Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ANAK DENGAN MORBILI
OLEH :
NAMA
NIM
KELAS
: NI WAYAN BUDIARINI
: P07120012030
: 2.1 REGULER
A. PENGERTIAN
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut,menular yang ditandai 3
stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensensia.
Morbili dapat disebut juga campak,measles,rubeola.(IKA,FKUI Volume 2,
1985)
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium yaitu : stadium inkubasi, stadium prodromal dan stadium erupsi
(Rampengan, 1997: 90)
Campak adalah organisme yang sangat menular ditularkan melalui rute
udara dari seseorang yang terinfeksi pada orang lain yang rentan (Smeltzer,
2001:2443)
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu : a. stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadirum
konvelensi. (Rusepno, 2002:624)
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu (1) stadium kataral, (2) stadium erupsi dan (3) stadirum
konvelensi. (Ngastiyah, 1997:351)
Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan
oleh virus campak. (Hardjiono, 2004:95)
Campak adalah demam eksantematosa akut oleh virus yang menular
ditandai oleh gejala prodromal yang khas, ruam kulit dan bercak koplik.
(Ovedoff, 1995:451)
Measles atau rubeola adalah penyakit infeksi tinggi akut melibatkan
traktus respiratorius dan dikarakteristikkan oleh ras makulopapuler confluent.
(N. Clex, 2001:153).
Morbili adlah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh tiga stadium
yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi (Suriadi,
2001:211).
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan
3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.
(Mansjoer, 2000 : 47).
B. ETIOLOGI
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring
dan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbulnya bercak-
C. EPIDEMOLOGI
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah
menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta)
sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang
sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita
morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan
mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III
maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian
meninggal sebelum usia 1 tahun. Morbili dapat ditularkan dengan 3
cara,antara lain :
dalam waktu 24 jam, dari awal muncul reaksi terhadap virus morbili maka
akan terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan
beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada
kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva (Ngastiyah,
1997:352).
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar
kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus
dan konjungtiva (IKA,FKUI Volume 2,1985).
E. KLASIFIKASI MORBILI
Masa tunasnya adalah 10-20 hari, dan penyakit ini dibagi menjadi dalam 3
stadium yaitu:
1. Stadium Kataral ( Prodormal)
Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala sebagai berikut:
a. Panas
b. Malaise
c. Batuk
d. Fotofobia
e. Konjungtivitis
f. Koriza
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,
timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan
dikelilingi oleh eritema tapi itu sangat jarang dijumpai. Diagnosa
perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita
pernah kotak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2. Stadium Erupsi
Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah:
a.
Koriza dan Batuk bertambah
b.
Timbul enantema dipalatum durum dan palatum mole
c.
Kadang terlehat bercak koplik
d.
Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu
badan
e.
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
f.
Splenomegali
g.
Diare dan muntah
Variasi dari morbili disebut Black Measles yaitu morbili yang
disertai pendarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalensensi
a. Erupsi
mulai
berkurang
dengan
meninggalkan
bekas(hiperpigmentasi)
b. Suhu menurun sampai normal kecuali ada komplikasi (IKA,FKUI
Volume 2,1985).
F. MANIFESTASI KLINIS
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Gambaran klinis yang khas
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan leukopeni
4. Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cells yang khas
5. Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test
dan complemen fixation test akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya
pada 2-4 minggu kemudian. (Rampengan, 1997 : 94)
6. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant sel yang khas.
7. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik
dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 4
minggu kemudian.
H. PENATALAKSANAAN
Sesungguhnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk mengatasi
penyakit campak. Pada kasus yang ringan, tujuan terapi hanya untuk
mengurangi demam dan batuk, sehingga penderita merasa lebih nyaman dan
dapat beristirahat dengan lebih baik. Dengan istirahat yang cukup dan gizi
yang baik, penyakit campak (pada kasus yang ringan) dapat sembuh dengan
cepat tanpa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Bila ringan, penderita campak tidak perlu dirawat. Penderita dapat
dipulangkan dengan nasehat agar selalu mengupayakan peningkatan daya
tahan tubuh, dan segera kontrol bila penyakit bertambah berat.
Umumnya dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Isolasi untuk mencegah penularan
2. Tirah baring dalam ruangan yang temaram (agar tidak menyilaukan)
3. Jaga agar penderita tetap merasa hangat dan nyaman
4. Diet bergizi tinggi dan mudah dicerna. Bila tidak mampu makan
banyak, berikan porsi kecil tapi sering (small but frequent)
5. Asupan cairan harus cukup untuk mencegah dehidrasi
6. Kompres hangat bila panas badan tinggi
7. Humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu
dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
8. Obat-obat yang dapat diberikan antara lain:
a. Penurun panas (antipiretik): Parasetamol atau ibuprofen
b. Pengurang batuk (antitusif)
c. Vitamin A dosis tunggal :
1) Di bawah 1 tahun: 100.000 unit
2) Di atas 1 tahun: 200.000 unit
d. Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan bila terjadi komplikasi berupa
infeksi sekunder (seperti otitis media dan pnemonia)
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Data Dasar
Biodata
Terdiri dari biodata pasien dan biodata penanggung jawab.
