Professional Documents
Culture Documents
ANODONTIA
Hypodontia
Oligodontia
Yang tidak
tumbuh 1-6
gigi
2-10 (15)%
Yang tidak
tumbuh > 6
gigi
0,1-1%
Anodontia
Semua benih
gigi tidak
terbentuk
sama sekali
Sangat
jarang
Etiologi
Kegagalan proliferasi sel basal
gigi karena infeksi, trauma, obat,
kemoterapi, radioterapi
Mutasi gen Msx 1 atau Pax9
Patogenesis
Halangan pada proses
pembentukan benih gigi dari
epitel mulut pada tahap inisiasi
Klasifikasi
Anodontia: total dan parsial
Oligodontia
Hipodontia
Diagnosis
Pemeriksaan radiografik
panoramik melihat benih gigi
mana saja yang tidak terbentuk
Terapi
Pembuatan dan pemasangan
gigi prostetik.
IMPACTED TEETH
Gigi yang tidak dapat erupsi
seluruh/sebagian karena tertutup
tulang, jaringan lunak, atau
keduanya.
Etiologi
Kausa lokal Posisi abnormal,
tekanan gigi tetangga, penebalan
tulang yg mengelilingi gigi,
kekurangan tempat, persistensi
gigi desidui, pencabutan
prematur, inflamasi kronik
(penebalan mukosa)
Kausa umur Prenatal:
keturunan, Postnatal,
Posisi M3 terhadap M2
Diagnosis
Pemeriksaan:
- Ekstra oral: bengkak, pembesaran KGB,
parestesi.
- Intra oral: gigi erupsi, karies, perikondritis,
parestesi, warna mukosa, labial, gingival,
abses, posisi dan hubungan dengan gigi
tetangga, ruang antara gigi dan ramus.
Pemeriksaan radiografik panoramik
Terapi
Odontektomi
MALOCCLUSION
Bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk
standar yang diterima sebagai bentuk normal.
Crossbite
Crowded
Overbite
Spacing
Prostusi
Klasifikasi -- Angle
Tonjol
mesibuka
l M1 atas
beroklusi
dengan
cekung
bukal M1
bawah
Etiologi
Faktor luar
herediter, kelainan
kongenital, malnutrisi,
trauma, kebiasaan jelek,
sikap tubuh
Lebih ke mesial
Faktor dalam
anomali jumlah gigi
seperti gigi berlebihan
(dens
Lebih ke distal
supernumeralis),atau
tidak adanya gigi
Diagnosis
(anodontis), anomali
Tanda:gigi
kelengkungan gigi abnormal, tampilan wajah
ukuran
ganjil, sulit/tidak nyaman saat mengunyah, sulit
berbicara.
Pemeriksaan: radiografik gigi, kepala, wajah.
erapi: alat cekat gigi (kawat gigi)
MICROGNATIA &
MACROGNATIA
Micrognati
a:
Rahang
yang lebih
kecil dari
ukuran
normal
Macrognati
a:
Rahang
yang lebih
besar dari
ukuran
normal
Etiologi
Kongenital
Mi: Kelainan
kromosom, Obat
teratogenik,
Genetic
syndrome; Ma:
trisomi 13,
trisomi 18.
Acquired Mi:
trauma, infeksi;
Ma: penyakit
hormonal.
Diagnosis:
Biasanya mengalami masalah estetika, oklusi,
pernapasan, dan pemberian makan pada bayi
Terapi:
Operasi orthognathic untuk memperluas atau
mengecilkan maksila dan mandibula
Etiologi
Herediter mutasi gen, kelainan kromosom
Faktor lingkungan usia ibu lebih dari 30 tahun,
agen teratogenik, nutrisi, infeksi virus, radiasi, stres
emosional, daya pembentukan embrio menurun, dan
trauma selama trimester pertama kehamilan
Diagnosis
Terdapat celah pada bibir atas/langit-langit rongga
mulut
Gejala: sulit menghisap ASI, kesulitan berbicara,
gangguan pendengaran, gangguan tumbuh kembang
Terapi
Bedah plastik usia 3 bulan Memulihkan struktur
anatomi, Mengoreksi cacat, Menormalkan fungsi
menelan, napas, bicara.
