You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Nama Percobaan

: Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein

Hari / Tanggal Percobaan

: Rabu / 11-9-2013

Kelompok

:4

Nama Mahasiswa

: 1. Ni Putu Eka Setiawati

I.

(2443012228)

2. Priska Rosalia

(2443012221)

3. Elisabeth Wulan

(2443012218)

4. Chateryn Putri S.

(2443012263)

5. Maria Elvina Leki

(2443012250)

Tujuan Percobaan
- Mengetahui dan memahami sifat, jenis, dan fungsi lemak serta protein.
- Mengetahui dan memahami prinsip reaksi untuk menentukan lemak dan
protein secara kualitatif.

II.

Dasar teori
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air,

dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam
lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam
organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak
memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini
membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak (Lehninger, 1982).
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan
lipid kompleks. Lipid sederhana antara lain: 1) trigliserida dari lemak atau minyak seperti
ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji
kapas, dan butter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol,
contohnya adalah bee wax, spermaceti, dan carnauba wax, dan 3) sterol yang didapat dari
1

hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol
(Damin, 2006).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit
penyusunnya adalah trigliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida.
Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Trigliserida adalah komponen utama dari lemak penyimpan pada sel
tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membrane (Lehninger, 1982).
Protein adalah poliamida dengan lebih dari 50 residu asam amino. Hidrolisis
menghasilkan asam-asam amino- dengan konfigurasi-(L) pada karbon . Asam-asam amino
menjalani suatu reaksi asam basa dalam dan menghasilkan ion dipolar. Denaturasi adalah
kerusakan ikatan-ikatan hidrogen dan karena itu pula kerusakan struktur-lebih tinggi dari
protein itu. Enzim adalah protein yang menghasilkan reaksi kimia. Enzim bersifat efisien dan
spesifik dalam kerja katalitiknya (Fessenden, 1989).
Struktur protein terbagi 3 macam yaitu sekunder, tersier dan kuartener. Berdasarkan
bentuk molekulnya, protein terbagi menjadi 2 yaitu protein globuler dan protein fibrosa.
Protein fibrosa, yaitu protein yang bentuknya memanjang. Contohnya : kolagen myosin,
keratin dan fibrin. Sedangakan protein globuler yaitu protein yang rantai polipeptidanya
melingkar sehingga bentuk meolekulnya membulat. Misalnya albumin, globulin, protein,
enzim dan protein hormon. Berdasarkan elemen penyusunnya protein menjadi 2 yaitu protein
sederhana dan protein majemuk. Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan
asam dan basa (Fessenden, 1989).
Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat
akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan
warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi
inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna
kuning (Fessenden, 1989).

III.

Alat dan Bahan


Alat : - Tabung reaksi dan raknya

Bahan : - minyak zaitun - natrium bisulfat


- Larutan kolesterol

- Penangas air

- Larutan protein

- Mikroskop

- Eter

- Pipet Pasteur

- kloroform

IV.

Cara Kerja
1. Sifat Kelarutan

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil tabung reaksi sebanyak 4 buah, kemudian beri tanda


A, B, C dan D

Pada tabung A dimasukkan 5 ml air, pada tabung B


dimasukkan eter 5 ml, pada tabung C dimasukkan
kloroform, dan pada tabung D dimasukan alkohol 5 ml

Masing-masing tabung ditetesi 3 tetes minyak zaitun

Amati apa yang terjadi pada tabung

2. Uji pembentukan akrolein

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil tabung reaksi kering, kemudian masukkan 0,5 ml


minyak zaitun lalu tambahkan Kristal natrium bisulfat

Tabung dipanaskan dengan hati-hati

Perhatikan bau yang timbul dari tabung reaksi tersebut

3. Uji Liebarman-Burchard

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil 2 tabung reaksi yang kering beri tanda A dan B, pada tabung
A masukkan larutan kolesterol dalam kloroform 2 ml, pada tabung B
masukkan kloroform 2 ml

Masing-masing tabung tambahkan 1 ml asam asetet anhidrat, lalu


kocok

Pada masing-masing tabung masukkan 2 ml asam sulfat pekat


perlahan-lahan melalui dinding tabung
Amati warna cincin yang timbul pada perbatasan kedua lapisan,
kemudian kocok tabung reaksi dan amati warna yang timbul.
4

