You are on page 1of 26

LAPORAN KASUS

TINEA KRURIS

Disusun Oleh
Anisah Noviariyanti
NIM 2011730008
Pembimbing
dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK

Program Pendidikan Profesi


Dokter
Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan

ANAMNESIS

IDENTITAS
Nama
: Tn Maman Juman
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Wanareja, Banjar
Pekerjaan
: Petani

KELUHAN
UTAMA
Timbul
bercak
kemerahan

dan
bersisik halus pada kulit daerah
selangkangan sejak 1 minggu yang
lalu, keluhan semakin meluas dan
terasa sangat gatal terutama ketika
berkeringat

WAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Timbul bercak kemerahan
pada daerah selangkangan
kanan dan kiri sejak
seminggu yang lalu dan
disertai rasa gatal yang
timbul terutama saat
berkeringat

Bercak kemerahan
dirasakan semakin melebar
dan warnanya berubah
menjadi semakin gelap
(kehitaman). Bercak
melebar kearah luar yaitu
kebagian paha dalam pada
kedua kaki

Tidak ada keluhan lain yang


dirasakan
Timbulnya bercak
di daerah
bagian
pasienkulit
pada
tubuh yang lain disangkal.
bercak
kemerahan.
Bercak disertai dengan bruntus gatal di tempat bagian tubuh
bruntus berisi air atau nanah
lainnya
yang
tidak
ada bercak
disangkal,
bercak
dirasakan
kering
seperti
telapak
dan tidak
basah. tangan, kepala,
sela jari tangan dan kaki
disangkal

Riwayat pengobatan
pasien belom berobat untuk mengatasi
keluhannya ini dan saat ini pasien tidak
sedang mengonsumsi obat-obatan dalam
jangka waktu yang lama.
Riwayat penyakit dahulu
pasien belum pernah mengalami sakit yang
sama seperti ini sebelumnya. Riwayat kencing
manis, asma dan darah tinggi, penyakit kuning
disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Di keluarga ada yang menderita sakit yang
sama seperti ini, yaitu anak laki-laki pasien.
Riwayat kencing manis, asma dan darah tinggi
pada keluarga disangkal
Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi obat maupun
makanan

Riwayat psikososial
Pasien adalah seorang petani yang
menghabiskan waktu pagi, siang hingga sorenya
di sawah.
Pasien sering terpapar panas dan berkeringat.
Pasien memiliki kebiasaan mandi yang teratur.
Pasien tidak memiliki kebiasaan bertukar
pakaiannya dengan orang lain, namun pasien
jarang menjemur handuknya dan seringkali
menggunakan handuk secara bergantian dengan
keluarganya.
Dirumah pasien tidak memelihara anjing, kucing
ataupun hewan ternak lainnya.

EMERIKSAAN FISIK

TATUS GENERALISATA
KeadaanRambut
umum : alopecia
: Baik(-).
Kepala

Kesadaran
: Kompos mentis
Mata
: conjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/Tanda-tanda vital
Hidung
(-/-),
perdarahan (-/-), deviasi
Tekanan
darah : sekret
: 120/80
mmHg
Nadi septum
: 88 (-)
x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Mulut
: hiperemis (-), mukosa buccal basah,
O
Suhu
: 36,8 C
erosi (-)
Gigi

: karies (-), mikrolesi (-)

THT

: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak

Leher

hiperemis
KGB
: tidak teraba membesar, massa (-)

Thoraks

JVP tidak meninggi


Bentuk dan gerak simetris
Fremitus kanan=kiri, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)

TATUS DERMATOLOGI
Distribus Regional
i
A/R
Lesi

Selangkangan kanan dan kiri


Lesi simetris, multiple, bentuk

tidak

sirkumkrip, kering dengan ukuran 8 x 6 cm


Efloresen makula hiperpigmentasi dengan skuama
si

teratur,

EMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit
dilakukan pada tepi lesi daerah
selangkangan kanan dan kiri

Hasil : tampak hifa


panjang bercabang dan
bersepta serta double
contour.

