You are on page 1of 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010,
air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jenis air minum
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, meliputi :
1.

Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga

2.

Air yang didistribusikan melalui tangki air

3.

Air Kemasan

4.

Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan
kepada masyarakat.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air

menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya, antara lain :


1.

Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,
tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2.

Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

3.

Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.

4.

Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Syarat syarat air minum adalah, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air
minum juga seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang dapat
Universitas
Sumatera Utara

membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat


mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan
secara ekonomis. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta
meluasnya penyakit bawaan air (Slamet, 2004).
Sumber Air Minum
Menurut Chandra (2007), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia
harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan batasan sumber air yang
bersih dan aman tersebut antara lain :
1.

Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit

2.

Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.

3.

Tidak berasa dan tidak berbau.

4.

Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga

5.

Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen


Kesehatan.

Air yang terdapat dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi :
1.

Air Angkasa (Hujan)


Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walaupun pada
saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung
di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbon dioksida, nitrogen dan amonia.

Universitas
Sumatera Utara

2.

Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan badan air semacam sungai, danau, telaga,
waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air
hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.

3.

Air Tanah
Air tanah (groundwater) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perkolasi atau mengalami penyerapan ke dalam tanah
dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses proses yang telah dialami
air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah
menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi
atau penjernihan serta persediaannya cukup di sepanjang tahun, walaupun saat
musim kemarau. Tetapi air tanah juga mengandung zat zat mineral dalam
konsentrasi yang tinggi seperti magnesium, kalsium, dan logam berat.

Syarat Kualitas Air Minum


Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya pun harus memenuhi
standart yang berlaku. Untuk pengelolaan air minum, harus diperiksa kualitas airnya
sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, air baku belum tentu memenuhi
standart, maka sering dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standart air minum.

Universitas
Sumatera Utara

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, meliputi :
1.

Parameter wajib
a. Persyaratan Fisik
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik yaitu, tidak berasa,
tidak berbau, dan tidak berwarna (maksimal 15 TCU), suhu udara maksimum
3C, dan tidak keruh (maksimum 5 NTU)
b. Persyaratan mikrobiologi
Syarat mutu air minum sangat ditentukan oleh kontaminasi kuman Escherichia
coli dan Total Bakteri Coliform, sebab keberadaan bakteri Escherichia coli
merupakan indikator terjadinya pencemaran tinja dalam air. Standar kandungan
Escherichia coli dan Total Bakteri Coliform dalam air minum 0 per 100 ml
sampel.

2.

Parameter Tambahan
a. Persyaratan Kimia
Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan bahan kimia
(organik, anorganik, pestisida dan desinfektan) melebihi ambang batas yang telah
ditetapkan, sebab akan menimbulkan efek kesehatan bagi tubuh konsumen.
b. Persyaratan Radioaktivitas
Kadar maksimum cemaran radioaktivitas dalam air minum tidak boleh melabihi
batas maksimum yang diperbolehkan.

Universitas
Sumatera Utara

Manfaat Air Bagi Kesehatan


Menurut Slamet (1994), bagi manusia air minum merupakan kebutuhan utama
untuk berbagai keperluan, seperti mandi, cuci, kakus dan dalam produksi pangan,
mengingat bahwa berbagai penyakit dapat ditularkan melalui air saat manusia
memanfaatkannya, maka untuk memutuskan penularan penyakit tersebut diperlukan
sistem penyediaan air bersih maupun air minum yang baik bagi manusia. Air juga
digunakan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan oleh tubuh. Misalnya
untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh darah yang berada disekitar
alveoli. Disamping itu, transportasi zat zat makanan dalam tubuh semuanya dalam
bentuk larutan dengan pelarut air.
Air dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologi tubuh. Air juga berguna untuk melarutkan dan mengolah
sari makanan agar cepat dicerna. Komponen sel terbanyak dalam tubuh manusia
terdiri dari air, maka jika kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan tidak dapat
berfungsi dengan baik (Depkes RI, 2006).
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Berbagai
penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang memanfaatkannya, maka tujuan
utama penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah
penyakit yang dibawa oleh air. Air minum yang memenuhi kualitas maupun kuantitas
sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit
diare.

