Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
YAYAH KHOIRIYAH
101011020652
Skripsi
Oleh :
YAYAH KHOIRIYAH
NIM: 101011020652
Di Bawah Bimbingan
Sidang Munaqasah
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, M.A
NIP : 150 231 356 NIP : 150 202 343
Anggota
Penguji 1 Penguji II
ϢϴΣήϟϦϤΣήϟͿϢδΑ
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan
rahman dan rahim-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan
Shalawat dan salam tak lupa selalu tersanjungkan kepada junjungan alam
Rosulullah saw, yang telah membawa umat manusia Minaz Zulumaati Ilan Nuur.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari betul bahwa tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai
pihak, baik moral, materi, pemikiran maupun support, Alhamdulillah hambatan dan
kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya dengan hati yang tulus penulis
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
2. Bapak Prof. Dr. H. Muardi Chatib, Dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak
skripsi ini.
3. Seluruh karyawan dan staff perpustakaan utama dan fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membantu dan membimbing penulis
selama belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Seluruh Karyawan dan staff Madrasah Tsanawiyah Al-Falak Bogor yang telah
Zaman dan keluarga, Bapak Drs. KH. Achmad Hasbullah dan keluarga, Bapak
Tegap Pratama dan Ibu Dra. Hj. Rt. Iis Syarifah serta Bapak H. Komarudin Lc
dan keluarga.
6. Abi dan Umi tercinta, Bapak Syamsudin dan Ibu Maryam, yang telah mengasuh,
Hidayatullah Jakarta.
angkatan 2001, terutama Sihabudin, N.Fahmi, Nur Seha, Murniasih dan Siti Haya
S.Pdi, terima kasih buat sharingnya, buat Uum Khumaeroh S.Pdi makasih buat
pinjaman buku-bukunya.
8. M. Utomo, Edi Susanto (EQ), dan Yuliasih makasih buat waktunya yang selama
ini telah bersedia menemani dan mendengarkan segala keluh kesah yang penulis
Halimatus Sa’diyah, dan Masrifah, Drs. Fahrurrozi (paman), Hj. Salus dan
Alm.Hj. Maemunah (nenek tercinta), terima kasih buat support dan
10. Bapak Edi Wibowo dan Ibu “Dice” serta Lola dan Lulu yang selama ini telah
menjadi sponsor dan sumber inspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, termasuk para
pengorbanan dan amal baik semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat................................ 28
4. Indikator Minat......................................................................... 31
H. Hipotesis......................................................................................... 45
D. Pengujian Hipotesis........................................................................ 84
iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 92
B. Saran-saran..................................................................................... 93
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Allah swt menciptakan Jin dan Manusia itu untuk mengabdi kepada-Nya. Ini
ditegaskan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang
berbunyi:
ΕΎϳέάϟ˶ϥϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴ϴ˶ϟ͉ϻ˶·˴βϧ˶Ϲ˸˴ϭ͉Ϧ˶Π˸ϟ˵Ζ˸Ϙ˴Ϡ˴ΧΎ˴ϣ˴ϭ
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada Ku”. (Q.S. Adz-Dzaariyaat:56)
ΓήϘΒϟ˴ϥϮ˵Ϙ͉Θ˴Η˸Ϣ˵Ϝ͉Ϡ˴ό˴ϟ˸Ϣ˵Ϝ˶Ϡ˸Β˴ϗ˸Ϧ˶ϣ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ˴ϭ˸Ϣ˵Ϝ˴Ϙ˴Ϡ˴Χϱ˶ά͉ϟ˵Ϣ˵Ϝ͉Α˴έϭ˵Ϊ˵Β˸ϋ˵αΎ͉ϨϟΎ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ
Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-
orang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah: 21)
Perintah itu adalah esensi dari semua tugas manusia sehingga tugas
pendidikan juga merupakan salah satu tugas dalam rangka beribadah kepada-Nya.
Ilmu tentang ibadah dimuat dalam Ilmu Fikih. Ibadah adalah wajib,
mempelajari ilmu tentang ibadah wajib pula, karena tidak mungkin seseorang
melaksanakan ibadah itu hanya mengetahui esensi dari ibadah saja tanpa mengetahui
diakui oleh pemerintah. Di madrasah ini diajarkan teori dan praktek ibadah sesuai
1
2
dengan yang termuat dalam kurikulum bidang studi Fikih. Isi dari bidang studi ini
merupakan bahan pengajaran yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau bidang
studi pokok.
13-15 Tahun dan pengamalan ibadah yang dilakukan oleh mereka dalam kehidupan
sehari-hari terutama yang berkaitan dengan pengamalan ibadah wajib pada umumnya
(peserta didik) yang dapat dengan baik dan benar mengamalkan ilmu yang mereka
Untuk peningkatan kualitas siswa dibidang iman dan takwa, pengajaran ilmu
diharapkan dapat meningkatkan iman dan takwa siswa dan mereka dapat
____________________________
1
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, GBPP Mata Pelajaran Fikih, (Jakarta: DEPAG RI,
2004), h. 1.
3
juga memiliki kegiatan keagamaan yang rutin dan terprogram dengan baik seperti
pelaksanaan shalat lima waktu secara berjamaah, membaca Al-Quran dan lain-lain.
Selain itu Madrasah Tsanawiyah Al-Falak juga memiliki sarana dan prasana
beribadah yang memadai serta kontrol yang baik terhadap pelaksanaan ibadah siswa-
siswinya.
pendidik dan peserta didik (siswa). Jika diantara keduanya atau salah satunya tidak
ada kesiapan, maka keberhasilan suatu proses pendidikan sukar dicapai. Untuk
mengetahui kesiapan peserta didik (siswa) dapat dilihat dari minat belajarnya.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik (siswa) dalam mempelajari suatu
pelajaran khususnya mata pelajaran Fikih akan membantu siswa tersebut untuk
berupa nilai atau prestasi melainkan juga adanya perubahan tingkah laku.
Dengan demikian jelas bahwa minat memiliki fungsi yang penting dalam
mencapai prestasi belajar. Mustahil apabila siswa yang tekun belajar nilainya tidak
akan memuaskan, demikian pula dengan minat belajar pada mata pelajaran Fikih.
Apabila siswa berminat pada mata pelajaran Fikih maka ia akan terus tekun
mempelajarinya yang pada akhirnya prestasi yang dicapai akan memuaskan. Prestasi
yang diraih bukan hanya dalam bentuk nilai melainkan juga pengamalan dari isi atau
4
Tsanawiyah Al-Falak memiliki pengamalan ibadah yang baik dan berminat terhadap
mata pelajaran Fikih. Seperti dijelaskan diatas bahwa minat merupakan faktor penting
dalam mencapai hasil pembelajaran. Karena itulah penulis merasa tertarik untuk
minat belajar fikih yang merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan proses
pembelajaran yang ditandai oleh perubahan sikap dan tingkah laku melalui
pengamalan terhadap isi materi yang terkandung didalam mata pelajaran yang mereka
pelajari khususnya mata pelajaran Fikih. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah
B. Identifikasi Masalah
masalah yang ada kaitannya dengan masalah pokok. Masalah tersebut ditampilkan
1. Apakah minat belajar Fikih ada kaitannya dengan pengamalan ibadah siswa?
2. Apakah kontrol yang baik dari orang tua akan mempengaruhi pengamalan ibadah
siswa?
5
ibadah siswa?
7. Apakah ada hubungan yang signifikan antara pengamalan ibadah dengan minat
1. Pembatasan Masalah
dibatasi agar tidak terlalu luas sehingga tidak sulit dijangkau, penulis membatasinya
pada masalah yang ditulis pada urutan pertama dari identifikasi masalah yaitu
“Apakah minat belajar Fikih ada kaitannya dengan pengamalan ibadah siswa”.
Pilihan batasan ini berdasarkan anggapan bahwa masalah itulah yang paling dekat
2. Perumusan Masalah
pengamalan ibadah ada kaitannya dengan minat belajar Fikih siswa Madrasah
D. Manfaat Penelitian
Minat belajar Fikih merupakan variabel bebas (x) independent variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas yang ada hubungan yang signifikan terhadap
variabel pengamalan ibadah siswa (y) dan pengamalan ibadah siswa sebagai
dependent variabel (y) yaitu variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel minat
belajar fikih (x), sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi orang tua di rumah dan juga bagi guru mata pelajaran Fikih khususnya
bahwa pengamalan ibadah siswa sebagai salah satu wujud keberhasilan dari tujuan
pengajaran mata pelajaran Fikih yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah
satunya adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri yang dapat berupa keinginan,
Dengan demikian para guru khususnya guru mata pelajaran Fikih untuk lebih
pembahasannya tentang tata cara beribadah dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap pengamalan ibadah siswa. Diharapkan para guru mata pelajaran fikih untuk
sehari-hari.
E. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku penulisan skripsi, tesis
minat belajar Fikih, pengertian minat belajar Fikih, jenis-jenis minat, faktor-faktor
yang mempengaruhi minat, indikator minat serta peran minat belajar Fikih dalam
pengamalan ibadah.
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, teknik analisa data, teknik interpretasi data dan hipotesis.
Al-Falak Bogor, pengamalan ibadah dan minat belajar Fikih siswa Madrasah
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengamalan Ibadah
a. Pengertian Ibadah
Kata “ ΓΩΎΒϋ“ adalah bentuk masdar dari kata “ΪΒϋ “, yang biasa diartikan
antara lain dengan “mengabdi, tunduk, taat, merendahkan diri dan sebagainya”.1
Menurut istilah Fikih ibadah ialah “perbuatan untuk menyatakan bakti kepada
Allah swt yang didasari oleh ketaatan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya”.2
yang didasari oleh ketaatan kepada Allah swt dengan melakukan segala amal
perbuatan yang dianjurkan atau diperintah-Nya dan menjauhi segala amal perbuatan
Ibadah juga dapat berarti “sikap tunduk seorang hamba dan merendahkan diri
kepada Allah swt sebagai tanda syukur atas segala karunia yang diterimanya dengan
____________________________
1
H. Ismail Syah, et.all., Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke-2,
h. 168.
