You are on page 1of 24

PROJECT BASED LEARNING (PJBL)

Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid

Disusun Oleh:
Kelompok 3 Reguler:
Denny

(125070207111019)

Siti Rodliyah

(135070200111001)

Erfan Dani

(135070200111002)

Lala Aisyana

(135070200111003)

Dewi Pujiastuti

(135070200111004)

Angga Dwi Saputra

(135070200111005)

Minchatul Fitri

(135070200111006)

Esthi Dwi Yuliawati

(135070200111007)

Anjang Feronika P.

(135070200111008)

Aulia Dian P.

(135070200111010)

Arinda Rizky F.

(135070200111011)

Rifanny Dyah I.

(135070207111002)

Septin Arianti M.

(135070207111003)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas
pada kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon
paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat.
Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni
hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid
sendiri secara spesifik belum diketahui, namun penyebab yang biasa
ditemukan yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma
paratiroid. Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang,
ekskresi ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada
keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi kalsium sehingga
manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada area tulang dan
ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan.
Kira-kira 100 kasus dalam.
Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000
orang tiap tahunnya. Wanita yang berusia 50 tahun lebih, memiliki faktor
risiko 2 kali lebih besar daripada pria. Di Amerika Serikat prevalensinya
mencapai 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap
tahunnya. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita
yang berusia 60 tahun lebih, sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu
dari 2 penyebab tersering hiperkalsemi, penyebab yang lain adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi yang
tersering adalah pada dekade 6 dan wanita lebih sering 3x dibandingkan
laki-laki. Sedangkan prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia masih
jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam setahun yang dapat
diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat penderita
penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus
dalam setahun. Oleh karena itu penting untuk mengetahui tentang
hipoparatiroid ini.
Kelenjar

paratiroid

berfungsi

mensekresi

parathormon

(PTH),

senyawa yang membantu memelihara keseimbangan dari kalsium dan

phosphorus dalam tubuh. Oleh karena itu yang terpenting hormon


paratiroid penting sekali dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh
sesorang. Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi
pada kelainan atau gangguan pada kelenjar paratiroid ini maka perawat
dianjurkan untuk lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data
pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien terhadap
penyakit, sehingga kelainan pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui pengertian Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid


mengetahui klasifikasi Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
mengetahui etiologi Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
mengetahui epidemiologiHiperparatiroid dan Hipoparatiroid
mengetahui faktor resiko Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
mengetahui komplikasi Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
mengetahui pemeriksaan diagnostik Hiperparatiroid dan

Hipoparatiroid
8. Untuk
mengetahui

manifestasi

klinis

Hiperparatiroid

dan

Hipoparatiroid
9. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Hiperparatiroid dan
Hipoparatiroid
10.
Untuk mengetahui

penatalaksanaan

Hiperparatiroid

dan

Hipoparatiroid
11.
Untuk mengetahui diagnosa keperawatan Hiperparatiroid
dan Hipoparatiroid

BAB II
Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Definisi

Definisi Hiperparatiroid
Hiperparatiroidisme adalah

berlebihnya

produksi

hormon

paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi


tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.
Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu hiperparatiroidisme
primer dan sekunder. Hiperparatiroidisme primer terjadi dua
atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan
pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan
hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi yang sama
dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi
fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan
meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath,

2001)
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan
kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino
polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung
oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari hormon
paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium
dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari
matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal,
dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga
menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat.
hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder

dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 2).


Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjarkelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid
dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari

keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat


kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar
kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi
hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam
darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com)

Definisi Hipoparatiroid
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon
paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali
ditemukan

dan

umumnya

sering

sering

disebabkan

oleh

kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat


operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah
tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadangkadang

penyebab

spesifik

tidak

dapat

diketahui.

(www.endocrine.com)
Klasifikasi

Klasifikasi Hiperparatiroid
1. Hiperparatiroid primer
Biasanya ditandai hiperkalsemia,akibat mekanisme umpan
balik yang gagal mengurangi sekresi hormone paratiroid.Dengan
naiknya kadar kalsium seru m,yang seharusnya berkurang,tetap
terjadi dan kadar kalsium terus meningkat.Manifestasi klinis yang
timbul bervariasi dan tidak spesifik.Ada yang gejalanya ringan dan
ada yang berat.Manifestasi paling umum adalah pada sistem
genitourinaria :
dalam

batu ginjal,karena endapan kalsium dan fosfat

ginjal.Selain

terbentuk

hematuria.Gejala

ginjal,mungkin

terdapat

gastrointestinal

anoreksia,mual,muntah,dan
abdomen.Dapat

batu

timbul

konstipasi,selain
berbagai

osteoporosis atau osteomalasia.


