Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
FUJA NOVITRA
15175015
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. FESTIYED, M.S
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penyusunan makalah yang
berjudul Guru Profesional ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat beriring
salam tak lupa buat Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, Rahmatan Lilalamin.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak, terutama pada dosen
pembimbing Prof. Dr. Festiyed, M.s yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa kendala yang cukup
berarti . Dan semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan penulis dalam
penyusunan makalah ini yag tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, karena keterbatasan
pada penulis. Untuk itu, penulis dengan ikhlas menerima semua saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Padang ,
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan
Masalah....................................................................................
1
.
i
ii
1
1
2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................... 3
A. Pengertian
5
Profesi....................................................................................
B. Profesionalisme Guru.............................................................................. 6
C. Sikap dan Perilaku Guru yang
19
Profesional..............................................
BAB III PEMBAHASAN
22
..........................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 24
A. Kesimpulan.............................................................................................. 24
.
B. Saran........................................................................................................ 24
.
DAFTAR
25
PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan
nasional
yang
diatur
secara
sistematis.
Pendidikan
nasional
berfungsi
Pendidikan
Nasional
bahwa
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
memposisikan
guru
sebagai
fasilitator
dalam
proses
pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu
meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun
kemauan,
dan
mengembangkan
kreativitas
peserta
didik
dalam
proses
pembelajaran.
Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogis, profesional, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil
mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat
bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan
khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Mereka harus (1) memiliki
bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan
dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, (3) memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
Di samping itu, mereka juga harus (4) mematuhi kode etik profesi, (5)
memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, (6) memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
profesinya
secara
berkelanjutan,
(8)
(1)
Penyelenggaraan
pelatihan.
Dasar
profesionalisme
adalah
(4)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Profesi
Kata profesi berasal dari bahasa inggris profess yang dalam bahasa yunani
Eayyia berarti janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas
khusus secara tetap/permanen. Menurut Hornby dalam Ramayulis (2012) perkataan
profesi itu ternyata mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertaman, profesi
itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan (to profess means to trust),
bahkan suatu keyakinan (to believe) atas suatu kebenaran (ajaran agama) atau
kredibilitas seseorang. Kedua, profesi itu dapat pula menunjukkan dan
mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu a particular, business.
Selanjutnya dalam Webstrs New World Dictionary menunjukkan lebih
lanjut bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi
(kepada pengembangannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi
pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual. Seperti mengajar, keinsinyuran,
mengarang dan sebagainya, terutama kedokteran, hukum dan teknologi.
Adapun pengertian profesi menurut Soetjipto dan Kosasi (2004 : 262)
adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dan etika khusus serta
standar layanan, sedangkan profesional adalah (a) sifat sesuatu yang berkenaan
dengan profesi, (b) penampilan dalam menjalankan jabatan sesuai dengan tuntutan
profesi, (c) orang yang mempunyai kemampuan sesuai dengan tuntutan profesi.
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa profesi itu adalah suatu
pekerjaan yang membutuhan tenaga ahli tinggi dalam bidang tertentu.
Robert W Richey dalam Ramayulis (2012) mengemukaka ciri-ciri dan
syarat-syarat profesi sebagai berikut :
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi
2. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang
untuk mempeljari konsep-konsep serts prinsip-prinsip pengetahuan khusus
yang mendukung keahliannya
Artinya:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah (bekerjalah) sepenuh kemampuanmu (menurut
profesimu masing- masing, Sesungguhnya akupun berbuat (bekerja pula). kelak kamu
akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di
dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan. (Departemen Agama RI: Q.S. Al-Anam: 135)
B. Profesionalisme Guru
1. Guru Profesional
Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian tau orang
yang mempunyai keahlian.
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang
yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif
secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: Guru adalah pendidik
professional
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar, membimbing,
pengalaman
mengajar,
perencanan
dan
pelaksanaan
dihayati,
dikuasai,
dan
diaktualisasikan
oleh
Guru
dalam
mengembangkan
peserta
didik
untuk
guru
dalam
Kompetensi
Pedagogik
mengelola
merupakan
pembelajaran
kompetensi
peserta
khas,
yang
didik.
akan
10
guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan
potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh)
aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan
kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi
pedagogik beserta indikatornya:
1) Menguasai karakteristik peserta didik
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang
karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:
a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta
didik di kelasnya,
b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran,
c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar
yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda,
d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku
peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan peserta didik lainnya,
e) Guru membantu mengembangkan
potensi
dan
mengatasi
11
berikutnya
berdasarkan
tingkat
pemahaman
tersebut,
c) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas
yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda
dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,
d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan
belajar peserta didik,
e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait
satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
maupun proses belajar peserta didik,
f) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami
materi
pembelajaran
yang
diajarkan
dan
mengikuti
urutan
materi
12
pembelajaran
dengan
yang
mendidik
secara
melaksanakan
lengkap.
rancangan
Guru
mampu
13
belajar
pembelajaran.
peserta
didik
Menyesuaikan
dalam
aktivitas
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
guru
menambah
pemahaman
peserta
informasi
didik
baru
terhadap
setelah
materi
sebelumnya, dan
k) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audiovisual
(termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5) Pengembangan potensi peserta didik.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta
didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik
melalui
program
embelajaran
yang
mendukung
siswa
14
untuk
membantu
atau
mengklarifikasi
pertanyaan/tanggapan tersebut.
c) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar,
dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
15
d) Guru
menyajikan
kegiatan
pembelajaran
yang
dapat
meresponnya
secara
lengkap
danrelevan
untuk
memanfaatkan
masukan
dari
peserta
didik
dan
b. Kompetensi Profesional;
Kompetensi profesional
merupakan
kemampuan
Guru
dalam
17
yang
arif
memiliki
indikator
18
19
bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini
dikarenakan tindakan nyata tidak hanya ditentukan oleh sikap semata namun juga
ditentukan faktor eksternal lainnya.