Universitas
Sumatera Utara

2.2. Depot Air Minum


2.2.1. Pengertian Depot Air Minum
Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air
baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Depperindag,
2004). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua
jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi (Suprihatin, 2003)
2.2.2. Peralatan Depot Air Minum
Alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum pada depot
air minum isi ulang adalah :
1.

Storage Tank
Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat menampung air
sebanyak 3000 liter.

2.

Stainless Water Pump


Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat storage
tank kedalam tabung filter

3.

Tabung Filter
Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :
1. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk menyaring
partikel partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang
efektif dengan fungsi yang sama.
2. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk
menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.

Universitas
Sumatera Utara

3. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter merupakan
karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa, warna, sisa khlor
dan bahan organik.
4.

Mikro Filter
Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene yang
berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1
mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air minum.

5.

Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon isi
ulang.

6.

Lampu ultraviolet dan ozon


Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang telah
diolah.

7.

Galon isi ulang


Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung atau
menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah dilakukan dengan
menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang
hygienis.

2.2.3. Proses produksi depot air minum


Urutan proses produksi di Depot Air Minum Isi Ulang menurut Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651/MPP/Kep/10/2004 tentang
persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, yaitu :
1.

Penampungan air baku dan syarat bak penampung


Universitas
Sumatera Utara

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki
dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak
penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade) seperti stainless stell,
poly carbonat atau poly vinyl carbonat, harus bebas dari bahan bahan yang dapat
mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas :
1. Khusus digunakan untuk air minum
2. Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman
3. Harus mempunyai manhole
4. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui keran
5. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi
penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari
kemungkinan kontaminasi.
Tangki galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan
(food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat, tahan
korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus
dibersihkan dan desinfeksi bagian luar minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air baku harus
diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa terhadap
standart mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2.

Penyaringan bertahap terdiri dari :


1. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi
yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring pertikel partikel yang
kasar. Bahan yang dipakai adalah butir butir silica (SiO2) minimal 80 %.

Universitas
Sumatera Utara

2. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa
berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.
Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
3. Saringan / Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran
maksimal 10 (sepuluh) mikron.
3.

Desinfeksi
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat pencampur ozon
lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah
pengisian berkisar antara 0,06 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan
ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang
gelombang 254 nm atau kekuatan 2537

A dengan intensitas minimum 10.000 mw

detik per cm .
1. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl
carbonat dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa wadah yang
dibawa konsumen, dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang akan diisi harus di
sanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air ozon (air yang
mengandung ozon). Bilamana dilakukan pencucian maka harus dilakukan
dengan menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan (food grade) dan
0

air bersih dengan suhu berkisar 60 85 C, kemudian dibilas dengan air


Universitas
Sumatera Utara

minum atau air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa sisa


deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.
2. Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis
3. Penutupan
Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen
atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.
2.2.4. Proses Desinfeksi pada depot Air Minum
Proses desinfeksi merupakan upaya yang dilakukan untuk menghilangkan
atau membunuh bakteri dalam air minum, yang dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen,
termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan
akan ikut di sanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama
tidak ada kebocoran pada kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif
di samping sangat aman.
Agar pemakaian ozon dapat dihemat, yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri bakteri saja, maka sebelum dilakukan proses desinfeksi, air tersebut perlu
dilakukan penyaringan agar zat zat organik, besi dan mangan yang terkandung
dalam air dapat dihilangkan. Ozon bersifat bakterisida, virusida, algasida serta
mengubah senyawa organic komplek menjadi senyawa yang sederhana.

Universitas
Sumatera Utara

Penggunaan ozon lebih banyak diterima oleh konsumen karena tidak


meninggalkan bau dan rasa. Desinfeksi dengan system ozonisasi, kualitas air dapat
bertahan selama kurang lebih satu bulan dan masih aman dikonsumsi, sedangkan
yang tidak menggunakan ozonisasi, kualitas air hanya bertahan beberapa hari saja
sehingga air tidak layak dikonsumsi. Sebab tanpa ozonisasi, pertumbuhan bakteri dan
jamur berlangsung cepat.
2. Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spektrum antara 100-400 nm, dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air. Sinar ultraviolet dengan panjang
gelombang 254 nm mampu menembus dinding sel mikroorganisme sehingga dapat
merusak Deoxyribonukleat Acid (DNA) dan Ribonukleat Acid (RNA) yang bisa
menghambat pertumbuhan sel baru dan dapat menyebabkan kematian bakteri.
Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi,
sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet. Yang harus diperhatikan
adalah intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup. Untuk sanitasi air yang
2

