You are on page 1of 32
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2009 SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI 5.7 LAPIS PONDASI PASIR ASPAL (SKh-1.5.7) SKb-1.5.7.1 » 2) SKh-1.5.7.2 y SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM. ‘SEKSI 5.7 LAPIS PONDASI PASIR ASPAL UMUM Yang dimaksud dengan Lapis Pondasi Pasir Aspal adalah campuran antara_ pasir dengan aspal keras, yang dicampur di Unit Pencampur Aspal (UPCA/AMP), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, Pekerjaan ini mencakup pembuatan lapisan Campuran Panas Pasir Aspal untuk lapis pondasi atau lapis aus, yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telah 4isiapkan sesuai dengan Spesifikasi dan memenuhi garis, ketinggian, dan potongan ‘memanjang serta potongan melintang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana. ‘Semua jenis campuran dirancang menggunakan prosedur Khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi khusus ini, untuk menjamin bahwa rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, Kelenturan dan keawetan cocok guna ‘mendukung lalu-lintas rencana Jenis Lapis Pondasi Pasir Aspal Jenis Campuran Lapis pondasi Pasir Aspal dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar Rencana, Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal digunakan untuk lapis pondasi, yaitu Lapis Pondasi Pasir Aspal (LPPA). PERSYARATAN Standar Rujukan ‘Standar Nasional Indonesia (SNI SNI.03-1968-1990 © Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Haalus dan Kasar SNF 03-1969-1990 Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar SNI.03-1970-1990 Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus NI 03-2417-1991 Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles SNI.06-2432-1991 Metoda Pengujian Daktilitas Baban-Bahan Aspal SNI 06-2433-1991 Metoda Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan ‘lat Cleveland Open Cup SNI.06-2434-1991 Metoda Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter SNI.03-1737-1991 ‘Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk Jalan Raya SNL 03-2439-1991 Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal SNI-06-2440-1991 Metoda Pengujian Kehilangan Berat Minyak dan Aspal dengan Cara A SNI 06.2441-1991 Metoda Penguijian Berat Jenis Aspal Padat 1 dari 31 z SNI 06-2456-1991 SNI06-2490-1991 SN103-3407-1994, SN103-3425-1994 SNI 06-3426-1994 SN103.3640-1994 SNI03-4141-1996 SNI03-4142-1996 SNI 03-4428-1997 SNI 06-4797-1998, SNI 03-4804-1998 SNI03-6399-2000 SNI 03-6721-2002 SNI 03-6723-2002 SNI 03-6757-2002 SNI 03-6819-2002 NI 03-6877-2002 SNI03-6890-2002 SNI 03-6893-2002 ‘SNI 03-6894-2002, RSNI M-01-2003 RSNI S-01-2003 RSNI M-04-2004 AASHTO 1283-89 AASHTO 1301-95 AASHTO T165.97 ASTM. ASTM D4791 ASTM E 102-93 Metoda pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen Metoda Pengujian Kadar Air Aspal dan Bahan yang Mengandung Aspal Metoce Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu Terhadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat Tata Cara Pelaksanaan Lapis Tipis Beton Aspal untuk Jalan Raya Tata Cara Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Ukur Kerataan NAASRA Metode Pengujian Kadar Aspal dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Alat Soklet Metode Pengujian Gumpalan Lempung Dan Butir-Butir Mudah Pecah Dalam Agregat Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm) Metode Pengujian Agregat Halus atau Pasir Yang ‘Mengandung Bahan Plastis Dengan Cara Setara Pasir Metoda Pengujian Pemulihan Aspal Dengan Alat Penguap Putar Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara Dalam Agregat Tata Cara Pengambilan Contoh Aspal Metode Pengujian Kekentalan Aspal Cair dengan Alat Saybolt Spesifikasi Bahan Pengisi Untuk Campuran Beraspal ‘Metode Pengujian Berat Jenis Nyata Campuran Beraspal Padat Menggunakan Benda Uji Kering Permukaan Jenuh, Spesifikasi Agregat Halus Untuk Campuran Beraspal Metode Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang tidak dipadatkan Tata Cara Pengambilan Contoh Campuran Beraspal Metode Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal Metode Pengujian Kadar Aspal Dan Campuran Beraspal Cara Sentrifius Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas dengan ‘Alat Marshall Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi Metode Pengujian Kelarutan Aspal Resistance of Compacted Bituminous Mixture to Moisture Induced Damaged Elastic Recovery Test Of Bituminous Material By Means of A Ductilometer Effect of Water on Cohesion of Compacted Bituminous Paving Mixtures ‘Standard Test Method for Flat or Elongated Particles in Coarse Aggregate Saybolt Furol Viscosity of Asphaltic Material at High ‘Temperature 2 dari 31 «e 2) 3) 4) British Standard BS 598 Part 104 (1989): The Compaction Procedure Used in the Percentage Refusal Density Test Pekerjaan Seksi Lain Pada Spesifikasi Umum Yang Berkaitan Dengan Khusus ini, a) Persiapan Seksi 1.2 ) Lapis Resap Perekat dan Lapis Perekat Seksi 6.1 Toleransi 4) Bilamana Campuran Panas Pasir Aspal yang dihampar lebih dari satu lapis, seluruh tebal lapisan beraspal tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan dalam Tabel SKb-5.71. ‘Tabel SKh-§.7.1. Tebal Nominal Minimum Lapisan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal dan Toleransi Tenis Camparan Taps] gimp) | Tebal Nominal] —Tolenma Pondasi Pasir Aspal Minimum (om)_|_Tebal (mm) Tapis Pondas Pasir Aspal | LBPA Soames [amas ). Toleransi kerataan harus memenubi ketentuan berikut ini: (1). Kerataan Melintang Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan tegak Jurus sumbu jalan tidak boleh melampaui 4 mm untuk lapis aus, 6 mm untuk lapis permukaan antara dan 8 mm untuk lapis pondasi. 2). Kerataan Memanjang Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar Iurus atau mistar Iurus berjalan (rolling) sepanjang 3 m yang diletakkan sejajar dengan sumbu jalan tidak boleh melampaui $ mm, ©) Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang melintang untuk Tapis aus tidak boleh melampaui 5 mm, lapis permukaan antara tidak boleh metampaui 8 mm dan ‘untuk lapis pondasi tidak boleh melampaui 10 mm dari elevasi yang dihitung dari penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, Persyaratan Bahan a) Agregat Q) Umm (a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar campuran aspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus perbandingan campuran (lihat Pasal SKh-1.5.7.5), memenuhi semua kketentuan yang disyaratkan dalam Tabel SKh-5.7.2 sampai dengan ‘Tabel SKh-5.73. (b) Agregat tidak bolch digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 1.11 dati Spesifikasi Umum, 3 dari 31 x (©) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus sudah melaksanakan pengadaan setiap fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran aspal, paling sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran aspal satu bulan berikutnya ( Dalam pemilihan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk negosiasi Kembali harga satuan dari Campuran Aspal (©) Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. ()Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan halus minimum 2,5 e ddan perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2. (2) Agregat Kasar (a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalsh yang tertahan ayakan No.8 2,36 mm) dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari Jempung atau bbahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel SKh-5.7.2. (b) Fraksi agregat kasar harus batu pecah atau kerikil pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal ‘maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama (teratas) dengan bahan fertahan kurang dari 10%. (©) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyarat dalam Tabel SKh-S.7.2. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 2,36 mm dengan e bidang pecah satu atau lebih, Tabel SKh-S.7.2. Ketentuan Agregat Kasar Pengujian [__ Sundar Nilat ‘Abrasi dengan mesin Los Angeles | SNI03-2417-1991 | Maks. 40% Kelekatan agregat terhadap aspal | SNI03-2439-1991 | Min. 95% “Angularitas (Kedalaman dari E permukaan < 10 em) 951901") “Angularitas (Kedalaman dari SNI03-6877-2002 permukaan > 10cm) ey Partkel Pipih dan Loajong(**) | ASTM D-4791 | Maks. 10% Material lolos Saringan No-200 SNT03-4142-1996_| _ Maks. 1% Gain ()- 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muke bidang, Pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah cd atau lebih (@*) Pengujian dengan perbandingan lengan lat uji terhadap poros |: S 4 dari 31 az @) @) (4). Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke Unit Pencampur Aspal melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik. (©) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel SKh-5.7.2 untuk partikel kepipihan dan kelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Teknis agregat tersebut memenuhi semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat dipertanggungjawabkan telah dilakukan untuk memperoleh bentuk pattikel agregat yang baik. () Pembatasan lolos # 200 < 1%, pada ayakan kering karena agregat kasar yang, dilekati lumpur tidak dapat dipisahkan pada waktu pengeringan sehingga tidak dapat dilekati aspal. Agregat Halus (a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri atas pasir atau pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm) sesuai SNI 03-6819-2002, (b)_ Fraksi agregat kasar dan pasir harus ditumpuk terpisah, (©) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya, (@ Agregat halus dipasok ke Unit Pencampur Aspal dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat halus dapat dikonirol dengan baik. (©) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel SKb-S.7.3. ‘Tabel SKb-5.7.3 Ketentuan Agregat Halus Pengujian Standar Nila ‘Nilai Setara Pasir 'SNI03.4498-1997 | Min. 509% ‘Material Lolos Saringan No. 200__| SNI03-4142-1996 | Maks. 8% ‘Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10 em) “Angularitas (kedalaman dari permukaan > 10 cm) Min 4s SNI 03-6877-2002 Min 40 Bahan Pengisi (Filler) Bila diperlukan bahan pengisi maka bahan pengisi yang digunakan harus dari semen portland, Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki. Debu batu (sfonedust) dan baban pengisi yang ditambahkan harus kering dan bbebas dari gumpalan-gumpatan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI 03-4142-1996 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak Kurang dari 75% dari yang lolos ayakan No. 30 (600 micron) dan mempunyai sifat non plastis, 5 dari 31 x b) Gradasi Agregat Gabungan ) Gradasi agregat gabungan untuk Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal, ditunjukkan dalam Tabel SKh-5.7.4. Gradasi agregat gabungan tersebut merupakan gradasi gabungan antara agregat kasar dan pasi. Tabel Skh-5.7.4. Gradasi Agregat Gabungan ‘Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos ‘ASTM. (am) LPPA wm 19 100 3/8" 95 85-100, Not 475 5 Nos [essa 21365 60-85 No.16 118 - 'No.30 0,600. Le al -__No.50 0,300) : No.100, 0,150 7 No.200 0,075, 0-20 Aspal (2) Aspal yang digunakan untuk Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal harus 2 Aspal Keras Pen 60/70 dan harus memenulhi persyaratan pada Tabel SKh- 5.7.8, Sedangkan campuran yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan salah satu Campuran Panas Pasir Aspal pada Tabel SKh-5.7.6 sesuai dengan jenis Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal yang ditetapkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Direksi Teknis. Pengambilan contoh aspal Pengambilan contoh aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-6399- 2000. Pengambilan contoh aspal keras dari tiap truk tangki harus dilaksanakan ppada bagian atas, tengah dan bawah. Contoh pertama yang diambil harus Jangsung diyji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai penetrasi dan titik lembek. Aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke dalam tangki penyimpan sebelum hasil pengujian contoh pertama tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi Khusus ini. Bilamana hasil pengujian contoh pertama tersebut lolos pengujian, tidak berarti aspal dari truk tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali aspal dan contoh yang mewakili telah memenuhi sernua sifat-sifat aspal yang disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus ini Apabila aspal dengan kemasan drum maka pengambilan contoh aspal harus dilakukan untuk setiap akar 3 ( °V ) dari jumlah kemasan drum. Kegagalan dipenuhinya sebagian uji sebagai yang disyaratkan tetap menjadi tanggung Jawab Penyedia Jasa, yang sanksinya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, Tabel SKh-5.7.5. Persyaratan Aspal Keras Pen 60/70 Ne. Jenis Pengujian Metode Persyaratan 1. [Penetrasi, 25°C; 100 gr; 5 | SNI06-2456-1991 | 60-79 ddetik; 0,1 mm 2 [Titik Lembek, °C SNin62a34-1991_[ 48-58 6 dari 31 a: 3D 3. [Titik Nyala, °C ‘SNT06-2433.1991_[ Min. 200 4._|[Daktilitas 25°C, em ‘SNI06-2432-1991_ | Min. 100 5._[Berat jenis 'SNI06-2441-1991__|_ Min. 1,0 6 |Kelarutan dalam Trichlor RSNIM -04-2004 | Min. 99 Ethylen, %berat 7. [Penurunan Berat (dengan ‘SNT06-2440-1991 | Max. 0,8 TOT). % berat &. |Penetrasi setelah penurunan | SNI06-2456-1991 | Min, 54 erat, % ashi 9, [Daktilitas setelah penuranan | SNI06-2432-1991 | Min. 50 berat, % ashi dy Aditit Aditi Kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan kedalam aspal bilamana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan dan persentase aditif yang diperlukan harus dicampur ke dalam bahan aspal serta waktu pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. ©) Sumber Pasokan Persetujuan sumber pemasokan agregat, aspal dan pasir serta bila diperlukan bahan pengisi (filler) harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknis sebelum Pengiriman bahan, Setiap jenis bahan harus diserahkan, seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, paling sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainya pekerjaan, Campuran a) Komposisi Umum Campuran Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal terdiri dari agregat, pasir dan aspal. Bila diperiniahkan oleh Direksi Pekerjaan aditif dapat ditambahkan untuk menghasilkan sifat-sifat khusus di luar Tabel SKh-8.7.6. b) Kadar Aspal Dalam Campuran Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran akan bergantung pada penyerapan agregat yang digunakan dan kadar aspal, ©) Prosedur Rancangan Campuran (1) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal dalam pekerjaan, Penyedia Jasa disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan_hasil pengujian di laboratorium dan hasil percobaan penghamparan campuran yang dibuat di instalasi pencampur aspal (2) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan penyerapan air untuk semua agregat yang digunakan, Juga semua pengujian sifat-sifat agregat yang diminta olch Direksi Pekerjaan. Pengujian pada campuran aspal percobaan akan meliputi penentuan Berat Jenis Maksimum campuran aspal sesuai SNI 03-6893-2002, pengujian sifat-sifat Marshall 7 dari 31 x: @) @ (RSNI_M-01-2003) dan Kepadatan Membal (Refusal Density) campuran rancangan (BS 598 Part 104 - 1989). Contoh agregat diambil dari penampung panas (hot bin) untuk pencampur jenis takaran berat (weight batching plant) maupun pencampur dengan pemasok menerus (continuous feed plant) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam tiga Jangkah dasar berikut ini (a) Memperoleh Gradasi Agregat yang Cocok ‘Suatu gradasi agregat yang cocok diperoleh dari penentuan persentase yang memadai dari setiap fraksi agregat. Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal (LPPA) dapat dibuat bergradasi hhalus (mendekati batas titik-titik kontrol atas), tetapi akan sulit ‘memperoleh Rongga dalam Agregat (VMA) yang disyaratkan. Lebih baik digunakan yang bergradasi kasar (mendekati batas titik-titik kontrol awa), (b) Membuat Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula) Lakukan rancangan dan pemadatan Marshall. Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat diperoleh dari rumus dibawah ini Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) + Konstanta, dimana Pb = kadar aspal perkiraan © agregat kasar tertahan saringan No.8 FA = agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan No.200 Fille = agregat halus lolos saringan No.200 Nilai konstanta sekitar 0.5 - 1,0. Buatlah benda wji dengan kadar aspal di atas, dibulatkan mendekati 0,5%, dengan tiga kadar aspal di atas dan dua kadar aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal yang sudah dibulatkan mendekati 0,5 % ini. (Contoh, bilamana rumus memberikan nilai 5,7 %, dibulatkan menjadi 5,5%, buatlah benda uji dengan kadar aspal 5,5 %, dengan 6 %, 6,5 %, dan 7 %, dengan 4,5 % dan 5 %). Ukurlah berat isi benda ui, stabilitas Marshall, kelelehan dan stabilitas sisa setelah perendaman. Ukur atau hitunglah kepadatan benda uji pada rongga udara nol (Gmm). Hitunglah Rongga dalam Agregat (VMA), Rongga Terisi Aspal (VFB), dan Rongga dalam Campuran (VIM). Gambarkan semua hasil tersebut dalam grafik seperti yang ditunjukkan dalam Lampiran 6.3.E (Spesifikasi Umum). Buatlah benda uji tambahan dan dipadatkan sampai membal (refusal) dengan menggunakan prosedur PRD-BS 598. untuk tiga kadar aspal (satu yang memberikan rongga dalam campuran di atas 5%, satu pada 5% dan satu yang di bawah 5%). Ukur berat isi benda uji dan/atau hitung kepadatannya. Gambarkanish batas-batas yang disyaratkan dalam grafik untuk setiap parameter yang terdaftar dalam Tabel SKh-5.7.6 atau sesuai jenis campuran yang direncanakan, dan tentukan rentang kadar aspal yang memenuhi semua ketentuan dalam Spesifikesi Khusus ini, Gambarken rentang ini dalam skala balok seperti yang ditunjukkan dalam Lampiran 6.3.F (Spesifikasi Umum). Rancangan kadar aspal umumnya mendekati 8 dari 31 am tengah-tengah rentang kadar aspal yang memenuhi semua parameter yang disyaratkan. Suatu campuran yang cocok harus memenuhi semua kriteria dari jenis campuran beraspal dalam Tabel SKh-5.7.6 dengan Suatu Rentang Kadar Aspal Praktis, Rentang kadar aspal untuk campuran aspal yang memenuhi semua kriteria rancangan harus mendekati (atau lebih besar dari) satu persen. Rentang kadar aspal ini dimaksudkan untuk mengakomodir fluktuasi yang sesunggubnya dalam produksi campuran aspal. (c) Memperoleh persetujuan Formula Campuran Rancangan (DMF) sebagai Formula Campuran Kerja (JM) Nyatakan bahwa rancangan campuran laboratorium telah_memenuhi etentuan dengan membuat campuran di Unit Pencampur Aspal dan penghamparan percobaan serta dengan pengulangan pengujian kepadatan Jaboratorium Marshall ‘Tabel SKb-5.7.6. Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Lapis Ponda: Pasir Aspal ‘Sifat-sifat Campuran TPA, Penyerapan Aspal (%) Max 17 Jumlah fumbukan per bidang 75 a Ty Min 3.0 Rongga dalam campuran (%) Max 120 Rongga dalam Agregat (VMA) () |_Min = Rongga terisi aspal (%) Min : Stabilitas Marshall (kg) Min 200 Pelelehan (mm) Min 2 Marshall Quotient (kg/mm) Min = Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah | perendaman selama 24 jam, 60°C_| MiP WW Catatan Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis maksimum ‘campuran (Gmm - SNI 03-6893-2002) 4) Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula) Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harus ‘menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, usulan Formula Campuran Raneangan (DMF) untuk campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan yang ‘mencakup (1) Ukuran nominal maksimum partikel (2) Sumber-sumber agregat (3) Persentase setiap fraksi agregat yang akan digunakan Penyedia Jasa, pada penampung dingin dan penampung panas. (4) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam ‘Tabel SKh-5.7.4. (5) Kadar aspal total dan efektif terhadap berat total campuran. (6) Temperatur pencampuran. Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik campuran pereobaan Jaboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kriteria 9 dari 31 a sesuai jenis campuran yang direncanakan dalam salah satu Tabel SKh-S.7.6. Sifat- sifat benda uji yang sudah dipadatkan harus dihitung menggunakan metode dan ramus yang ditunjukkan dalam RSNI M-01-2003 dan RSNI M-06-2004. Dalam tujuh hari Direksi Teknis akan (1) Menerima usulan tersebut jika memenuhi Spesifikasi dan_mengijinkan Penyedia Jasa untuk melakukan percobaan pelaksanaan. (2) Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi. Selanjutnya Penyedia Jasa harus melakukan percobaan campuran baru dengan biaya sendiri untuk memperoleh statu campuran rancangan yang_memenuhi Spesifikasi. Direksi Teknis, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk memodifikasi sebagian rumus rancangannya atau. mencoba agregat lainnya Bagaimanapun juga pembuatan suatu rumus campuran rancangan yang memenuhi ketentuan merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, ©) Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula) (2). Segera setelah Formula Campuran Rancangan (DMF) disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton. Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat laik kerja, paver mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb. dan kombinasi penggilas yang diusulkan untuk mampu mencapai kepadatan yang disyaratkan selama penghamparan produksi normal. Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat benda uji Marshall maupun untuk pemadataan membal (refusal) Hasil pengujian ini harus dibandingkan dengan ketentuan sifat campuran yang, dipilih sesuai Tabel SKh-S.7.6. Bilamana percobaan tersebut gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu ketentuannya maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus divlang kembali. Direksi Pekerjaan tidak akan menyetujui campuran rancangan sebagai Formula Campuran Kerja (IMF) sebelum penghamparan percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui 2) Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari campuran yang digunakan dalam penghamparan percobaan dan diambil dari Unit Pencampur Aspal atau dari muatan truk di Unit Pencampur Aspal untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium dalam Kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada viskositas yang disyaratkan dalam Tabel SKh- 5.7.9 dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan. Dari dua belas benda uji yang memenuhi ketentuan salah satu dari Tabel SKh-8.7.7 saja yang dirata-ratakan untuk menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang. selanjutnya digunakan sebagai rujukan kepadatan campuran aspal terhampar dalam pekerjaan. (3) Percobaan campuran di Unit Pencampur Aspal (AMP) dan percobaan pelaksanaan yang memenuhi ketentuan disetujui sebagsi Formula Campuran Kerja (MF). 4) Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi Yang Diijinkan 10 dari 31 6) dy a @ @) 4) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan Formula Campuran Kerja, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel SKh-S.7.7 di bawah ini Setiap hari Direksi Teknis akan mengambil benda uji, baik bahan maupun campurannya seperti yang digariskan dalam SKh-1.5.7.43) dan SKh- 1.5.7.4.4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan Keseragaman campuran, Setiap bahan yang gagal ‘memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula Campuran Kerja (IMF) dan Toleransi Yang Diijinkan harus ditolak. ‘Tabel SKb-$.2.7.Tolerans Kompossi Campuran ‘Agregat Gabungan Lolos Ayakan | Toleransi Komposisi Campuran ‘Sama atau lebih besar dari 2,36 mm. =5% berat total agregat 2,36 mm sampai N |___=3% berat total agregat ‘No.100 dan tertahan No.200 £2.% berat total agregat No.200 £1.% berat total agregat Kadar aspal Toleransi ‘Kadar aspal =0,3 % berat total campuran, “Temperatur Campuran’ Toleransi Bahan keluar dari pugmill =10°C Bilamana setiap bahan memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula Campuran Kerja (IMF) dan Toleransi Yang Diijinkan, tetapi menunjukkan perubahan atau tidak konsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumber setiap bahan berubah, maka suatu Formula ‘Campuran Kerja (JMF) baru atas biaya Penyedia Jasa dan harus diserahkan dengan cara seperti yang disebut di atas untuk disetujui, sebelum campuran aspal baru dihampar di lapangan, Interpretasi Toleransi Yang Diijinkan Batas-batas absolut yang ditentukan oleh Formula Campuran Kerja maupun Toleransi Yang diijinkan menunjukkan bahwa Penyedia Jasa harus bekerja dalam batas-batas yang digariskan pada setiap saat. Lapisan Perata ‘Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka setiap jenis campuran dapat digunakan sebagai lapisan perata dengan sebutan (Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal Lapis Pondasi Leveling (LPPA), Unit Pencampur Aspal (AMP) a) Umum Unit Pencampur Aspal dapat berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran (batching) atau sistem menerus (continuous), Unit Produksi Campuran Aspal (AMP) harus memiliki kapasitas yang cukup untuk ‘memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki, Instalasi ini hharus dirancang, dikoordinasi dan dioperasikan sedemikian hingga dapat ‘menghasilkan campuran dalam rentang toleransi perbandingan campuran, 11 dari 31 A D) ° Unit Produksi Campuran Beraspal harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun protes dari penduduk di sekitarnya, Unit Produksi Campuran Aspal (AMP) harus dilengkapi dengan silo filler (filler storage) atau alat pemasok asbuton butir dan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet eyelone) sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu ke atmosfir. Bilamana salah satu sistem rusak atau tidak berfungsi maka instalasi pencampur aspal tidak boleh dioperasikan. ‘Timbangan Pada Unit Produksi Campuran Beraspal (1) Timbangan untuk setiap kotak timbangan atau penampung (hopper) harus berupa jenis jam (pembacaan jarum) tanpa pegas dan merupakan produksi standar serta dirancang dengan ketelitian berkisar antara setengah sampai satu persen dari beban maksimum yang diperlukan. (2) Ujung jarum harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan jam dan harus berupa jenis yang bebas dari paralaks (pembiasan sinar) yang berlebihan. Timbangan harus dilengkapi dengan tanda (skala) yang dapat disetel untuk mengukur berat masing-masing bahan yang akan ditimbang pada setiap kali pencampuran. Timbangan harus terpasang kokoh dan bilamana mudah berubah harus segera diganti, Semua jam (pembacaan jarum) timbangan harus diletakkan sedemikian hingga mudah terlihat oleh operator pada setiap saat (3) Timbangan yang digunakan untuk menimbang aspal harus_memenuhi ketentuan untuk timbangan agregat dengan ketelitian pembacaan tidak boleh melebihi dari 1 kilogram dan harus memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari bahan yang akan ditimbang serta harus dapat dibaca sampai satu kilogram yang terdekat. (4) Bilamana dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan, maka timbangan yang telah disetujuipun tetap harus diperiksa berulang kali schingga ketepatannya dapat selalu dijamin. Penyedia Jasa harus senantiasa menyediakan tidak Kurang dari 10 buah beban standar 20 kg untuk pemeriksaan semna timbangan ‘Tangki Aspal Tangki aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan dengan cfektif’ dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang yang disyaratkan, Pemanasan harus dilakukan melalui pipa oli atau cara lainnya sehingga api tidak Jangsung memanasi pipa pemanas. Sirkulasi aspal harus ancar dan terus menerus selama periode pengoperasian. Temperatur aspal yang disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember penimbang, batang semprot, dan tempat-tempat lainnya dari sistem saluran, harus dipertahankan dengan cara isolasi. Bila diperlukan di antara tangki dan alat pencampur dapat ditempatkan “booster” (penguat) untuk menaikkan temperatur aspal Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah 30.000 liter dan paling sedikit harus disediakan dua tangki yang berkapasitas sama, Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke alat pencampur, 12 dari 31 k- 4) Pemasok Untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier) Pemasok yang terpisah untuk masing-masing agregat harus disediakan. Pemasok untuk agregat halus harus dari jenis ban berjalan. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, jenis lain diperkenankan hanya jika pemasok tersebut dapat menyalurkan bahan basah pada Kecepatan yang tetap tanpa menycbabkan terjadinya penyumbatan. Seluruh pintu penampung (bin gate) harus dikalibrasi Bukaan pintu dan pengatur kecepatan harus dapat dikunci untuk setiap perbandingan campuran yang telah disetujui. Sekali ditetapkan, kedudukan pintu tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan, ©) Alat Pengering (Drier) ‘Alat pengering berputar harus mampu mengeringkan dan memanaskan agregat sampai ke temperatur yang disyaratkan, 9) Ayakan Ayakan harus mampu mengayak selurub agregat sampai ukuran dan proporsi yang disyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit di atas kapasitas penuh alat pencampur. Ayakan harus memiliki efisiensi pengoperasian yang sedemikian rupa schingga agregat yang terlampung dalam setiap penampung (bin) tidak mengandung lebih dari 10 % bahan yang berukuran terlampau besar (oversize) atau terlampau Kecil (under Maksud dari Pasal ini adalah (1) Ukuran nominal maksimum dalam setiap penampung panas adalah ukuran anyaman kawat dari ayakan terakhir, setelah melewati ayakan ini agregat Iolos masuk ke penampung panas. (2) Ukuran nominal minimum dalam setiap penampung panas adalah ukuran anyaman kawat dari ayakan, sebelum ayakan ini agregat dapat lolos masuk ke ‘penampung panas Agregat yang terlalu besar (oversize), dalam penampung panas, secara tidak langsung mengauskan atau merusak ayakan, Agregat yang terlalu kecil (undersize) secara tidak langsung dapat menyebabkan muatan berlebih (overload) pada ayakan. 