You are on page 1of 5

55

RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN POLIPNASI
I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Polipnasi merupakan pertumbuhan edematoda biasanya
multipel, bilateral. Bila polip nasi meluas dan cukup banyak
menyebabkan pembengkakan hidung, kemungkinan bisa
menyebabkan sumbatan jalan nafas. (Catherine, E: at all 1991).
B. Patofisiologi
Polipnasi biasanya disebabkan oleh reaksi inflamasi kronis
seperti alergi, akibat dari reaksi tersebut epitel menjadi hipertrofi,
sel-sel bertambah besar selain itu jarak antara sel juga bertambah
lebar. Celah-celah stoma ini kemudian diisi oleh air sehingga
tampak membengkak dan edema pembengkakan ini semakin lama
bertambah keluar dari sinus atau kavum nasi. Pertumbuhan polip
dikavum nasi menyebabkan udara akan lewat dengan kecepatan
tinggi. Hal ini akan menarik stoma dan epitel keluar darirongga
sinus (HK. Bernoun).
C. Etiologi
Polipnasi biasanya terbentuk akibat hipersensitif atau reaksi
atopik didalam selaput mukosa hidung. Kerusakan jaringan
setempat dalam mukosa menimbulkan produksi berlebihan.
D. Tanda dan gejala
Gejala utama polip, sumbatan jalan nafas, hilangnya penghidu,
sekret hidung biasanya encer jika ada infeksi. Bila latar
belakangnya alergi ditandai dengan bersin-bersin, suaranya
berubah dan sering sakit kepala.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Jumlah leukosit, trombosit peningkata kadar serum Ig E.
- Eusinofil dari sekret hidung dan darah tepi.
2. Pemeriksaan radiologis
Foto sinus paranasalis untuk mengetahui penyebaran dari
polipnasi.
3. Pemeriksaan diagnostik lain.
Rinoskopi.
F. Komplikasi
Perdarahan hidung.

56
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Bedah

G. Penatalaksanaan
Pengibatan polip nasi ada 2 cara yaitu konservatif adalah
memberikan antihistamin dan kortiko steroid baik lokal maupun
sistemik. Apabla cara konservatif tidak berhasil harus dilakukan
tindakan pembedahan dengan menghilangkan polipnasi dari lobang
hidung menggunakan snare polip atau wire snare.
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data melalui sumber yaitu dengan wawancara,
pemeriksaan fisik dan observasi. Data pada klien pre dan post
polipektomi adalah sebagai berikut.
Preoperasi
1. Data subyektif
- Sulit bernafas, mukosa hidung kering, cairan menetes
kebelakang.
- Berkurang fungsi pembau.
- Perdarahan hidung, banyak lendir.
2. Data obyektif
- Kelainan bentuk hidung, kemerahan, edema.
- Adanya eksudat, perdarahan hidung.
- Masa putih seperti buah anggur menggantung yang
pangkalnya mulai dari meatus nasi media.
3. Keadaan psikososial dijumpai kecemasan gelisah karena sering
kambuhnya penyakit.
4. Pemeriksaan laboratorium, kadar Hb, jumlah leukosit, hitung
jenis, jumlah trombosit, masa perdarahan, masa pembekuan.
5. Pemeriksaan radiologi, foto sinus paranasal untuk mengetahui
penyebaran dari pada polipnasi. Sedangkan foto thorak untuk
persiapan anestesi.
6. Pemeriksaan diagnostik yang lain, rinoskopi, EKG untuk
mengetahui apakah pasien ada kelainan jantung.
Post operasi
- Hidung terpasang tampon.
- Ada luka operasi.
- Hidung terasa tersumbat.