2
Muhammadiyah Djafar, Pengantar Ilmu Fikih, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), Cet. Ke-1,
h. 24.
8
9
cara mengerjakan perintah-Nya seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Serta
Dari definisi ibadah di atas bahwa yang dimaksud dengan ibadah adalah sikap
tunduk dan pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta, Allah swt yang telah
Pengertian ibadah yang dikemukakan oleh ulama Fikih sangat jelas bahwa
setiap usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt merupakan ibadah.
Dan ulama Fikih membagi amal perbuatan manusia dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah swt kedalam dua bagian yang pertama: amalan yang khusus yaitu
amalan yang telah ditetapkan oleh Allah swt baik waktu, rincian-rinciannya, tingkat
dan cara-cara tertentu, dan yang kedua amalan yang umum yaitu segala amalan yang
berikut:
____________________________
3
Abdul Mudjib, Fikih Ibadah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 2000), h. 38.
4
Satria Efendi, Ilmu Fikih, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 2003), h. 114.
10
diri) kepada Allah swt dengan mematuhi segala yang diperintah-Nya dan
membagi ibadah itu kepada ibadah khusus (khashahah) dan ibadah yang umum
(‘Ammah)
Ibadah yang dilakukan manusia bukan untuk kepentingan Allah, tapi kembali
untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Seandainya semua manusia
beribadah kepada Allah, itu semua tidak akan menambah keagungan, kebesaran dan
kemuliaan Allah swt, sebaliknya jika semua manusia ingkar kepada-Nya, itu semua
tidak akan mengurangi sifat Maha Sempurna Allah swt. Ahmad D. Marimba
mengatakan:
berbunyi:
ϞϤϨϟ˲Ϣ˸ϳ˶ή˴ϛ͇ϲ˶Ϩ˴Ϗ˸ϲ˷˶Α˴έ͉ϥ˶˴ή˴ϔ˴ϛ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ˵ή˵Ϝ˸θ˴ϳΎ˴Ϥ͉ϧ˶Ύ˴ϓ˴ή˴Ϝ˴η˸Ϧ˴ϣ˴ϭ
Artinya: “Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri,dan barangsiapa yang ingkar,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Mulia”.7 (Q.S. an-Naml:
40)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan apa saja yang
sendiri. Jika ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat, harus mengerjakan semua
Tsanawiyah adalah perbuatan siswa dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt
Ramadhan, zakat dan perintah-perintah wajib yang lainnya serta menjauhkan diri dari
Tsanawiyah di atas jelas bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh siswa terutama
yang berkaitan dengan perintah-perintah yang wajib seperti salat lima waktu, puasa di
____________________________
6
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,
1998), Cet ke-8, h. 144.
7
DEPAG R.I, Op.Cit,h. 598.
12
bulan Ramadhan dan lain-lain serta siswa mau menjauhi segala perbuatan yang
dilarang oleh Allah swt jika dilandasi usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah
swt dan meninggalkan atau menjauhi semua yang dilarang-Nya. Sesuatu yang
diperintahkan oleh Allah swt itu ada yang bersifat suruhan pasti (talab jazim) yang
melaksanakannya merupakan suatu kewajiban; ada pula yang bersifat tidak pasti
(talab ghairu jazim), yang melaksanakannya merupakan anjuran sunat. Adapun yang
dilarang oleh Allah swt itu ada yang bersifat larangan pasti (talab tarki jazim) yang
bersifat tidak pasti (talab tarki ghairu jazim), yang meninggalkannya merupakan suatu
perintah yang tidak haram, tetapi makruh; boleh dilaksanakan (tidak berdosa
ΓήϘΒϟ˴ϥϮ˵Ϙ͉Θ˴Η˸Ϣ˵Ϝ͉Ϡ˴ό˴ϟ˸Ϣ˵Ϝ˶Ϡ˸Β˴ϗ˸Ϧ˶ϣ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ˴ϭ˸Ϣ˵Ϝ˴Ϙ˴Ϡ˴Χϱ˶ά͉ϟ˵Ϣ˵Ϝ͉Α˴έϭ˵Ϊ˵Β˸ϋ˵αΎ͉ϨϟΎ˴Ϭ͊ϳ˴
Artinya: ”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah:21)
Pada ayat ini Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk menyembah
atau beribadah kepada-Nya karena Allah swt yang telah menciptakan manusia dan
diperintahkan untuk beribadah adalah agar mereka bertakwa kepada Allah swt.
ϰ˴ϣΎ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ϰ˴Α˸ή˵Ϙ˸ϟ ϱ˶ά˶Α˴ϭ Ύ˱ϧΎ˴δ˸Σ˶· ˶Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶ϟ˴Ϯ˸ϟΎ˶Α˴ϭ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ˶Ϫ˶Α Ϯ˵ϛ˶ή˸θ˵Η˴ϻ˴ϭ ˴Ϳ ϭ˵Ϊ˵Β˸ϋ˴ϭ
˶Ϧ˸Α˴ϭ ˶ΐϨ˴Π˸ϟΎ˶Α ˶ΐ˶ΣΎ͉μϟ˴ϭ ˶ΐ˵Ϩ˵Π˸ϟ ˶έΎ˴Π˸ϟ˴ϭ ϰ˴Α˸ή˵Ϙ˸ϟ ϱ˶Ϋ ˶έΎ˴Π˸ϟ˴ϭ ˶Ϧϴ˶ϛΎ˴δ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ
˯ΎδϨϟ˱έϮ˵Ψ˴ϓ˱ϻΎ˴Θ˸Ψ˵ϣ˴ϥΎ˴ϛϦ˴ϣ͊ΐ˶Τ˵ϳ˴ϻ˴Ϳ͉ϥ˶·˸Ϣ˵Ϝ˵ϧΎ˴Ϥ˸ϳ˴˸Ζ˴Ϝ˴Ϡ˴ϣΎ˴ϣ˴ϭ˶Ϟϴ˶Β͉δϟ
Artinya: ”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapakmu, karib-
kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri”. (Q.S. An-Nisaa’:36)
beribadah kepada Allah swt, mereka juga dilarang untuk mempersekutukan Allah
dengan sesuatu apapun di dunia ini sebab syirik (menyekutukan) Allah merupakan
salah satu dosa besar yang tidak di ampuni oleh Allah swt. Kemudian Allah swt
˶Ϳ˶ϥϭ˵ΩϦ˶ϣ˴ϥϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴Η˴Ϧϳ˶ά͉ϟ͉ϥ˶·Ύ˱Ϝ˸ϓ˶·˴ϥϮ˵Ϙ˵Ϡ˸Ψ˴Η˴ϭΎ˱ϧΎ˴Λ˸ϭ˴˶Ϳ˶ϥϭ˵ΩϦ˶ϣ˴ϥϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴ΗΎ˴Ϥ͉ϧ˶·
˶Ϫ˸ϴ˴ϟ˶· ˵Ϫ˴ϟ ϭ˵ή˵Ϝ˸η˴ϭ ˵ϩϭ˵Ϊ˵Β˸ϋ˴ϭ ˴ϕ˸ί͋ήϟ ˶Ϳ ˴ΪϨ˶ϋ Ϯ˵ϐ˴Θ˸ΑΎ˴ϓ Ύ˱ϗ˸ί˶έ ˸Ϣ˵Ϝ˴ϟ ˴ϥϮ˵Ϝ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ˴ϻ
ΕϮΒϜϨόϟ˴ϥϮ˵ό˴Ο˸ή˵Η
Artinya: ”Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan
kamu membuat dusta. Sesungguhnya sesuatu yang kamu sembah selain
Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu; maka mintalah rizki itu
di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya
kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”. (Q.S: Al-‘Ankabuut: 17)
Dari ayat di atas, Allah menegaskan kepada manusia bahwa jika mereka
menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain maka sesungguhnya mereka telah
14
berbuat dusta. Apa yang mereka sembah selain Allah tidak akan dapat mendatangkan
atau memberikan rizki kepada mereka sebab hanya Allah yang Maha Pemberi rizki
kepada seluruh makhluk-Nya dan kepada-nyalah manusia akan kembali, jadi hanya
a. Macam-macam Ibadah
Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa ibadah terbagi dua yaitu: ibadah yang
shalat, zikir, puasa, haji dan sebagainya. Dan yang kedua ibadah yang mencakup
hubungan antar manusia dalam rangka mengabdi atau mendekatkan diri kepada Allah
swt.8 Ibadah jenis pertama bersifat ritual, yakni berhubungan langsung dengan Allah
swt atau ibadah yang menyangkut hubungan vertical antara manusia dengan Allah
swt, karenanya para ulama menamakannya dengan ibadah mahdhah. Ibadah mahdhah
ini tidak banyak jumlahnya hanya terdiri dari delapan macam, yaitu thaharah, shalat,
puasa, zakat, haji, mengurus jenazah, udhiyah dan aqiqah, zikir dan doa.9
Ibadah jenis ini bersifat ta’abbudi, artinya manusia tidak boleh merubah dan
Sedangkan ibadah jenis kedua bersifat sosial yakni hubungan antar sesama
manusia yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, karena itu ulama
____________________________
8
Jalaludin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991), Cet ke-4, h. 6.
9
ibid. h. 47.
15
menamakannya dengan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah ini banyak sekali jumlahnya
tidak bisa dibatasi, mencakup segala perbuatan baik menurut syara’ yang diniatkan
karena Allah menjadi ibadah. Contoh makan secara lahiriah tidak ada hubungannya
dengan Allah tetapi apabila diniatkan agar kuat beribadah kepada Allah, akan
Untuk ibadah jenis kedua ini manusia diberi kelonggaran, artinya manusia
boleh merubah dan menambahkannya dengan hal-hal yang baru yang sesuai dengan
kondisi dan situasinya. Islam hanya memberi petunjuk umum dan pengarahan saja.