2. Proses keperawatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien dengan morbili yaitu demam terusmenerus berlangsung 2 4 hari. (Pusponegoro, 2004 : 96)
b. Riwayat keperawatan sekarang
Anamnesa adanya demam terus-menerus berlangsung 2 4 hari,
batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah, silau bila kena cahaya
(fotofobia), diare, ruam kulit. (Pusponegoro, 2004 : 96)
Adanya nafsu makan menurun, lemah, lesu. (Suriadi, 2001 : 213)
c. Riwayat keperawatan dahulu
Anamnesa pada pengkajian apakah klien pernah dirawat di Rumah
Sakit atau pernah mengalami operasi (Potter, 2005 : 185).
Anamnesa riwayat penyakit yang pernah diderita pada masa lalu,
riwayat imunisasi campak (Wong, 2003 : 657). Anamnesa riwayat
kontak dengan orang yang terinfeksi campak. (Suriadi, 2001 : 213)
d. Riwayat Keluarga
Dapatkan data tentang hubungan kekeluargaan dan hubungan darah,
apakah klien beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau
familial. (Potter, 2005 : 185)
3. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
b. Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Kaji apakah pasien mengalami kesulitan saat
bernafas
c. Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama
d.
e.
f.
g.
h.
MRS .
Kebiasaan : pola makan, frekuensi, jenis.
Perubahan :setelah di rumah sakit
Eliminasi
1) BAK
Kebiasaan : frekuensi, warna, bau.
Perubahan setelah sakit
2) BAB
Kebiasaan : frekuensi, warna, konsistensi.
Perubahan setelah sakit.
Gerak dan Aktivitas
Kaji gerak dan aktivitas pasien selama berada di RS
Istirahat dan tidur
Kebiasaan : kaji kebiasaan istirahat tidur pasien
Perubahan setelah sakit
Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya pasien.
Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal(36-37C), pireksia/demam(38-40C),
hiperpireksia=40C< ataupun hipertermi <35,5C.
i. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien.
Observasi nyeri yang di keluhkan pasien.
j. Rasa Aman
Kaji keluarga pasien mengenai kecemasan yang ia rasakan
k. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi social dan komunikasi pasien. Kaji apakan pasien mampu
bercanda dengan keluarganya.
l. Bekerja
Kaji pasien apakah pasien mampu bermain dan bercanda dengan
keluarganya
i. Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut pasien
j. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja
meluangkan waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui
teknik yang tepat saat depresi.
k. Pengetahuan atau belajar
Seberapa besar keingintahuan keluarga mengenai cara pencegahan
diare pada anak. Disinilah peran perawat untuk memberikan HE
kepada keluarga pasien mengenai cara pencegahan diare pada anak.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit : Timbul rash
Rash mulai timbul sebagai eritema makulopapular ( penonjolan
pada kulit yang berwarna merah )
Timbul dari belakang telinga pada batas rambut dan menyebar ke
daerah pipi, seluruh wajah, leher, lengan bagian atas dan dada
bagian atas dalam 24 jam I.
Dalam 24 jam berikutnya, menyebar menutupi punggung,
abdomen, seluruh lengan dan paha, pada akhirnya mencapai kaki
pada hari ke 2 3, maka rash pada wajah mulai menghilang.
Proses menghilangnya rash berlangsung dari atas ke bawah dengan
urutan sama dengan urutan proses pemunculannya. Dalam waktu
4 5 hari menjadi kehitam hitaman ( hiperpigmentasi ) &
pengelupasan (desquamasi).
b. Kepala
1) Mata :
Konjungtivitis & fotofobia.Tampak adanya suatu garis
melintang dari peradangan konjungtiva yang dibatasi pada
sepanjang tepi kelopak mata ( Transverse Marginal Line
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektifberhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan atau
absorpsi nutrien yang diperlukan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penjamu dan agens infeksi.
4. Nyeri berhubungan dengan lesi kulit, malaise
5. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan isolasi dari teman sebaya.
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penggarukan
pruritus
7. Hipertermi berhubungan dengan Efek pirogen terhadap pengaturan suhu
tubuh pada hipotalamus, Peningkatan metabolisme dan proses penyakit.
C. INTERVENSI
1. Bersihan
produksi sputum
Hasil yang diharapkan :
a. Mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas bersih atau
jelas.
b. Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas,
misal : batuk efektif dan mengeluarkan sekret.
Intervensi :
1)
2)
4)
5)
b.
c.
mengidentifikasi
defisiensi,
menduga
kemungkinan intervensi.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
karena
panas
yang
berlebihan
dapat
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya : Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ; ketrampilan interpersonal,
teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi
intervensi dan respon pasien.
Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari
rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994,4).
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang (US. Midar H, dkk, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose
medis & NANDA NIC-NOC.Jakarta : Med Action Publishing
Carpenito, Lynda Juall, Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik
Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC,;1995
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
EGC
Price, Sylvia A. Dkk.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 Volume 1. EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanna C. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner
dan Suddarth Edisi 8 Volume 2. EGC, Jakarta.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Bintang.
2008.
Askepep
Morbili
dalam
(http://pragolo-
pati.blogspot.com/2012/09/laporan-pendahuluan-morbili.html) Diakses 8
april 2014 Pkl. 16.30 wita