DEBRIS
Debris Index:
Kriteria
0,0-0,6 = Baik
0,7-1,8 =
Sedang
1,9-3,0 =
Buruk
Lapisan lunak
di atas
permukaan gigi
mucin,
bakteri, sisa
makanan:
Food
retention
Food
Terapi
impaction
Menjaga
kebersihan gigi
Dental floss
PLAQUE
Lapisan lunak atau keras yang
terdiri dari kumpulan
mikroorganisme, matriks
interseluler (komponen organik
dan anorganik), dan protein
melekat erat pada permukaan
gigi
Tahap pembentukan plaque:
1)Pembentukan partikel dental
2)Kolonisasi awal pada
permukaan gigi
3)Kolonisasi sekunder dan
pematangan plaque
Indeks Plaque
Kriteria
Baik
= 0-1,0;
Sedang
2,0;
Buruk
2,1-3,0.
= 1,1=
Diagnosis:
Pewarnaan pada gigi
disclosing agent
(iodine)
Terapi:
Sikat gigi
teratur
CALCULUS
Plaque yang
mengalami
pengerasan,
kalsifikasi, atau
remineralisasi =
Calculus
Calculus Index:
OHI-S
Kriteria
0,0-0,6 = Baik
0,7-1,8 =
Sedang
1,9-3,0 =
Buruk
Debri
s
Inde
x
Kriteria
Baik
= 0,0-1,2;
Sedang = 1,3-3,0;
Buruk
= 3,1-6,0.
Terapi
Scaling: hilangkan plaque, calculus, noda
Root planing : hilangkan calculus,
mikroorganisme, racun
DENTAL DECAY
Proses demineralisasi jaringan
keras gigi (enamel, dentin dan
sementum) hingga destruksi
substansi organik gigi oleh asam
yang diproduksi dari pencernaan
bakteri terhadap sisa makanan
Etiologi, komponen: yang tertinggal di gigi
1)Gigi dan saliva
2)Microorganisme Patogenesis:
Substrat (gula) + Plak (bakteri) + Gigi (email/dentin)
3)Makanan
4)Waktu
dimetabolisme oleh bakteri
Karies (demineralisasi)
Klasifikasi
1)Lokasi permukaan kunyah: oklusal, labial, bukal,
palatal/lingual, aproksimal, kombinasi
2)Lokasi permukaan halus: proksimal, akar,
celah/fissura
3)Kedalamannya: superfisial, media, profunda
Diagnosis
Ekstra oral
Intra oral
Terapi
Karies dentin
terbuka/
hipersensitif
Akut :Gigi
terasa ngilu
Kronis: (-)
ngilu
Tidak ada
Tidak ada
kelainan
kelainan
Kavitas (-), lesi Kavitas (+)
putih (+)
baru kena
email
Tidak ada
kelainan
Kavitas
mengenai
email
Pembersihan
gigi, diulas
dengan fluor,
edukasi
I.
Tumpatan
II.
III.
Ulas dgn
fluor
Recountouri
ng
Tumpatan
Terapi:
Penambalan iritasi atau hiperemi pulpa
Perawatan Saluran Akar karies mencapai
pulpa
Ekstraksi gigi
Pencegahan karies gigi:
Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene)
dengan baik dengan menggosok gigi dengan
benar dan teratur, flossing, obat kumur
(mouthwash), memeriksakan gigi 2 kali
setahun.
Diet rendah karbohidrat
Fluoride melalui pasta gigi, mouthwash,
suplemen, air minum, gel fluoride.
Penggunaan pit and fissure sealant (dental
sealant).
PULPITIS
Pulpitis adalah peradangan
pada pulpa gigi yang
menimbulkan rasa nyeri
Etiologi:
Pembusukan gigi
Paparan cairan yang
mendemineralisasi gigi
Infeksi
Klasifikasi:
Reversibel
Irreversibel
Diagnosis
Pulpitis
Reversible
Anamnesis
-Nyeri
Ekstra oral
Intra oral
-Kedalaman
-Sondasi
-Chlor etil
-Palpasi
-Perkusi
Pulpitis Irreversibel
Akut
Kronis
Nyeri bila
minum panas,
dingin, asam
Tajam singkat,
(-) spontan, (-)
terus menerus
Tidak bisa
menunjukkan
yang sakit
Tajam spontan,
terus menerus
(-) bengkak
normal
Karies
dentin/profund
a
Profunda,
tertutup sisa
makanan
(+)
(+)
(+)
(+) / (-)
Karies
profunda
PSA
PSA, tumpatan
tetap
(+)
(+)
(-)
Terapi
tumpatan tetap.