2. Hiperparatiroid sekunder

penyakit

adalah
umumnya
tulang

nyeri
seperti

Dapat

ditimbulkan

sejumlah

penyebab

yang

berakibat

konsentrasi kalsium serum yang rendah.Penyebab ini adalah diet


rendah kalsium,kehamilan atau menyusui atau osteomalasia.Kadar
kalsium

rendah

hiperplastik
menyebabkan

menyebabkan

sebagai

kelenjar

kompensasi

kadar

paratiroid

keadaan

kalsium

menjadi

yang

semula

rendah.Setelah

usaha

kompensasi,kalsium dapat tetap rendah atau menjadi normal.


3. Hiperparatiroid tersier
Mempunyai penyebab sama dengan yang sekunder,kecuali
bahwa

hiperkalsemia

berkembang

dari

hyperplasia

kelenjar

tiroid.Pada beberapa kasus timbul adenoma setelah terjadinya


hiperparatiroid sekunder.Keadaan ini disertai kadar kalsium yang
tinggi.Sering terdapat pada orang dengan gagal ginjal dengan
hiperkalsemia.Osteodistrofi

renal,yang

dapat

menyertai

hiperparatiroid tersier,terdapat pada pasien dengan gagal gfinjal


menahun dengan hiperfosfatemia.
Klasifikasi Hipoparatiroid
1. Hipoparatiroid Idiopatik
Gangguan ini relative

jarang.Dapat

congenital

atau

diperoleh,sedang atau berat,untuk sementara atau untuk seumur


hidup.Biasanya bentuk bawaan berhubungan dengan tiadanya
atau

cederanya

kelenjar

paratiroid.Dicurigai

adafaktor

autoimun.Gejalanya yang timbul,termasuk tetani,umumnya cukup


berat
2. Hipoparatiroid pasca bedah
Benruk ini lebih sering dari bentuk idiopatik.Biasanya terjadi
pada pengangkatan tiroid,paratiroid ikut terangkat.Namun bisa
terjadi pada tindakan bedah lain.Bila terjadi cedera atau terangkat
sebagian,jaringan paratiroid sisa biasanya sanggup meneruskan
fungsinya.Jadi

terjadi

kehilangan

sementara saja.Bila seluruh

hormon

paratiroid

paratiroid

terangkat,maka timbul

keadaan hipokalsemia berat (jan tambayong,2000)


Etiologi

untuk

Etiologi Hiperparatiroidisme
o Pada hiperparatiroidisme primer:
Satu atau lebih kelenjar paratiroid membesar serta
meningkatkan sekresi hormon paratiroid dan kadar kalsium
serum; keadaan ini paling sering disebabkan oleh adenoma
yang tunggal tetapi bisa juga merupakan komponen pada
neoplasia
o

endokrin

multipel

(keseluruhan

paratiroid biasanya turut terkena)


Pada hiperparatiroidisme sekunder:
Terdapat kelainan diluar kelenjar

empat

kelenjar

paratiroid

yang

menimbulkan hipokalsemia hinggahormon paratiroid diproduksi


secara

berlebihan

untuk

mengimbanginya.

Penyebab

hiperparatiroidisme sekunder ini meliputi: riketsia (rakitis),


defisiensi vitamin D, gagal ginjal kronis dan osteomalasia yang

disebabkan oleh fenitoin (dilantin).


Etiologi Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme dapat bersifat akut atau kronis dan
bisa diklasifikasikan sebagai kelainan idiopatik atau didapat
(akuisita).

Keadaan

yang

mungkin

menyebabkan

hipoparatiroidisme meliputi:
-

Pankreatitis akut atau malabsorpsi


Gagal ginjal
Osteomalasia
Gangguan genetik autoimun atau kondisi kongenital tidak

adanya kelenjar paratiroid (idiopatik)


Secara tidak sengaja terjadi pengangkatan atau cedera
kelenjar paratiroid (idiopatik) ketika dilakukan tiroidektomi
atau pembedahan leher lain atau kadang-kadang radiasi

yang masif pada kelenjar paratiroid (akuisita)


Infark iskemik kelenjar paratiroid selama pembedahan,

amiloiddosis, neoplasma, atau trauma (akuisita)


Kerusakan sintesis dan pelepasan hormon

akibat

hipomagnesemia, supresi fungsi kelenjar yang normal


akibat hiperkalsemia, dan keterlambatan maturasi fungsi
paratiroid (akuisita, reversibel).

Hormon paratiroid (PTH) diatur langsung oleh kadar


kalsium serum dan bukan oleh kelenjar hipofisis atau
hipotalamus.