1. Ibadah yang merupakan hubungan antara manusia dengan Allah swt yang
meliputi: salat (salat sendiri, berjamaah, salat janazah serta salat sunnah
b. Tujuan ibadah
1) Mengingat manusia akan unsur rohani didalam dirinya, yang juga memiliki
2) Mengingatkan bahwa dibalik kehidupan yang fana ini, masih ada kehidupan yang
bersifat abadi.
Agar terjadi keseimbangan antara jasmani dan rohani, maka kedua unsur itu
perlu diberikan pendidikan dan latihan yang seimbang. Karena pengembangan daya-
daya jasmani saja tanpa dibarengi dengan daya-daya rohani akan membuat hidup
seseorang menjadi pincang dan berat sebelah. Dalam Islam pendidikan dan latihan
dilakukan manusia, baik dalam bentuk shalat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya
adalah merupakan pendidikan dan latihan rohani agar tetap ingat akan kebesaran dan
keagungan Allah swt, bahkan merasa senantiasa dekat dengan-Nya; dan sekaligus
laku yang baik agar mendapat ridho dari Allah swt sebab tujuan akhir dari hidup
Jadi tujuan akhir dari ibadah yang dilakukan oleh setiap manusia adalah untuk
mencapai keridhoan Allah swt dengan melaksanakan syariat-Nya di muka bumi ini
Allah swt menciptakan manusia yaitu untuk menyembah dan mengabdi kepada-Nya
ΕΎϳέάϟ˶ϥϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴ϴ˶ϟ͉ϻ˶·˴βϧ˶Ϲ˸˴ϭ͉Ϧ˶Π˸ϟ˵Ζ˸Ϙ˴Ϡ˴ΧΎ˴ϣ˴ϭ
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada Ku:. (Q.S. Adz-Dzaariyaat:56)
Dari ayat di atas jelas sekali bahwa manusia dalam hidupnya mengemban
amanah ibadah , baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia maupun
alam dan lingkungannya. Dan tujuan akhir ibadah yang dilakukan manusia adalah
adalah:
1) Agar siswa dapat menjadi manusia yang taat kepada perintah Allah swt dan
____________________________
10
A.D. Djazuli, Ilmu Fikih, (Jakarta:Kencana, 2005), h. 31
11
Ibid., h. 27
18
3. Sumber Ibadah
Ucapan dan perbuatan seorang mukallaf yang diniatkan untuk mencapai ridho
Allah swt dan didasari oleh ketaatan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi
bersumber dari ilmu Fikih sebab ibadah merupakan salah satu objek kajian ilmu
Fikih.12
Perintah beribadah datang dari Allah swt melalui firman-Nya didalam Al-
Qur’an, adapun cara pelaksaannya ditunjukkan oleh Nabi, yang materinya dimuat
perbuatan manusia, sehingga ilmu Fikih merupakan sumber atau tempat kembalinya
Pengamalan ibadah pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
a. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri, antara
lain:
2) Adanya dorongan untuk bersyukur, taat, patuh atau mengabdi kepada Allah,
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. Hal tersebut sesuai dengan
b. Faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi seseorang dan merupakan
1) Lingkungan keluarga
sudah lama disadari, orang tua telah diberikan tanggung jawab yang besar
keluarga dapat terhindar dari berbagai macam mala petaka didunia dan
ϢϳήΤΘϟ˱έΎ˴ϧ˸Ϣ˵Ϝ˸ϴ˶Ϡ˸ϫ˴˴ϭ˸Ϣ˵Ϝ˴δ˵ϔ˸ϧ˴˸Ϯ˵ϗ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ˴˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟΎ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka…..”.(Q.S. At-Tahrim:6)
ibadah seseorang.15
2) Lingkungan Institusional
karena interaksi antara kurikulum dengan siswa, guru dengan siswa, siswa
dengan siswa atau bisa saja terjadi karena hubungan siswa dengan
3) Lingkungan masyarakat.
____________________________
15
K.M. Asyiq, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h. 137
16
Ibid., h. 139
21
dan nilai-nilai yang didukung oleh warganya sehingga dengan demikian setiap
tersebut yang biasanya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang dianut
Disamping itu ada hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pengamalan ibadah
seseorang. Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi antara lain adalah surat kabar,
Dari kedua faktor intern dan ekstern di atas yang dapat mempengaruhi
pengamalan ibadah seseorang, faktor intern yang berupa dorongan, kemauan (minat)
memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang untuk berbuat dan tetap terus melakukan sesuatu, baik minat itu timbul
dengan sendirinya dalam diri seseorang maupun minat yang timbul karena pengaruh
lingkungan dari luar ataupun orang lain sebab dengan kemauan (minat) akan
membuat orang terus melakukan suatu kegitan dan memperoleh hasil yang baik dari
suatu proses belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat
dapat mengerti dan mengingat apa yang ia pelajari, minat adalah tenaga penggerak
Dari segi bahasa minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang
kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap
penting”.18
terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan terhadap sesuatu itu yang
Makna minat menurut Crow & Crow “Minat atau interest bisa berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang,
____________________________
17
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, terjemah, Bergman Sitorus, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1987), h.78.
18
Kartini Kartono, Teori Kepribadian, (Bandung:Alumni,1980), h. 538
19
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:PT. Al-Ma’arif,
1992), Cet ke-8, h. 79
20
Suryabrata, Dasar-dasar Psikologi Untuk Pendidikan Sekolah, (Jakarta: Prima Karya,
1998), h. 107
23
benda atau kegiatan ataupun bisa juga berupa pengamalan yang efektif yang
ahli di atas terlihat saling melengkapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat
adalah rasa suka dan perhatian serta ketertarikan seseorang terhadap sesuatu baik
manusia, benda atau kegiatan yang membuat orang tersebut merasa terikat dan
memberikan perhatian penuh terhadap suatu objek yang disukainya tanpa adanya
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
latihan dan pengalaman. Sedangkan menurut Wittig, belajar adalah perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam (keseluruhan) tingkah laku suatu
____________________________
21
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta:PT. Tiara Wacana Yogya, 1993),
Cet ke-4, h. 112.
22
Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), Cet. ke-4, h. 2.
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. ke-
4, h. 90.
24
Menurut morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.24
Perubahan tingkah laku ini menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
c. Perubahan itu dilakukan melalui kegiatan, usaha atau praktek yang disengaja.
keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliyah)
maupun amaliah (Furu’iyah). Ini berarti Fikih sama dengan pengertian syari’ah
____________________________
24
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
cet. Ke- 18, h. 84.
25
Nasrudi Razak, op.cit., h. 25.
26
Rahmat Syafe’I, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, h. 18
25
berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat (mukallaf)
dengan perbuatan orang mukallaf, baik perbuatan anggota badan maupun batin.
Seperti hukum wajib, haram, mubah, sah dan tidak sahnya suatu perbuatan itu”. 27
˴Ϧ˸ϴ˶ϔ͋Ϡ˴Ϝ˵Ϥ˸ϟ˶ϝΎ˴ό˸ϓ˴Ύ˶Α˵ϖ͉Ϡ˴ό˴Θ˴Η˸ϰ˶Θ͉ϟ˶ΕΎ˴Β˶Ο˴Ϯ˸ϟ˴ϭ˴ϕ˸Ϯ˵Ϙ˵Τ˸ϟ˵Ϧ͋ϴ˴Β˵ϳ˵Ϣ˸Ϡ˶ό˸ϟ˴Ϯ˵ϫ˵Ϫ˸Ϙ˶ϔ˸ϟ˴
Artinya: “Fikih adalah ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban
yang berhubungan dengan amalan para mukallaf”.28
mazhab Syafi’i:
˴Ϧ˸ϴ˶ϔ͋Ϡ˴Ϝ˵Ϥ˸ϟ˶ϝΎ˴ό˸ϓ˴Ύ˶Α˵ϖ͉Ϡ˴ό˴Θ˴Η˸ϰ˶Θ͉ϟ˴Δ͉ϴ˶ϋ˸ή͉θϟ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ϻ˵Ϧ͋ϴ˴Β˵ϳ˸ϰ˶Θ͉ϟ˵Ϣ˸Ϡ˶ό˸ϟ˴Ϯ˵ϫ˵Ϫ˸Ϙ˶ϔ˸ϟ˴
˶Δ͉ϴ˶Ϡ˸ϴ˶μ˸ϔ͉ΘϟΎ˴Ϭ˶Θ͉ϟ˶Ω˴˸Ϧ˶ϣ˶Δ˴τ˶Β˸Ϩ˴Θ˸δ˵Ϥ˸ϟ
Artinya: “Fikih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum syara’
yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf yang
dikeluarkan (diistinbatkan) dari dalil-dalil yang tafshili”.29
merupakan bagian dari ilmu agama. Allah swt memerintahkan kepada manusia agar
____________________________
27
H. Muhammad Rifa’I, Ushul Fiqih, (Semarang: Wicaksana, 1998), h. 7.
28
T.M. Hasbi Ash-Shiddiqiey, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000),
Cet. Ke- 11, h. 2.
29
Ibid., h. 25 – 26.
