You are on page 1of 9

TUGAS MAKALAH

ILMU ALAMIA DASAR

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA
NPM
KELAS

: JEMRIN SIMATUPANG
: 13110681
: TI-M1316

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


BUDI DARMA
TAHUN AJARAN
2016-2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin
kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat
sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa
besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang
dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu
besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur
ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada
yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun
kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan
betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan
dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah sebutir
debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.
B. Rumusan Masalah/Soal
Untuk memfokuskan makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian alam semesta?
2. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya?
3.

Bagaimana ilmu pengetahuan alam sebagai Terbentuknya Materi Padat

4. Bagaimana Evolusi Alam Semesta

BAB II
JAWABAN
A. Pengertian Alam Semesta
Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih sekitar tahun 700-600 SM)
merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan
langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan
abiotic, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia
ataupun yang tidak.
B. Terbentuknya Alam Semesta Dan Penghuninya
1. Terbentuknya Alam Semesta
Teori Terbentuknya Alam Semesta
a. Teori Dentuman Atau Ledakan
Mengutamakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan mempunyai
jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti, massa yang
meledak berserekan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan,
massa yang berserakan itu berbentuk kelompok dengan berat jenis relatif kecil dari massa
semula yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi ini terus bergerak menjauhi titik Intinya.
b. Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)
Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk menjelaskan asal
mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:
Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang
lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval Atom).
Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya seluruh isi
(Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.
Dengan dasar teori Big Bang itu, para ahli sekarang berhasil mereka ulang
pembentukan alam semesta dari waktu ke waktu, dimulai dari pristiwa Big Bang bahkan saat
ini mereka dapat memperkirakan bagaimana bentuk alam semesta ini beberapa abad nanti,
contohnya jika Galaksi Bimasakti(Milkyway) tempat kita berpijak dan galaksi tetangga yang
paling dekat yaitu Galaksi Andromeda akan saling bergerak mendekat dan suatu saat mereka
akan bertabrakan.
c.

Teori Ekspansi Dan Kontraksi

Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta
bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari
reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks pada
masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk menyusut dengan
menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
2. Proses Terbentuknya Alam Semesta
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta
(cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat.
Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan
energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam
semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi,
kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan
untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi
masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap
ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta
mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang
bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium yang
bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan
suhunya juga semakin mendingin.
Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang
tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk
akibat Big Bang, sehingga menciptakangumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalangumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipatlipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk
awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa maka
kelompok bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi).
Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta galaksi
berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses pembentukan bintangbintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan nama Matahati (sun) juga terbentuk

dari gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang
sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas
untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa disekelilingnya saling
bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid.
Bumi yang merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke
tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer
pendukung kehidupan.
3. Terbentuknya Materi Padat
Setelah big bang sampai 300.000 tahun kemudian, bentuk materi masih berupa gas.
Dari gumpalan-gumpalan gas ini selanjutnya bintang-bintang berukuran sangat besar mulai
terbentuk tetapi hanya berusia pendek karena kemudian meledak (supernova). Setelah
meledak gas-gasnya menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan terbentuk
bintang-bintang lagi yang berukuran lebih kecil,
meledak kembali, demikian terus menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya
terbentuk materi-materi berat di inti bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat
inilah yang kemudian membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini
seperti planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar dari materimateri berat ini.
Jadi, materi-materi padat dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi nuklir
(peleburan / penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan seperti hidrogen
dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti karbon, oksigen, nitrogen
hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena memang suhu dan tekanannya lebih
memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar angkasa saat bintang-bintang tersebut
meledak.
4.

Evolusi Alam Semesta


Naluri manusia selalu ingin mengetahui asal usul sesuatu, termasuk asal-usul alam
semesta. Berbagai hasil pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-teori fisika untuk
mengungkapkan asal-usul alam semesta. Teori yang kini diyakini bukti-buktinya menyatakan
bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar (Big Bang) sekitar 13,7 milyar tahun
yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam terkumpul dalam satu titik tak
berdimensi yang berkerapatan tak berhingga. Tetapi ini jangan dibayangkan seolah olah titik