Pada

keadaan

normal,

hormon

ini

mempertahankan kondisi normokalsemia denganmengatur


resopsi tulang dan absorpsi kalsium di dalam traktur GI.
Hormon tersebut juga mempertahankan hubunganterbalik
antara kadar kalsium dan fosfat serum dengan menghambat
reabsorpsi fosfat dalam tubulus renal (Tambayong, 2000).
Epidemiologi

Epidemiologi hiperparatiroid
Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang
lebih 1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berusia 50 tahun
lebih, memiliki faktor risiko 2 kali lebih besar daripada pria. Di
Amerika Serikat prevalensinya mencapai 100.000 orang diketahui
terkena penyakit hiperparatiroid tiap tahunnya. Perbandingan
wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berusia 60
tahun lebih, sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme.
Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari 2 penyebab
tersering hiperkalsemi, penyebab yang lain adalah keganasan.
Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi yang tersering
adalah pada dekade 6 dan wanita lebih sering 3x dibandingkan
laki-laki.
Sekitar 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan
oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan
berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hyperplasia).
Sedikit

kasus

hiperparatiroidisme

utama

disebabkan

oleh

paratiroid karsinoma (Smeltzer& Bare, 2002)

Epidemiologi hioparatiroid
Sedangkan prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia
masih jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam setahun yang
dapat diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat

penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang


lebih 1000 kasus dalam setahun. Oleh karena itu penting untuk
mengetahui tentang hipoparatiroid ini.
Faktor resiko

Faktor Resiko Hiperparatiroid


1. Pasien yang mengonsumsi fenitoin Obat obat anti epilepsi
seperti fenitoin dan karbamazepin terbukti menurunkan kadar
vitamin D. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan kerapuhan
tulang

akibat

hipokalsemia,

hipofosfatemia

dan

hiperparatiroidisme sekunder. (Frida, 2012)


2. Adanya riwayat keluarga menderita hyperparathyroidism
3. Adanya riwayat keluarga menderita Multiple Endocrine
Neoplasia (MEN) syndromes: yang merupakan sindrom genetic
yang terdiri dari endocrinopathies of the pituitary, parathyroids,
pancreas, and thyroid
4. Adanya
riwayat
keluarga
hypercalcemia (FHH)
FHH merupakansuatukelainan

menderita
autosomal

hypocalciuric

yang

diwariskan.

Mutasi gen terjadipada calcium-sensing receptor yang ada di


kelenjarparatiroid,

ginjaldan

organ

lainnya.

Hal

tersebutmenyebabkankalsiumdarah FHH lebihtinggidari normal

untukmensupresisekresi PTH.
(UW Health, 2015)
Faktor Resiko Hipoparatiroid
a. Pembedahan leher, terutama jika melibatkan thyroid seperti

tiroidektomi
b. Adanya Riwayat Keluarga menderita Hipoparatiroid
c. Mempunyai gangguan autoimun atau endokrin, seperti penyakit
Addison
(Suatu

kondisi

yang

dikarakteristikkan

produksi hormone
oleh kelenjar adrenal) (Mayo Clinic, 2014)
Komplikasi

Komplikasi Hiperparatiroidisme

dengan

kurangnya

1. Peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor : Krisis hiperkalsemia akut


dapat terjadi pada hiperparatiroidisme. Keadaan ini terjadi pada
kenaikan kadar kalsium serum yang ekstrim. Kadar yang melebihi
15 mg/dl (3,7 mmol/L) akan mengakibatkan gejala neurologi,
kardiovaskuler dan ginjal yang dapat membawa kematian.
2. Dehidrasi
3. Batu ginjal : Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal
yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor
merupakan salah satu komplikasi hiperparatiroidisme yang penting
dan terjadi pada 55% penderita hiperparatiroidisme primer
4. Osteoklastik
5. Hiperkalsemia : Krisis hiperkalsemia akut dapat terjadi pada
hiperparatiroidisme. Keadaan ini terjadi pada kenaikan kadar
kalsium serum yang ekstrim. Kadar yang melebihi 15 mg/dl
(3,7mmol/L) akan mengakibatkan gejala neurologi, kardiovaskuler
dan ginjal yang dapat membawa kematian.
6. Osteitis fibrosa cystica : gangguan tulang yang disebabkan oleh
surplus hormon paratiroid yang terlalu aktif dari kelenjar paratiroid.
Produksi hormon paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal
ginjal dapat menyebabkan berbagai macam penyakit tulang,
penyakit tulng yang sering terjadi adalah osteitis fibrosa cystica,
suatu penyakit meningkatnya resorpsi tulang karena peningkatan
kadar hormon paratiroid. Penyakit tulang lainnya juga sering terjadi
pada pasien, tapi tidak muncul secara langsung (Ganong,1999).

