengambil mono dan disakarida maka konsumsi gulagula ini dan banyak karbohidrat lain akan meningkatkan kadar glukosa, fruktosa, dan galaktosa
plasma dengan cepat dan secara nyata. Hal ini akan menghasilkan suatu seri aktivitas adaptasi
guna mempertahankan homeostasis plasma. Memakan beberapa bahan makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks (polimerik) yang dapat dicerna tidak akan mengubah
konsentrasi gukosa darah scara cepat, hal ini kemungkinan di sebabkan oleh pencernan pati yang
lebih lamban oleh amylase saliva dan pancreas. Akibatnya aktivitas adaptasi yan gkurang drastic
(trmasuk sekersi insulin) mungkin diperlukan kalau karohidrat yang dimakan dalam bentuk pati
dengan gula.
Masuknya glukosa ke dalam darah, meningkatkan kadar glukosa darah, yang menyebabkan
tersekresinya insulin dari pancreas dan menurunkan sekresi glucagon. Selanjutnya menyebabkan
peningkatan pengambilan glukosa oleh hati, urat daging dan jaringan lemak. Juga merangsang
sintesis glikogen dalam hati dan urat daging dengan jalan mengurangi produksi cyclic Adenin
Monofosfat (cAMP) dan proses fosforilasi atau sintesis glukogen terbatas secara fisik, oleh
karena sifat molekul glikogen yang sangat voluminous (terhidrasi) dan diperkirakan bahwa tidak
lebih dari 10-15 jam setara energy glukosa dapat disimpan dalam hati (sekitra 100 g). dalam
kondisi pengambilan atau konsumsi glukosa maksimal ada kemungkinan lebih banyak lagi
glikogen (sekitar 0,5 kg) yang diencerkan dalam massa jaring yang lebih besar, disimpan dalam
urat daging.
Kelebihan glukosa akan dikonversi menjadi asam-asam lemak dan tigliserida terutama oleh hati
dan jaringan lemak. Trigliserida yang terbentuk dalam hati dibebaskan ke plasma sebagai Veri
Low Density Lipoprotein (VLDL) yang akan diambil oleh jaringan lemak untuk disimpan.

Setiap substrat yang akan masuk ke dalam siklus krebs harus berupa asam karboksilat (senyawa
gula). Oleh karena itu substrat respirasi yang berasal dari karbohidrat dan lemak serta protein

harus mengalami proses penguraian menjadi substrat respirasi yang sederhana.


Contoh dari penyakit yang disebabkan karena kelebihan karbohidrat dan adalah obesitas yaitu
suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih. Obesitas terjadi karena
karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Body Mass
Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) telah diakui sebagai metoda yang paling praktis
dalam menentukan tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun.

Metabolisme Karbohidrat terbagi menjadi :


1. Anaerobic Pathway atau Glikolisis Stadia pertama dari produksi energi berlangsung di
dalam sitoplasma sel. Proses pemecahan glukosa ini akan berlangsung tanpa adanya oksigen,
disebut fase anaerobik. Pada proses ini glukosa yang mempunyai 6 atom karbon akan dipecah
menjadi molekul yang mengandung 3 atom karbon gliseraldehid-3-PO4 yang akhirnya akan
terbentuk 2 molekul asam piruvat. Energi yang dihasilkan/dilepas selama gikolisis berlangsung
hanya sedikit yaitu sebanyak 2 molekul ATP atau 5% dari total produksi energi.

a. Piruvic Acid Pathway

Kemungkinan akan diubah balik menjadi glukosa.

Kemungkinan berikatan dengan amoniak membentuk alanin (Asam amino)

Kemungkinan akan berikatan dengan CO2 membentuk asam oksaloasetat.

Kemungkinan akan berikatan dengan KoA (Ko-enzim A) membentuk Asetil-KoA.

Proses Pyruvic Acid Pathway :

b. Asam Laktat

Selama tubuh melakukan aktifitas fisik yang berat maka tubuh akan berkompensasi dengan
melakukan proses respirasi yang berlangsung amat cepat, akibatnya tubuh akan kekurangan
oksigen.
Pada saat ini glikogen otot akan dirombak/dipergunakan sebagai energi melalui proses yang
bersifat

anaerobik/glikolisis

yang

berakhir

dengan

pembentukan

asam

laktat.

