Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
- Hypertensi diatolic
2. Factor predisposisi :
a. Factor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause
- Hereditas
- Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b. Factor resiko yang dapat diubah :
- Mayor :
Hiperlipidemia
Hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
- Minor :
Inaktivitas fisik
Pola kepribadian emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.
D. Gejala Klinis
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala infark miokard (TRIAS) adalah :
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sterna bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupkan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
kebahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NGT).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaphoresis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes militus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena
neuropati
yang
menyertai
diabetes
dapat
mengganggu
1. Tampilan Umum
a. Pasien tampak pucat, berkeringat, dan gelisah akibat aktivitas simpatis
berlebihan. Pasien juga tampak sesak. Demam derajat sedang (< 38 C)
bisa timbul setelah 12-24 jam pasca infark.
b. Denyut Nadi dan Tekanan Darah Sinus takikardi (100-120 x/mnt) terjadi
pada sepertiga pasien, biasanya akan melambat dengan pemberian
analgesic yang adekuat.Denyut jantung yang rendah mengindikasikan
adanya sinus bradikardi. Peningkatan TD moderat akibat dari pelepasan
kotekolamin.Sedangkan jika terjadi hipotensi maka hal tersebut
merupakan akibat dari aktivitas vagus berlebih, dehidrasi, infark
ventrikel kanan, atau tanda dari syok kardiogenik.
c. Pemeriksaan jantung, terdengar bunyi jantung S4 dan S3 , atau mur-mur.
Bunyi gesekan perikard jarang terdengar hingga hari ke dua atau ketiga
atau lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai gambatan dari sindrom
Dressler.
d. Pemeriksaan paru, Ronkhi akhir pernafasan bisa terdengar, walaupun
mungkin tidak terdapat gambaran edema paru pada radiografi. Jika
terdapat edema paru, maka hal itu merupakan komplikasi infark luas,
biasanya anterior.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik menghasilkan perubahan
gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh dari
jaringan iskemik, dan bisa mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST.
Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal untuk
repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST.
Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik
disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan
parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan
menggambarkan perubahan gelombang T saat iskemik terjasi lagi. Pada awal
infark miokard, elevasi ST disertai dengan gelombang T tinggi. Selama
berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai
dengan umur infark miokard, gelombang Q menetap dan segmen ST kembali
normal.
2. Enzim jantung
- Peningkatan kadar kreatinin kinase miokard (CK-MB). Peningkatan ini
terjadi dalam 3-12 jam dari onset nyeri dada dan mencapai puncaknya
-
dalam 24 jam.
Peningkatan kadar Troponin jantung (Troponin-T dan Troponin-I).
Peningkatan terjadi dalam 3-12 jam dari onset nyeri dada dan mencapai
kerusakan miokard
minggu.Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap selama tiga hari pertama;
peningkatan bermakna jika nilainya 2 kali batas tertinggi nilai normal.
4. Oronary Angiography
Coronary angiographymerupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x pada
jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk
menemukan letak sumbatan pada arteri koroner. Dokter memasukan kateter
melalui arteri pada lengan atau paha menuju jantung. Prosedur ini dinamakan
kateterisasi jantung, yang merupakan bagian dari angiografi koroner Zat
kontras yang terlihat melalui sinar x diinjeksikan melalui ujung kateter pada
aliran darah. Zat kontras itu memingkinkan dokter dapat mempelajari aliran
darah yang melewati pembuluh darah dan jantung Jika ditemukan sumbatan,
tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dpat dilakukan untuk memulihkan
aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa
kecil yang berpori) dalam arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.
5. Elektrolit
Ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
misalnya hipikalemi, hiperkalemi.
6. Sel darah putih
Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi.
7. Kimia
Mungkin normal, tergangtung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis.
8. GDA
Dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
9. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab IMA.
10. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
11. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menetukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
12. Pemeriksaan pecitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia
missal lokasi tau luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel eskemi di sekitar area nekrotik.
13. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi daerah penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan
dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah)
atau
sumbatan
arteri
koroner.Biasanya
II.
Alamat
Umur
Nomor Register
Jenis kelamin
Diagnosa Medis
Suku bangsa/bangsa
Sumber biaya
Agama
Tanggal MRS
Pendidikan
Pekerjaan
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien
tidur dalam sehari? Biasanya klien mengalami perubahan pada pola istirahat;
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
f. Pola kognitif persepsi
Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan
penglihatan,pendengaran, perabaan, penciuman,perabaan dan kaji bagaimana
klien dalam berkomunikasi? Biasanya klien mengalami gangguan pada indra
penciuman.
g. Pola persepsi diri dan konsep diri
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya?
Apakah klien merasa rendah diri? Biasanya klien akan merasa sedih dan
rendah diri karena penyakit yang dideritanya.
h. Pola peran hubungan
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama
dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan
masyarakat sekitarnya? Biasanya klien lebih sering tidak mau berinteraksi
dengan orang lain.
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan
kepuasan pada klien?. Biasanya klien akan mengalami gangguan pada
hubungan dengan pasangan karena sakit yang diderita.
j. Pola koping dan toleransi stress
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien
menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres? Biasanya klien akan
sering bertanya tentang pengobatan.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya?
Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien? Biasanya
klien lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan Umum
b.
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna
kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
c.Gejala cardinal
d.