Komplikasi Hipoparatiroidisme
1. Hipokalsemia.
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang
dari

mg/100ml.

Kedaan

ini

mungkin

disebabkan

oleh

terangkatnya kelenjar paratiroid waktu pembedahan atau sebagai


akibat destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebutTetany

dapat

menyebabkan

saluran

napas

terblokir,

membutuhkan

tracheostomy
2. Pertumbuhan terhambat, cacat gigi, dan perkembangan mental
lambat dapat terjadi jika Hipoparatiroidisme berkembang di masa
kecil.
3. Pengobatan yang berlebihan dengan vitamin D dan kalsium dapat
menyebabkan hypercalcemia (kalsium darah tinggi) dan terkadang
mengganggu fungsi ginjal.
4. Ada

peningkatan

risiko anemia

pernisiosa , penyakit

Addison's , katarak pembangunan, dan itu penyakit Parkinson


5. Insufisiensi ginjal kronik. Pada keadaan ini kalsium serum rendah,
fosfor serum sangat tinggi, karena retensi dari fosfor dan ureum
kreatinin darah meninggi.
Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan diagnostik Hiperparatiroidisme


Menurut
DiGiulio
(2014),
interpretasi
hasil

tes

pada

hiperparatirodisme, yaitu:
Serum kalsium naik
Serum PTH naik
Serum fosfat rendah
Urin kalsium naik
Adanya tumor paratiroid ditunjukkan dalam ultrasound
Biopsi untuk tumor paratiroid

Beberapa

macam

pemeriksaan

diagnostik

untuk

evaluasi

paratiroid, yaitu
Blood (Serum) Calcium Level Test
Tes ini mengukur kadar kalsium di dalam darah. Juga digunakan
untuk mengevaluasi paratiroid dan fungsi ginjal. Juga, naiknya
kadar penyakit berbahaya tertentu. Menjelaskan kepada pasien

bahwa ini adalah tes darah tanpa puasa.


Parathyroid Hormone (PTH) Test
Tes ini mengukur kadar PTH di dalam darah. Digunakan
sebagai

alat

merupakan

menilai

salah

satu

kadar
faktor

kalsium
mayor

darah,
yang

karena

PTH

memengaruhi

metabolisme kalsium. Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi


fungsi paratiroid dan untuk memeriksa kadar kalsium abnormal.
Sebelum tes, perawat harus menjelaskan kepada pasien
untuk puasa makan dan minum dari tengah malam sampai
setelah tes esok hari. Beberapa obat resep memengaruhi tes
PTH dan pasien diminta untuk menghentikan obat tersebut

sebelum tes. (DiGiulio, 2014)


Pemeriksaan diagnostik Hipoparatiroidisme
Tetanus laten ditunjukkan dengan temuan tanda Trousseau positif
atau tanda Chvostek positif (tetanus terjadi saat kadar kalsium

serum 5 sampai 6 mg/dL [1,2 sampai 1,5 mmol/L] atau kurang).


Diagnosis sulit ditegakkan karena gejala tidak jelas; pemeriksaan
laboratorium menunjukkan peningkatan fosfastase serum; foto
ronsen tulang menunjukkan peningkatan densitas dan kalsifikasi
ganglia basalis subkutan atau paraspinal otak.
(Smeltzer, Susan. 2013)
Menurut

DiGiulio

(2014),

interpretasi

hasil

tes

pada

hipoparatiroidisme, yaitu:
Serum kalsium rendah akibat kadar PTH (parathyroid hormone)

rendah
Serum fosfat naik akibat kadar PTH rendah
Serum PTH rendah akibat berkurangnya sekresi dari kelenjar

paratiroid
Kalsium urin rendah akibat PTH rendah
Tanda Chvostek positif akibat kadar kalsium turun
Tanda Trousseau positif akibat kadar kalsium turun

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis Hiperparatiroidisme


Pasien mungkin tidak menunjukkan gejala atau mengalami
tanda dan gejala yang diakibatkan oleh terkenanya beberapa
sistem tubuh.

1. Gejala apatis, keletihan, kelemahan muskular, mual dan muntah,


konstipasi, hipertensi dan disritmia jantung dapat terjadi, berkaitan
dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah.

