Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Pembimbing:
dr. Darmawan Ismail, Sp. BTKV
: Ny. Bk
Umur
: 71 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal masuk
: 17 Mei 2014
No. RM
: 01254811
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Kesulitan bernapas akibat benjolan pada leher depan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan
kesulitan bernapas akibat benjolan di leher bagian depan. Benjolan muncul
dan membesar sejak 1 tahun yang lalu hingga sebesar setengah bola tenis,
warna sama dengan kulit sekitar, suhu sama dengan kulit sekitar, batas tidak
tegas, teraba kenyal, nyeri saat ditekan, melekat dengan dasar dan kulit di
atasnya, dan ikut bergerak saat menelan. Pasien merasa semakin lama
semakin sesak. Oleh keluarga pasien dibawa ke RS Kasih Ibu, dipasang
ETT, infus, injeksi obat-obatan, pemeriksaan lab darah, pemeriksaan PA,
pemeriksaan radiologi dan perawatan di ruang ICU. Karena ingin
menggunakan BPJS pasien dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi dengan
diagnosis suspek obstruksi jalan napas et causa adenocarcinoma thyroid.
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air
berlebihan (-), gatal (-)
Mulut : mulut sulit dibuka (-), bibir kering (-), gusi berdarah (-),
sariawan (-), gigi tanggal (-), lidah terasa tidak enak (-)
Sistem respirasi : sesak nafas (+), batuk (-), dahak (-), darah (-), nyeri
dada (-), mengi (-)
Sistem kardiovaskuler : sesak napas saat aktivitas (-), nyeri dada (-),
sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-), ulu hati
terasa panas (-), denyut jantung meningkat (-), bangun malam karena
sesak nafas (-)
Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), kembung (-), rasa perut
penuh (-), nafsu makan berkurang (-), diare (-), sulit BAB (-)
Sistem genitourinaria : BAK sedikit (-), nyeri saat BAK (-), panas saat
BAK (-), sering buang air kecil (-), BAK seperti teh (-), BAK tidak
lampias/anyang-anyangan (-), BAK berbatu/berpasir (-)
kelemahan (-)
Ekstremitas Bawah : ujung jari terasa dingin (-/-), bengkak (-/-),
kelemahan (-)
Disability
Exposure
Secondary Survey :
Kepala
: mesochepal.
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
: ulserasi (-)
Leher
Thorax
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
: sulit dievaluasi
Perkusi
: redup/sonor
:
: distensi (-)
: timpani
Palpasi
Ekstremitas
Superior
Inferior
: massa dengan ukuran 7x5x3 cm, warna sama dengan kulit sekitar, batas
tidak tegas.
: nyeri tekan (+), konsistensi keras, melekat dengan dasar dan kulit di
atasnya.
V. ASSESMENT 1
Suspek obstruksi jalan napas et causa adenocarcinoma thyroid
VI. PLAN 1
Masuk ICU
MSCT leher tanpa kontras
Lab darah lengkap
Lab fungsi tiroid
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Biopsi Jarum Halus Thyroid (Lab. Dharma Usada, 16 Mei 2014)
Kesimpulan: Adeno Carcinoma
B. Laboratorium Darah (RS. Kasih Ibu, 12 Mei 2014)
Hemoglobin
: 9.5 gr/dl
Hematokrit
: 29.7 %
AL
: 19.700 /ul
AT
: 467.000 /ul
AE
: 3.3 juta/ul
GDS
: 260 mg/dL
Golongan darah : 0
Terpasang ET ujung distal setinggi tepi atas corpus vertebrae thrx IV.
Kesan: Cardiomegali dan edema pulmonum
D. Laboratorium darah (RSDM, 17 Mei 2014)
E.
Hemoglobin
: 7.4 gr/dl
Hematokrit
: 22 %
AL
: 10.700 /ul
AT
: 342.000 /ul
AE
: 2.54 juta/ul
GDS
: 165 mg/dL
Ureum
: 96 mg/dL
VIII. ASSESSMENT II
Obstruksi jalan napas et causa adenocarcinoma thyroid stadium IV
T4bN1M1(paru)
IX. PLAN II
Pro debulking dan tracheostomy
X. FOLLOW UP
10
TINJAUAN PUSTAKA
Karsinoma tiroid merupakan keganasan yang jarang terjadi.