efektif, diperlukan intensitas sebesar 30.000 mw detik per cm . Radiasi sinar


ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup.
Supaya efektif, lampu ultraviolet harus dibersihkan secara teratur dan harus diganti
paling lama satu tahun. Air yang akan disinari ultraviolet harus melalui filter halus
dan karbon aktif terlebih dahulu, untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan
organik, dan Fe atau Mn (Sembiring, 2008)

Universitas
Sumatera Utara

3. Reverse Osmosis
Proses ini merupakan proses pemurnian air dengan hasil kualitas air non
mineral. Proses ini melalui alat yang disebut Membran semi permeabel, membran ini
mempunyai lubang air 1/10000 mikron dimana air yang melewati lubang tersebut
sudah merupakan air bebas meniral bakteri, virus dan logam-logam berat lainnya.
2.3. Hygiene Sanitasi
2.3.1. Pengertian Hygiene Sanitasi
Hygiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada
usaha kesehatan perorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada (Widyati,2002).
Menurut Widyati (2002), sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan faktor
faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran air minum, penjamah, tempat
dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya.
2.3.2. Hygiene Sanitasi pada depot air minum
Menurut Depkes RI (2006), Hygiene sanitasi depot air minum isi ulang
meliputi :
1. Lokasi
1. Lokasi depot air minum harus berada didaerah yang berada bebas dari
pencemaran lingkungan.

Universitas
Sumatera Utara

2. Tidak pada daerah tergenang air dan rawa, tempat pembuangan kotoran dan
sampah, penumpukan barang barang bekas atau bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran
terhadap air minum.
2. Bangunan
1. Bangunan

harus

kuat,

aman

dan

mudah

dibersihkan

serta

mudah

pemeliharaannya.
2. Tata ruang usaha depot air minum paling sedikit terdiri dari :
1- Ruangan proses pengolahan
2- Ruangan tempat penyimpanan
3- Ruangan tempat pembagian / penyediaan
4- Ruang tunggu pengunjung
3. Lantai
Lantai depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1- Bahan kedap air
2- Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan.
3- Kemiringannya cukup untuk memudahkan membersihkan
4- Selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
4. Dinding
Dinding depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1- Bahan kedap air
2- Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan
Universitas
Sumatera Utara

1- Warna dinding terang dan cerah


2- Selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dn bebas dari pakaian
tergantung
5. Atap dan Langit langit
1- Atap bangunan harus halus, menutup sempurna dan tahan terhadap air dan
tidak bocor
2- Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof)
3- Bahan langit langit mudah dibersihkan dan tidak menyerap debu
4- Permukaan langit langit harus rata dan berwarna terang
5- Tinggi langit langit minimal 2,4 meter dari lantai
6. Pintu
1- Bahan pintu harus kuat dan tahan lama
2- Permukaan rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan
3- Pemasangannya rapi sehingga dapat menutup dengan baik
7. Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10 20 foot candle atau 100-200 lux
8. Ventilasi
Untuk kenyamanan depot air minum harus diatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara :
1- Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
2- Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum
3- Menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan
Universitas
Sumatera Utara

3. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi


Depot air minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut :
1. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan saluran
limbah.
2. Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan)
3. Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
4. Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku.
4. Sarana Pengolahan Air Minum
1.

Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air minum


harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan kesehatan
(food grade), antara lain :
1- Pipa pengisian air baku
2- Tandon air baku
3- Pompa penghisap dan penyedot
4- Filter
5- Mikro Filter
6- Kran pengisian air minum curah
7- Kran pencucian/ pembilasan botol
8- Kran penghubung (hose)
9- Peralatan sterilisasi
Universitas
Sumatera Utara

2.

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air, seperti Timah Hitam (Pb), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Cadmium (Cd).

3.

Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa).