26
Ϯ˵Ϭ͉Ϙ˴ϔ˴Θ˴ϴ˶ϟ˲Δ˴ϔ˶˴σ˸Ϣ˵ϬϨ˶ϣ˳Δ˴ϗ˸ή˶ϓ͋Ϟ˵ϛϦ˶ϣ˴ή˴ϔ˴ϧ˴ϻ˸Ϯ˴Ϡ˴ϓ˱Δ˴ϓ˴ϛϭ˵ή˶ϔ˸Ϩ˴ϴ˶ϟ˴ϥϮ˵Ϩ˶ϣ˸Ά˵Ϥ˸ϟ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ˴ϭ
˴ϥϭ˵έ˴ά˸Τ˴ϳ˸Ϣ˵Ϭ͉Ϡ˴ό˴ϟ˸Ϣ˶Ϭ˸ϴ˴ϟ˶·Ϯ˵ό˴Ο˴έ˴Ϋ˶·˸Ϣ˵Ϭ˴ϣ˸Ϯ˴ϗϭ˵έ˶άϨ˵ϴ˶ϟ˴ϭ˶Ϧϳ͋Ϊϟϲ˶ϓ
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan diantara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-
Taubah:122)
˶Ϧ˴Ϥ˸Σ͉ήϟ˶Ϊ˸Β˴ϋ˵Ϧ˸Α˵Ϊ˸ϴ˴Ϥ˵Σ˴ϝΎ˴ϗ˴ϝΎ˴ϗ˳ΏΎ˴Ϭ˶η˶Ϧ˸Α˶Ϧ˴ϋ˴β˵ϧ˸Ϯ˵ϳ˸Ϧ˴ϋ˳ΐ͉ϫ˴ϭ˵Ϧ˸ΑΎ˴Ϩ˴Λ͉Ϊ˴Σ
˵Ϳ˶Ϊ˸ϳ˶ή˵ϳ˸Ϧ˴ϣ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˵Ϳϰ͉Ϡ˴λ˷˶ϰ˶Β͉Ϩϟ˵Ζ˸ό˶Ϥ˴γ˵ϝ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳΎ˱Β˸ϴ˶τ˴Χ˴Δ˴ϳ˶ϭΎ˴ό˵ϣ˵Ζ˸ό˶Ϥ˴γ
ϢϠδϣϭϯέΎΨΑϩϭέ˶Ϧ˸ϳ˷˶Ϊϟϰ˶ϓ˵Ϫ˵Ϭ˷˶Ϙ˴ϔ˵ϳ˱ή˸ϴ˴Χ˶Ϫ˶Α
Artinya: Diriwayatkan oleh Ibnu Wahhab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata:
berkata Humaid ibnu Abdirrahman mendengar Mu’awiyah di dalam
khutbahnya ia berkata: Aku mendengar Rasulululah saw telah bersabda:
barangsiapa yang dikehendaki Allah akan diberikannya kebajikan dan
keutamaan, niscaya diberikan kepadanya keluasaan faham dalam
agama”.(HR. Bukhari dan Muslim).
dengan lainnya memiliki titik persamaan bahwa Fikih adalah ilmu yang menerangkan
Jadi yang dimaksud dengan minat belajar Fikih adalah kecenderungan untuk
selalu mengingat dan memperhatikan secara terus menerus terhadap ilmu yang
menerangkan tentang segala hak dan kewajiban seorang mukallaf (ilmu fikih) yang
27
2. Jenis-jenis Minat.
belajar mengajar, sehingga dapat dilihat langsung hasilnya antara siswa yang
berminat dan tidak berminat.. ditinjau dari timbulnya minat didalam proses belajar
a. Minat volunter, minat ini adalah proses minat yang timbul dengan sendirinya dari
b. Minat involunter, minat ini adalah minat yang timbul dari dalam diri pelajar
c. Minat non volunter, minat ini adalah minat yang timbul secara sengaja atau
diharuskan oleh para guru sehingga minat dalam diri siswa itu yang sebelumnya
Dari ketiga jenis minat tersebut dapat dilihat bahwa minat volunter merupakan
minat yang tumbuh dengan sendirinya dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari
pihak pengajar. Minat ini timbul bukan karena adanya faktor dari luar atau pengajar
akan tetapi minat itu timbul karena siswa tersebut suka membacaatau karena rasa
____________________________
30
Muhammad Surya, Karakteristik Pelajar Dalam Proses Belajar, (Bandung:Media
Pembinaan No.24,2000), h. 36.
28
Adapun minat involunter timbul karena situasi yang diciptakan oleh guru.
Siswa akan merasa berminat apabila ia merasa senang dengan proses pembelajaran
dan situasi yang menyenangkan yang diciptakan oleh guru. Sebaliknya, apabil guru
tersebut tidak dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dalam proses belajar
Sedangkan minat non volunter, merupakan minat yang timbul karena adanya
keharusan dari luar, minat ini timbul dalam diri siswa karena ia merasa harus
menyukai sesuatu hal tersebut sebab itu merupakan suatu keharusan baginya.
kualitas pencapaian hasil belajar, minat tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi
banyak faktor yang memyebabkan minat dalam diri siswa itu timbul terhadap
beberapa mata pelajaran yang diajarkan oleh guru bidang studi. Beberapa faktor yang
a. Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang
motivasi”.31
____________________________
31
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak,(Bandung: Angkasa,
1993), Cet ke-1,h. 41.
29
Islam misalnya, tentu saja akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku
b. Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang
sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai
akan timbul dari sesuatu yang kita sukai dan kita dapat mengetahui sesuatu
dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat”.32
c. Bahan Pelajaran.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik
besar terhadap belajar, krena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
____________________________
32
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1989), Cet ke-3,
h. 68.
30
dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena
d. Guru
Guru juga termasuk salah satu objek yang dapat merangsang dan
Guru yang baik, pandai, ramah dan disiplin serta disenangi banyak murid-
guru yang memiliki sikap yang buruk tidak disukai oleh murid, akan sulit untuk
e. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenya
keluarga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat dalam diri siswa
bahwa “tdak semua siswa memulai studi barunya karena faktor minatnya sendiri,
____________________________
33
Slameto, op.cit., h.59.
34
Kurt Singer, op.cit., h. 93.
35
Abd. Rachman Abror, Op.Cit., h. 113.
31
f. Teman Sepergaulan
yang memiliki minat, pemahaman dan pengamalan agama yang baik akan
4. Indikator Minat
Ada beberapa indikator minat yang dapat dikenali atau dilihat melalui proses
a. Perasaan Senang.
Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan memiliki
perasaan senang terhadap mata pelajaran tersebut. Siswa yang berminat terhadap
mata pelajaran Fikih , ia akan merasa senang dalam mempelajarinya. Ia akan rajin
belajar dan terus mempelajari semua materi yang berhubungan dengan mata
pelajaran Fikih. Ia mengikuti pelajaran dengan antusias tanpa ada beban paksaan
dalam dirinya.
32
selain daripada hal itu. Jadi siswa yang memiliki perhatian dalam belajar jiwa dan
c. Pengetahuan
Selain dari perasaan senang dan perhatian untuk mengetahui berminat atau
tidaknya seorang siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat dilihat dari
pelajaran maka ia akan memiliki pengetahuan yang luas tentang mata pelajaran
pengetahuannya tentang Fikih akan lebih luas disbanding siswa yang tidak
Sebagai salah satu aspek kejiwaan minat memiliki peranan yang sangat
penting dalam setiap sikap dan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang. Minat
dapat membuat seseorang dapat memperoleh atau bahkan tetap melakukan sesuatu
dengan baik, dengan adanya minat pada suatu objek tertentu akan membuat seseorang
merasa senang dalam melakukan hal tersebut. Minat erat kaitannya dengan perasaan,
terutama perasaan senang karena dapat dikatakan minat itu terjadi karena adanya
33
sikap senang , seseorang yang berminat kepada sesuatu berarti ia senang kepada
sesuatu itu.36
Jika seseorang telah memiliki minat terhadap suatu objek tertentu maka ia
akan terdorong untuk memperoleh sesuatu yang ia senangi dan terus melakukannya
dengan tekun. Minat dapat berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil yang baik
sebagai pendorong seseorang “Motivating force” untuk berbuat atau berusaha dalam
mencapai sesuatu”.37
diperlihatkan kepada orang lain, sekalipun seseorang mampu untuk melakukan suatu
perbuatan tetapi jika ia tidak memiliki minat terhadap objek yang akan ia lakukan
maka ia tidak akan dapat melakukan perbuatan tersebut dengan tekun dan juga tidak
akan memperoleh hasil yang baik dari perbuatan yang telah ia lakukan.38
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, minat dapat mempengaruhi kualitas hasil
seseorang sebab minat sangat mempengaruhi corak perbuatan yang ditunjukkan oleh
____________________________
36
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2,
h. 85.
37
M. Alisuf Sabri, op.cit., h. 124.
38
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Jakarta: Pustaka Setia, 2003), h. 246.
39
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), h. 151.
34
seseorang kepada orang lain. Seseorang tidak dapat melakukan suatu kegiatan atau
tindakan dengan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari perbuatan yang ia
untuk selalu mengingat dan memperhatikan secara terus menerus terhadap mata
khususnya pendidikan agama Islam, maka minat belajar Fikih memiliki peranan yang
sangat besar dan urgent sekali, bahkan dapat menentukan keberhasilan yang hendak
dicapai.40
sebagai salah satu faktor pendorong siswa untuk mempelajari mata pelajaran Fikih
dengan tekun sehingga pada akhirnya siswa tersebut akan memperoleh prestasi yang
memuaskan yang ditandai bukan hanya dengan nilai yang baik akan tetapi juga
adanya perubahan tingkah laku melalui pengamalan terhadap isi materi pelajaran
yang mereka pelajari. Siswa yang memiliki minat belajar Fikih akan terus terdorong
merupakan salah satu bukti keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran
Fikih selain prestasi (nilai) yang baik, berbeda dengan siswa beribadah tanpa adanya
____________________________
40
Abd. Rahman Saleh, Didaktik Pendidikan Agama, (Bandung: Jemmars, 1980), h. 90.
35
minat khususnya minat pada mata pelajaran Fikih dalam dirinya maka mereka hanya
tergerak untuk mau beribadah tetapi sulit untuk bisa terus tekun beribadah dengan
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari karena tidak ada pendorongnya.
Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran
membuktikan ilmu yang dipelajarinya. Kaitan minat belajar Fikih dan pengamalan
ibadah adalah bahwa minat belajar Fikih merupakan salah satu faktor pendorong
siswa untuk mau melaksanakan pengamalan ibadah dengan tekun serta baik dan
benar sesuai dengan materi pelajaran Fikih yang mereka pelajari di sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau
sifat yang berdiri sendiri-sendiri.1 Dalam penelitian ini ada dua variabel yang
dijadikan acuan. Pertama variabel minat belajar Fikih yang disebut Independent
Variabel yaitu variabel bebas (x) yang memberikan pengaruh terhadap variabel lain.