9) Penampung (Bin) Panas Penampung panas harus berkapasitas cukup dalam melayani alat pencampur bila dioperasikan dengan kapasitas penuh, Jumlah penampung minimum tiga buah sehingga dapat menjamin penyimpanan yang terpisah untuk masing-masing fraksi agregat, tidak termasuk bahan pengisi (filler). Setiap penampung panas harus dilengkapi dengan pipa pembuang yang ukuran maupun letaknya sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya kembali bahan ke dalam penampung lainnya, Penampung harus dibuat sedemikian rupa agar benda uji dapat mudah diambil, hh) Unit Pengendali Aspal (1) Perlengkapan pengendali aspal yang handal, baik jenis penimbangan ataupun meteran harus disediakan untuk memperoleh jurilah aspal yang tepat untuk campuran aspal dengan rentang toleransi yang disyaratkan dalam rumus perbandingan campuran, (2) Untuk Unit Produksi Campuran Aspal (AMBP) sistem penakaran (batching plant), perangkat timbangan atau meteran harus dapat menyediakan kuantitas aspalsesuai rancangan untuk setiap penakaran campuran. Untuk Unit Produksi Campuran Beraspal sistem menerus (continuous plant), pompa meteran aspal 13 dari 31 x haruslah jenis rotasi dengan sistem pengaliran yang handal serta memiliki susunan nosel penyemprot yang teratur pada alat pencampur. Jumlah penyaluran dari pompa harus dapat disinkronkan dengan alan agregat ke alat pencampur dengan pengendali kunci otomatis, dan perangkat ini harus akurat, mudah disetel dan dapat dikunci. Perlengkapan untuk memeriksa kuantitas atau kecepatan aliran bahan aspal ke alat pencampur harus disediakan, i) Perlengkapan Pengukur Panas (1). Termometer berlapis baja yang dapat dibaca dari 100 °C sampai 200 °C harus dipasang di tempat mengalimya pasokan aspal dekat katup pengeluaran (discharge) pada alat pencampur dan mudah terbaca, (2) Instalasi juga harus dilengkapi dengan termometer, baik jenis arloji (pembacaan jarum), air raksa (mercury-actuated), pyrometer listrik ataupun perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui, yang dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering untuk mencatat secara otomatis atau ‘menunjukkan temperatur agregat yang dipanaskan. Sebuah termo elemen (thermo couple) atau bola sensor (resistance bulb) harus dipasang di dekat dasar penampung (bin) untuk mengukur temperatur agregat halus sebelum ‘memasuki alat pencampur. (3) Direksi Pekerjaan dapat meminta penggantian setiap termometer dengan alat pencatat temperatur yang disetujui, Sclanjutnya Direksi Pekerjaan dapat ‘meminta grafik temperatur harian untuk disediakan 4) Pengumpul Debu (Dust Collector) Unit Produksi Campuran Aspal (AMP) harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu yang dibuat sedemikian rupa agar dapat membuang atau mengembalikan secara merata ke elevator, baik seluruh maupun sebagian bahan yang dikumpulkan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. k)_ Pengendali Waktu Pencampuran Unit Produksi Campuran Aspal (AMP) harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk mengendalikan waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran {etap konstan kecuali kalau diubah atas perintah Direksi Pekerjaan. 1) Timbangan dan Rumah Timbang Timbangan dan rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan yang siap dikirim ke tempat penghamparan, Timbangan tersebut harus memenuhi kketentuan seperti yang dijelaskan di atas. m) Ketentuan Keselamatan Kerja (Q) Tanga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) alat pencampur dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit perlengkapan harus dipasang. Untuk mencapai puncak bak truk, perlengkapan untuk Tandasan atau perangkat Jain yang sesuai harus disediakan schingga Direksi Pekerjaan dapat mengambil benda uji maupun memeriksa temperatur campuran. Untuk memudahkan pelaksanaan —kalibrasi_timbangan, pengambilan benda uji dan lain-lainnya, maka suatu sistem pengangkat atau katrol harus disediakan untuk menaikkan peralatan dari tanah ke landasan (platform) atau sebaliknya, Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi dan bagian bergerak lainnya yang berbahaya harus seluruhnya dipagar dan dilindungi. 14 dari 31 ee Q) Lorong yang cukup lebar dan tidak tethalang harus disediakan di dan sekitar tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari bbenda yang jatuh dari landasan (playform)alat pencamput n) Ketentuan Khusus Untuk Unit Produksi Campuran Beraspal Sistem Penakaran (Batching Plant) a @ Kotak Penimbang atau Penampung (Hopper) Unit Produksi Campuran Aspal (UPCA / AMP) harus memiliki perlengkapan yang akurat dan otomatis (bukan manual) untuk menimbang masing-masing fraksi agregat dalam kotak penimbang atau penampung yang terletak di atas ‘timbangan dan berkapasitas cukup untuk setiap penakaran tanpa perlu adanya perataan dengan tangan atau tumpah karena penuh. Kotak penimbang atau penampung harus ditunjang pada ttik tumpu dan penopang tipis, yang dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah terlempar dari kedudukannya, Semua tepi- tepi, ujung-ujung dan sisi-sisi penampung timbangan harus bebas dari sentuhan setiap batang penahan dan batang kolom atau perlengkapan lainnya yang akan mempengaruhi fungsi penimbangan yang scbenarnya. Ruang bebas yang memadai antara penampung dan perangkat pendukung harus tersedia schingga dapat dihindari terisinya celah tersebut oleh bahan-bahan yang tidak dikehendaki Pinta pengeluaran (discharge gate) kotak penimbang harus terletak sedemikian rupa agar agregat tidak mengalami segregasi saat dituang, ke dalam alat pencampur dan harus dapat tertutup rapat schingga tidak terdapat kebocoran bahan yang akan masuk ke dalam alat pencampur pada saat proses penimbangan campuran berikutnya Alat Pencampur (Mixer) ‘Alat pencampur sistem penakaran (batch) adalah jenis pengaduk putar ganda Cowin pugmill”) yang disetwjui dan mampu menghasilkan campuran yang seragam dan memenuhi toleransi rumus perbandingan campuran, Alat pencampur harus dipanasi dengan selubung uap, minyak panas, atau cara Jainnya yang disetujui Direksi Pekerjaan, Alat pencampur harus dirancang sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan visual terhadap campuran. lat pencampur harus memiliki kapasitas minimum 1 ton dan harus dibuat sedemikian rupa agar kebocoran yang mungkin terjadi dapat dicegah. Kotak pencampur harus dilengkapi dengan penutup debu untuk mencegah hilangnya kandungan debu. ‘Alat pencampur harus memiliki suatu perangkat pengendali waktu yang akurat untuk mengendalikan kegiatan dalam satu siklus pencampuran yang lengkap dari penguncian pintu kotak timbangan setelah pengisian ke alat Pencampur sampai penutupan pintu alat pencampur pada saat selesainya suatu siklus pencampuraan. Perangkat pengendali waktu harus dapat_mengunci ember aspal selama periode pencampuran kering maupun basah. Periode pencampuran kering didefinisikan sebagai interval waktu antara pembukaan pinta Kotak timbangan dan waktu dimulainya pemberian aspal. Periode pencampuran basah didefinisikan sebagai interval waktu antara penyemprotan ‘bahan aspal ke dalam agregat dan saat pembukaan pintu alat pencampur. Perangkat pengendali waktu harus dapat disetel untuk suatu interval waktu tidak lebih dari 5 detik sampai dengan 3 menit untuk keseluruhan siklus Penghitung (cowater) mekanis penakar harus dipasang sebagai bagian dari perangkat pengendali waktu dan harus dirancang sedemikian rupa schingga hhanya mencatat penakaran yang telah selesai dicampur. 