Tetapi bila tubuh telah cukup istirahat dan cukup mendapat oksigen (O2) maka hati dapat
mengubah asam laktat menjadi gikogen (glikogen hati) disebut glikoneogenesis dan selanjutnya
bila diperlukan dapat terjadi proses glikogenolisis (glikogen diubah menjadi glukosa darah).
Keseluruhan proses yang sifatnya bolak-balik tersebut disebut siklus Cori

2. Aerobic Pathway (Krebs Cycle) Stadia kedua produksi energi yang berasal dari glukosa
berlangsung di dalam mitokhondria sel. Proses ini membutuhkan adanya oksigen sbegai kunci
kelangsungan proses aerobik dan disebut juga metabolisme energi yang bersifat oksidatif
(Oxidative Energy Metabolism). Proses tersebut adalah kelanjutan perombakan asam pyruvat
dengan hasil akhir terbentuknya karbondioksida (CO2) dan air (H2O) serta sejumlah energi.
Siklus ini menyangkut serangkaian reaksi sebagai berikut:

Melepaskan CO2 dengan bantuan enzim dekarboksilase.

Melepaskan atom hidrogen dengan bantuan enzim dehidrogenase.

Oksidasi atom hidrogen bersatu dengan oksigen.

Atom hidrogen dari piruvat akan dilepaskan dengan bantuan enzim dehidrogenase segera
berikatan dengan Koenzim (Vitamin-NAD, FAD) dan pengaruh beberapa enzim lain, berakhir ke

molekul

sitokrom.

Pada setiap langkah/tahap ini atom hidrogen akan dilepaskan ke sekitar cairan tubuh sebagai ion
hidrogen bebas. Pada saat yang bersamaan oksigen akan diangkut melalui Hb sebagai ion
oksigen

dengan

bantuan

sitokrom

oksidase.

Kehadiran ion hidrogen dan ion oksigen dalam cairan tubuh memungkinkan terjadinya reaksi
kedua substansi tersebut membentuk molekul air (H2O). Pada setiap stadia proses oksidasi
hidrogen tersebut akan dilepas sejumlah fosfat berenergi tinggi (ATP).

PROSES GLIKOLISIS
Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang
kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat Dglukosa 6-fosfat. Glikolisis bersangkutan dengan hal-hal berikut :
1. Pembentukan ATP dalam rangkaian ini molekul glukosa dioksidasi sebagian.
2. Produksi piruvat

3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat.
Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk
biosintesis Lalanin, dan sebagainya.
Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk
mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila
kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung pada
usaha temporer perubahan piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan
temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen.
Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen.
Pemeliharaan kadar oksigen dan karbondioksida tertentu dalam sel essensial untuk fungsi
normalnya. Tetapi situasi abnormal dapat terjadi, bila tubuh menderita stres. Stres demikian
mungkin berupa keperluan energi tinggi misalnya, labihan ekstrim atau hiperventilasi esenfalitis,
apabila laju pengangkutan oksigen kedalam sel tidak sama kecepatannya dengan reaksi katabolik
oksidatif penghasil ATP. Karena reaksi-reaksi oksidatif ini dikaitkan dengan oksigen lewat
NAD+ / NADH dan sistem sitokrom, dan karena hal-hal tersebut tidak dapat berlangsung kecuali
NADH + H + diubah menjadi NAD+, diperlukan langkah darurat yang melibatkan piruvat. Hal
ini mengakibatkan konversi piruvat menjadi laktat. Bila kadar laktat dalam darah meningkat, pH
menurun, dan timbul tanda-tanda yang diperkirakan, yakni pernafasan cepat dan kehabisan
energi. Variasi kadar laktat darah yang mengikuti perubahan-perubahan dalam aktivitas jasmani.
Laktat yang diproduksi dan dilepaskan kedalam darah diubah kembali menjadi piruvat dalam
hati apabila diperoleh cukup oksigen.
Regenerasi NAD+ oleh piruvat.
Enzim yang mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai dalam sitoplasma sel.
Disinilah glikolisis berlangsung. Glikolisis dimulai dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa
6fosfat.
Gugus fosforil pada glukosa 6 fosfat berasal dari ATP. Nampaknya agak mengherankan karena
glikolisis merupakan lintasan katabolisme, kita mengharapkan memperoleh ATP, bukan
menggunakannya. Glukosa 6fosfat diubah menjadi fruktosa 6fosfat :