4. Uji Kasantoprotein
Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat pekat
perlahan-lahan melalui dinding tabung
Menyiapkan alat dan bahan

Ambil tabung reaksi, kemudian masukkan larutan protein 3 ml


lalu tambahkan asam nitrat pekat secukupnya dan didihkan

Dinginkan dan tambahkan larutan natrium hidroksida


40% secukupnya
Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat
pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung
Amati
Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat pekat
5. Uji Ninhidrin
perlahan-lahan melalui dinding tabung

Menyiapkan alat dan bahan


Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat
pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung
Pada masing-masing tabung masukan
2 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan
Ambil tabung
reaksi,
kemudian
masukkan larutan
melalui
dinding
tabung
protein sebanyak 1ml

Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat


pekat perlahan-lahan
melalui
tabung
Tambahkan
larutan ninhidrin
0,1dinding
% sebanyak
4 tetes,
lalu campur dan panaskan sampai mendidih.
5 masukan 2 ml asam sulfat
Pada masing-masing tabung
pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung

Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat


pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung

Amati warna yang terjadi

6. Uji Biuret

Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam


sulfat pekat perlahan-lahan melalui dinding
tabung
Menyiapkan alat dan bahan

Ambil tabung kemudian masukkan larutan protein sebanyak 5 ml,


Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam
lalu tambahkan
larutan
natrium
hidroksida
15% sebanyak
sulfat
pekat
perlahan-lahan
melalui
dinding 5 ml kocok
tabung
Tambahkan larutan kuprisulfat encer sebanyak 5 tetes
Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat pekat
perlahan-lahan melalui dinding tabung
Amati warna yang terjadi

7. Uji Pengendapan
- Dengan logam-logam berat

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil tabung reaksi kemudian masukan larutan protein sebanyak 3


ml, lalu tambahkan tetes demi tetes larutan merkuriklorida

Perhatikan timbulnya kekeruhan

Dengan larutan alkaloid

Menyiapkan alat dan bahan

Ambil tabung reaksi kemudian masukkan larutan protein sebanyak 3


ml lalu tambahkan beberapa tetes larutan sulfosalisilat 20%

Amati timbulnya endapan

V.

No.
1.

Data Hasil Pengamatan

Nama Pengujian

Hasil Pengujian

Uji Sifat Kelarutan :


Tabung A (air)

Minyak diatas air

Tabung B (eter)

Minyak dan eter larut

Tabung C (Kloroform)

Minyak dan kloroform larut

Tabung D (Alkohol)

Minyak dibawah alkohol

2.

Uji Pembentukan Akrolein

3.

Uji Lieberman-Burchard :

Timbul bau menyengat seperti bau walang sangit.

Tabung A (kolesterol dalam


kloroform)

Sebelum dikocok : ada cincin coklat


Setelah dikocok : timbul 2 warna yaitu coklat dan
hitam.

Tabung B (kloroform)

Sebelum dan setelah dikocok : terbentuk 2 lapisan


keruh dan tidak berwarna.

4.

Uji Ksantoprotein :

Setelah didihkan : terbentuk endapan kuning.


Setelah ditambah NaOH 40% : berubah warna
menjadi orange.

5.

Uji Ninhidrin

Waran violet + endapan putih

6.

Uji Biuret

Biru berubah menjadi endapan ungu.

7.

Uji pengendapan

Dengan logam berat: keruh + terbentuk endapan


putih .
Dengan larutan alkaloida : keruh + endapan putih

VI.

