Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
RIEZKA ZUHRIATIKA RASYDA
JIA012111
KATA PENGANTAR
Lantunan puji dan syukur senantiasa saya panjatkan bagi Allah SWT, atas
segala kenikmatan, kasih sayang dan pertolongan yang di berikan-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah yang berjudul
UPACARA ADAT HANTA UA PUA ini saya buat sebagai salah satu bentuk
tanggungjawab sebagai mahasiswa terhadap mata kuliah ISBD.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, namun saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya pribadi dan mahasiswa lainnya. Pada kesempatan ini, tidak
lupa pula saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen yang telah
membagi ilmunya kepada saya melalui proses pembelajaran di dalam kelas dan
teman-teman yang turut membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Bab I. Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Metode Penelitian ........................................................................................ 2
Bab II. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 3
Bab III. Pembahasan ............................................................................................ 5
A. Sejarah Upacara Hanta Ua Pua .................................................................... 5
B. Rangkaian Upacara Hanta Ua Pua ................................................................ 7
C. Perlengkapan dan Atraksi dalam Upacara Hanta Ua Pua .............................. 8
Bab IV. Penutup ................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ua Pua yang dalam bahasa Melayu disebut Sirih Puan adalah satu
rumpun tangkai bunga telur berwarna-warni yang dimasukkan dalam satu wadah
segi empat berjumlah 99. Jumlah bunga telur tersebut berjumlah 99 tangkai yang
sesuai dengan nama Asmaul Husna. Kemudian ditengah-tengahnya ada sebuah
Kitab Suci Al-Quran. Ua Pua ditempatkan di tengah-tengah sebuah rumah
mahligai (Uma Lige) yang berbentuk segi empat berukuran 4x4 meter persegi.
Bentuk Uma Lige ini terbuka dari keempat sisinya. Atapnya bersusun dua,
sehingga para penari Lenggo Mbojo yang terdiri dari empat orang gadis, dan
penari Lenggo Melayu yang terdiri dari empat perjaka, beserta para Penghulu
Melayu dan pengikutnya yang berada di atas dapat dilihat oleh seluruh masyarakat
sepanjang jalan (Malingi, Upacara Adat Hanta Ua Pua, 2010).
Uma Lige diangkat oleh 44 orang perwakilan 44 Dari di Bima
melambangkan bahwa ajaran yang dibawa oleh para mubalig kelana didukung
oleh masyarakat Bima. Dari adalah klan atau kelompok masyarakat zaman dulu
yang dipimpin oleh Anangguru Dari. Di masyarakat Bima ada banyak Dari.
Dalam Majelis Hadat Lengkap, mereka diwakili oleh Rato Bumi Nae Nggeko
yang tergolong dalam keanggotaan Majelis Sara Tua. Dalam struktur
pemerintahan kesultanan, Majelis Sara Tua adalah majelis legislatif dan
konsultatif. Struktur kemasyarakatan dengan sistem Dari ini tidak ada lagi sekitar
tahun 1930.
Uma Lige diberangkatkan dari rumah Penghulu Melayu di Kampung
Melayu, mengingatkan kita bahwa dari orang-orang Melayulah Islam diterima
oleh orang Bima (Hamzah, 2004).
Kampung Melayu di tengah-tengah Kota Bima sekarang, dulunya
merupakan tempat khusus sebagai hadiah pemberian raja kepada para Datuk dan
rombongan orang-orang Melayu yang mengantar Islam masuk ke Bima. Kini,
keturunan orang Melayu asli yang mendiami tempat tersebut tidak lagi banyak,
hanya sekitar 50 KK. Orang-orang Melayu tersebut dipimpin oleh seorang
Penghulu Melayu. Sistem kepemimpinan ini terus berjalan secara turun temurun.
Setiap peringatan Upacara Adat Hanta Ua Pua, dari kampung sederhana itulah
Uma Lige (mahligai) yang merupakan icon utama dalam tradisi ini menjadi pusat
perhatian khalayak yang sengaja memenuhi ruas-ruas jalan dari kampung Melayu
menuju Istana Kesultanan Bima, untuk mengantarkan Ua Pua kepada raja muda di
Istana Tua Kesultanan Bima atau yang dikenal juga dengan ASI Mbojo (Taufan,
2012).