57
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Bedah

B. Diagnosa keperawatan dan perencanaan


Pre operasi
1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya polip nasi
ditandai dengan nafas tersendat, suara sengau.
Tujuan:
Dalam 1 hari kilen dapat beradaptasi dengan keadaan
sementara polipnasi belum diangkat.
Kriteri hasil:
- Nafas melalui mulut.
- Klien mengungkapkan bernafas lebih leluasa.
- Respirasi 20 kali permenit.
Intervensi:
a. Jelaskan sebab-sebab jalan nafas tidak efektif.
b. Beri pengertian bahwa nafas akan lancar bila polipnasi sudah diangkat.
c. Anjurkan nafas melalui mulut.
2. Perubahan fungsi pembauan berhubungan dengan kerusakan
saraf olfaktorius ditandai dengan pasien manyatakan hidung
tidak bisa mencium bau.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari fungsi
pembauan sudah normal kembali.
Kriteria hasil:
Pasien dapat membedakan dan mengenal bau.
Intervensi:
a. Jelaskan sebab-sebab fungsi pembauan menglami perubahan.
b. Kaji fungsi pambauan dengan zat uji pembau misalnya kopi,
alkohol, cuka.
3. Cemas berhubungan dengan ketidak tahuan mengenai tindakan
pembedahan yang akan dilakukan yang ditandai dengan wajah
murung, klien selalu bertanya tentang penyakitnya dan proses
pembedahannya.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama 1 jam kecemasan berkurang
atau hilang.
Kriteria hasil:
- Pasien menyatakn cemas berkurang atau hilang.
- Menyatakan siap operasi.
- Wajah tenang.
Intervensi:
a. Jelaskan tujuan operasi.
b. Yakinkan kepada pasien bahwa pembedahan merupakan
alternatif untuk mengatasi mesalah.
c. Beri support mental.
d. Libatkan keluarga dalam menghadapi operasi.

58
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Bedah

4. Kurang pengetahuan tentang perawatan operasi berhubungan


dengan kurangnya informasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selam satu hari pasien asien
mengerti tentang perawatan operasi.
Kriteria hasil:
Pasien dapat memahami dan menjelaskan kembali cara cara
perawatan yang telah diterangkan perawat. Klien siap untuk
menjalani operasi.
Intervensi:
a. Jelaskan tentang perawatan operasi.
b. Anjurkan pasien puasa 6-7 jam sebelum operasi.
c. Jaga kebersihan hidung, terutama kedua lobang hidung.
d. Anjurkan pasien manjaga kebersihan kulit dengan mandi
yang bersih.
e. Kontrol vital sign.
Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman hidung tersumbat berhubungan dengan
terpasang tampon ditandai dengan kedua lubang hidung
terpasang tampon, nafas melalui mulut, pasien menyatakan
hidung tersumbat.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 4 hari pasien
merasa nyaman.
Kriteria hasil:
- Hidung sudah tidak tersumbat.
- Pernafasan leluasa melalui mulut.
Intervensi:
a. Anjurkan bernafas melalui mulut.
b. Jaga kelembaban mulut.
c. Jaga kebersihan mulut dengan kumur air atau betadin kumur
setiap habis makan.
d. Observasi pernafasan.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan lukaoperasi
ditandai dengan edema hidung, nyeri tekan daerah hidung,
pasien menyatakn sakit pada hidung.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan rasa nyaman dapat terpenuhi.
Kriteria hasil:
- Nyeri tekan berkurang.
- Edema berkurang atau hilang.
Intervensi:
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
b. Beri analgetik sesuai program medis.

59
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Bedah

c. Jelaskan tehnik relaksasi dan pengalihan perhatian pada


pasien untuk mengurangi nyeri.
3. Risiko tinggi perdarahan berhubungan dengan pengangkatan
polip nasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selam 2 hari tidak tejadi perdarahan.
Kriteria hasil:
- Tidak terdapat darah pada air ludah
- Tidak keluar darah pada saat ganti balut.
- Tanda vital dalam batas normal.
Intervensi:
a. Kaji perdarahan saat ganti balut maupun dari air ludah.
b. Observasi selama pemasangan tampon.
c. Beri pengobatan sesuai program.
d. Kalau perlu cek HB.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama tiga hari tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Bekas luka operasi kering
Intervensi:
a. Ganti balut tiap hari.
b. Observasi tanda vital.
c. Angkat tampon setelah 4 hari post operasi.
d. Observasi luka operasi.
e. Libatkan keluarga untuk menjaga kebersihan luka operasi.
f. Berikan antibiotik sesuai program medis.

You might also like