Gejala cardinal meliputi : suhu, nadi, tekanan darah dan respirasi
e.Keadaan fisik
f. Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
6. Pemeriksaan Penunjang
C. Rencana Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri
akut
berhubungan dengan
iskemia
miokard
akibat
sumbatan
arteri koroner.
Kriteria Hasil
NOC :
a.
b.
c.
Pain level
Pain control
Comfort level
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Penurunan
curah
jantung
b/d
perubahan frekuensi,
irama,
konduksi
elektrikal. Penurunan
preload/peningkatan
NOC
1. Cardiac
Pump
Effectiveness
2. Circulation Status
3. Vital Sign Status
Intervensi Keperawatan
NIC :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
NIC
Cardiac Care
1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat danya tanda dan gejala turunnya
3.
tahanan
vascular
sistemik (TVS). Otot
infark/diskinetik,
kerusakan structural,
contoh
aneurisme
ventrikuler,
kerusakan septal.
Kriteria Hasil
1. Tanda vital dalam
rentang normal
2. Dapat
mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
3. Tidak ada edema paru,
perifer, dan tidak ada
asites
4. Tidak ada penurunan
kesadaran
cardiac output
Monitor status kardiovaskuler
Monitor status pernapasan yang
menandakan gagal jantung
6. Monitor abdomen sebagai indikator
penurunan perfusi
7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan
darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
10. Monitor toleransi aktivitas pasien
11. Anjurkan untuk menurunkan stres
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor kualitas dari nadi
4. Monitor jumlah dan irama jantung
5. Monitor bunyi jantung
6. Monitor frekuaensi dan irama
pernapasan
7. Monitor suara paru
8. Monitor pola pernapasan abnormal
9. Monitor
suhu,
warna,
dan
kelembapan kulit
10. Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
Ketidakefektifan
perfusi
jaringan
perifer
Definisi: penurunan
sirkulasi darah ke
perifer yang dapat
menggangu
kesehatan
Batasan karakteristik:
Tidak ada nadi
Perubahan
fungsi motoric
Perubahan
karakteristik
kulit
(warna,
elastisitas,
rambut,
kelembapan,
kuku, sensasi,
suhu)
Indek
anklebrakhial <0,90
Perubahan
tekanan darah di
ektremitas
Wakti pengisian
kapiler >3 detik
NOC
Circulation status
Tissue Perfusion : cerebral
Kriteria Hasil:
Mendemonstrasikan
status
sirkulasi
yang
ditandai
dengan:
Tekanan
systole
dan
diastole dalam rentang
yang diharapkan
Tidak
ada
ortostatik
hipertensi
Tidak ada tanda-tanda
peningkatan
tanda
intracranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang
ditandai dengan:
Berkomunikasi
dengan
jelas dan sesuai dengan
kemampuan
Menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
Memproses indormasi
Membuat
keputusan
dengan benar
NIC
1 Preripheral Sensation Management
2 (manajemen sensasi perifer)
3 Monitor adanya daerah tertentu yang
hanya peka terhadap panas/dingin
4 Instruksikan
keluarga
untuk
mengobservasi kulit jika ada laserasi
5 Gunakan sarung tangan untuk proteksi
6 Batasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung
7 Monitor kemampuan BAB
8 Kolaborasi pemberian analgetik
9 Monitor adanya tromboplebitis
10 Diskusikan
mengenai
penyebab
perubahan sensasi
4.
5.
Nyeri
ekstremitas
Edema
Factor
yang
berhubungan:
Hipertensi
Gaya
hidup
monoton
Merokok
3. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan
4.
ketidakseimbangan
antara suplai oksigen
miocard
dan
kebutuhan,
adanya
iskemik / nekrotik
jaringan
miocard
ditandai
dengan
gangguan frekuensi
jantung,
tekanan
darah dalam aktifitas,
terjadinya disritmia,
kelemahan umum.
NOC
Activity therapy :
Energy conservation
Activity tolerance
Self care : ADLs
Kriteria hasil :
Berpartisipasi
dalam
aktivitas
fisik
tanpa
disertai
peningkatan
tekanan darah ,nadi, RR
Mampu
melakukan
aktivitas
seharihari
(ADLs) secara mandari.
Tanda tanda vital normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu
berpindah
:
dengan atau tanpa bantuan
alat
Status
kardiopulmonari
adekuat
Sirkulasi status baik
Status
respirasi
:
pertukaran
gas
dan
ventilasi adekuat.
Kolaborasikan
dengan
tenaga
rehabilitasi medic dalam merencanakan
program terapi yang tepat
Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan.
Bantu untuk memilih aktivitas yang
konsisten
yang
sesuai
dengan
kemampuan fisik , psikologi dan social.
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan.
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek.
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan di waktu luang
Bantu pasien / keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan pengutan positif bagi yang
aktif beraktivitas.
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan pengutan.
Monitor respon fisik,emosi ,social ,dan
spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer,S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarths textbook of medical surgical nursing.
8th edition. Alih bahasa : Waluyo,A. Jakarta : EGC; 2000 (buku asli diterbitka
1996).
Lynda Juall Carpenito. 2001.Handbook Of Nursing Diagnosis.Edisi 8. Jakarta : EGC.
Wijaya &Putri . 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta : Nuha Medika.
Mahasiswa
NIP.
NIM.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
NIP.