Professional Documents
Culture Documents
Nama Percobaan
: Rabu / 11-9-2013
Kelompok
:4
Nama Mahasiswa
I.
(2443012228)
2. Priska Rosalia
(2443012221)
3. Elisabeth Wulan
(2443012218)
4. Chateryn Putri S.
(2443012263)
(2443012250)
Tujuan Percobaan
- Mengetahui dan memahami sifat, jenis, dan fungsi lemak serta protein.
- Mengetahui dan memahami prinsip reaksi untuk menentukan lemak dan
protein secara kualitatif.
II.
Dasar teori
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air,
dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam
lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam
organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak
memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini
membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak (Lehninger, 1982).
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan
lipid kompleks. Lipid sederhana antara lain: 1) trigliserida dari lemak atau minyak seperti
ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji
kapas, dan butter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol,
contohnya adalah bee wax, spermaceti, dan carnauba wax, dan 3) sterol yang didapat dari
1
hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol
(Damin, 2006).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit
penyusunnya adalah trigliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida.
Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Trigliserida adalah komponen utama dari lemak penyimpan pada sel
tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membrane (Lehninger, 1982).
Protein adalah poliamida dengan lebih dari 50 residu asam amino. Hidrolisis
menghasilkan asam-asam amino- dengan konfigurasi-(L) pada karbon . Asam-asam amino
menjalani suatu reaksi asam basa dalam dan menghasilkan ion dipolar. Denaturasi adalah
kerusakan ikatan-ikatan hidrogen dan karena itu pula kerusakan struktur-lebih tinggi dari
protein itu. Enzim adalah protein yang menghasilkan reaksi kimia. Enzim bersifat efisien dan
spesifik dalam kerja katalitiknya (Fessenden, 1989).
Struktur protein terbagi 3 macam yaitu sekunder, tersier dan kuartener. Berdasarkan
bentuk molekulnya, protein terbagi menjadi 2 yaitu protein globuler dan protein fibrosa.
Protein fibrosa, yaitu protein yang bentuknya memanjang. Contohnya : kolagen myosin,
keratin dan fibrin. Sedangakan protein globuler yaitu protein yang rantai polipeptidanya
melingkar sehingga bentuk meolekulnya membulat. Misalnya albumin, globulin, protein,
enzim dan protein hormon. Berdasarkan elemen penyusunnya protein menjadi 2 yaitu protein
sederhana dan protein majemuk. Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan
asam dan basa (Fessenden, 1989).
Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat
akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan
warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi
inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna
kuning (Fessenden, 1989).
III.
- Penangas air
- Larutan protein
- Mikroskop
- Eter
- Pipet Pasteur
- kloroform
IV.
Cara Kerja
1. Sifat Kelarutan
3. Uji Liebarman-Burchard
Ambil 2 tabung reaksi yang kering beri tanda A dan B, pada tabung
A masukkan larutan kolesterol dalam kloroform 2 ml, pada tabung B
masukkan kloroform 2 ml
4. Uji Kasantoprotein
Pada masing-masing tabung masukan 2 ml asam sulfat pekat
perlahan-lahan melalui dinding tabung
Menyiapkan alat dan bahan
6. Uji Biuret
7. Uji Pengendapan
- Dengan logam-logam berat
V.
No.
1.
Nama Pengujian
Hasil Pengujian
Tabung B (eter)
Tabung C (Kloroform)
Tabung D (Alkohol)
2.
3.
Uji Lieberman-Burchard :
Tabung B (kloroform)
4.
Uji Ksantoprotein :
5.
Uji Ninhidrin
6.
Uji Biuret
7.
Uji pengendapan
VI.
Pembahasan
8
Dalam praktikum ini, kami melakukan percobaan tentang penentuan kualitatif lemak
dan protein. Pada percobaan pertama yaitu uji kelarutan dimana, kelarutan lipid ditentukan
oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga
hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Pada hasil percobaan kami tabung A berisi 5 ml air + 3 tetes minyak zaitun ditemukan
hasil tidak larut, yakni minyak diatas air. Hal ini dikarenakan air bersifat polar. Tabung B
berisi 5 ml eter + 3 tetes minyak zaitun ditemukan hasil larut, karena eter bersifat nonpolar.
Tabung C berisi 5 ml kloroform + 3 tetes minyak zaitun ditemukan hasil larut, karena
kloroform bersifat nonpolar. Pada tabung D berisi 5 ml alkohol + 3 tetes minyak zaitun,
hasilnya minyak dibawah alkohol.
Uji Lieberman Burchard, prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol
dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini
adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk
3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau dan cicncin coklat. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif.
Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua. Warna ini diakibatkan oleh
gugus hidroksil (-OH) dari kolesterol yang bereaksi dengan reagen dan meningkatkan
konjugasi dari cincin yang berdekatan yang berfusi.
Pada hasil percobaan kami, tabung A berisi 2 ml larutan kolesterol + kloroform + 1 ml
asam asetat hasilnya sebelum dikocok terbentuk cincin coklat tua, setelah dikocok cincin
hilang dan larutan jadi 2 warna yaitu dibagian atas berwarna coklat dan di bawah berwarna
hitam. Tabung B berisi kloroform + asam asetat, hasilnya sebelum dan setelah dikocok
terbentuk 2 lapisan keruh dan tidak berwarna.