Pembahasan
8

Dalam praktikum ini, kami melakukan percobaan tentang penentuan kualitatif lemak
dan protein. Pada percobaan pertama yaitu uji kelarutan dimana, kelarutan lipid ditentukan
oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga
hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Pada hasil percobaan kami tabung A berisi 5 ml air + 3 tetes minyak zaitun ditemukan
hasil tidak larut, yakni minyak diatas air. Hal ini dikarenakan air bersifat polar. Tabung B
berisi 5 ml eter + 3 tetes minyak zaitun ditemukan hasil larut, karena eter bersifat nonpolar.
Tabung C berisi 5 ml kloroform + 3 tetes minyak zaitun ditemukan hasil larut, karena
kloroform bersifat nonpolar. Pada tabung D berisi 5 ml alkohol + 3 tetes minyak zaitun,
hasilnya minyak dibawah alkohol.
Uji Lieberman Burchard, prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol
dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini
adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk
3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau dan cicncin coklat. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif.
Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua. Warna ini diakibatkan oleh
gugus hidroksil (-OH) dari kolesterol yang bereaksi dengan reagen dan meningkatkan
konjugasi dari cincin yang berdekatan yang berfusi.
Pada hasil percobaan kami, tabung A berisi 2 ml larutan kolesterol + kloroform + 1 ml
asam asetat hasilnya sebelum dikocok terbentuk cincin coklat tua, setelah dikocok cincin
hilang dan larutan jadi 2 warna yaitu dibagian atas berwarna coklat dan di bawah berwarna
hitam. Tabung B berisi kloroform + asam asetat, hasilnya sebelum dan setelah dikocok
terbentuk 2 lapisan keruh dan tidak berwarna.
Uji akrolein bertujuan untuk menunjukkan keberadaan gliserol dalam sampel. Gliserol
adalah sebuah alkohol trihidrat. Gliserol ada dalam bentuk terkombinasi sebagai ester
gliserol. Trigliserida adalah ester dari asam lemak dengan gliserol.

Prinsip : pemanasan lipid dengan kalium bisulfat (KHSO 4) maka gliserol akan terdehidrasi
membentuk aldehid tidak jenuh yang disebut akrolein yang memiliki bau kuat yang khas.
Reagen : KHSO4 padat, gliserol murni.

Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO 4 / natrium


bisulfat ) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk
aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti
lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.
Pada hasil percobaan kami timbul bau menyengat seperti bau walang sangit setelah
pemanasan. Hal ini berarti terdapat lemak dalam percobaan ini. Berikut reaksi yang terjadi
pada uji akrolein: apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan dengan hati-hati,
akan timbul bau yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh
terbentuknya akril aldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein
mudah diketahui dan reaksi ini telah dijadikan reaksi untuk menentukan adanya gliserol atau
senyawa yang mengandung gliserol seperti lemak dan minyak.
Uji ksantoprotein bertujuan untuk mendeteksi keberadaan asam amino aromatik,
tirosin dan triptofan. Asam amino aromatik ketiga, fenilalanin, tidak merespon uji ini.
Reagen Asam nitrat pekat dan NaOH (larutan 40% dalam air).
Prinsip Dengan penambahan asam nitrat pekat, endapan putih terbentuk karena denaturasi
protein. Cincin benzene (gugus fenil) yang ada pada tirosin dan triptofan mengalami nitrasi
pada pemanasan dengan asam nitrat. Gugus nitrofenil memberi warna kuning pada larutan.
Pada penambahan alkali (NaOH), gugus nitrofenil terionisasi dan memberikan warna oranye
pada larutan. Nitrasi fenilalanin tidak terjadi di bawah keadaan ini, oleh karena itu tidak
merespon uji ini, walaupun mengandung cincin benzene.
Uji ksantoprotein hasil positif pada zat uji larutan protein + asam nitrat pekat terdapat
inti benzena, yaitu dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning jingga. Pada
praktikum kami, setelah didihkan hasilnya terdapat endapan kuning dan setelah ditambah
NaOH 40% berubah warna menjadi orange.
10

Uji Ninhidrin adalah uji yang paling sensitif untuk asam amino dan positif untuk
semua asam amino bebas, pepton dan ammonia dan amin primer lain.
Reagen larutan ninhidrin, 0,1% .
Prinsip ninhidrin adalah agen pengoksidasi yang sangat kuat dan menyebabkan
dekarboksilasi oksidatif dari asam

amino menghasilkan CO2 dan ammonia. Reaksi

ninhidrin dengan asam amino adalah sebagai berikut:


