Professional Documents
Culture Documents
3)
1)
ABSTRAK
Multibeam echosounder memiliki kemampuan dalam merekam amplitudo dari gelombang suara yang
kembali. Amplitudo yang kembali tersebut telah berkurang karena interaksi dengan medium air laut dan sedimen
dasar laut. Analisis terhadap amplitudo dari gelombang suara yang kembali (backscatter) memungkinkan untuk
mengekstrak informasi mengenai struktur dan kekerasan dari dasar laut, yang digunakan untuk identifikasi jenis
sedimen dasar laut. Sinyal kuat yang kembali menunjukan permukaan yang keras (rock, gravel) dan sinyal yang
lemah menunjukan permukaan yang lebih halus (silt, mud). Hal tersebut karena semakin besar impedansi suatu
medium semakin besar pula koefisien pantulannya. Gelombang akustik dalam perambatannya memiliki energi dan
mengalami atenuasi (pengurangan energi) karena interaksinya dengan medium.
Penelitian menggunakan data hasil survey batimetri multibeam echosounder ELAC SEBEAM 1050D di laut
jawa daerah Balongan Indramayu. Pengolahan dilakukan dengan software CARIS HIPS and SIPS dalam pengolahan
kedalaman dan software MbSystem untuk pengolahan nilai amplitudo. Nilai amplitudo yang didapat dibandingkan
dengan hasil coring sedimen sehingga dapat diketahui nilai amplitudo dari suatu sedimen.
Hasilnya terdapat 3 sedimen dengan nilai amplitudo: 300-350 sedimen Silt (Lanau), 350 400 sedimen
Silty Clay (Lempung Lanaunan) dan 400 450 Clayey Silt (Lanau Lempungan). Perbedaan nilai amplitudo tersebut
karena adanya perbedaan impedansi tiap sedimen dalam mengurangi energi gelombang akustik.
Kata Kunci
PENDAHULUAN
membantu
Latar Belakang
mengetahui
keadaan
bawah
laut,
dari
singlebeam
hingga
sekarang
menggunakan
sinyal
suara
yang
ditransmisikan
yang
1.
dari
echosounder
2.
yang
hasil
pengolahan
multibeam
didapat
dari
3.
dapat
di
identifikasi
kegunaan
dan
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan meliputi tahapan
sebagai berikut:
Mengetahui
penggunaan
2.
prosedur
alat
peralatan
multibeam
dan
echosounder
4.
(MBES)
1.
2.
Pemrosesan
data
menggunakan
dua
CARIS
digunakan
dalam
mengolah
3.
sebagai berikut:
visualisasi
hasil
sebaran
Pembuatan
4.
sehingga
didapatkan
dari
DASAR TEORI
Multibeam Echosounder
Multibeam
Echosounder
(MBES)
yang
lain
berbeda
walaupun
menggunakan
dari
hingga
visualisasinya.
(Poerbandono
selisih
pulsa
waktu
pemancaran
dan
dan
Djunarsah, 2005).
(Djunarsah,
junarsah, 2005)
Aplikasi
satu
pancaran.
Setiap
beam
mengalami
kesalahan
kepentingan
navigasi.
Survei
batimetri
merupakan
rupakan kegiatan penentuan kedalaman dan
konfigurasi dasar laut berdasarkan analisis profil
kedalaman.
Profil
kedalaman
adalah
hasil
(MBES)
lebih
Echosounder
Multibeam
karena
lintasan
Dimana:
(saat)
pengukuran
untuk
dikoreksi
terhadap
+( )
..............................(1)
bersifat tetap)
pasang-surut.
Kerapatan
titik-titik
pengukuran
d = Kedalaman terukur
(jumlah
dependen)
line.
semua
kesalahan
kedalaman
yang
rambatannya.
Karena
fluida
bersifat
2.
Pemantulan (Refleksi)
1.
Impedansi Akustik
Pada
gelombang
ultrasonik
terdapat
untuk
menentukan
jenis
atau
juga
menentukan
peristiwa-peristiwa
dalam
rayl,
dimana
1rayl
kg/(m2sec).
Z = c
..........................................................(2)
Keterangan:
Z = Impedansi akustik
= adalah densitas dalam kg/m3
c = kecepatan suara dalam m/s
Perbedaan impedansi akustik bidang batas yang
besar, seperti air dan batu karang , energi suara
datang hampir semuanya dipantulkan, tapi jika
perbedaan lebih kecil seperti air dan lumpur,
pantulan hanya sebagian kecil dari energi suara
Keterangan
a.
Penetapan
transmisi
dan
refleksi
dipantulkan
b.
Mendesain tranduser
c.
dalam
medium
Rp =
........................................(3)
.....................................(4)
fraksi
dari
ditarnsmisikan
identitas
menyeberangi
datang
suatu
yang
pemisah.
yang
ditransmisikan.
Kecepatan
Untuk
sudut
datang
dan
yang
Pembiasan (Refraksi)
pendekatan
Refraksi menjelaskan perubahan arah
transmisi
energi
gelombang
ultrasonik
pada
4.