Bila cavitasnya
dalam beri
Bisa
menunjukkan
yang sakit
Nekrosis
Pulpa
Bau mulut, gigi
berubah warna
Spontan atau
Hilang timbul
tidak nyeri tapi
spontan, tajam pernah
menyengat
spontan
(-) bengkak
Dalam
(-)
(+)
(+)
(+) / (-)
(-)
(-)
(-)
PSA dan restorasi
PERIODONTITIS
Peradangan jaringan
periodontium yg merupakan
lanjutan dari gingivitis
Gingivitis kekehilangan
perlekatan jar periodontium
jar. Granulasi dan
kerusakan
alveolar bone +
Etiologi
nekrotik sementum
Plak, Calculus
Gingivitis
Periodontitis
Diagnosis
Gusi berdarah saat menggosok gigi,
Gusi berwarna merah, bengkak dan lunak,kenyal
Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi,
Terdapat nanah diantara gigi dan gusi,
Gigi goyang.
Terapi
Fase I: inisial
Fase 2: korektif
Fase 3:
pemeliharaan
GINGIVITIS
Peradangan gusi yang
disebabkan oleh faktor lokal
dan sistemik
Bacterial plak menghasilkan
enzim toksin kemudian
invasi melalui epitel sulcus
gingival radang gusi
Terapi
Etiologi
Plaque, calculus
Menjaga
kebersihan gigi
Diagnosis
dan mulut
Sikat gigi
Gusi tampak merah,
Flossing
membengkak konsistensi
Scaling
kenyal lunak dan mudah
berdarah, halitosis
calculus
CANDIDIASIS ORAL
Etiologi
Faktor
Lokal
Faktor
Sistemik
Faktor
Iatrogeni
k
Perubahan epitel
barier mukosa
Immunocompremi
sed
Terapi antibiotik
Kondisi saliva
Gangguan nutrisi
Terapi
kortikosteroid
Penurunan sistem
fagosit
Radioterapi dan
kemoterapi
Morfogenesis
mikroorganisme
Merokok
Klasifikasi
Diagnosis Candidiasis
Anamnesis
(rasa tidak
nyaman pada
mulut, panas,
nyeri)
Pemeriksaan
Klinis (oral
thrush)
Pemeriksaan
Penunjang
(sitologi
eksfoliatif,
metode kultur
swab, uji
saliva, dan
biopsi)
Terapi
Lokal :
Suspensi oral
nystatin
100.000
unit/ml
Tablet hisap
clotrimazol 10
mg
Sistemik
Ketokonazol
200 mg
Flukonazol
100 mg
Itrakonazol
100 mg
Penemuan Kasus
Bangsal
Nama : Tn. An
Umur : 35 Tahun
Ruang : Melati 1/7I
Diagnosis: B20 dengan
kandidiasis oral
Keluhan Utama: Rasa tidak
nyaman seperti terbakar dan
pedih di mulut pasien
RPS: Pasien mengeluh rasa
panas dan tidak enak di lidah
dan rongga mulut sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu. Keluhan dirasakan hilang
timbul.
Terapi: menghindari faktor
predisposisi, Canistatin 3x5ml
gargle
MOUTH ULCER
Menghilangnya atau adanya erosi pada bagian
membran mukosa rongga mulut (pipi atau bibir
sebelah dalam, lidah dan bawah lidah, gusi,
palatum)
Etiologi
Trauma
Minor
Physical
Injuries
Chemical
Injuries
Infeksi
Sistem
Imun
Viral
Bakteri
Jamur
Protozoa
Immunode
ficiency
Autoimun
Alergi
Diet
Kanker
Pada
Mulut
Defisiensi
vit B12
Defisiensi
zat besi
Defisiensi
asam folat
Gejala
Didahului oleh adanya sensasi terbakar.