Asam amino + Ninhidrin Aldehid + CO2 + NH3 + Hidrindantin
Hidrindantin + NH3 + Ninhidrin Kompleks berwarna biru
Ninhidrin direduksi menjadi hidrindantin selama reaksi dengan gugus amino . Asam amino
kemudian diubah menjadi sebuah aldehid, ammonia dan CO2. Hidrindantin dan ammonia
berinteraksi dengan molekul lain dari ninhidrin untuk membentuk produk berwarna ungu.
Uji ninhidrin reaksi warna protein dengan ninhydrin menunjukkan positif bila
memberikan warna biru atau ungu. Dalam percobaan ini menambahkan 4 tetes larutan
ninhydrin 0,1 % dalam 1 ml larutan protein, kemudian memanaskan hingga mendidih, dan
ternyata hasilnya positif mengandung protein, karena dalam larutan menghasilkan larutan
berwarna violet setelah dipanaskan beberapa menit, yang sebelumnya berwarna bening.
Uji biuret bertujuan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida. Oleh karena semua
protein mengandung ikatan peptide maka protein memberikan hasil positif dengan uji ini. Uji
Biuret didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+ dengan ikatan peptida dalam suasana basa.
Akan terbentuk warna kompleks ungu yang mengindikasikan adanya protein. Intensitas
warna yang dihasilkan merupakan ukuran banyaknya ikatan peptide dalam sampel. Reaksi ini
hanya positif pada sampel yang mengandung 2 ikatan peptide atau lebih dan negatif pada
asam amino bebas (karena hanya ada 1 ikatan peptida). Protein melarutkan hidroksida
tembaga untuk membentuk komples warna. Reaksi ini dapat terjadi pada senyawa yang
mengandung dua gugus karbonil yang berikatan dengan nitrogen atau atom karbon misal
senyawa biuret).
Prinsip : senyawa mengandung 2 atau lebih ikatan peptida memberikan warna ungu yang
khas ketika diperlakukan dengan tembaga sulfat encer dalam larutan basa. Nama uji ini
berasal dari senyawa biuret, yang merupakan senyawa paling sederhana yang memberikan
reaksi positif yang tipikal.

11

Struktur biuret menunjukkan dengan jelas bahwa Biuret terbentuk dari 2 molekul urea, ketika
dipanaskan pada suhu 180C. Warna terbentuk karena koordinasi kompleks atom tembaga
dengan atom nitrogen dari protein.
Reagen Biuret:
Tiga ratus mL NaOH (10% w/v) ditambahkan dengan cara pengadukan ke dalam 500 mL larutan yang
mengandung 0,3% Cu sulfat pentahidrat dan 1,2% sodium potassium tartrat kemudian encerkan ad 1
L. Keberadaan protein memberikan warna ungu dengan absorbansi sekitar 550-555 nm; biasanya
absorbansi dibaca pada 540 nm (Textbook of Chemistry 4th edition, Edward Staunton West, et al.).

Pada hasil percobaan kami terbentuk 4 lapisan warna : ungu muda, bening, ungu
muda, biru yang menandakan hasilnya positif.

12

Uji pengendapan dapat dilakukan dengan dua reagen, yaitu larutan merkuriklorida
atau larutan sulfosalisilat. Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan
muatan. Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang
bermuatan negatif. Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi
netralisasi dari protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang mengendap.
Endapan protein ini akan larut kembali pada penambahan alkali (NH3, NaOH,).
Untuk pengendapan dengan logam, salah satu logam berat yang digunakan adalah HgCl 2.
Jika protein ditambahkan HgCl2 akan terbentuk endapan putih. Ketika larutan protein
ditambahkan Pb asetat terdapat endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat ruang-ruang
larutan berwarna bening.
Ada beberapa ion yang dapat mengendapkan protein yaitu Ag +, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+
dan Pb+,. Jadi peranan HgCl2 adalah untuk menggendapkan protein yang terkandung dalam
larutan sampel, sehingga menghasilkan larutan yang positif. Pada hasil percobaan kami
tabung A 3 ml larutan protein + larutan merkuriklorida menghasilkan endapan putih sedikit
pink. Tabung B 3 mL larutan protein + larutan sulfosalisilat 20% menghasilkan endapan
putih tulang.
Soal Bahan Diskusi :
1.

Sebutkan dan jelaskan singkat tentang macam-macam lemak?