Hamburan (Scattering)
antara
dua
medium,
dimana
dimensi
dari
panjang
refraksi
(t)
ditetapkan
dengan
perubahan
sehingga
Karena
pemantul
nonspekular
=
=
kecil
snellius.
lebih
arah.
gelombangnya
..................................(5)
transmisi
volume,
impedansi
akustik
material,
ukuran
Atenuasi
Atenuasi
gelombang
ultrasonik
oleh
pantulan,
hamburan
dan
Gambar 6. Lokasi survey
JAYA,
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Keterangan:
instrument
hidroakustik
multibeam
ELAC
BPPT.
diakibatkan
pengurangan
oleh
intensitas
adanya
suara
atenuasi
seiring
yaitu
dengan
memperbesar
atenuasi.
Teknologi
bawah
laut
yang
BPPT
dengan
Lokasi Penelitian
peletakan
Kelautan
di Balai
PENGOLAHAN DATA
kegiatan
Survei
dilakukan
klasifikasi
dasar
nilai
amplitudo
mencocokan
perairan dengan
yang
sudah
lunak
Hydrostar
belum
dapat
Pada CARIS
tersebut.
kedalaman
diproses
untuk
tersebut
menggunakan
menu
selanjutnya
swath
edito
editor
Jantung
untuk
System
digunakan
dalam
kemudian
MB
menghilangkan
input/output
dari
yang
sistemnya
disebut
merupakan
MBIO
yang
dilakukan
data
kemudian
dimasukan
param
parameter-
pendukung.
Pendekatan
ini
telah
berbagai
kemudian
sehingga
diexport
dapat
kedalam
divisualisasikan
bentuk
ASCII
menggunakan
sumber.
Program
ini
kebanyakan
nilai
lai a=0.5 dan nilai b=0.013 sebagai konstanta
dalam menghitung ketelitian. Maka diddapat dari
setiap titik kedalaman nilainya tidak boleh lebih
dari selisih jalur
lur utama dan silangnya.
Contoh pada kedalaman d = 14.111446
=
+( )
= (0.5) + (0.013 14
14.111446)
0.53259136
Nilai
tersebut
dibandingkan
dari
selisih
MBSytem
Beberapa
eberapa contoh datanya terdapat beberapa data
yang
dihasilkan.
Pada
orde
ini
perhitungan ketelitian
litian kedalaman menggunakan
amplitudo
yang
didapatkan
disebabkan
kedalaman
aman kolom perairan dan ukuran butiran yang
berbeda (Urick, 1983). Nilai amplitudo yang
tidak
silt.
teridentifikasi.
Nilai
amplitudo
yang
yang
diperoleh
dari
hasil
coring.
hasil
coring
dilakukan
berdasarkan
penelitian
Seabeam
mengklasifikasikan
peneltian.
1050D
dengan
jenis
mencocokan
sedimen
dasar
nilai
laut
Analisis
Secara konseptual dengan amplitudo awal
yang dipancarkan oleh ELAC SEBEAM 1050D
yaitu diketahui sebesar 114 dBuV atau dikonversi
menjadi 500 mV. Terjadi pengurangan energi.
Gelombang tersebut ketika memancar dengan
kecepatan suara dalam air laut. Rumus kecepatan
suara di dalam air laut
= a1 + a2T + a3T2 + a4T3 + a5(S -
c(T, S, z)
Pada koordinat tertentu hasil coring
didapatkan jenis sedimen silt kemudian dilihat
kisaran amplitudo dari setiap lokasi tempat jenis
sedimen tersebut didapatkan. Proses tersebut juga
dilakukan untuk jenis sedimen yang lainnya. Nilai
amplitudo
kemudian
difilter
sehingga
hanya
35)
, a4 = 2.37410-4, a5 = 1.340,
, a9 = -7.13910-13
10
Atenuasi
tersebut
dipengaruhi
oleh
kg/(m sec)
kg/(m sec)
(
Koefisien Refleksi R =
=
)) *+,,
)) *+,,
76%
mempunyai
sedimen, atenuasi
dan
impedansi medium.
dalam
tersebut
merambat.
Sebagai
contoh
dalam
penggunaan
dapat
dilihat
dari
Atenuasi = . l . f
dengan
perhitungan
tersebut
nilai
dapat
Keterangan
berrbeda
pada
kedalaman
dan
penggunaan
11
Kesimpulan
pengolaha
jenis
sedimen
laut
dengan
1.
tersebut
dapat
ditemukan
nilai
Amplitudo
300-350
sedimen
Silt
(Lanau)
Analisis
lainnya,
untuk
mengetahui
Dari
pengolahan
tersebut
dapat
data
sehingga
besarnya
sudut
datang
juga
35 meter.
3.
pipa
menyalurkan
yang
digunakan
untuk
Saran
yang terdapat di
1.
wilayah Perairan
agar
lengkap
sehingga
dapat
akurat
2.
jangkar kapal.
12
3.
Kembangkan
kemampuan
software
Daftar Pustaka
Aritonang, F.M.L. 2010. Pengukuran Kedalaman
dan Klasifikasi Dasar Laut Menggunakan
Instrumen Sea Beam 1050 D Multibeam
Sonar. Skripsi [Tidak Dipublikasikan].
Program Studi Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor.
IHO. 1998. Special Publication 44. International
Bayu Widyoseno, Yosef. 2008. Studi Korelasi
Monaco.
Universitas Indonesia
Kagesten, G. 2008. Geological Seafloor Mapping
Burczynski, J. 2002. Bottom Classification.
Januari 2011].
13
14