Setelah beberapa hari titik merah atau benjolan & luka
terbuka. Bentuk lingkaran atau oval yang berwarna putih
atau kuning dengan tepi merah meradang.
Ulkus sangat perih terutama pada saat berkumur,
menyikat gigi, teriritasi dengan salty, spicy atau sour foods.
Pembesaran dari KGB pada submandibula.
Berkurangnya nafsu makan
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Darah rutin
Biopsi
Komplikasi
Infeksi bakteri
Inflamasi pada mulut
Tooth absess
GLOSSITIS
Peradangan atau infeksi
pada lidah. Lidah
membengkak dan terjadi
perubahan warna
Lidah mungkin pucat atau
eritematous dan mungkin
pula tampak mengecil atau
membesar.
ETIOLOGI
Infeksi
Trauma: faktor
mekanis/kimia
Alergi
Kekurangan vitamin dan
mineral
Penyakit kulit
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik: lidah
bengkak/patch
pembengkakan
Papila lidah mungkin atrofi
Tes darah konfirmasi
sistemik penyebab
TERAPI
Bakteri
antibiotik.
Defisiensi gizi
supplement.
Kortikosteroid jika
bengkak parah.
Menjaga
kebersihan rongga
mulut.
NONCANCEROUS GROWTH
Pertumbuhan non-kanker
pada rongga mulut, dan
dapat terjadi pada semua
orang di semua umur.
Asal pertumbuhan: kista
berisi cairan, pertumbuhan
tulang yang berlebihan,
atau infeksi.
Etiologi: multifaktorial
LEUKOPLAKIA
Leukoplakia adalah lesi
putih keratosis berupa
bercak atau plak pada
mukosa mulut yang tidak
dapat diangkat dari mukosa
mulut secara usapan atau
kikisan
Etiologi
Lokal tembakau, alkohol, iritasi mekanis dan
kemis, reaksi elektrogalvanik dan kandidiasis
Sistemik defisiensi vitamin A, vitamin B
kompleks, sifilis tertier dan anemia siderofenik serta
klinis HIV/AIDS
Klasifikasi
Homogenous leukoplakia (leukoplakia
kompleks)
Nodular leukoplakia (bintik-bintik)
Verrucous leukoplakia
Diagnosis
Anamnesis Usia, Jenis kelamin, Pekerjaan,
Kesehatan umum, kebiasaan
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan Sitologik Eksfoliatif dx
keganasan
Terapi
Leukoplakia tanpa diskeratosis: hentikan
pemakaian alkohol, tembakau dll, eliminasi
sumber iritasi, vit A dosis tinggi
Leukoplakia dengan diskeratosis : eksisi
Etiologi
Tembakau
Alkohol
Faktor pendukung lain: penyakit kronis, faktor gigi
dan mulut, defisiensi nutrisi, jamur, virus, faktor
lingkungan
Gejala:
1. Ulserasi dgn indurasi di bangian tepi. Teoi >
tinggi dr sekitarnya dan dapat berupa daerah
putih
2. (-) sakit, tumbuhnya perlahan
3. KGB membesar dan (-) sakit
Diagnosis:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang:
rontgen foto, laboratorium,
Terapi:
Tergantung stadium
XEROSTOMIA
Xerostomia adalah keadaan
kelainan fungsi dikarenakan
sekresi air liur berkurang
Etiologi
Faktor fisiologis: usia, hormon,
puasa.
Faktor patologis: penyakit
sistemik, defisiensi gizi
Patofisiologi
Stimulasi saraf simpatis lebih dominan
Dehidrasi mukosa rongga mulut output kelenjar
saliva mayor & minor menurun
Lapisan mukosa oral berkurang
Gejala klinis:
-Mulut kering, rasa nyeri dan panas
-Sukar bicara, mengunyah dan menelan
-Gangguan pengecap terutama manis
-Penimbunan lendir yang mengental
Terapi:
Rangsangan air ludah
1. Makanan asam atau manis, mentol
2. Rangsangan mekanis : permen karet, sayuran atau
buah-buahan keras
3. Obat-obatan : pilokarpin, karbamikolin
4. Cairan pengganti ludah : Saliment, Glandosan
TERIMA KASIH