Minat belajar Fikih sebagai Independent Variabel karena minat belajar Fikih
pengamalan ibadah. Minat belajar Fikih yang dimaksud adalah kecenderungan untuk
selalu mengingat dan memperhatikan secara terus menerus terhadap mata pelajaran
Fikih yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta
membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang sifatnya menetap.
Kedua adalah variabel pengamalan ibadah yaitu variabel terikat (y) yang disebut
dependent variabel yaitu variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas (x).
pengamalan ibadah merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
____________________________
1
Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993),
Cet ke-1, h. 25.
36
37
bakti kepada Allah swt yang didaasrkan atas keimanan atau keyakinan terhadap
variabel x yang terdiri dari perasaan senang, perhatian dan pengetahuan siswa tentang
mata pelajaran Fikih. Adapun pengamalan ibadah merupakan variabel y yang terdiri
dari sikap dan tingkah laku (perbuatan) siswa dalam menjalankan ajaran agama.
Tabel 1
Nomor
No Variabel Idikator Variabel Jumlah Item
Item
1 Pengamalan 1. Keaktifan siswa melaksanakan 1, 2, 3, 4,
Ibadah Siswa shalat lima waktu 5, 6, 7, 8,
2. Melaksanakan ibadah puasa di 9, 10, 11,
bulan Ramadhan 20 12, 13, 14,
3. Melaksanakan zakat fitrah 15, 16, 17,
4. Melaksanakan makna yang 18, 19 dan
terkandung didalam dua kalimat 20
syahadat
5. Gemar atau senang beribadah
6. Melaksanakan ibadah sebagai
suatu kebutuhan
Untuk mengukur variabel minat belajar Fikih digunakan skala sikap, dengan
menyediakan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
1. Tempat Penelitian
Sesuai dengan judul skripsi ini maka penelitian akan dilakukan di lokasi
2. Waktu Penelitian
Oktober 2006.
1. Populasi
Tabel 2
Jumlah Populasi dalam Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
I 76 71 147
II 58 78 136
III 40 77 113
Jumlah 174 226 400
2. Sampel
Dari populasi 400 orang ini penulis mengambil 15% nya yaitu 60 orang.
Arikunto, yaitu: “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
acak). Adapun yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
Tabel 2
Jumlah Sampel Penelitian
Sampel
No Kelas Populasi
Laki-laki Perempuan
1 I, II dan III 400 orang 30 30
Jumlah 400 60
____________________________
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta, 1993), h. 107
40
berikut:
1. Observasi
mata dan dapat dirasakan dengan indera-indera yang lain yang dilakukan di
pencatatan mengenai keadaan siswa, guru, karyawan serta data-data yang lain.
2. Wawancara
dan dialog dengan guru mata pelajaran Fikih untuk mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar Fikih yang dihadapi (lihat lampiran 2
dan 3)
3. Angket
sampel dalam penelitian ini. “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
berhasil dikumpulkan.
2. Skoring, yaitu semua pernyataan angket akan ditabulasikan dengan skor nilai
setiap itemnya, dengan cara jawaban yang berupa huruf akan di rubah menjadi
Tabel 3
Skor dan Alternatif Jawaban Untuk
Variabel Pengamalan Ibadah
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
____________________________
3
I. Jumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung :CV. Lima,
1998), h. 55
42
Tabel 4
Skor dan Alternatif Jawaban Untuk
Variabel Minat Belajar Fikih
Skor
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
sebagai berikut:
P
F
x100%
N
Keterangan:
P = Prosentase
N = Jumlah Responden
didasarkan atas skor akhir angket yang diperoleh masing-masing siswa, yaitu
sebagai berikut:
Posisi Pengamalan
Perolehan Skor Keterangan
Ibadah
70 – 80 I Sangat Tinggi
55 – 69 II Tinggi
45 – 54 III Sedang
35 – 44 IV Rendah
20 – 34 V Sangat Rendah
Posisi Minat
Perolehan Skor Keterangan
Belajar Fikih
51 – 60 I Tinggi
31 – 50 II Sedang
20 – 30 III Rendah
dua variabel4. Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut
____________________________
4
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
Cet ke-2 h. 191
44
N . XY X . Y
N . X
X . N . Y 2 Y
rxy =
2 2 2
N : Number Of Cases
0,00 – 0,20 : Sangat lemah atau sangat rendah sehingga dianggap tidak ada
0,20 – 0,40 : Antara variabel x dan y terdapat korelasi lemah atau rendah
0,40 – 0,70 : Antara variabel x dan y terdapat korelasi sedang atau cukup
0,70 – 0,90 : Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 : Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi
45
pada tabel nilai “r” product moment dari person untuk taraf df signifikansi 5
% (lihat lampiran 5)
H. Hipotesis
wawancara dan angket, data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis kemudian diolah
koefisien korelasi antara dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini penulis
memasukkan hasil penjumlahan skor angket kedalam rumus “r” product moment.
nilai “r” product moment sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel pengamalan ibadah dan variabel minat belajar Fikih atau
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pengamalan ibadah dan
sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN
Yayasan pendidikan Al-Falak berdiri pada tahun 1901, pada awal berdiri
pesantren) dan metode pengajaran yang digunakan adalah Sorogan dan Balaghan
Pendiri yayasan Al-Falak adalah KH. Tb. Muhammad Falak Abbas, nama
kecil beliau adalah Abd. Halim-Abd. Harits. Nama Muhammad Falak beliau peroleh
dari gurunya di Mekkah karena kemahirannya dalam penguasaan ilmu Falak dan
nama itulah yang nantinya diambil sebagai nama yayasan oleh keturunan beliau. KH.
Tb. M. Falak Abbas berasal dari desa Sabi, Pandeglang Banten, yang lahir pada tahun
1258 H (1842 M) dan meninggal dunia tahun 1392 H (19 Juli 1972 M) berdasarkan
catatan ini pendiri yayasan Al-Falak meninggal dunia setelah mencapai usia 134
tahun menurut perhitungan tahun Komariyah atau 130 tahun menurut perhitungan
Batu Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor berjarak lebih kurang 9 km dari pusat
kota Bogor.
46
47
formal yaitu madrasah Diniyah yang hanya memuat materi pelajaran agama saja tapi
kemudian pada tahun 1962 materi pelajaran yang diberikan di madrasah Diniyah Al-
Falak tidak hanya berupa materi pelajaran agama saja, pelajaran umum pun diberikan
Kemudian pada tahun 1963 yayasan Al-Falak baru mendapatkan bantuan dari
anak-anak yang seusia dikalangan santri, diberikan pula pengetahuan umum. Maka
kemudian pada tahun 1964 sejak tersedianya sarana, bangunan baru itu melembaga
lanjutan tingkat pertama yang diberi nama SDI dan SMPI Al-Falak yang diresmikan
oleh gubernur Jawa Barat yang saat itu dijabat oleh Bpk. Purn. Jend. Mashudi, tahun
SP IAIN (sekolah persiapan masuk ke IAIN) dan ini hanya berlangsung selama 3
tahun. Pada tahun 1968 SDI dan SMPI Al-Falak dialih fungsikan menjadi PGAN
Pada SDI perbandingan antara pelajaran umum dan pelajaran agama adalah
50% : 50% dan pada PGAN 6 tahun adalah 60% : 40% hal ini dapat dilihat jelas pada
tabel I dan II tentang daftar mata pelajaran yang diberikan kepada siswa SDI dan
Tabel 1
Daftar Mata Pelajaran
SDI/Madrasah Ibtidaiyah Yayasan Al-Falak1
____________________________
1
LP3ES, Profil Pesantren, (Jakarta:LP3S, 1982), Cet ke-3, h. 58-59
49
Pada tahun 1979 istilah PGAN Fi’liyal Pagentongan Bogor di ubah menjadi
MTs. N Fi’liyal Bogor hal ini sesuai dengan SK. Menteri agama saat itu. Kemudian
tahun 1983 PGAN tidak lagi menerima siswa baru dan tahun 1985 yayasan Al-Falak
Pada tahun 1993 MTs. N Fi’liyal Bogor tidak lagi membuka penerimaan
siswa baru, sebab dimulai dari tahun 1993 sampai sekarang nama MTs. N Fi’liyal
Bogor diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Al-Falak Bogor, perubahan nama ini
sejalan juga dengan perubahan status madrasah tsanawiyah Al-Falak yang pada
yang dikelola oleh badan milik swasta dalam hal ini dikelola oleh keturunan Tb. M.
kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kemajuan ini, tidak
Departemen Agama. Dengan adanya ujian negara ini maka ijazah Madrasah
Tsanawiyah memiliki status yang sama dengan ijazah SLTP. Hal ini sesuai dengan
keputusan bersama tiga menteri Nomor 6 tahun 1975 No: 037/u/1975 dan No. 37
____________________________
2
Drs. H. Achmad Hasbullah, Ketua Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Al-Falak Bogor,
Wawancara Pribadi,Bogor, 15 Oktober 2006
50
a. Ijazah madrasah memiliki nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum yang
setingkat
b. Ijazah madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum yang setingkat lebih tinggi
Yayasan pendidikan Al-Falak berdiri di atas tanah seluas 3800 M dengan luas
bangunan 623 M serta luas halaman sekolah 761 M, tanah tersebut merupakan wakaf
berikut:
Visi dari yayasan Al-falak ini adalah “Unggul dalam mutu setiap lulusan yang
madrasah
____________________________
3
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,
(Jakarta: Bulan Bintang, 2002), h. 24
51
bentuk pengajian dan sistem klasikal dalam bentuk Sekolah maka didirikanlah
yayasan sosial dan lembaga pendidikan Islam Al-Falak yang disingkat yayasan Al-
Falak, adapun susunan pengurus lama hanya terdiri dari ketua yayasan yang saat itu
dijabat oleh H. Sholeh Thohir beliau adalah cucu dari Tb. M. Falak Abbas pendiri
Pembantu : 1. H. komarudin Lc
4. Drs. Koharudin
Wakep. Bid. Kurkulum Wakep. Bid. Kesiswaan Wakep. Bid. Umum Wakep. Bid. Humas
Barnas. C Dra. Hj. Iis Syarifah H. Komarudin LC Drs. Nahrowi. N
STRUKTUR ORGANISASI MTs. AL-FALAK BOGOR
Staf Guru
53
Siswa
54
a. Keadaan Siswa
Departemen Agama RI, agar nantinya setelah lulus siswa/siswi dapat melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam pengelolaan pendidikan ada kalanya
Berbasis Kompetensi)
2) Dalam perkembangannya siswa/siswi ada yang drop out dan mutasi dari
sekolah lain
%4
____________________________
4
AF. Badru Zaman.Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Falak,Wawancara Pribadi,Di Kantor
Kepala Madrasah,14 Oktober 2006
55
Tabel 2
Keadaan Siswa/Siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Falak
Dari Tahun Ajaran 1991/1992 – 2005/2006
No Tahun Ajaran Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 1991/1992 18 22 40
2 1992/1993 32 48 80
3 1993/1994 83 98 181
4 1994/1995 56 62 118
5 1995/1996 84 87 171
6 1996/1997 74 78 152
7 1997/1998 65 76 141
8 1998/1999 72 92 164
9 1999/2000 73 95 I68
10 2000/2001 70 94 164
11 2001/2002 83 168 251
12 2002/2003 62 173 235
13 2003/2004 179 68 247
14 2004/2005 261 102 363
15 2005/2006 174 226 400
oleh yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial keagamaan. Keberadaan
guru dan karyawan menjadi tanggung jawab yayasan sepenuhnya, yang diangkat dan
di gaji oleh yayasan. Oleh karena itu semua guu dan karyawan adalah seseorang yang
benar-benar mau mengabdikan dirinya dengan tulus ikhlas untuk mencari ridha Allah
semata-semata, untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis cantumkan daftar guru dan
Tabel 3
Daftar Guru dan Karyawan MTs. Al-Falak Bogor
Nama Jabatan/Bid. Studi Pendidikan
No
1 AF. Badru Zaman Kepala Madrasah STIH
2 Drs. A. Djunaedi Fiqih, PPKN IAIN
3 Drs. Nahrowi Nafis SKI, Aqidah - Akhlak IAIN
4 H. Komarudin. Lc Bhs. Inggris Al-Azhar
5 Barnas. CH Matematika D2
6 Hubji Zaman S.Ag Bhs. Arab UIK
7 Hj. Ida Suhartini KTK/Seni PG.SLTP
8 Etty Djuarsa Bhs. Inggris PG.SLTP
9 Dra. Suminar Matematika IKIP
10 Papat Fatmawati Bhs. Indonesia STAI
11 Nahrudin Muchtar Bhs. Arab D1
12 A. Suryatin Bhs. Daerah D1
13 Dra. Hj. Iis Syarifah Qur’an - Hadits IAIN
14 Saeful Rahman S. Ag IPS UIK
15 Deden Sofyan S.Ag Qur’an – Hadits, Fikih STAI
16 Fachruddin, HS. S.Ag Qiroat STAI
17 A. Saeful Gozali IPS D2
18 Yudir Suhaidir S.Pd Bahasa Indonesia UNJ
19 Abdurrahman IPS SLTA
20 Ade Malihah S.Pd IPA/ Matematika UIK
21 Agus Sutisna IPA/ Biologi D3
22 Maya Rosalinda Penjaskes UIK
23 Sesi Heriasi S.Pd IPA/ Fisika UIK
Adapun guru bidang studi mata pelajaran Fikih pada Madrasah Tsanawiyah
Al-Falak Bogor adalah 2 orang dan bertugas pada 3 kelas, yaitu kelas satu, kelas dua
dan kelas tiga. Hal tersebut sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut:
57
Tabel 4
Guru Mata Pelajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah
Al-Falak Tahun Ajaran 2005-2006
Suatu pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar jika
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki yayasan Al-Falak adalah sebagai
berikut:
4. Ruang guru
5. Perpustakaan
6. Laboratorium IPA
7. Masjid
8. Kantin
9. Sanggar pramuka
14. Perlengkapan kantor, alat-alat peraga, alat olah raga dan peralatan lainnya
berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau bidang studi. Pelaksanaan pengajaran
Fiqih sejak tahun ajaran 1985/1986 mengikuti kurikulum 1984 yang disempurnakan,
kemudian diberlakukan kurikulum 1994. Namun sekarang sejak tahun 2004 telah
kompetensi
tidak hanya agar siswa dapat memahami dengan menghayati materi yang terdapat
dalam mata pelajaran Fikih tetapi juga diharapkan mampu melaksanakan atau
a. Agar siswa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh dengan
mengetahui dalil-dalil naqli dan aqli sebagai pedoman hidup dan amal baik
b. Agar siswa dapat menjadi manusia yang taat kepada perintah Allah dan
Agar tujuan mata pelajaran Fikih di atas dapat terlaksana dengan baik
Allah swt
f. Sebagai kumpulan pelaksanaan materi Fikih yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadits.
Materi yang hendak dicapai dalam ruang lingkup ini meliputi: praktek shalat
(Shalat sendiri, berjamaah, shalat jenazah, shalat sunnah rawatib serta yang lainnya),
puasa (wajib, sunnah), zakat (fitrah dan maal), haji, thaharah, shadaqah, hadiah,
Materi yang akan dicapai dari kurikulum ini meliputi: perkawinan, warisan,
wasiat, perceraian, mengurus anak yatim, jual-beli, hubungan majikan dan buruh,
kelestarian alam, binatang yang dihalalkan dan diharamkan, makanan dan minuman
di Al-Falak tidak terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sebagaimana didalam proses belajar mengajar, ada beberapa komponen yang saling
berkaitan. Begitu pula dalam pengajaran mata pelajaran Fikih, diantaranya yaitu
Mengenai tujuan umum yang hendak dicapai dari mata pelajaran Fikih yaitu
sebagaimana yang tercantum didalam GBPP sedangkan tujuan kurikuler itu lebih
dan dicapai melalui pokok bahasan dalam mata pelajaran Fikih yang diberikan
saat ini yaitu Kurikulum 2004 (KBK) serta buku pelajaran Fikih lainnya yang dapat
menunjang proses belajar mengajar yang menjadi pegangan bagi guru bidang studi
Fikih.
a. Ceramah
berkenaan dengan pengertian thaharah, shalat, puasa dan yang lainnya. Pada intinya
metode ini berupa penerangan lisan baik tentang materi yang ada maupun
62
b. Tanya-Jawab
feed-back untuk mengetahui apakah siswa telah mengerti materi yang telah dijelaskan
atau tidak, hal ini dapat menarik perhatian siswa serta dapat mengklasifikasikan
c. Demonstrasi
agar anak didik dapat mempraktekkan pelajaran yang bersifat peragaan, seperti
praktek wudhu, cara shalat yang baik dan benar. Melalui metode ini siswa dituntut
evaluasi harian dan evaluasi semester. Sedangkan untuk nilai mata pelajaran Fikih
digunakan nilai formatif dan nilai sumatif. Kemudian digabungkan lalu dibagi dua
dan hasil pembagian tersebut menjadi nilai akhir (rata-rata). Oleh guru yang
bersangkutan nilai ini dijadikan nilai sebagai alat evaluasi mengenai prestasi siswa
____________________________
6
Deden Sofyan. S.Ag, Guru Mata Pelajaran Fikih, Wawancara Pribadi, Ruang Guru
Madrasah Tsanawiyah Al-Falak Bogor, 13 Oktober 2006
63
a. Shalat, terutama shalat wajib yang dilakukan secara berjamaah oleh seluruh
siswa/siswi dan yang bertindak sebagai imamnya adalah guru, disamping itu
juga dilaksanakan shalat sunnah seperti shalat Dhuha, Tahiyatul Masjid dan
lain-lain.
yang dilaksanakan antara lain: Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi serta Tahun Baru
Hijriyah
Tsanawiyah Al-Falak Bogor, berdasarkan angket yang telah disebarkan dan hasil
observasi penulis di lokasi penelitian maka data yang diperoleh dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut:
64
responden, wawancara dan observasi di tempat penelitian maka data yang diperoleh
Tabel 5
Pernahkah Siswa Meninggalkan Salat Lima Waktu
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi (%)
1 Selalu 1 2 %
Sering 6 10 %
Kadang-kadang 34 57 %
Tidak Pernah 18 31 %
Jumlah 60 100 %
meninggalkan salat lima waktu, 6 responden (10 %) sering meninggalkan salat lima
responden (31 %) tidak pernah meninggalkan salat lima waktu. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keaktifan mereka dalam mengerjakan salat lima waktu sangat
positif.
Tabel 6
Siswa Meninggalkan Salat Lima Waktu
Ketika Menonton tv yang Acaranya Bagus
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
2 Selalu 1 2 %
Sering 13 22 %
Kadang-kadang 20 33 %
Tidak Pernah 26 43 %
Jumlah 60 100 %
65
salat lima waktu ketika sedang menonton tv yang acaranya bagus, 13 responden (22
ketika sedang menonton tv yang acaranya bagus dan 26 responden (43 %) tidak
pernah meninggalkan salat lima waktu meskipun sedang menonton tv yang acaranya
bagus. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa melaksanakan salat lima
Tabel 7
Siswa yang Bangun Pagi Sesudah Jam Enam
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
3 Selalu 1 2 %
Sering 13 22 %
Kadang-kadang 26 43 %
Tidak Pernah 20 33 %
Jumlah 60 100 %
sesudah jam enam, 13 responden (22 %) Sering bangun pagi sesudah jam enam, 26
responden (43 %) kadang-kadang bangun pagi sesudah jam enam dan 20 responden
(33 %) tidak pernah bangun pagi sesudah jam enam. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 8
Keaktifan Siswa Melaksanakan Puasa di Bulan Ramadhan
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
4 Selalu 31 52 %
Sering 19 31 %
Kadang-kadang 60 17 %
Tidak Pernah - -
Jumlah 60 100 %
Tabel 9
Pernahkah Siswa Meninggalkan Ibadah Wajib
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
5 Selalu 2 5 %
Sering 13 22 %
Kadang-kadang 26 43 %
Tidak Pernah 19 31 %
Jumlah 60 100 %
pernah meninggalkan ibadah wajib. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa
Tabel 10
Keaktifan Siswa Membayar Zakat Fitrah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
6 Selalu 30 50 %
Sering 23 38 %
Kadang-kadang 6 10 %
Tidak Pernah 1 2%
Jumlah 60 100 %
zakat fitrah, 23 responden (38 %) sering membayar zakat fitrah, 6 responden (10 %)
zakat fitrah . Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas siswa membayar zakat
Tabel 11
salat ashar ketika libur sekolah, 12 responden (20 %) Sering meninggalkan salat ashar
ashar pada waktu libur sekolah dan 29 responden (48 %) tidak pernah meninggalkan
salat ashar pada waktu libur sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas dari
responden melaksanakan salat lima waktu meskipun pada waktu libur sekolah.