Upaya yang dapat dilakukan agar beberapa sikap dan perilaku menyimpang
dalam dunia pendidikan dapat hindari, diantaranya: Pertama, menyiapakan tenaga
pendidik yang benar-benar profesional yang dapat menghormati siswa secara utuh.
Kedua, guru merupakan key succes factor dalam keberhasilan budi pekerti. Dari
guru siswa mendapatkan action exercise dari pembelajaran yang diberikan. Guru
sebagai panutan hendaknya menjaga image dalam bersikap dan berperilaku. Ketiga,
Budi pekerti dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah. Kempat, adanya kerjasama
dan interaksi yang erat antara siswa, guru (sekolah), dan orang tua.
Terkait dengan hal di atas, Hasil temuan dari universitas Harvard bahwa 85 %
dari sebab-sebab kesuksesan, pencapaian sasaran, promosi jabatan, dan lain-lain
adalah karena sikap-sikap seseorang. Hanya 15 % disebabkan oleh keahlian atau
kompetensi teknis yang dimiliki (Ronnie, 2005:62).
Namun sayangnya justru kemampuan yang bersifat teknis ini yang menjadi
primadona dalam istisusi pendidikan yang dianggap modern sekarang ini. Bahkan
kompetensi teknis ini dijadikan basis utama dari proses belajar mengajar. Jelas hal
ini bukan solusi, bahkan akan membuat permasalahan semakin menjadi. Semakin
menggelembung dan semakin sulit untuk diatasi.
Menurut Danni Ronnie M ada enam belas pilar agar guru dapat mengajar
dengan hati. Keenam belas pilar tersebut menekankan pada sikap dan perilaku
pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik. Enam belas pilar
pembentukan karakter yang harus dimiliki seorang guru, antara lain:
1. Kasih sayang,
2. Penghargaan,
3. Pemberian ruang untuk mengembangkan diri,
4. Kepercayaan,
5. Kerjasama,
20
6. Saling berbagi,
7. Saling memotivasi,
8. Saling mendengarkan,
9. Saling berinteraksi secara positif,
10. Saling menanamkan nilai-nilai moral,
11. Saling mengingatkan dengan ketulusan hati,
12. Saling menularkan antusiasme,
13. Saling menggali potensi diri,
14. Saling mengajari dengan kerendahan hati,
15. Saling menginsiprasi,
16. Saling menghormati perbedaan.
Jika para pendidik menyadari dan memiliki menerapkan 16 pilar pembangunan
karakter tersebut jelas akan memberikan sumbangsih yang luar biasa kepada masyarakat
dan negaranya.
21
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan
jabatan atau pekerjaan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
jabatan atau pekerjaan disebut profesi karena profesi menuntut keahlian dari
pemangkunya.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang
yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif
secara terpola, formal, dan sistematis. Guru professional akan tercermin dalam
penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam
materi maupun metode pembelajaran. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional
adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang
diprogramkan secara khusus. Keahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang
dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang
berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi profesi)
B. Profesionalisme Guru
22
Guru yang profesional adalah orang yang memilki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang keguruan (pembelajaran) sehingga ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik dengan kemampuan maksimal, atau
dengan kata lain pendidik profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik dan memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya, artinya seorang
pendidik telah memperoleh pendidikan formal serta menguasai berbagai strategi
dalam kegiatan belajar mengajar,selain itu pendidik yang profesional juga harus
menguasai landasan-landasan pendidikan yang tercantum dalam kompetensi.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yakni:
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik,
2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik,
3. Kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran luas
mendalam,
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
C. Sikap dan Perilaku Guru yang Profesional
Sikap dan prilaku yang harus dimiliki seorang guru profesional adalah kasih
sayang, penghargaan, pemberian ruang untuk mengembangkan diri, kepercayaan,
kerjasama, saling berbagi, saling memotivasi, saling mendengarkan, saling
berinteraksi
secara
positif,
saling
menanamkan
nilai-nilai
moral,
saling
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah sebuah profesi, untuk menjadi guru yang profesional ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesinal. Kompetensi yang
maksud adalah sebagai berikut :
1) Kompetensi Pedagogik
2) Kompetensi Profesional
3) Kompetensi Kepribadian
4) Kompetensi Sosial
B. Saran
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD
tahun 1945, dibutuhkan guru yang profesional. Guru profesional hendaknya paham
dan menghayati kompetensi yang harus dipenuhinya sebagai guru profesional.
Jangan menunggu hadirnya tunjangan sertifikasi untuk menjadi guru profesional,
namun ada tidak tunjanga sertifikasi guru harus menjadi guru yang profesional
memberikan pelayanan prima bagi siswa.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Soetjipto.2004.Kompetensi
Guru.
http://www.google.co.id/2012/04/keterampilanmengajar-guru.html,
diakses
26