5. Air Baku
1. Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai dengan
peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
2. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum.
3. Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodik.
6. Air Minum
1. Air minum yang dihasilkan adalah harus memenuhi Keputusan Menteri
kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
2. Pemeriksaan kualitas bakteriologi air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku, pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S.
3. Untuk menjamin kualitas air minum dilakukan pengambilan sampel secara
periodik.
7. Pelayanan Konsumen
1. Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih.
Universitas
Sumatera Utara

2. Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha/pengelola depot


air minum.
3. Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter.
4. Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan, dan tidak boleh disimpan di depot air minum (> 1x24 jam).
8. Karyawan
1. Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular.
2. Bebas dari luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran.
3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali setahun).
4. Memakai pakaian kerja/seragam yang bersih dan rapi.
5. Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen.
6. Tidak berkuku panjang, merokok, meludah, menggaruk, mengorek
hidung/telinga/gigi pada waktu melayani konsumen
7. Memiliki Surat Keterangan telah mengikuti kursus Operator Depot Air
Minum
9. Pekarangan
1. Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan.
2. Selalu dijaga kebersihannya setiap saat.
3. Bebas dari kegiatan lain atau bebas dari pencemaran lainnya.

Universitas
Sumatera Utara

10. Pemeliharaan
1. Pemilik/penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat, meliputi :
1- Tugas dan kewajiban karyawan
2- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
3- Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi dan
pembuktian)
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651
Tahun 2004 tentang persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya,
mengatur persyaratan usaha yang meliputi :
1.

Depot air minum wajib memiliki Tanda Daftar Industri (TDI) dan Tanda Daftar
Usaha Perdagangan (TDUP)

2.

Depot air minum wajib memiliki Surat Jaminan Pasokan Air Baku dari PDAM
atau perusahaan yang memiliki izin Pengambilan Air dari Instansi yang
berwenang.

3.

Depot air minum wajib memiliki laporan hasil uji air minum yang dihasilkan dari
laboratorium pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota
atau yang terakreditasi.

2.4. Penyakit yang dapat ditularkan melalui Air


Menurut Chandra (2006), ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat,
penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena
penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat.
Universitas
Sumatera Utara

Penyakit penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok
kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit dibagi
menjadi empat, antara lain :
1.

Water borne
Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada
manusia yang ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakit
yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tipoid, hepatitis viral,
disentri basiller, dan poliomyelitis.

2.

Water washed
Penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan.
Dalam hal ini terjadi tiga cara penularan, yaitu :
1. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak anak, berjangkitnya
penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kurangnya ketersediaan air untuk
makan, minum, dan memasak serta kebersihan alat alat makan.
2. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma, berjangkitnya
penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kurangnya ketersediaan air bersih
untuk hygiene perorangan (mandi dan cuci)
3. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis,
berjangkitnya penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kurangnya
ketersediaan air untuk hygiene perorangan yang ditujukan untuk mencegah
investasi insekta parasit pada tubuh dan pakaian.

Universitas
Sumatera Utara

3.

Water based
Penyakit yang ditularkan dengan cara ini memiliki agen penyebab yang
menjalani sebagian siklus hidupnya dalam tubuh vektor atau sebagai intermediat
host yang hidup didalam air, contohnya Schistosomiasis dan penyakit akibat
Dracunculus medinensis. Badan air yang potensial terhadap berjangkitnya jenis
penyakit ini adalah badan air yang terdapat di alam, yang berhubungan erat
dengan kehidupan sehari hari seperti menangkap ikan, mandi, cuci dan
sebagainya.

4.

Water related insect vector


Agen penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di
dalam air. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang harus ada dalam
lingkungan manusia akan merupakan media yang baik bagi insekta untuk
berkembang biak. Contoh penyakit melalui cara ini adalah filariasis, dengue,
malaria, dan yellow fever.

2.5. Kualitas Bakteriologis Air


Sarana air di alam pada umumnya mengandung kuman, baik air hujan, air
tanah, air danau, maupun air sungai. Jumlah dan jenis bakteri bervariasi serta berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Idealnya air bersih tidak
mengandung organisme patogen, harus bebas dari bakteri yang menunjukkan indikasi
kontaminasi tinja manusia. Kuman Escherichia coli pada umumnya mempunyai
jumlah yang besar dalam tinja manusia, jadi pendeteksiannya perlu dilakukan setelah
beberapa kali tingkat pengenceran. Terdapatnya organisme coli tinja, terutama
Escherichia coli lebih meyakinkan adanya pencemaran oleh tinja (Sunarjo, 1994).
Universitas
Sumatera Utara

Alasan memilih kuman Escherichia coli menjadi indikator pencemaran air adalah :
1.