15 dari 31 z- Alat pencampur harus dilengkapi pedal (paddle) atau pisau (blade) dengan jumlah yang cukup dan dipasang dengan susunan yang benar untuk ‘menghasilkan campuran yang benar dan seragam, Ruang bebas antara pisau- pisau (blades) dengan bagian yang tidak bergerak maupun yang bergerak hharus tidak melebihi 2 cm, kecuali bilamana ukuran nominal maksimum agregat yang digunakan lebih besar dari 25 mm. Bilamana digunakan agregat yang memiliki ukuran nominal maksimum lebih besar dari 25 mm, maka ruang bebas ini harus disetel sedemikian rupa agar agregat kasar tidak pecah selama proses pencampuran ©) Ketentuan Khusus Untuk Unit Produksi Campuran Aspal Sistem Menerus (Continuous Mixing Plant) aw @) @) @) Unit Pengendali Gradasi Unit Produksi Campuran Aspal (AMP) memiliki perlengkapan untuk mengatur proporsi agregat yang akurat dan otomatis (bukan manual) dalam setiap penampung (bin) baik dengan penimbangan maupun dengan pengukuran volume. Unit ini harus mempunyai sebuah pemasok (feeder) yang dipasang di bawah penampung (bin). Masing-masing penampung (bin) harus memiliki_ pintu bbukaan yang dapat disetel untuk menyesuaikan volume bahan yang keluar dari masing-masing lubang pintu penampung (bin). Lubang tersebut harus berbentuk persegi panjang, kira-kira berukuran 20 cm x 25 cm, dilengkapi dengan pintu yang dapat disetel secara mekanis dan dilengkapi dengan pengunci, Masing-masing lubang pintu penampung harus dilengkapi dengan ukuran berskala yang menunjukkan bukaan pintu dalam sentimeter. Kalibrasi Berat Pemasokan Agregat Unit Produksi Campuran Aspal ini harus dilengkapi kotak-kotak pengambilan benda uji untuk Kalibrasi bukaan pintu dengan cara memeriksa berat benda uji yang mengalir keluar dari setiap penampung sesuai dengan bukaan pintunya, Benda uji harus mudah diperoleh dengan berat tidak kurang dari 50 kg, Sebuah timbangan datar yang akurat dengan kapasitas 150 kg atau lebih harus disediakan, Sinkronisasi Pemasokan Agregat dan Aspal Suatuperlengkapan yang handal harus tersedia untuk memperoleh pengendalian yang tepat antara aliran agregat dari penampung dengan aliran aspal dari meteran atau sumber pengatur lainnya, ‘Alat Pencampur Pada Sistem Menerus Alat pencampur sistem menerus (continuous) adalah jenis pengaduk putar ganda ("iwin pugmill”) yang disetujui dan mampu menghasilkan campuran yang seragam dan memenuhi toleransi rumus perbandingan campuran. Pedal (paddle) haruslah dari jenis yang sudut pedalnya dapat disetel, baik posi searah maupun berlawanan arah dengan arah aliran campuran. Alat pencampur harus dilengkapi dengan sekat baja yang dapat disetel dengan data volume netto untuk berbagai Ketinggian sekat dan grafik yang disediakan pabrik pembuatnya yang menunjukkan jumlah pasokan agregat per menit pada kecepatan jalan instalasi. 16 dari 31 z: Penetapan waktu pencampuran harus dengan metode berat, menggunakan rumus sebagai berikut : (beratnya harus ditentukan untuk pekerjaan tersebut dengan pengujian yang dilakukan oleh Direksi Pekerjaan) Kapasitas Penuh Alat Pencampur dalam ke ‘Waktu Pencampuran = =. (dalam detik) Produksi Alat Pencampur dalam kg / detik (5) Penampung (Hopper) Alat pencampur harus dilengkapi dengan sebuah penampung pada bagian pengeluaran, dengan ukuran serta rancangan yang tidak akan mengakibatkan terjadinya segregasi. Bila digunakan elevator yang digunakan untuk memuat campuran aspal ke dalam bak truk harus memiliki penampung yang ‘memenuhi ketentuan sebagai diatas e p) Peralatan Pengangkut (J) Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis, untuk mencegah melekatnya campuran aspal pada bak. Setiap genangan bahan yang disemprotkan pada lantai bak truk hharus dibuang (dump truck dalam posisi dumping) sebelum campuran aspal dimasukkan dalam truk. Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bbahan lainnya yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat ‘melindungi campuran aspal tethadap cuaca. (2) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran aspal akibat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan ebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak semestinya, atas perintah Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki (3) Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup hharus diikat Kencang agar campuran aspal yang tiba di lapangan pada ‘temperatur yang disyaratkan, (4) Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola sedemikian rupa schingga peralatan penghampar dapat beroperasi tanpa berhenti dengan kecepatan yang disetujui. Penghampar yang sering berhenti dan berjalan lagi akan menghasilkan permukaan yang tidak rata sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangi umur rencana akibat beban dinamis, Penyedia Jasatidak dijjinkan memulai penghamparan sampai minimum terdapat tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan penghampar. Kecepatan peralatan penghampar harus dioperasikan sedemikian rupa schingga jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut campuran aspal setiap hari dapat menjamin berjalannya peralatan penghampar secara menerus tanpa henti. Bilamana penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Direksi Pekerjaan akan mengijinkan dilanjutkannya penghamparan bilamana telah tersedia minimum tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan penghampar dan temperatur campuran/sisa dialat penghampar masih memenuhi persyaratan. Ketentuan ini merupakan — petunjuk pelaksanaan yang baik dan Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atas keterlambatan penghamparan yang 17 dari 31 az diakibatkan olch kegagalan Penyedia Jasa untuk menjaga kesinambungan pemasokan campuran aspal ke peralatan penghampar. 4) Peralatan Penghampar dan Pembentuk (1) Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk campuran aspal sesuai dengan garis, Kelandaian seria penampang melintang yang diperlukan. (2). Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran_aspal secara merata di depan “screed” (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini hharus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti hhalnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk e tmenghindar ssa baban yang sudah mendingin di dalamnya, )_Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanis seperti equalizing runners (penyeimbang), straightedge runners (mistar lurus), evener arms (lengan perata), atau perlengkapan lainnya untuk mempertahankan ketepatan kelandaian dan Kelurusan garis tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan ‘acuan tepi yang tetap (tidak bergerak). (4) Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (sepatu) baik dengan jenis penumbuk (:amper) maupun jenis vibrasi dan dilengkapi dengan perangkat untuk memanaskan “screed” (sepatu)dan sisa campuran dibawah sereed pada ‘temperatur yang diperlukan, (8) Istilah "sereed" (sepatu) meliputi pemangkasan, penekanan, atau tindakan praktis lainnya yang efektif untuk menghasilkan permukaan akhir dengan kerataan atau tekstur yang disyaratkan, tanpa terbelah, tergeser atau beralur pada awal kerja/setiap hari screed harus dalam Kondisi mulus dan licin, (© Bilamana selama pelaksanaan, hasil hamparan peralatan penghampar dan e pembentuk meninggalkan bekas pada permukaan atau cacat atau ketidakrataan permukaan lainnya, maka penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan dan peralatan penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi ketentuan harus disediakan oleh Penyedia Jasa *) Peralatan Pemadat (1) Setiap alat penghampar harus disertai dua alat pemadat roda baja (steel whee! roller) dan satu alat pemadat roda karet. Semua alat pemadat harus ‘mempunyai tenaga penggerak sendir (2) Alat pemadat toda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak ‘kurang dari sembilan roda yang permukaannya rata, halus tanpa cacat dengan uukuran yang sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa 6,0-6,5 kg/em’ (85-90 psi). Roda-roda harus berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara ‘tumpang tindih (overlap), Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan operasi yang disyaratkan sehingga elisih tekanan pompa maksimum dan minimum tidak melebihi 0,350 kg/em’ (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa dan 18 dari 31 a: ‘menyetel tekanan pompa ban di lapangan pada setiap saat. Untuk setiap uukuran dan jenis ban yang digunakan, Penyedia Jasaharus memberikan kepada Direksi Pekerjaan grafik atau tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan Tuas bidang kontak. Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berat total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per lebar roda dapat diubah dari 300-375 kilogram per 0,1 meter. Tekanan dan beban roda harus disetel sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi khusus. Pada umumnya pemadatan «dengan alat pemadat roda karet pada setiap lapis campuran aspal harus dengan ‘tekanan yang setinggi mungkin yang masih dapat dipikul bahan. (3) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas tiga jenis (a) Alat pemadat tiga roda (b) lat pemadat dua roda, tandem (©) Alat pemadat tandem dengan tiga sumbu Alat pemadat roda baja harus mampu memberikan tekanan pada roda tidak kurang dari 200 kg per lebar 0,1 meter di atas lebar penggilas minimum 0,5, meter dan pemadat roda baja mempunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton Roda gilas harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-robek, bbopeng atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan, (4) Dalam penghamparan percobaan, Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan kombinasi jenis penggilas untuk memadatkan setiap jenis campuran sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, sebelum campuran standar kerja (job standard mix) disetujui. Penyedia Jasa harus melanjutkan untuk menyimpan dan menggunakan kombinasi penggilas yang disetujui untuk setiap campuran. Tidak ada alternatf lain yang diperkenankan kecualijika Penyedia Jasa dapat menunjukkan kepada Direksi Pekerjaan bahwa kombinasi penggilas yang baru paling tidak seefektif yang sudah disetujui (5) Peralatan penunjang terditi atas: (2) Mesin tumbuk tangan (stamper) berat 5 ke (©) Roll Vibro berat 600 kg e (©) Straight edge 3 m (@) Thermometer lapangan 200°C. 8) Pengajuan Kesiapan Pekerjaan dan Kerja harian Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan: ) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, untuk disimpan oleh Direksi Pekerjaan selama periode Kontrak untuk keperiuan rujukan. »)_ Setiap aspal Keras yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya, baik sebelum maupun sesudah Pengujian ©) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari selurah bahan, seperti disyaratkan dalam Pasal SKh-1.5.7.24), ) Laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta sifatsifat bahan, seperti yang disyaratkan dalam Pasal SKh.1.5.7.2.4).c) ©) Formula Campuran Kerja dan data pengujian yang mendukungnya, seperti yang disyaratkan dalam Pasal SKh-1.5.7.2.5), dalam bentuik laporan tertulis, 1 Pengukuran pengujian permukaan seperti disyaratkan dalam Pasal SKh-1.5.7.4.1) dalam bentuk Taporan tertulis. 19 dari 31 4. 9) SKH-1.5.7.3 i) 2) 2) Laporan tertulis mengenai kepadatan dari campuran yang dihampar, seperti yang disyaratkan dalam SKb-1.5.7. 4.2) hh) Data pengujian laboratorium dan lapangan seperti yang disyaratkan dalam SKh-1.5.7. 4.4) untuk pengendalian harian terhadap takaran campuran dan mutu campuran, dalam bentuk laporan tertlis, 4) Catatan harian dati seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang, seperti yang disyaratkan dalam Pasal SKh-1.5.7.4:5) {)) Catatan tertulis mengenai pengukuran tebal lapisan dan dimensi perkerasan seperti yang disyaratkan dalam SKh-1.5.7. 5 1k) Hasil pemeriksaan kelaikan peralatan laboratorium dan pelaksanaan yang ditunjukkan dengan sertifikat, contoh: AMP, Finisher, Pemadat, Alat Uji Marshall dll Pemeriksaan semua peralatan untuk pekerjaan harus dilakukan sekurang-kurangnya ‘enam bulan satu kal Kondisi Cuaca Yang Dijinkan Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering, tidak lembab, dan tidak turun hujan, PELAKSANAAN Penyiapan kerja ) Penyiapan kondisi lapangan Semua kerusakan termasuk ketidak rataan telah diperbaiki. )_Semua peralatan, peralatan pembantu, operator sudah siap dan lak kerja ©) Kondisi cuaca telah memungkinkan ) KP sudah menyatakan secara tertulis bahwa pekerjaan pelaksanaan telah boleh dimulai Pembuatan dan Produksi Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal a) Kemajuan Pekerjaan ‘Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan tingkat kecepatan minimum 60 °% kapasitas instalasi pencampuran, 'b) Penyiapan Aspal Keras, ‘Aspal harus dipanaskan pada temperatur antara rencana 45°C di dalam suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat dan mampu mengalirkan aspal ke alat pencampur secara terus ‘menerus pada temperatur yang merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimnlai, minimum harus terdapat 30.000 liter aspal panas yang sudah siap untuk dialirkan ke alat pencampur ©) Penyiapan Agregat (1). Setiap fraksi agregat dan tailing harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok penampung dingin yang terpisah. Pra-pencampuran agregat dan tailing dari berbagai jenis atau dari sumber yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat untuk campuran aspal harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum —dimasukkan ke dalam alat encampur, Nyala api dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara tepat agar dapat mencegah terbentuknya selaput jelaga pada agregat. 20 dari 31 ze @ ) Agregat akan dicampur dengan aspal, maka agregat harus kering dengan femperatur dalam rentang yang disyaratkan untuk aspal, tetapi tidak melampaui 15 °C di atas temperatur aspal. Bila diperiukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka bahan pengisi (filler) tambahan harus ditakar secara terpisah dalam penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Bahan pengisi tidak boleh ditabur Gi atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam penampung instalasi pemecah batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian kadar filler dapat dijamin ) Penyiapan Pencampuran aw @ Agregat kering termasuk tailing yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan i atas, harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi rumus perbandingan campuran. Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari gradasi dengan cara pengayakan basah dari contoh yang diambil dari penampung panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, scbagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk menjamin pengendalian penakaran. Aspal harus ditimbang atau diukur dan dimasukkan ke dalam alat_pencampur dengan jumlah yang ditetapkan. Apabila ‘menggunkan asbuton butir maka kemudian asbuton butir tersebut harus 95 ‘Garatan: Temperatur agregat pada saat pencampuran tidak boleh febih dari 180°C. amparan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal a) Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi ») ° wo Q Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan setempat dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang tidak memadai, sebagaimana yang ditunjukkan dengan adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan (Geeding), seluruh lapisan dengan bahan plastis ini harus_dibongkar Pembongkaran semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh ‘bahan yang keras (sound). Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang disyaratkan untuk pelaksanaan lapis pondasi agregat Sesaat_sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu ‘mekanis (power broom) daan compressor yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis Perekat (tack coat) atau Lapis Resap Ikat (prime coat) hharus diterapkan sesuai dengan Seksi 6.1 dari SpesifikasiUmum, ‘Acuan Tepi Balok kayu harus lurus atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang akan dihamper. Penghamparan dan Pembentukan a Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) harus bersih, licin dan harus dipanaskan. Lapis Pondasi Pasir Aspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang, yang disyaratkan 22 dari 31 4: 4 2) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah terlebih dahulu bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur. (3) Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama penghamparan dan pembentukan. Bila digunakan alat penunmbuk untuk pemadatan awal maka alat penumbuk tidak boleh telah aus sedemikian rupa schingga tidak berfungsi memberikan kkepadatan awal. (4) Penampung alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi temperatur sisa Campuran Panas Pasir Aspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur atau viskositas yang disyaratkan dalam Tabel SKh-1.5.7.8. (9) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus discsuaikan dengan kapasitas produksi AMP, disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan ditaati (©) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaan yang dihampar dan penaburan tidak boleh dilakukan tiatas permukaan hamparan yang telah rapi. (7) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi- ‘epi penampung alat penghampar atau tempat lainnya, (8) Bilamana jalan akan dihampar hanya sctengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat seminimal mungkin, Pemadatan (1). Segera setelah Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal dihampar dan diratakan, permuksan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempumaan yang terjadi harus diperbaiki, Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang temperatur sesuai viskositas aspal yang ditunjukkan pada Tabel SKh-1.5.7.8. (2) Penggilasan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini (@) Pemadatan Awal (b) Pemadatan Antara (©) Pemadatan Akhir. (3) Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet, Penggilasan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan pengilasan awal Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedckat mungkin di belakang penggilasan awal. Penggilasan akhir atau 23 dari 31 x penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi) sampai jejak bekas pemadatan roda karet hilang, (4) Pertama-tama penggilasan harus dilakukan pada sambungan_melintang dengan memasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan Campuran Lapis Pondasi Pasit Aspal akibat penggilasan. Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan ‘memanjang untuk suatu jarak yang pendek. (5). Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi Iuar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan ‘berurutan menuju ke arah sumbu jalan, Kecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan haus saling tumpang tindih (overlap dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari e satu meter dari lintasan sebelumnya. (6) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk penggilasan awal harus teriebih dahulu menggilas Iajur yang telah dihampar sebelumnya schingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan. Penggilasan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi (7) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesemnya campuran panas tersebut, Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang ‘menyebabkan terdorong, terbentuknya bekas gilasan campuran aspal. (8) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam Kondisi mudah dikerjakan schingga seluruh bekas jejak roda dan e ketidakrataan dapat dihilangkan. (9) Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah pelekatan Campuran Panas Pasir Aspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk ‘menghindari lengkeinya Campuran Panas Pasir Aspal pada roda (10) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan ‘yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin, (11) Bahan bakar yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa diatas perkerasan yang sedang dikerjakan, apat_menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus ‘mencegah agar tidak terjadi ceceran aspal di atas permukaan perkerasan. (12) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap ‘Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal padat yang lepas atau rusak, tercampur 24 dari 31 x: 4) SKh-1.5.7.4 » dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasi sekitamya. Pada tempat-tempat tertentu dari Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal terhampar dengan Iuas 1000 cm" atau lebih yang menunjukkan Kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti, Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, eekungan akibat ambles, dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. (13) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan disclesaikan, Penyedia Jasa harus memangkas tepiperkerasan agar bergaris rapi. Setiap hamparan yang berlebihan, dan sambungan memanjang dan melintang harus dipotong tegak Jurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Penyedia asa di lar daerah milik jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan. ©) Sambungan (1) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus iatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris dengan sambungan lapis dibawahnya, Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah jalur atau pemisah lajur Lalu lintas (2) Campuran Lapis Pondasi Pasit Aspal tidak boleh dihampar di samping Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama dan ‘baru harus diberikan sesaat sebelum Campuran Lapis Pondasi Pasit Aspal dihampar di sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya. Sapuan aspal lapis perekat tidak boleh mengenai permukaan lapis sebelumnya. Perbaikan Pada Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang disyaratkan, juga lokasi yang tidak memenuhi ketentuan dalam segi lainnya, tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh Penyedia Jasa seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, rbaikan dapat meliputi pembongkaran dan penggantian, penambahan lapisan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal" harus mengindahkan tebal lapis minimum, | Penetrasi dan Titik Lembok _ = Nilat setara pas T 250m Si =_Abrasi dengan mesin Los Angeles 000m = Gradasi agregat yang ditambahkan Ke tumpukan | 1000 m™ = Gradasi agregat dari penampung panas (hot bin) | 250m (min. 2 pengujian per hari) Nila setara pasir (Gand equivaleni) 250m! ‘Campurat Suhu di AMP ‘Setiap batch = Suhu saat sampai di lapangan Setiap truck 3 uj =” Gradasi dan kadar aspal 200 ton (min. 2 pengujian per hari ~ Kepadatan, stabilitas, Keleleban, Marshall Quo- | 200 ton (min, 2 pengujian per tient, rongga dalam campuran pd. 75 tumbukan hari) [ Rengga dalam campuran pd. Kepadatan Setiap 3000 ton Membal = Campuran Rancangan (Min Design) Marshall ‘Setiap perubahan agregavrancangan 28 dari 31 £: “ 5) 6) SKh-1.5.7.4 1) Tapisan vang dihampar : = Benda ui inti (core) berdiameter 4 untuk 200 meter panjane -kel ukuran maksimum 1” dan 5” untuk partikel ukuran di atas 1°, baik untuk pemeriksaan pema-datan maupun tebal lapisan paling sedikit 2 benda uji inti per cross section dan paling sedikit 6 benda uj inti per 200 meter panjang = ‘Toleranst Pel = 7 Elevasi permukaan, untuk penampang Paling sedikit 3 tik yang rmelintang dari seiap jalur lalu ins, diukur melintang pada paling sodikitsetip 12,5 meter ‘memanjang sepanjang jalan tersebut. Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengiriman Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal dari rumah timbang sesuai dengan Pasal SKh-1.5.7.2.3).¢) dari Spesifikasi Khusus ini. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian Seluruh Iubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya hharus segera ditutup kembali dengan bahan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta Kerataan permukaan sesvai

You might also like