2. Manifestasi psikologis beragam dari emosi dan mudah tersinggung


dan neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek
langsung kalsium pada otak serta sistem saraf. Peningkatan kadar
kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf dan
otot.
3. Terbentuk batu pada salah satu atau kedua ginjal.pembentukan
batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan
peningkatam eksresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu
komplikasi hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi
akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis dan ginjal parenkim
yang mengakibatkan obtruksi, polinefritis, dan gagal ginjal
4. Gejala muskuloskeletal terjadi akibat demineralisasi tulang atau
tumor tulang yang muncul berupa sel sel raksasa benigna akibat
pertumbuhan osteclast yang berlebihan. Pasien dapat merasakan
nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian, fraktur
patologis, deformitas, dan pemendekan struktur tubuh.
5. Insiden ulkus peptikum dan pankreatitis meningkat
hipertiroidisme

dan

dapat

menyebabkan

terjadinya

pada
gejala

gastrointestinal. (Brunner and Suddarth,2001)


Diagnosis
sulit

ditetapkan.

Hiperparatiroidisme atau hiperparatiroid sedikit


Gejala

klinis

yang

mungkin

terjadi

pada

hiperparatiroid di antaranya adalah :


1.
2.
3.
4.

Cepat lelah
Otot menjadi lemah
Konstipasi karena perubahan fungsi usus
Reabsorbsi kalsium dari tulang maningkat

sehingga

terjadi

hiperkalsemia darah
5. Hiperkalsemia darah dapat menyebabkan gangguan klinis sekunder
diantaranya adalah :
- Poliuria dan polidipsi
- Neprolithiasis ginjal. Hal ini berkaitan dengan peningkatan
eksresi kalsium dan fosfor.
- Pankreatitis bahkan terjadi ulkus peptikum
6. Reabsorbsi kalsium tulang meningkat sehingga tulang mudah
fraktur di berbagai tempat.

Pengaruh hiperparatiroid terhadap kehamilan adalah :


1. Hiperkalsemia darah : dapat menimbulkan gangguan pengiriman
nutrisi dan oksigen menuju janin sehingga menyebabkan abortus,
persalinan prematur dan kematian janin intrauteri yang didahului
tetani janin, temasuk organ vital jantung dan paru.
2. Peningkatan hormon maternal dapat menekan

pengeluaran

pengeluaran hormon paratiroid janin sehingga janin mengalami


hipokalsemia dan penurunan kadar 1,25 dihroxyvitamin D
Gangguan

ini

menimbulkan

gangguan

keseimbangan

elektrolit darah janin dan menimbulkan tetani otot yang diakhiri


dengan kematian akibat gangguan kontraktilitas jantung janin.
Hiperparatiroidisme dapat menimbulkan : krisis paratiroid
apabila peningkatan konsentrasi kalsium darah melampaui 12
mg/dl. Gejala paratiroid krisis adalah :
1. Nyeri tulang dan punggung akibat reabsorbsi terlalu tinggi
2. Pembentukan batu ginjal
3. Gangguan janin intrauteri. (I.B.G. manuaba dkk,2003)

Manifestasi klinis Hipoparatiroidisme


Gejala hipoparatiroidisme sama dengan hipokalsemia dan
dapat berkisar dari cukup ringan (kesemutan di tangan, jari, dan
sekitar mulut). Bentuk bentuk yang lebih parah seperti kram otot
di seluruh tubuh dan kejang kejang. Hal ini disebabkan kalsium
yang memiliki beberapa fungsi utama di dalam tubuh kita termasuk
memberikan energi listrik untuk seluruh sistem saraf, menyediakan
energi listrik untuk kontraksi otot, dan memberikan kekuatan untuk
tulang.
Hipokalsemia menyebabkan iritabilitas sistem neuromuskular
dan turut menimbulkan gejala terutama hipoparatiroidisme yang
berupa

tetanus.

Tetanus

merupakan

hipertonia

otot

yang

menyeluruh disertai tremor dan kontraksi sapsmodik atau tak


terkoordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya melakukan

gerakan volunter.pada keadaan tetanus laten terdapat gejala


matirasa, kesemutan dan kram pada ektremitas dengan keluhan
perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada keadaan
tetanus yang nyata, tanda tanda mencakup bronkospasme,
spasem

laring,

spasme

karpopedal

(fleksi

sendi

siku

serta

pergelangan tangan dan ekstensi sendi karpofalangeal(, disfagia,


fotofobia, aritmia jantung serta kejang. Gejala lain mencakup
ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium. Perubahan pada
EKG dan hipotensi dapat terjadi (Brunner dan Suddarth,2001)
Gejala gejala utama adalah reaksi reaksi neuromuskular
yang berlebihan yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat
rendah. Keluhan keluhan dari penderita (&0%) adalah tetani atau
tetanic aequivalent. Tetani menjadi manifestasi k sebagai spasmus
corpopedal dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan
ibu jari dalam adduksi dan jari jari lain dalam ekstensi.
Tidakjarang juga didapatkan articulatio cubitti dalam keadaan fleksi
dan tungkai bawah dan kaki dalam keadaan ekstensi.
Dalam titanic aequivalent :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis


Stridor laryngeal (spasme) yang bisa menyebabkan kematian
Parastesi atau kesemutan
Disfagia atau disatria
Kelumpuhan otot otot
Aritmia jantung
Gejala

umum yang dapat dijumpai pada hipoparatiroidisme

adalah :
1. Cepat lelah
2. Metabolisme rendah sehingga cenderung gemuk
3. Nyeri abdomen, malabsorbsi intestinal disertai steatore; rambut
kering dan kusam; kerontokan rambut spontan; kuku jari tangan
rapuh; dan memiliki garis tonjolan (krista) atau terlepas, kulit kering
dan bersisik, dermatitis eksfoliatif, infeksi kandida, katarak dan

email gigi yang lemah sehingga gigi mudah berubah warna, pecah
dan keropos semua ini disebabkan oleh efek hipokalsemia.
Hipoparatiroid dapat terjadi akibat operasi kelenjar tiroid
yang kurang tepat, sehingga kelenjar paratiroid ikut terangkat.
Hipoparatiroid buatan seperti ini dapat menimbulkan gejala klinis
seperti :
1.
2.
3.
4.

Cepat lelah, dan mengantuk.


Tulang rusuk teras sakit.
Raangsangan otot menimbulkan tetani
Konsentrasi kalsium yang terlalu rendah dapat menimbulkan

gangguan pada gerak pernapasan dan kontraksi otot jantung.


5. Takikardia, tetani sinus disertai aritmia kontraksi jantung dan
diakhiri dengan kematian. (I.B.G. manuaba dkk,2003)
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

penunjang

Hiperparathyroidism

primer :
o Pembedahan untuk mengangkat adenoma atau mengangkat
semua kelenjar paratiroid dengan menyisakan hanya 1
kelenjar,

bergantung

pada

taraf

hyperplasia

untuk

menghasilkan kadar hormone paratiroid yang normal (dapat


mengurangi nyeri tulang dalam 3 hari kendati kerusakan
o

renal dapat ireversibel)


untuk mengurangi kadar kalsium, seperti pemberian infuse
secara paksa, pembatasan asupan kalsium dari makanan dan
peningkatan ekskresi natrium serta kalsium melalui dieresis
paksa ( dengan menimbulkan dieresis sampai terjadi ekskresi
6 liter urin pada keadaan yang mengancam hidup pasien)
serta memberikan furosemid (lasix) atau asam etakrinat
(edecrin)

(prabedah

atau

jika

pembedahan

tidak

memungkinkan atau tidak diperlukan).


Pemberian natrium atau kalium fosfat peroral, penyuntikan
kalsitonin subkutan (calcimar), penyuntikan plikamisin IV.

Penyuntikan larutan magnesium dan fosfat atau pemberian


natrium fosfat peroral atau enema retensi (bagi keadaan
defisiensi magnesium dan fosfat yang potensial terjadi
setelah pembedahan), mungkin pula pemberian suplemen
kalsium, vitamin B, atau kalsitriol (calcijex; rocaltrol) (kadar
kalsium serum berkurang sampai dibawah batas bawah
kisaran normal selama 4 hingga 5 hari sesudah pembedahan.

Penatalaksanaan

penunjang

Hiperparathyroidism

sekunder :
o Vitamin D untuk mengoreksi penyebab hyperplasia paratiroid
yang mendasarinya ; preparat alumunium hidroksida untuk
o

mengoreksi hiperfosfatemia pada pasien penyakit ginjal


Terapi dialysis pada pasien gagal ginjal untuk mengurangi

kadar fosfor (dapat dilakukan seumur hidup)


Kelenjar yang membesar mungkin tidak bisa kembali kepada
ukuran dan fungsi normal

sekalipun kadar kalsium sudah

terkontrol pada pasien Hiperparathyroidism sekunder yang


o

kronis.
Untuk keadaan hiperkalsemia yang berat (kadar kalsium
serum lebih dari 14mg/dl) atau bagi pasien dengan gejala
yang berat, pemberian kalsitonin-preparat yang bekeja beratdilakukan bersama terapi hidrasi ; pemberian pamidronatpreparat yang bekerja lambat-mungkin harus dimulai untuk

memberikan efek jangka panjang.


Penanganan hipoparathyroidism
o Penyuntikan segera garam kalsium IV, seperti larutan
kalsiun glukonat 10% untuk meningkatkan kadar
kalsium
o

serum

terionisasi(tetani

akut

yang

mengancam nyama pasien)


Bernafas di dalam kantung kertas dan menghirup gas
karbon dioksida yang dihembuskan pasien sendiri
akan menimbulkan asidosis respiratorik ringan yang
meningkatkan kadar kalsium serum (pasien yang
sadar dapat bekerjasama).