Kasus ini dilaporkan hanya 1,5% dari keganasan seluruh tubuh.
Biasanya menunjukkan keganasan sistem endokrin. Kebanyakan
karsinoma tiroid merupakan lesi well differentiated. Subtipe
mayor karsinoma tiroid yang sering ditemukan yaitu :
a.
b.
c.
d.
Karsinoma
Karsinoma
Karsinoma
Karsinoma
sekitar
17.000
kasus
baru
muncul
setiap
tiroid
merupakan
jenis
keganasan
90% dari
jaringan
seluruh kanker
keganasan
yang
berkembang
secara
perlahan
non
epitelial
lain
jarang
ditemukan
(Soekimin, 2004).
C. Kelenjar Tiroid
1. Embriologi
Kelenjar tiroid berasal dari evaginasi epitelium farings. Evaginasi ini
berjalan turun dari dasar lidah ke daerah leher sampai akhirnya mencapai
letak anatomisnya. Sebagian jaringan tiroid ini kadang tertinggal di
sepanjang lintas tersebut sehingga membentuk duktus thyroglossus. Dalam
keadaan normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10-20
gram.
2. Anatomi dan Fisiologi
Kelenjar tirod terletak pada leher, bagian anterior daripada trakea, dan
terdiri dari 2 lobus konikal yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang
disebut isthmus tiroid. Kadang-kadang ditemukan juga lobus ke 3, terdapat
pada isthmus ke atas atau di bagian depan larings yang disebut lobus
piramidalis. Lobus-lobus ini dibagi atas septa-septa jaringan ikat fibrous
menjadi lobulus-lobulus, yang masing-masing terdiri dari 30-40 folikel.
Kelenjar tiroid ini mengandung banyak pembuluh darah dan mempunyai
kecepatan arus darah yang tinggi.
Kelenjar tiroid berperan mempertahankan derajat metabolisme dalam
jaringan pada titik optimal. Hormon tiroid merangsang penggunaan O 2 pada
sebagian besar sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan
hidrat arang, dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi
normal. Apabila tidak terdapat kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan dingin,
akan timbul gangguan perkembangan mental dan fisik, dan pada anak-anak
terjadi retardasi mental dan dwarfisme. Sebaliknya, sekresi tiroid yang
berlebihan meninbulkan penurunan berat badan, gugup, takikardi, tremor,
dan terjadi produksi panas yang berlebihan.
banyak
dan
eosinofilik,
kadang-kadang
dengan
inti
patogenesis
karsinoma
tiroid
yaitu
genetik
dan
lingkungan.
Karsinoma
papiler
dipengaruhi
oleh
faktor
lingkungan
E. Faktor Risiko
1. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa lampau.
Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi
pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul
setelah 5-25 tahun.
2. Pengaruh usia dan jenis kelamin.
Apabila nodul tiroid terdapat pada penderita berusia dibawah 20 tahun
dan diatas 70 tahun, resiko keganasan lebih tinggi. Penderita laki-laki
memiliki prognosa keganasan yang lebih jelek dibandingkan dengan
penderita wanita.
3. Pemakaian iodin yang berlebihan, terutama pada daerah endemik.
4. Genetik.
F. Manifestasi Klinis
Kebanyakan
penderita
datang
disebabkan
oleh
karena
10
dicurigai ganas bila, konsistensi keras, permukaan tidak rata, batas tegas,
sulit digerakkan dari jaringan sekitarnya, adanya perubahan warna
kulit/ulkus, didapati pembesaran kelenjar getah bening, adanya benjolan
pada tulang pipih atau ditemukan adanya metastasis di paru.
Kecenderungan keganasan pada nodul tunggal lebih besar dari multi
nodusa, pada nodul tunggal 5-10% dan meningkat bila dijumpai pada lakilaki usia lanjut sedangkan pada penderita dengan riwayat pernah mendapat
radiasi pada masa kanak kanak, 33-37%.
Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak,
ukurannya, terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjolbenjol, berjumlah tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak,
dan keadaan mobilitas nodul.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan neoplasma jinak dan
ganas tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu
pemeriksaan kalsitonin (tumor marker) dalam serum. Pemeriksaan T3 dan
T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi
tirotoksikosis walaupun jarang. Human Thyroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan
sebagai
tumor
marker
terutama
pada
karsinoma
11
12
Jinak
Sel-sel epitel tersebar dan sebagian membentuk kelompokan atau
mikrofolikular. Inti sel bulat atau oval dengan kromatin yang padat dan
homogen. Sitoplasma sedikit dan agak eosinofilik, tetapi terkadang
ditemukan sel-sel onkositik. Sejumlah koloid dapat ditemukan.
b.
Curiga
Sel-sel epitel membentuk kelompokan atau susunan folikular. Inti sel
membesar, bulat atau oval dengan kromatin yang bergranul dan anak
inti
yang
menonjol.
Sitoplasma
eosinofilik,
bergranul,
Ganas
1)
2)
lonjong.
Inti
terletak
eksentrik
dengan
gambaran
13
Sitologi
THY 1
THY 2
THY 3
THY 4
Curiga
keganasan
(papilari/meduler/anaplastik)
(Suspicious
of
malignancy
(papillary/medullary/anaplastic)
THY 5
Positif ganas
(Definite malignancy)
Bila
memungkinkan
Bila
tidak
tiroidektomi total.
b.
seperti diatas.
Hasil FNAB benigna.
Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan
kemudian dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan
observasi dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah
besar sebaiknya dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan
potong beku seperti diatas.
K. Prognosis
15
Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan untuk
pasien muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan folikular
tidak berhubungan dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear atypia
mungkin merupakan tanda-tanda prognostik yang berlawanan. Sedangkan pada
tall-cell variant dan columnar cell variant prognostiknya sangat jelek oleh karena
memiliki behavior yang sangat agresif.
Karsinoma folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis
bergantung pada invasi jauh dan staging. Secara langsung berhubungan dengan
ukuran tumor (<1 cm mempunyai prognosis yang baik). Lebih dari setengah
penderita meninggal dunia dalam 10 tahun tetapi hal ini bervariasi tergantung
pada derajat invasi tumor ke dalam pembuluh darah, kapsul tumor, atau jaringan
sekitarnya.
Gambaran klinis umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada
usia, ukuran tumor, perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet dan
metastasis jauh. Efek prognostik yang berlawanan pada usia tua ditekankan
terhadap ukuran tumor yang besar dan perluasan ekstraglandular dari tumor.
16
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma P, Taylor C.R. 1998. Concise Pathology. 3rd Ed., Appleton &
Lange, Stamford, p. 850-855.
Ganong WF. 1987. Fisiologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Katovic SK, Halbauer M, Brzac MT. 2004. Importance of FNAC in the Detection
of Tumours within Multinodular Goiter of the Thyroid ; Cytopathology
official journal of the British Society for Clinical Cytology 2004,
Blackwell Publishing Ltd, London, p. 206-211.
Koss LG. 2006. Koss' diagnostic cytology and its histopathologic bases, 5th Ed.,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, p.1149-1172.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7nd ed , Vol. 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007 : 189-1.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi .7nd ed, Vol. 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007 : 860-1.
Lawson VG. 1997. Solitary thyroid nodule: Concepts in diagnosis and treatment.
In: Falk SA, ed. Thyroid disease: Endocrinology, surgery, nuclear
medicine, and radiotherapy. Philadelphia, PA: Lippincott-Raven
Publishers, p. 411-429.
Lukitto P,Manoppo A, Azamris, et al. 2003. Protokol Penatalaksanaan Tumor/
Kanker Tiroid. Dalam : Protokol 3 2003. Perhimpunan ahli bedah
onkologi Indonesia, Jakarta, hal. 17-30.
Mansjoer A, Triyant K, Savitri R. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Edisi
3. Jakarta: Media Aesculapius.
17
18