Jawab : macam-macam lemak: lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, dan lemak trans.
Lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak
jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah
teroksidasi). Lemak jenuh ditemukan terutama dalam produk hewani. Ini dikenal
sebagai lemak jahat. Lemak ini meningkatkan kadar kolesterol buruk Anda yang dapat
menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Sumber lemak jenuh seperti
daging, susu dan telur (Sumardjo, 2006). Lemak tak jenuh ditemukan terutama di
produk nabati. Ini dikenal sebagai lemak yang baik dan dapat membantu menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular. Sumber lemak tak jenuh meliputi minyak sayur
(terutama zaitun dan kanola), kacang-kacangan, makanan laut dan beberapa buahbuahan dan sayuran (Sumardjo, 2006). Sebuah lemak trans dibuat dengan mengambil
lemak tak jenuh dan membuatnya bertindak lebih seperti lemak jenuh. Sumber
termasuk makanan yang dipanggang, non-alami selai kacang, margarin dan minyak
13

sayur. Jika Anda melihat minyak sayur terhidrogenasi yang tercantum pada label nutrisi,
makanan tersebut mengandung lemak trans (Sumardjo, 2006).
2.

Berdasarkan hasil percobaan tuliskan sifat-sifat lemak!


Jawab : bersifat hydrophob karena lemak tidak larut di dalam air. Lemak dapat larut
hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol. Bau
tengik karena terjadi komponen cita rasa dan bau yang mudah menguap terbentuk dari
akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak yang tak jenuh. Mengendap jika
bereaksi dengan logam-logam berat.

3.

Berdasarkan pustaka tuliskan sifat-sifat lemak lainnya yang belum disebutkan no 2!


Jawab : lemak murni tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Lemak tumbuhan
berwarna karena ada pigmen xantofil, karotena dan lain-lain. Titik lebur lemak rendah
tapi lebih tinggi dari suhu saat memadat. Titik lebur dipengaruhi oleh jumlah ikatan
rangkap asam penyusun lemaknya, keisomeran geometrik asam lemak penyusunnya
(Sumardjo, 2006).

4.

Tuliskan Struktur Senyawa Penyusun Protein!


Jawab : unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Dengan kata lain
protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan. Struktur Asam Amino :
Atom C . Disebut karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam). Atom H yang
terikat pada atom C . Gugus karboksil yang terikat pada atom C . Gugus amino yang
terikat pada atom C . Gugus R yang juga terikat pada atom C .

5.

Apa Asam Amino Esensial? Sebutkan!


Jawab : asam amino esensial adalah suatu kerangka molekul penting penyusun protein
yang di butuhkan oleh tubuh, tetapi tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri, oleh
karna itu harus memasoknya dari luar seperti dari pasokan makanan. Contoh : Isoleusin,
Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treosin, Valin, Triptofan.

6.

Setelah menyelesaikan praktikum ini, secara singkat deskripsikan pemahaman akan


fungsi dilakukannya penetapan kadar lemak dan protein dalam ranah farmasi klinis !
Jawab : dalam bidang farmasi, penetapan kadar lemak dan protein penting untuk
mendeteksi penyakit kolesterol yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.

14

VII.

Kesimpulan
Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan

larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama nonpolar. Contohnya pada tabung ditambahkan kloroform minyak
zaitun dapat larut. Pada uji Lieberman Burchard reaksi positif jika terbentuk cicncin coklat
dan warna hijau. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari
terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua Pada
uji akrolein reaksi positif jika ditandai adanya bau tengik seteh pemanasan. Pada uji
xantoprotein hasil positif dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning jingga.
Pada uji ninhidrin larutan protein + larutan Ninhydrin, kemudian memanaskan hingga
mendidih, dan ternyata hasilnya positif mengandung protein, karena dalam larutan
menghasilkan larutan berwarna biru setelah dipanaskan beberapa menit, yang sebelumnya
berwarna bening. Pada uji biuret reaksi positif jika ditandai dengan adanya ungu atau violet.
Pada uji pengendapan reaksi positif terdapat endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat
ruang-ruang larutan berwarna bening. Ada beberapa ion yang dapat mengendapkan protein
yaitu Ag+, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+ dan Pb+,. Jadi peranan HgCl 2 adalah untuk menggendapkan
protein yang terkandung dalam larutan sampel, sehingga menghasilkan larutan yang positif.

15

Daftar Pustaka
Damin, 2006, Pengantar Kimia Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran, EGC: Jakarta, halaman
269-272.
Fessenden, 1989, Kimia Organik Edisi ke-3, Erlangga: Jakarta halaman 253-254.
Lehninger, 1982, Dasar-Dasar Biokimia Jilid I, Erlangga: Jakarta halaman 175-176.

16

You might also like