RESUME
Seorang
laki-laki
datang fisik
keluhan dermatologis
timbul bercak
Pada
pemeriksaan
kenerahan
bersisik regional
halus pada
kulitdaerah
daerah
didapatkandandistribusi
pada
selangkangan sejak 1 minggu yang lalu, keluhan
selangkangan paha kanan dan kiri. Lesi Lesi
tersebut disertai gatal dirasakan pasien pada daerah
simetris,
multiple,yang
bentuk
tidak
teratur,
bercak
kemerahan
timbul
terutama
saat
sirkumkrip, Bercak
kering kemerahan
dengan ukuran
8 x 6semakin
cm.
berkeringat.
dirasakan
Efloresensi
melebar
dan makula
kemudian hiperpigmentasi
warnanya berubahdengan
menjadi
semakin
skuama.gelap. Bercak melebar kearah luar yaitu
kebagian paha dalam pada kedua kaki. Pasien sering
terpapar panas dan berkeringat. Pasien memiliki
kebiasaan jarang menjemur handuknya dan seringkali
bertukar handuk dengan keluarganya. Keluhan yang
sama juga dirasakan oleh anak laki-laki pasien.

DIAGNOSA BANDING

Tinea Kruris ec Trichophyton rubrum


Tinea Kruris ec Epidermophyton
floccosum
Tinea Kruris ec Trichophyton
DIAGNOSA
KERJA
Mentagrophytes
Tinea Kruris ec Trichophyton rubrum

RENCANA/ANJURAN
Pembiakan jamur dengan menggunakan medium agar
PEMERIKSAAN
Sabouraud dextrose.

PENATALAKSANAAN
Non
Medikamentosa
Medikamentosa
Tidak menggaruk area yang gatal
Topikal
Mencegah area lipatan kulit dari kelembaban yang
Ketokonazole krim 2% dioleskan 2x1 selama 14 hari
berlebihan dengan cara mengeringkan kulit setelah mandi
dan berkeringat, mengganti pakaian dalam ketika mulai
berkeringat
Tidak menggunakan handuk secara bersamaan dengan
anggota keluarga yang lain
Jemur handuk yang telah dipakai.

PROGNO
SIS

Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad Sanationam : bonam

ANALISIS KASUS

AMBARAN KLINIS

Tinea
kruris1,3,4,5
Sangat gatal

Candidosis
Psoriasis1,4,5
intertrigenosa1,4,5
Gatal
Sangat gatal
Gatal
ringan/tidak
Gambaran Warna
Warna
Warna
Bercak
merah/
kemerahan
kemerahan
hiperpigme Skuama halus Permukaan
ntasi
meninggi
Sirkumkrip
Skuama
Vesikel pustule Skuama
halus
(+)
kasar dan
belapis Sirkumkrip Basah
lapis
Vesikel
pustule (-)
Sirkumkrip
Kering
Pustule
(+/-)
Kering

Eritrasma1,4,5
Tidak gatal
Warna
kemerahan/
merah
kecoklatan,
Permukaan
tidak
meninggi
Skuama
halus
Sirkumkrip
Vesikel,
pustule (-)
Kering

Predileksi Lipat

paha, Lipatan

kulit Erupsi bisa Lipat

paha

perineum,

ketiak, lipatan menyerang

dan

daerah

bokong,anus

paha,

seluruh

lipat

intergluteal,

bagiantubuh ketiak,namun

kulit

lipat payudara,

kadangkadan

antara

jari

berlokasi

tangan

atau

didaerah

kaki,glanspenis

intertrigenosa

danumbilicus

lain

Tinea kruris paling sering disebabkan


oleh Jamur Trichophyton rubrum dan
Epidermophyton floccosum, adapun jenis
lain yang jarang terjadi adalah
Trichophyton Mentagrophytes