Lebih tahan dibandingkan kuman usus patogen


Karena lebih tahan dibanding dengan bakteri usus lainnya, maka dapat dipastikan
bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila kuman Escherichia coli tidak
ditemukan dalam pemeriksaan air.

2.

Banyak ditemukan dalam tinja


Karena di dalam tinja terdapat jumlah yang besar, maka bakteri mudah
ditemukan dalam tinja yang diperiksa.

3.

Biayanya murah
Untuk pemeriksaan hanya dibutuhkan media yang sederhana dengan biaya yang
murah

2.6. Escherichia coli


Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup
secara normal didalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga
koliform fekal. Escherichia coli adalah bakteri yang bersifat gram negatif, berbentuk
batang dan tidak membentuk spora (Fardiaz, 1992)
Menurut Adams (2004), sel Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0
6,0, tersusun tunggal, berpasangan. Escherichia coli tumbuh pada suhu udara 10
0

40 C, dengan suhu optimum 37 C, pH optimum pertumbuhannya adalah 7,0 7,5.


Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas. Bakteri yang secara tipikal mesofilik ini
0

juga dapat tumbuh pada sekitar 7 10 C. Jika disimpan dibawah 10 C maka bakteri
tipe mesofilik juga akan tumbuh sangat lambat.

Universitas
Sumatera Utara

2.6.1. Sifat Sifat Escherichia coli


Menurut Supardi (1999), salah satu jenis dari organisme coliform yang paling
umum digunakan sebagai indikator adanya polusi diantara kelompok coliform secara
keseluruhan. Organisme coliform merupakan salah satu grup bakteri heterogen,
bentuk batang, gram negatif, dan kuman ini digunakan sebagai indikator adanya
polusi yang berasal dari kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan kondisi
sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk produk susu.
0

Sebetulnya bakteri akan mati bila dipanaskan pada suhu 100 C. Karenanya,
air yang akan dipakai minum sebaiknya direbus terlebih dahulu hingga mendidih.
0

Tehnik lain untuk mematikan bakteri adalah dengan dibekukan hingga 0 C. Namun,
0

tidak semua bakteri mati dalam suhu 0 C (Anonimous, 2008).


Klasifikasi Escherichia coli berdasarkan sifat sifat virulensinya, yaitu :
1.

Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC)


Escherichia coli Enteropatogenik adalah penyebab penting diare pada bayi,
khususnya di negara berkembang dan tidak membahayakan bagi sebahagian
orang dewasa. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci
botol. Karenanya botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk
mencegah diare. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. Akibat dari infeksi
EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga menjadi
kronik. Masa inkubasinya 8 24 jam dengan rata rata 11 jam. Gejala yang
dapat ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : panas
dingin, sakit kepala, kram usus, diare berair.

Universitas
Sumatera Utara

2.

Escherichia coli Enteroinvasif (EIEC)


Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Sering terjadi pada
anak anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju ke Negara
tersebut. Strainnya bersifat non laktosa atau melakukan fermentasi laktosa
dengan lambat serta bersifat tidak bergerak. Menimbulkan penyakit melalui
invasinya ke sel epitel mukosa usus. Cukup membahayakan karena dapat
menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang
mengandung darah.

3.

Escherichia coli Enterotoksigenik (ETEC)


Escherichia coli Enterotoksigenik adalah penyebab yang sering dari diare
wisatawan dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi di negara
berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan
perlekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Beberapa strain ETEC menghasilkan
eksotoksin tidak tahan panas. Orang orang yang tinggal di daerah pinggiran
dimana organisme semacam ini umumnya memiliki antibodi dan jarang
mengalami diare pada pemaparan kembali Escherichia coli. Sedangkan ETEC
menghasilkan enterotoksin tahan panas dapat menimbulkan diare yang berat.
Masa inkubasinya 8 48 jam dengan rata rata 26 jam. Gejala yang dapat
ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : diare,
muntah, dehidrasi dan shock.

4.

Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)


Bakteri yang sangat berbahaya dalam penelitian Dewayanthi-Hariyadi-et.al,2001,
dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging mentah. Peneliti lain juga
Universitas
Sumatera Utara

menemukannya pada air limbah rumah potong ayam. Menghasilkan verotoksin


yaitu suatu sel ginjal dari monyet hijau Afrika. Bentuk diare sangat berat dengan
sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia
hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia. Banyak kasus kolitis hemoragik
dan komplikasinya dapat dicegah dengan memasak daging sapi sampai matang.
5.

Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC)


Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat sedang berkembang.
Bakteri ini ditandai dengan pola khas perlekatannya pada sel manusia. Bahaya
besar sehubungan dengan air minum apabila air tersebut telah tercemar oleh
buangan atau kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Bila pengotoran
semacam itu baru saja terjadi, dan bila hal tersebut disebabkan oleh penderita
atau pembawa penyakit menular seperti demam usus atau disentri, air tersebut
kemungkinan mengandung bibit bibit penyakit yang masih hidup (Supardi,
1999).

2.6.2. Penyakit Penyakit yang Disebabkan Oleh Escherichia coli


Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit penyakit
saluran pencernaan makanan, seperti, kolera, typus, disentri, diare, dan penyakit
cacing. Bibit penyakit ini berasal dari faeces manusia yang menderita penyakit
penyakit tersebut. Indikator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah
dikotori faeces adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut, karena
dalam faeces manusia, baik sakit maupun sehat terdapat bakteri.
Escherichia coli dapat juga menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi
pada luka dan abses pada berbagai organ. Bakteri ini juga merupakan penyebab
Universitas
Sumatera Utara

utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius
(pyelonephritis cysticis) pada manusia yang dirawat dirumah sakit (infeksi
nasokomial). Pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik
baiknya di rumah sakit, antara lain : pemakaian antibiotik secara tepat, tindakan
antiseptik secara benar.
Penyakit yang dapat timbul akibat terjadinya pencemaran bakteri Escherichia coli
adalah :
1. Diare
Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh
dunia. Escherichia coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat sifat
virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang
berbeda. Gejala diare adalah tinja encer dengan frekuensi empat kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang kadang disertai dengan muntah, badan lesu
atau lemah, panas, tidak nafsu makan, serta darah dan lendir dalam faeces.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung
maupun perdarahan otak.
2. Infeksi saluran kemih
Penyebab yang paling lazim infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab
infeksi saluran kemih pertama kira kira 90 % wanita muda. Gejala yang
ditimbulkan yaitu : sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria. Kebanyakan
infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe antigen O.

Universitas
Sumatera Utara

3. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, Escherichia coli dapat
memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat
sangat rentan terhadap sepsis Escherichia coli karena tidak memiliki antibodi
IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
4. Meningitis
Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi.
Escherichia coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen. Antigen ini
bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningitidis.

Universitas
Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi


Depot
Air Minum berdasarkan modifikasi
Keputusan Menteri Perindustrian
dan
Perdagangan
RI
No.
651/MPP/Kep/ 10/2004 tentang
persyaratan Teknis Depot Air
Minum
dan
Perdagangannya
dengan Pedoman Pelaksanaan
Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum, Ditjen P2PL

Depkes RI Tahun 2006:


1- Lokasi
2- Bangunan
3- Akses terhadap fasilitas sanitasi
4- Sarana pengolahan air minum
5- Air baku
6- Penampungan air baku
7- Desinfeksi
8- Pelayanan Konsumen
9- Karyawan
10- Pekarangan

Pemeriksaan Fisik depot air minum

isi ulang berdasarkan form DAM 4


pada
Pedoman
Pelaksanaan
Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum, Ditjen P2PL
Depkes RI Tahun 2006
123456789-

Sumber air baku


Proses pengolahan
Tabung filter
Mikro filter
Peralatan pompa
Peralatan sterilisasi
Pencucian botol
Pengisian botol
Pengawasan tikus, lalat dan
kecoa
10- Pencahayaan

Karakteristik Responden :
1Umur
2Tingkat Pendidikan
3Lama Usaha

Pemeriksa
an
laboratoriu
m

Memenuhi
syarat

Ada
Escherichia
coli

Tidak
memenuhi
syarat

Tidak Ada
Escherichia
coli
Universitas
Sumatera Utara

You might also like