68
Tabel 12
Siswa Mengikuti Salat Berjamaah yang Dilaksanakan di Sekolah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
8 Selalu 32 53 %
Sering 19 31 %
Kadang-kadang 4 7%
Tidak Pernah 5 8%
Jumlah 60 100 %
pernah mengikuti salat berjamaah yang dilaksanakan di sekolah. Hal ini menunjukkan
Tabel 13
Siswa yang Lupa Mengingat Dua Kalimat Syahadat Setiap Salat
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
9 Selalu 1 2%
Sering 6 10 %
Kadang-kadang 21 25 %
Tidak Pernah 32 53 %
Jumlah 60 100 %
dua kalimat syahadat setiap salat, 6 responden (10 %) sering lupa mengingat dua
dua kalimat syahadat setiap salat dan 32 responden (53 %) tidak pernah lupa
69
mengingat dua kalimat syahadat setiap salat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Tabel 14
Siswa yang Lupa Mengerjakan Salat Tepat pada Waktunya
No. Item Alternatif Frekuensi %
Jawaban
10 Selalu - -
Sering 8 14 %
Kadang-kadang 23 38 %
Tidak Pernah 29 48 %
Jumlah 60 100 %
melaksanakan salat tepat waktu dan 29 responden (48 %) tidak pernah lupa Hal ini
waktu.
Tabel 15
Siswa yang Meninggalkan Salat Ketika Sedang Sakit
No. Item Alternatif Frekuensi %
Jawaban
11 Selalu 3 5%
Sering 15 25 %
Kadang-kadang 21 35 %
Tidak Pernah 21 35 %
Jumlah 60 100 %
salat ketika sedang sakit, 15 responden (25 %) sering meninggalkan salat ketika
sakit dan 21 responden (35 %) tidak pernah meninggalkan salat ketika sedang sakit.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden tetap melaksanakan salat
Tabel 16
Siswa yang Melaksanakan Salat Berjaah dengan Orang Tua Ketika di Rumah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
12 Selalu 30 50 %
Sering 20 33 %
Kadang-kadang 7 12 %
Tidak Pernah 3 5%
Jumlah 60 100 %
berjamaah dengan orang tua ketika di rumah, 20 responden (33 %) sering salat
salat berjamaah dengan orang tua ketika di rumah dan 3 responden (5 %) tidak pernah
melaksanakan salat berjamaah dengan orang tua ketika di rumah. Hal tersebut
Tabel 17
Siswa yang Melaksanakan Salat jika di Marahi oleh Orang Tua
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
13 Selalu 1 2 %
Sering 10 17 %
Kadang-kadang 20 33 %
Tidak Pernah 29 48 %
Jumlah 60 100 %
71
dimarahi oleh orang tua, 10 responden (17 %) sering salat jika dimarahi oleh orang
tua, 20 responden (33 %) kadang-kadang salat jika dimarahi oleh orang tua dan 29
responden (48 %) tidak pernah salat karena dimarahi oleh orang tua. Hal tersebut
menandakan bahwa siswa melaksanakan salat bukan karena dimarahi oleh orang tua.
Tabel 18
memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji dan 7 responden (17 %) kadang-
kadang memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini menunjukkan
Tabel 19
Siswa yang Merasa Bosan Melaksanakan Salat Lima Waktu
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
15 Selalu 1 2 %
Sering 11 18 %
Kadang-kadang 14 23 %
Tidak Pernah 34 57 %
Jumlah 60 100 %
72
melaksanakan salat lima waktu dan 34 responden (57 %) tidak pernah merasa bosan
melaksanakan salat lima waktu. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mau
Tabel 20
Siswa yang Berbuka Puasa Ketika Sedang Sakit
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
16 Selalu 2 3%
Sering 6 10 %
Kadang-kadang 24 40 %
Tidak Pernah 28 47 %
Jumlah 60 100 %
Berdasarkan tabel di atas 2 responden (3 %) selalu berbuka puasa ketika
sedang sakit, 6 responden (10 %) sering berbuka puasa ketika sedang sakit, 24
responden 47 % tidak pernah berbuka puasa meskipun sedang sakit. Hal ini
Tabel 21
Siswa Tidak Lupa Melaksanakan Salat Meskipun Sedang Asik Bermain
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
17 Selalu 32 54 %
Sering 23 38 %
Kadang-kadang 4 7%
Tidak Pernah 1 1%
Jumlah 60 100 %
73
salat meskipun sedang asik bermain, 23 responden (38 %) sering tidak lupa
kadang tidak lupa melaksanakan salat ketika sedang asik bermain dan 1 responden (1
%) tidak pernah tidak lupa atau selau lupa melaksanakan salat ketika sedang asik
bermain. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak lupa melaksanakan
Tabel 22
Siswa yang Mengikuti Salat Berjamaah
Hanya Karena Peraturan yang di Tetapkan Oleh Sekolah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
18 Selalu 1 2%
Sering 7 12 %
Kadang-kadang 25 41 %
Tidak Pernah 27 45 %
Jumlah 60 100 %
hanya karena peraturan yang ditetapkan oleh sekolah, 7 responden (12 %) sering
mengikuti salat berjamaah hanya karena peraturan yang di tetapkan oleh sekolah, 25
yang ditatapkan oleh sekolah dan 27 responden (45 %) Tidak pernah mengikuti salat
berjamaah hanya karena peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengikuti salat berjamaah bukan hanya karena
Tabel 23
Ibadah Sebagai Suatu Kebutuhan Bagi Siswa
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
19 Selalu 26 43 %
Sering 28 47 %
Kadang-kadang 4 7%
Tidak Pernah 2 3%
Jumlah 60 100 %
pernah menganggap ibadah sebagai suatu kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 24
Siswa yang Melaksanakan Ibadah Dengan Senang Hati
No Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
20 Selalu 27 45 %
Sering 27 45 %
Kadang-kadang 6 10 %
Tidak Pernah - -
Jumlah 60 100 %
dengan senang hati, 27 responden (45 %) sering melakukan ibadah dengan senang
hati dan 6 responden (10 %) kadang-kadang beribadah dengan senang hati. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan ibadah dengan senang hati
Berdasarkan hasil perhitungan skor angket yang telah disebarkan oleh penulis
maka data yang diperoleh mengenai minat belajar Fikih siswa/siswi Madrasah
Tabel 25
Kehadiran Siswa dalam Mata Pelajaran Fikih
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
21 Sangat Setuju 51 85 %
Setuju 7 12 %
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
Berdasarkan tabel di atas mengenai kehadiran siswa pada mata pelajaran Fikih
(12 %) menjawab Setuju (S) dan 2 responden (3 %) menjawab Tidak Setuju (TS).
Hal tersebut menunjukkan bahwa kehadiran siswa pada mata pelajaran Fikih sangat
positif
Tabel 26
Pelajaran Fikih Sangat Diperlukan Bagi Siswa
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
22 Sangat Setuju 47 78 %
Setuju 8 13 %
Tidak Setuju 5 8%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
Setuju (SS) pelajaran Fikih sangat diperlukan oleh setiap siswa, 8 responden (13 %)
76
menjawab Setuju (S) pelajaran Fikih diperlukan setiap siswa dan 5 responden (12%)
menjawabTidak Setuju (TS) pelajaran Fikih di butuhkan oleh setiap siswa. Hal ini
kebutuhan.