itu berada di suatu tempat di alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik materi,
energi, maupun ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik
tak berdimensi.
Tidak ada suatu titik pun di alam semesta yang dapat dianggap sebagai pusat ledakan.
Dengan kata lain ledakan besar alam semesta tidak seperti ledakan bom yang meledak dari
satu titik ke segenap penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya seluruh alam turut serta dalam
ledakan itu. Lebih tepatnya, seluruh alam semesta mengembang tiba tiba secara serentak.
Ketika itulah mulainya terbentuk materi, ruang, dan waktu.
Materi alam semesta yang pertama terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan
dasar bintang dan galaksi generasi pertama. Dari reaksi fusi nuklir di dalam bintang
terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan besi. Kandungan unsurunsur berat dalam komposisi materi bintang merupakan salah satu "akte" lahir bintang.
Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur berat berarti bintang itu "generasi muda"
yang memanfaatkan materi-materi sisa ledakan bintang-bintang tua. Materi pembentuk bumi
pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang berasal dari ledakan bintang di
masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang berasal dari satu kesatuan.
Bukti-bukti pengamatan menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Spektrum
galaksi galaksi yang jauh sebagian besar menunjukkan bergeser ke arah merah yang dikenal
sebagai red shift (panjang gelombangnya bertambah karena alam mengembang). Ini
merupakan petunjuk bahwa galaksi galaksi itu saling menjauh. Sebenarnya yang terjadi
adalah pengembangan ruang. Galaksi galaksi itu (dalam ukuran alam semesta hanya dianggap
seperti partikel partikel) dapat dikatakan menempati kedudukan yang tetap dalam ruang, dan
ruang itu sendiri yang sedang berekspansi. Kita tidak mengenal adanya ruang di luar alam ini.
Oleh karenanya kita tidak bisa menanyakan ada apa di luar semesta ini.
Secara sederhana, keadaan awal alam semesta dan pengembangannya itu dapat
diilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi pembentuk roti itu semula terkumpul dalam
gumpalan kecil. Kemudian mulai mengembang. Dengan kata lain "ruang" roti sedang
mengembang. Butir butir partikel di dalam roti itu (analog dengan galaksi di alam semesta)
saling menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu (analog dengan alam).
Dalam ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di luar
roti, kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang berada di dalam
roti itu, terbatas hanya pada ruang roti itu sendiri. Demikian pulalah, kita tidak mengenal
alam fisik lain di luar dimensi "ruang waktu" yang kita kenal.

Bukti lain adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan radio
astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih berupa cahaya.
Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombang radiasi itu pun makin
panjang, menjadi gelombang radio. Kini radiasi awal itu dikenal sebagai radiasi latar
belakang kosmik (cosmic background radiation) yang dapat dideteksi dengan teleskop radio.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya


Alam Semesta menurut orang Babylonia merupakan suatu ruangan atau selungkup
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya dan
menurut teori terbentuknya ada 2 macam
a)

Teori dentuman dan ledakan

b)

Teori ekspansi dan kontraksi

2. Terjadinya Galaksi
Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan
terdapat di alam semesta.
Menurut fowler kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang
jumlahnya rubuan tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada waktu galaksi masih
merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar, kabut gas hedrogen tersebut bergerak
berlahan-lahan dan berpitar pada porosnya,sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya
beratnya, kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas
hydrogen tersebut banyak yang tertinggal,
Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
-

Galaksi berbentuk spiral

Galaksi berbentuk Elips

Galaksi berbentuk tak beraturan.

3. Terjadinya Bumi dan Sistem Tata Surya


Terjadi bumi dan sistem tata surya banyak tokoh yang menjelaskan terjadinya bumi
dan tata surya diantaranya : Immanuel Kant dan Piere Simon Marquis
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmatidan menjaga sebaik-baiknya segala
sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa KS. Alam Semesta dan Kehancurannya. Penerbit Percetakan Offcet.

Dr. Mawardi. Dkk. IAD, ISD, IBD Penerbit Pustaka Setia. See. Harun Yahya, The Evolution
Deceit: The Scientific Collapse of Darwinism and Its Ideological Background, Istanbul, 1998.
Cronin, Vincent, The View from Planet Earth: Man Looks at the Cosmos, New York: William
Morrow & Company, Inc., 1981, ISBN 0-688-00642-6
Roos, Matts Introduction to Cosmology. John Wiley & Sons, Ltd, Chichester: 2003.
Hawley, John F. & Katerine A. Holcomb Foundations of Modern Cosmology. Oxford
University Press, Oxford: 1998.
Hetherington, Norriss S. Cosmology: Historical, Literary, Philosophical, Religious, and
Scientific Perspectives. Garland Publishing, New York: 1993.
Gal-Or, Benjamin, Cosmology, Physics and Philosophy, Springer Verlag, 1981, 1983, 1987,
New York.
http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/terbentuknya-alam-semesta-dan.html

You might also like