BAB III
PEMBAHASAN
di
tempat
yang
telah disediakan
sebagai
lambing
UMA LIGE
2. Bunga Dolu
Bunga Dolu terbuat dari telur ayam yang dibungkus dengan kertas
minyak beraneka warna. Tangkainya terbuat dari kayu atau bambu
sepanjang 30 cm dan ditancapkan pada wadah segi empat panjang bersama
sirih pinang dan kitab suci Al-Quran di tengah-tengahnya. Bunga Dolu
yang berjumlah 99 itu melambangkan Asmaul Husna dan Al-Quran
sebagai kitabullah. Benda inilah yang dikelilingi oleh para penari.
10
5. Tari Lenggo
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo
Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari
Pagaruyung, Sumatera Barat, yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun
1070 H. Tarian ini memang khusus diciptakan untuk Upacara Adat Hanta
Ua Pua dan dipertunjukkan pertama kali di Oi Ule dalam rangka
memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Lenggo Melayu juga dalam
bahasa Bima disebut Lenggo Mone karena dibawakan oleh empat orang
remaja pria.
Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian Sultan
Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo yang diperankan oleh
empat orang penari perempuan. Lenggo Mbojo disebut juga Lenggo Siwe.
11
12
7. Tari Sere
Iring-iringan Uma Lige disambut Tari Sere yang mengantar Uma
Lige sampai ke tangga istana. Tari Sere adalah sejenis tari perang dimainkan
oleh enam orang penari bersama bintara Kesultanan Bima yang disebut
Bumi Sumpi sebagai tanda terjaminnya keamanan dan ketertiban jalannya
Upacara Hanta Ua Pua. Sambil memegang tombak, para penari Sere
mengacungkan tombak dan melangkah menuju tangga istana yang diiringi
musik tambur dan silu.
TARI SERE
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Upacara Adat Hanta Ua Pua merupakan media dakwah untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat serta menjadikan Al-Quran dan
Sunnah Rasul sebagai pedoman hidup. Selain itu, Upacara Adat Hanta Ua Pua
bisa melahirkan sikap menghargai sejarah. Upacara Adat Hanta Ua Pua juga
merupakan media yang paling efektif bagi seni budaya Mbojo yang Islami, sebab
mampu memotivasi seniman dan budayawan untuk menciptakan karya seni yang
bermutu yang layak untuk ditampilkan dalam Upaca Adat Hanta Ua Pua.
B. SARAN
Meskipun Upacara Adat Hanta Ua Pua terus dilaksanakan setiap tahun,
namun perlu ada pembenahan-pembenahan baik dari segi pendanaan, kepanitiaan
dan partisipasi masyarakat untuk mempertajam promosi wisata budaya daerah.
Selain itu, pelibatan seniman dan budayawan juga harus lebih dioptimalkan agar
kegiatan Upacara Adat Hanta Ua Pua ini semakin semarak dengan kreasi seni dan
budaya, sehingga gaung kegiatan ini diketahui oleh masyarakat luas, sebab selama
ini perayaan itu belum betul-betul bergaung dan banyak masyarakat yang belum
tahu kalau pada hari-hari itu ada kegiatan Upacara Adat Hanta Ua Pua.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, M. (2004). Ensiklopedia Bima. Bima: Pemkab Bima.
Majelis Adat Dana Mbojo. (2012). Upacara Adat Spektakuler Hanta Ua Pua.
Bima: Pemkab Bima.
Malingi, A. (2011, Juni 9). Mengenal Pakaian Adat Harian Pria Bima. Diakses
pada 28 Mei 2013, dari Romantika: http://alanmalingi.files.wordpress.com
Malingi, A. (2011, Mei 18). Mengenal Tari Sere. Diakses pada 28 Mei 2013, dari
Romantika: http://alanmalingi.files.wordpress.com
Malingi, A. (2010). Upacara Adat Hanta Ua Pua. Mataram: Maharani Persada.
Sarangge. (2012, Februari 21). Uma Lige Ua Pua. Diakses pada 28 Mei 2013, dari
Sarangge Mbojo: http://sarangge.files.wordpress.com
Taufan, N. I. (2012). Warna-Warni Tradisi Sasak Samawa Mbojo. Bima: Museum
Kebudayaan Samparaja Bima.
15