Fruktosa 6fosfat mengalami fosfosilasi menjadi fruktosa 1, 6difosfat dengan menggunakan


satu molekul ATP lagi yang diinvestasikan.
Setelah sel telah mengintenvestasikan dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang
dirombak. Perubahan fruktosa 6fosfat menjadi fruktosa 1, 6difosfat telah terbentuk, senyawa
ini harus terus mengalami lintasan glikolisis. Jadi, kita dikatakan bahwa fosforilasi fruktosa 6
fosfat menjadi 1,6difosfat adalah tahap wajib dari glikolisis.
Fruktosa 1,6difosfat sekarang terpecah menjadi, memberikan sepasang senyawa berkorban 3,
yaitu dihidroksiaseton fosfat dan gliserol dehida 3fosfat. Hanya gliseraldehid 3fosfat yang
akan digunakan dalam tahap lanjutan glikolisis. Tetapi, dihidroksiaseton bukanlah limbah. Alam
bersifat hemat dan sel mempunyai enzim yang mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi
gliseraldehida 3fosfat. Karena satu molekul glukosa telah menyediakan dua molekul
gliseraldehida 3fosfat, kita harus mengingatnya untuk membuat perhitungan keseluruhan.
Enzim kemudian mengubah gliseraldehida 3fosfat menjadi 1,3difosfogliserat dalam reaksi
oksidasi penghasil energi yang pertama dalam katabolisme glukosa. Enzim menggunakan NAD+
sebagai koenzim. NAD+ direduksi menjadi NADH dengan menerima dua elektron dan satu
proton dari substrat aldehida selama reaksi berlangsung. Gugus fosfosil yang baru pada produk
organik berasal dari ion. Fosfat anorganik yang ada dalam sitoplasma, sehingga tak ada ATP
yang dipakai disini. Kenyataannya, 1,3difosfogliserat sendiri adalah senyawa kaya energi, yaitu
anhidrida campuran dari asam karboksilat dan asam fosfat yang dapat mengalihkan gugus
fosforilnya kepada ADP. Pengalihan ini berlangsung pada tahap sesudah glikolisis.
Karena sel menginvestasikan dua molekul ATP dan sekarang mendapatkan dua, ini baru
mencapai titik impas. Dari titik ini, setiap ATP yang dihasilkan merupakan keuntungan. Tahap
berikutnya dalam glikoliis adalah pengalihan gugus fosforil pada 3Fosfogliserat :
Produk reaksi ini, yaitu 2Fosfogliserat melepaskan molekul air untuk menghasilkan
fosfoenolpiruvat.
Fosfoenolpiruvat adalah molekul fosfat yang kaya energi, yang mampu memberikan gugus
fosforilnya kepada ADP.
Karena perombakan satu molekul glukosa akhirnya menghasilkan dua molekul fosfoenolpiruvat,
maka dua molekul ADP dapat difosforilasi menjadi ATP jika fosfoenolpiruvat dari satu molekul
glukosa diubah menjadi piruvat. Kedua molekul ATP ini adalah keuntungan yang diperoleh

dalam glikolisis.
Pembentukan piruvat mengakhiri proses glikolisis aerob. Berikut ini adalah pokok yang terjadi
dalam oksidasi satu molekul glukosa :
1. Terbentuk dua molekul piruvat.
2. Dua molekul NAD+ telah direduksi menjadi NADH
3. Jumlah bersih sebesar dua molekul ADP telah difosforilasi menjadi ATP (empat molekul ATP
yang diperoleh dikurangi dua yang dinvestasikan).
Tabel 15.1. Mengikhtisarkan reaksi glikolisis :
1. Glukosa Glukosa 6-fosfat
2. Glukosa 6Fosfat Fruktosa 6fosfat
3. Fruktosa 6Fosfat Fruktosa 1,6difosfat
4. Fruktosa 1,6difosfat
Dihidroksiaseton fosfat Gliseraldehida 3-fosfat
5. Gliseraldehida 3Fosfat 1,3difosfogliserat
6. 1,3difosfogliserat 3Fosfogliserat
7. 3Fosfogliserat 2-Fosfogliserat
8. 2Fosfogliserat Fosfoenolpiruvat
9. Fosfoenolpiruvat piruvat

You might also like