Pemberian

sedative

mengendalikan

dan

spasme

anti

konvulsan

sampai

kadar

untuk
kalsium

o
o

meningkat
Peningkatan asupan kalsium dari makanan
Terapi rumatan dengan pemberian suplemen kalsium

dan vitamin D peroral (tetani kronis)


Pemberian suplemen vitamin D dan kalsium karena
absorbsi

kalsium

dalam

usus

halus

memerlukan

keberadaan vitamin D (terapi penyakit yang reversible


o

dan biasanya dilakukan seumur hidup)


Pemberian kalsitriol (calcijex, rocaltrol),

jika

ada

gangguan hepar atau renal yang membuat pasien


tidak toleran terhadap vitamin D (Kowalak, 2011)
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang hiperparathyroidism


Menurut
DiGiulio
(2014),
interpretasi
hasil

tes

pada

hiperparatirodisme, yaitu:
Serum kalsium naik
Serum PTH naik
Serum fosfat rendah
Urin kalsium naik
Adanya tumor paratiroid ditunjukkan dalam ultrasound
Biopsi untuk tumor paratiroid

Beberapa

macam

pemeriksaan

diagnostik

untuk

evaluasi

paratiroid, yaitu
Blood (Serum) Calcium Level Test
Tes ini mengukur kadar kalsium di dalam darah. Juga digunakan
untuk mengevaluasi paratiroid dan fungsi ginjal. Juga, naiknya
kadar penyakit berbahaya tertentu. Menjelaskan kepada pasien

bahwa ini adalah tes darah tanpa puasa.


Parathyroid Hormone (PTH) Test
Tes ini mengukur kadar PTH di dalam darah. Digunakan
sebagai

alat

merupakan

menilai

salah

satu

kadar
faktor

kalsium
mayor

darah,
yang

karena

PTH

memengaruhi

metabolisme kalsium. Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi


fungsi paratiroid dan untuk memeriksa kadar kalsium abnormal.

Sebelum tes, perawat harus menjelaskan kepada pasien


untuk puasa makan dan minum dari tengah malam sampai
setelah tes esok hari. Beberapa obat resep memengaruhi tes
PTH dan pasien diminta untuk menghentikan obat tersebut
sebelum tes. (DiGiulio, 2014)

Pemeriksaan penunjang hypoparathyroidism


Tetanus laten ditunjukkan dengan temuan tanda Trousseau
positif atau tanda Chvostek positif (tetanus terjadi saat kadar
kalsium serum 5 sampai 6 mg/dL [1,2 sampai 1,5 mmol/L] atau

kurang).
Diagnosis

sulit

ditegakkan

karena

gejala

tidak

jelas;

pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan fosfastase


serum; foto ronsen tulang menunjukkan peningkatan densitas
dan kalsifikasi ganglia basalis subkutan atau paraspinal otak.
Menurut

DiGiulio

(2014),

interpretasi

hasil

tes

pada

hipoparatiroidisme, yaitu:
Serum kalsium rendah akibat kadar PTH (parathyroid hormone)

rendah
Serum fosfat naik akibat kadar PTH rendah
Serum PTH rendah akibat berkurangnya sekresi dari kelenjar

paratiroid
Kalsium urin rendah akibat PTH rendah
Tanda Chvostek positif akibat kadar kalsium turun
Tanda Trousseau positif akibat kadar kalsium turun

Diagnosa Keperawatan Hiperparatiroid


1.) Nyeri Akut
NOC :

- Pain Level
- Pain Control
- Comfort Level

NIC : - Analgesic Administration


- Pain Management

2.) Resiko Cedera


NOC : - Risk Control
- Safety Behavior
NIC : - Environment Management
3.) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
NOC : - Nutritional Status : Food and Fluid Intake
NIC : - Nutrition Monitoring
- Nutrition Management
4.) Gangguan eliminasi urin
NOC : - Urinary Elimination
NIC : - Urinary Elimination Management
5.) Resiko ketidakseimbangan elektrolit
NOC : - Hipercalcemia severity
NIC : - Electrolite management : hypercalcemia
Diagnosa Keperawatan Hipoparatiroid
1.) Ketidakefektifan Pola Napas
NOC : - Respiratory Status : Ventilation
- Vital Sign
NIC : - Respiratory Status : Airway Patency
- Respiratory Monitoring

2.) Resiko Cedera


NOC : - Risk Control
-Safety Behavior
NIC : - Environment Management
3.) Resiko ketidakseimbangan elektrolit
NOC : - Hypocalcemia severity
NIC : - Electrolite management : hypocalcemia

BAB III
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Hormon paratiroid dapat mempengaruhi banyak sistem didalam
tubuh manusia. Efek utama mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat
dalam tubuh. Kelainan hormon paratiroid banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti tumor jinak (adenoma soliter), paratiroid
carsinoma, dan hiperplasia pada sel kelenjar paratiroid yang dapat

mengakibatkan

terjadinya

hiperparatiroidisme.