Uji akrolein bertujuan untuk menunjukkan keberadaan gliserol dalam sampel. Gliserol
adalah sebuah alkohol trihidrat. Gliserol ada dalam bentuk terkombinasi sebagai ester
gliserol. Trigliserida adalah ester dari asam lemak dengan gliserol.
Prinsip : pemanasan lipid dengan kalium bisulfat (KHSO 4) maka gliserol akan terdehidrasi
membentuk aldehid tidak jenuh yang disebut akrolein yang memiliki bau kuat yang khas.
Reagen : KHSO4 padat, gliserol murni.
Uji Ninhidrin adalah uji yang paling sensitif untuk asam amino dan positif untuk
semua asam amino bebas, pepton dan ammonia dan amin primer lain.
Reagen larutan ninhidrin, 0,1% .
Prinsip ninhidrin adalah agen pengoksidasi yang sangat kuat dan menyebabkan
dekarboksilasi oksidatif dari asam
11
Struktur biuret menunjukkan dengan jelas bahwa Biuret terbentuk dari 2 molekul urea, ketika
dipanaskan pada suhu 180C. Warna terbentuk karena koordinasi kompleks atom tembaga
dengan atom nitrogen dari protein.
Reagen Biuret:
Tiga ratus mL NaOH (10% w/v) ditambahkan dengan cara pengadukan ke dalam 500 mL larutan yang
mengandung 0,3% Cu sulfat pentahidrat dan 1,2% sodium potassium tartrat kemudian encerkan ad 1
L. Keberadaan protein memberikan warna ungu dengan absorbansi sekitar 550-555 nm; biasanya
absorbansi dibaca pada 540 nm (Textbook of Chemistry 4th edition, Edward Staunton West, et al.).
Pada hasil percobaan kami terbentuk 4 lapisan warna : ungu muda, bening, ungu
muda, biru yang menandakan hasilnya positif.
12
Uji pengendapan dapat dilakukan dengan dua reagen, yaitu larutan merkuriklorida
atau larutan sulfosalisilat. Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan
muatan. Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang
bermuatan negatif. Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi
netralisasi dari protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang mengendap.
Endapan protein ini akan larut kembali pada penambahan alkali (NH3, NaOH,).
Untuk pengendapan dengan logam, salah satu logam berat yang digunakan adalah HgCl 2.
Jika protein ditambahkan HgCl2 akan terbentuk endapan putih. Ketika larutan protein
ditambahkan Pb asetat terdapat endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat ruang-ruang
larutan berwarna bening.
Ada beberapa ion yang dapat mengendapkan protein yaitu Ag +, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+
dan Pb+,. Jadi peranan HgCl2 adalah untuk menggendapkan protein yang terkandung dalam
larutan sampel, sehingga menghasilkan larutan yang positif. Pada hasil percobaan kami
tabung A 3 ml larutan protein + larutan merkuriklorida menghasilkan endapan putih sedikit
pink. Tabung B 3 mL larutan protein + larutan sulfosalisilat 20% menghasilkan endapan
putih tulang.
Soal Bahan Diskusi :
1.
sayur. Jika Anda melihat minyak sayur terhidrogenasi yang tercantum pada label nutrisi,
makanan tersebut mengandung lemak trans (Sumardjo, 2006).
2.
3.
4.
5.
6.
14
VII.
Kesimpulan
Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan
larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama nonpolar. Contohnya pada tabung ditambahkan kloroform minyak
zaitun dapat larut. Pada uji Lieberman Burchard reaksi positif jika terbentuk cicncin coklat
dan warna hijau. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari
terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua Pada
uji akrolein reaksi positif jika ditandai adanya bau tengik seteh pemanasan. Pada uji
xantoprotein hasil positif dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning jingga.
Pada uji ninhidrin larutan protein + larutan Ninhydrin, kemudian memanaskan hingga
mendidih, dan ternyata hasilnya positif mengandung protein, karena dalam larutan
menghasilkan larutan berwarna biru setelah dipanaskan beberapa menit, yang sebelumnya
berwarna bening. Pada uji biuret reaksi positif jika ditandai dengan adanya ungu atau violet.
Pada uji pengendapan reaksi positif terdapat endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat
ruang-ruang larutan berwarna bening. Ada beberapa ion yang dapat mengendapkan protein
yaitu Ag+, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+ dan Pb+,. Jadi peranan HgCl 2 adalah untuk menggendapkan
protein yang terkandung dalam larutan sampel, sehingga menghasilkan larutan yang positif.
15
Daftar Pustaka
Damin, 2006, Pengantar Kimia Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran, EGC: Jakarta, halaman
269-272.
Fessenden, 1989, Kimia Organik Edisi ke-3, Erlangga: Jakarta halaman 253-254.
Lehninger, 1982, Dasar-Dasar Biokimia Jilid I, Erlangga: Jakarta halaman 175-176.
16