You are on page 1of 3

MELIRIK KONSEP E-JUDICATURE

Salah satu yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara adalah kualitas
perkembangan teknologi. Pemanfaatan teknologi dan informasi di Indonesia khususnya
mengenai internet dirasakan semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Bagaimana tidak,
dari hari ke hari terjadi peningkatan pengguna internet yang signifikan. Meskipun kualitas
layanan internet di Indonesia belum bisa disandingkan dengan kualitas layanan internet di
negara Asia lainnya, akan tetapi terlihat jelas bahwa pemerintah juga dalam hal ini turut matimatian untuk terus memperbaikinya. Tak dapat dipungkiri, teknologi telah berkembang
sedemikian pesatnya hingga mampu menjamah berbagai kegiatan manusia. Manusia sekarang
ini umumnya selalu bersentuhan dengan teknologi, karena selain dianggap modern, teknologi
juga memudahkan manusia dalam melakukan berbagai hal. Contoh sederhananya adalah
pengiriman surat. Pengiriman surat yang dulunya dilaksanakan secara manual, mulai beralih
ke sistem otomatis melalui internet yang dikirim lewat email. Kepraktisan yang ditawarkan
jaringan internet membuat manusia mulai meninggalkan cara-cara yang dianggap kuno dan
menyulitkan.
Tidak hanya dalam mengirimkan surat, kini dalam memenuhi hasrat berbelanja, kita
tidak perlu lagi bersusah payah pergi ke pusat perbelanjaan. Hanya dengan komputer atau
telepon genggam yang terhubung dengan internet, kita sudah bisa langsung berbelanja secara
online. Tentunya lebih praktis daripada berbelanja dengan cara konvensional. Belanja secara
online tersebut lazim disebut e-commerce. Selain itu, ada pula konsep e-government yang
dibangun pemerintah untuk berinteraksi dengan masyarakat melalui jaringan online.
Pelaksanaan konsep ini semata-mata disebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi
dalam masyarakat sehingga pemerintah dituntut untuk harus mampu mencari celah untuk
memanfaatkannya dengan membangun hubungan antara pemerintah dan masyarakat secara
lebih modern melalui jaringan online. Konsep e-government yang matang mulai dibangun
oleh pemerintah, contohnya dalam bidang perpajakan. Sistem online berusaha diintegrasikan
secara menyeluruh di bidang perpajakan agar pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.
Inovasi Sistem Peradilan
Untuk mencapai kesejahteraan rakyat, pemerintah harus meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Diperlukan suatu inovasi dalam memberikan pelayanan publik. Inovasi
merupakan hal yang harus dilakukan karena pemerintah tidak boleh terkesan kuno dengan
tertinggal oleh perkembangan zaman. Secara regulasi, baik yang mengenai pemerintahan
daerah, pelayanan publik, Keterbukaan Informasi Publik (KIP), maupun administrasi

pemerintahan, kesemuanya memerintahkan badan publik untuk memberikan pelayanan yang


memuaskan kepada masyarakat. Pelayanan yang memuasakan tersebut dapat diwujudkan
melalui realisasi pelayanan publik online. Namun, sepertinya pemerintah masih ragu
menerapkan teknologi ke dalam sistem peradilan yang ada di Indonesia. Sejauh ini
berdasarkan pengamatan penulis, hanya Mahkamah Konstitusi dan beberapa pengadilan saja
yang sudah berusaha mengintegerasikan sistem online ke dalam proses peradilan, dan itu pun
hanya sebatas pendaftaran perkara secara online. Jadi, penerapan sistem online di peradilan
baru dilakukan secara parsial atau dengan kata lain belum utuh dan menyeluruh. Manusia
cepat atau lambat akan membutuhkan sistem peradilan yang lebih efisien. Keinginan itu
tentunya dapat terwujud melalui penerapan sistem online dalam peradilan yang menurut
bahasa penulis disebut dengan e-judicature.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
pengadilan dituntut untuk menyelenggarakan sistem peradilan yang sederhana, cepat, dan
biaya ringan. Pemanfaatan teknologi yang maksimal di pengadilan diharapkan mampu
memenuhi tuntutan tersebut. Bayangan penulis mengenai efisiensi yang dijanjikan oleh
konsep e-judicature adalah ketika seseorang mendaftarkan perkara, ia dapat melakukannya
secara online tanpa harus pergi ke pengadilan. Gugatan dapat sekaligus diupload melalui
website pengadilan yang bersangkutan. Kemudian dari pihak pengadilan akan memeriksa
syarat kelengkapan formil gugatan lalu memberi kabar pada pihak yang bersangkutan melalui
email. Pemanggilan para pihak yang biasanya melalui relaas panggilan yang diterbitkan
pengadilan juga diharapkan bisa dilakukan secara online sehingga menghemat waktu dan
biaya. Segala hasil pemeriksaan persidangan juga dapat diupload di website pengadilan.
Kesemua hal ini diharapkan dapat membuka peluang bagi pengadilan untuk memenuhi
kewajibannya dalam melaksanakan pelayanan publik yang lebih baik lagi sebagaimana yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Kompetisi Mahkamah Agung
Keinginan untuk memperbaiki pelayanan publik dan memenuhi asas peradilan
sederhana, cepat, dan biaya ringan mendorong Mahkamah Agung menggelar suatu Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik Peradilan 2015. Kompetisi ini diharapkan menjadi salah satu upaya
untuk memicu semangat pembaruan dan berinovasi setiap pengadilan yang ada di Indonesia.
Mungkin Mahkamah Agung telah menangkap bahwa perlu suatu langkah baru yang mampu
mengikuti perkembangan zaman. Sistem peradilan konvensional dianggap tidak lagi relevan
dengan kondisi masyarakat di masa kini. Masyarakat masa kini tentunya membutuhkan

keefektifan dalam menjalankan segala kegiatannya, termasuk dalam kegiatan yang berkenaan
dengan kebutuhannya dalam mencari keadilan di pengadilan.
Namun, sepertinya tak mudah untuk segera mewujudkan sistem peradilan online secara
menyeluruh di suatu pengadilan meskipun telah didorong oleh kompetisi dari Mahkamah
Agung tersebut. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih untuk mengadakan
sistem secara online menjadi salah satu faktor yang menghambat diwujudkannya konsep ejudicature. Selain itu, ketidakstabilan jaringan internet di Indonesia juga menjadi hambatan
tersendiri. Berbagai tantangan tersebut tentunya dapat diatasi apabila pembangunan sistem
peradilan online mendapat dukungan dari berbagai pihak baik itu pemerintah, masyarakat,
maupun para pekerja di pengadilan itu sendiri. Akhir kata, penulis berharap semua pihak
dapat bahu-membahu dalam mewujudkan konsep e-judicature sehingga sistem peradilan
Indonesia dapat lebih modern dan mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik lagi.

SHELA NATASHA
Mahasiswi Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

You might also like