Dikatakan

hiperparatiroidisme apabila kelenjar paratiroid memproduksi hormon


paratiroid lebih banyak dari biasanya. Sedangkan hipoparatiroidisme
sendiri merupakan kebalikan dari hiperparatiroidisme.
Adapun klasifikasi dari hiperparatiroid yaitu hiperparatiroid primer,
hiperparatiroid sekunder, dan hiperparatiroid tersier. Perbedaan dari
ketiga klasifikasi tersebut yakni pada hasil laboratoriumnya. Pada
hiperparatiroid primer kadar kalsium meningkat/hiperkalsemia dan kadar
PTH juga menigkat, sedangkan hiperparatiroidisme sekunder terlihat
adanya

hipersekresi

penurunan

kadar

hormon

kalsium

paratiroid

yang

sebagai

terionisasi

dalam

respon
darah.

terhadap
Keadaan

hipokalsemia yang lama akan menyebabkan perubahan pada kelenjar


paratiroid menjadi otonom dan berkembang menjadi keadaan sepertri
hiperparatiroidisme

primer,

dan

pada

keadaan

ini

disebut

hiperparatiroidisme tersier.
Saran
Melihat dari kasus kelainan pada kelenjar paratiroid, maka diharapkan
para

tenaga

medis

dan

perawat

harus

lebih

profesional

dan

berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem metabolisme yang


mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar paratiroid.
Karena penanganan dan pengkajian yang tepat akan menentukan
penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada kelainan
kelenjar paratiroid.

Daftar pustaka
1. Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

2. Rumahorbor, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Endokrin.Jakarta:EGC.
3. Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Ed.8.Jakarta: EGC.
4. Kozier, et al.1993. Fundamental of nursing. California: AddisonWesley Publishing Company.
5. Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:
EGC.
6. Eagle,

Kim

A.2001.

Algoritme

Klinis.Jakarta : EGC
7. Sudiono,Janti.2007.Gangguan

Pengambilan
Tumbuh

Keputusan
Kembang

Dentokraniofasial.Jakarta : EGC
8. Digiulio, Mary., Jackson, Donna., Jim Keogh. 2014. Keperawatan
Medikal Bedah. Yogyakarta. Rapha Publishing
9. Mayo
Clinic.
2014.

Risk

Factor.

Diaksesdarihttp://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/hypoparathyroidism/basics/risk-factors/con-20030780.
Pada tanggal 15 september 2015 Pukul 05.37 WIB
10.Kowalak, J. P., Welsh W., Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.
Jakarta: EGC
11.Frida, M. 2012. Pengaruh Pemakaian Obat Anti epilepsi Jangka
Panjang Terhadap DensitasTulang dan Kadar Alkali Fosfatase pada
Penderita Epilepsi yang Berobat Di Poliklinik Saraf Rs. Dr. M. Djamil
Padang.

http://neuro.fk.unand.ac.id/in/research/907-pengaruh-

pemakaian-obat-antiepilepsi-jangka-panjang-terhadap-densitastulang-dan-kadar-alkali-fosfatase-pada-penderita-epilepsi-Pada
tanggal 15 September 2015 Pukul 04.45 WIB
12.UW
Health.
2015.
Endokrine
Surgery.

Diakses

dari

http://www.uwhealth.org/endocrine-surgery/hyperparathyroidismoverview/25430 Pada tanggal 15 September pukul 05.05 WIB


13.Digiulio, Mary., Jackson, Donna., Jim Keogh. 2014. Keperawatan
Medikal Bedah. Kedokteran : EGC
14.Smeltzer, Susan. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Ed. 12. Jakarta. Penerbit Buku
15.Baughman, Diane C. dan Hackley,JoAnn

C.1996.Keperawatan

Medikal BedahBuku Saku Brunner dan Suddarth.Jakarta : EGC


16.Manuaba, I.B.G dkk.2003.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta : EGC

17.moorhead, sue. 2013. nursing outcome classification. edisi 5. united


state of america : mosby elsevier
18.Nanda internasional.2012.diagnosis

keperawatan

definisi

dan

klasifikasi 2012-2014 . Jakarta :EGC


19.billtecheck, gloric dkk. 2013. Nursing intervention classification
(NIC). Edisi 6. United state of America : mosby elsevier

You might also like