Trichophyton

Epidermoph Trichophyton

rubrum2,5,6

yton

Mentagrophytes

floccosum2,5,

2,5,6

Golongan Antropopilic
Perjalanan Perjalanan

Antropopilic
Pererjalanan

Zoophilic
Menyebabkan

penyakit

penyakit dapat penyakit

suatu

yang

menahun

inflamasi

dan dapat

ditimbulka residif.

menahun dan

hebat

residif

(misalnya,
cattle
ringworm)
Perjalanan
penyakit

reaksi
yang

Lesi

Dapat

Terdapat

melebar

sentral

sampai

clearing

daerah

Mengenai

pubis,

lipatan

perianal,

genitokru

bokong dan

ral

abdomen

sampai ke

bagian

medial

bawah

atas paha

Tidak
sampai
mengenai
genitalia

EMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit
dilakukan pada tepi lesi daerah
selangkangan kanan dan kiri

Hasil : tampak hifa


panjang bercabang dan
bersepta serta double
contour.

Teori
Gambaran Mikroskopik yang dapat
terlihat pada masing-masing jamur
penyebab Tinea Kruris7

Trichophyton
Mentagrophyt
es2

Trichophyton
rubrum2

Epidermophyt
on floccosum2

Sehingga setelah hasil anamnesis,


pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang di
sesuaikan dengan teori dapat disimpulkan
bahwa :
Diagnosis banding pada kasus
Tinea Kruris ec Trichophyton rubrum
Tinea Kruris ec Epidermophyton floccosum
Tinea Kruris ec Trichophyton Mentagrophytes
Diagnosis kerja pada kasus
Tinea Kruris ec Trichophyton rubrum

RENCANA/ANJURAN PEMERIKSAAN
Pembiakan jamur dengan menggunakan
medium agar Sabouraud dextrose

PENATALAKSANAAN

Nonmedikament
osa
Medikamentosa

Cegah dan Hindari penularan jamur


berulang
Mencegah
Untuk lesi terbatas,
berikan
pengobatan
area lipatan
kulit dari
topikal yaitu yang
dengan:
Antifungal topikal
kelembaban
berlebihan
seperti krim ketokonazol, klotrimazol,
Jaga
kebersihan tubuh
mikonazol, atau terbinafin
Hindari
trauma pada
kulit
Untuk penyakit
yang tersebar
luas atau

resisten terhadap terapi topikal, dilakukan


pengobatan sistemik dengan Griseofulvin
atau golongan Azol

PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah kepada
ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran, dan
tanda vital pasien masih dalam batas normal

TEORI
Prognosis penyakit ini baik dengan
Quo ad functionam : bonam
diagnosis dan terapi yang tepat
kelembapan
danmengganggu
kebersihan
tineaasalkan
menimbulkan
lesi yang tidak
1
kulitkulit
selalu
dijaga
fisiologis
secara
bermakna
Quo ad Sanationam : bonam

Dengan menghilangkan faktor predisposisi maka


penyakit ini dapat diobati secara tuntan dan sembuh

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.
3.

4.
5.
6.
7.

8.

Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.


Penyakit Kulit : Mikosis. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ;2010. Hlm. 89-105.
Siregar, RS. 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC. Hlm. 17-23
Shannon Verma, Michael P. Heffernan. 2008. Superficial Fungal
Infection: in Fitzpatricks Dermatology In General Medsicine. 7th
ed. vol. 2, The Mc Graw Hill Companies. pp. 1807-1821.
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Voume 2. Jakarta : EGC. Hlm. 1448-1451
Brown, Robin Graham, dkk. Dermatologi. Jakarta :Penerbit
Erlangga ; 2005. Hlm 32-38
Andersson, E.Brehmer. 2006. Dermatopathology. Berlin : SpingerVerlag. pp :86
Djuanda, Adhi. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Ketujuh. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hlm. 109-116..
Sugito TL, Hakim L, Suseno LS, Suriadiredja A, Toruan TL, Alam
TN. 2011. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan

You might also like