Tabel 27
Beribadah Tanpa Belajar Fikih Tidak Benar
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
23 Sangat Setuju 51 85 %
Setuju 8 13 %
Tidak Setuju 1 2%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
menjawab Sangat Setuju (SS) beribadah tanpa belajar fikih tidak benar, 8 responden
(13 %) menjawab Setuju (S) beribadah tanpa belajar Fikih tidak benar dan 1
responden (2 %) menyatakan Tidak Setuju beribadah tanpa belajar Fikih tidak benar.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa berpendapat beribadah tanpa belajar
Tabel 28
Siswa Senang Belajar Fikih Karena Senang Beribadah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
24 Sangat Setuju 50 83 %
Setuju 10 17 %
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
77
menjawab Sangat Setuju (SS) siswa senang belajar Fikih karena mereka senang
beribadah dan 10 responden (17 %) menjawab Setuju (S) siswa senang belajar Fikih
karena mereka senang beribadah. hal tersebut menunjukkan bahwa perasaan senang
Tabel 29
Ibadah adalah Wajib, Mempelajari Ilmu tentang Ibadah (Fikih) Wajib Pula
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
25 Sangat Setuju 51 85 %
Setuju 7 12 %
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
Fikih wajib pula menunjukkan bahwa 51 responden (85 %) menjawab Sangat (SS)
Setuju dan 7 responden (12 %) menjawab Setuju (S) dan 2 responden menyatakan
Tidak Setuju (TS). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa berpendapat bahwa
Tabel 30
Dengan Belajar Fikih Siswa Mengetahui Beribadah yang Baik dan Benar
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
26 Sangat Setuju 47 78 %
Setuju 12 20 %
Tidak Setuju 1 2%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
78
(78 %) menjawab Sangat Setuju (SS) dengan mempelajari fikih siswa dapat
mengetahui cara beribadah yang baik dan benar, 12 responden (20 %) menjawab
Setuju (S) dengan mempelajari Fikih siswa dapat mengetahui cara beribadah yang
baik dan benar dan 1 responden menyatakan Tidak Setuju (TS) dengan mempelajari
Fikih siswa dapat mengetahui cara beribadah yang baik dan benar
Tabel 31
Ilmu Fikih Merupakan Pedoman Bagi Siswa dalam Beribadah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
32 Sangat Setuju 43 72 %
Setuju 12 20 %
Tidak Setuju 5 8 %
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
menjawab Sangat Setuju (SS) ilmu fikih merupakan pedoman bagi siswa dalam
menjawab Tidak Setuju (TS) ilmu fikih merupakan pedoman bagi siswa dalam
beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa menyatakan ilmu Fikih
Tabel 32
Perhatian Siswa Terhadap Pelajaran Fikih
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
27 Sangat Setuju 50 83 %
Setuju 8 14 %
Tidak Setuju 2 3 %
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
79
menjawab Setuju (SS), 8 responden (14 %) menjawab Setuju (S) dan 2 responden (3
%) menyatakan Tidak Setuju (TS) siswa harus memiliki perhatian yang besar ketika
mempelajari Fikih karena Fikih merupakan salah satu pelajaran penting bagi setiap
siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa perhatian siswa terhadap mata pelajaran
Tabel 33
Bertambahnya Pengetahuan Tentang Fikih Membuat Siswa Lebih Rajin Ibadah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
28 Sangat Setuju 48 80 %
Setuju 10 17 %
Tidak Setuju 2 3 %
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
Sangat Setuju (SS) bertambahnya pengetahuan tentang Fikih membuat siswa lebih
siswa lebih rajin beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa lebih rajin
Tabel 34
Agar Ibadah kita diterima Allah swt Salah Satunya
Siswa Harus Mempelajari Fikih
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
29 Sangat Setuju 47 78 %
Setuju 12 20 %
Tidak Setuju 1 2 %
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
menyatakan Sangat Setuju (SS) Salah satu syarat diterimanya ibadah oleh Allah swt
adalah dengan mempelajari fikih,12 responden (20 %) menjawab Setuju (S) dan 1
responden (2 %) menjawab Tidak Setuju (TS). Hal ini menyatakan bahwa mayoritas
siswa berpendapat salah satu syarat diterimanya ibadah seseorang adalah dengan
Tabel 35
Beribadah dan Belajar fikih Merupakan Dua Hal
Yang Menyenangkan Bagi Siswa
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
31 Sangat Setuju 49 82 %
Setuju 7 12 %
Tidak Setuju 4 6 %
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
menyatakan Sangat Setuju (SS) bahwa beribadah dan belajar fikih merupakan dua hal
yang menyenangkan bagi siswa, 7 responden (12 %) menjawab Setuju (S) dan 4
81
responden (6 %) menjawab Tidak Setuju (TS). Hal ini menunjukkan ibadah dan
Tabel 36
Pengetahuan Fikih sangat penting Bagi Pengamalan Ibadah Siswa Sehari-hari
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
27 Sangat Setuju 50 83 %
Setuju 10 7%
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
pengetahuan Fikih sangat penting bagi pengamalan ibadah siswa sehari-hari. Hal ini
Tabel 37
Keaktifan Siswa Mengikuti Kegiatan keagamaan Yang dilaksanakan Di Sekolah
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
33 Sangat Setuju 52 87 %
Setuju 8 13 %
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
menyatakan Sangat Setuju (SS) dan 8 responden (13 %) menyatakan Setuju (S) siswa
dilaksanakan di sekolah.
Tabel 38
Materi Fikih Bukan Hanya Untuk Dipelajari
Oleh Siswa Tetapi Juga Untuk Diamalkan
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
29 Sangat Setuju 49 82 %
Setuju 10 6%
Tidak Setuju 1 2%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
Menyatakan Sangat Setuju (SS) pelajaran fiqih dapat di pelajari di buku maka siswa
mayoritas siswa menyadari materi pelajaran Fikih bukan hanya untuk dipelajari akan
tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam mengatur hubungan
manusia dengan Allah swt, hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
lingkungan sekitarnya.
Tabel 39
Siswa dapat Melaksanakan Salat dengan Benar
Syarat dan Rukunnya Karena Mempelajari Fikih
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi %
35 Sangat Setuju 49 82 %
Setuju 9 15 %
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 60 100 %
83
menyatakan Sangat Setuju (SS) 9 responden (15 %) menyatakan Setuju (S) dan 2
dengan baik dan benar syarat dan rukunnya karena belajar Fikih. Hal tersebut
penting sebab dengan mempelajari Fikih siswa dapat melaksanakan salat dengan baik
dapat diketahui bagaimana pengamalan ibadah serta minat belajar Fikih siswa/siswi
mereka tentang makna dua kalimat syahadat sangat positif, berpuasa di bulan
Ramadhan, membayar zakat dan keiginan mereka untuk menunaikan ibadah haji
Falak yang meliputi kehadiran siswa di kelas, pengetahuan siswa terhadap materi
Fikih, pelaksanaan tugas-tugas dari guru, keaktifan siswa di kelas dan perasaan
besar berminat terhadap mata pelajaran Fikih hal tersebut di tunjukkan dengan
84
sebagian besar dari responden dalam penelitian ini memberikan jawaban Sangat
Setuju (SS) dan Setuju (S) atau Selalu dan Sering untuk pernyataan positif dan
jawaban Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) atau Kadang-kadang dan
Dari hasil angket di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor pengamalan
ibadahnya berada dalam kategori tinggi yang terletak antara 55 – 69, sedangkan
mengenai minat belajar Fikih siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Falak Bogor nilai rata-
ratanya adalah (55,65) sehingga minat belajar Fikihnya pun berada dalam kategori
D. Pengujian Hipotesis
Tsanawiyah Al-Falak Bogor memiliki pengamalan ibadah yang baik dan berminat
terhadap mata pelajaran Fikih. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara
pengamalan ibadah siswa dengan minat belajar Fikih, karena penulis ingin
mengetahui hubungan antara dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini
melalui perhitungan kasar yaitu perhitungan berdasarkan jumlah perolehan skor yang
R=H–L+1
= 80 – 46 + 1
=35
K = 1 + 3,33 log N
= 1 + 3,33 log 60
= 1 + 3,33 . 1, 778
= 1 + 5,92
P=R:K
= 35 : 7
= 4, 86 (dibulatkan menjadi 5)
Tabel 40
Distribusi Frekuensi Pengamalan Ibadah Siswa
Interval Frekuensi Nilai Tengah
76 – 80 11 78
71 – 75 10 73
66 – 70 8 68
61 – 65 15 63
56 – 60 13 58
51 – 55 1 53
46 – 50 2 48
Jumlah 60 -
86
Membuat distribusi frekuensi minat belajar Fikih dengan cara sebagai berikut:
R=H–L=+1
= 60 – 42 + 1
= 19
K = 1 + 3,33 log 60
= 1 + 3,33 . 1, 778
= 1 + 5, 92
= 6, 92 (dibulatkan menjadi 7)
P=R:K
= 19 : 7
Tabel 41
Daftar Distribusi Frekuensi Minat Belajar Fikih
Interval Frekuensi Nilai Tengah
58 – 60 19 59
55 – 57 27 56
52 – 54 8 53
49 – 51 1 50
46 – 48 2 47
43 – 45 2 44
40 – 42 1 41
Jumlah 60 -
87
Tabel 42
Perhitungan Untuk Memperoleh Angka Korelasi Antara Variabel Pengamalan
Ibadah (X) dan Variabel Minat Belajar Fikih (Y)
Responden X Y XY X2 Y2
1 56 68 3808 3136 4624
2 59 76 4484 3481 5776
3 56 64 3584 3136 4096
4 55 75 4125 3025 5625
5 57 77 4389 3249 5929
6 55 76 4180 3025 5776
7 58 79 4585 3364 6241
8 55 65 3575 3025 4225
9 58 78 4524 3364 6084
10 52 63 3276 2704 3969
11 59 78 4602 3481 6084
12 58 74 4292 3364 5476
13 58 74 4292 3364 5476
14 57 66 3762 3249 4356
15 56 69 3864 3136 4761
16 51 60 3060 2601 3600
17 47 51 2397 2209 2601
18 42 46 1932 1764 2116
19 58 68 3944 3364 4624
20 45 49 2205 2025 2401
21 57 73 4161 3249 5329
22 58 62 3596 3364 3844
23 54 57 3078 2916 3249
24 59 80 4720 3481 6400
25 59 78 4602 3481 6084
26 58 66 3828 3364 4356
27 54 58 3132 2916 3364
28 60 80 4800 3600 6400
29 60 75 4500 3600 5625
30 53 62 3286 2809 3844
31 54 64 3456 2916 4096
32 56 61 3416 3136 3721
33 56 63 3528 3136 3969
34 59 80 4720 3481 6400
35 60 58 3480 3600 3364
36 58 64 3712 3364 4096
88
ibadah (x) dengan variabel minat belajar fikih (y), maka hasil penjumlahan di atas
N . XY X . Y
N . X
X . N . Y 2 Y
rxy=
2 2 2
N = 60
x = 3937
89
y = 3339
xy = 220326
x2 = 262555
y2 = 186563
60.220326 3937
. 3339
60.262555 3937 .60.186563 3339
rxy=
2 2
73917
253331. 44859
rxy=
73917
rxy=
11364175329
0,693
73917
rxy=
106602,88
r x y = 0,693
variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif, jadi terdapat korelasi positif rxy
sebesar 0,693 ternyata terletak antara 0,40 – 0,70 maka ini menunjukkan bahwa
korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi sedang atau cukup (lihat
signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan rtabel product moment dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebas (db), karena dalam penelitian ini sampelnya
90
berjumlah 60 dan variabel yang dikorelasikan ada dua yaitu pengamalan ibadah (X)
dan minat belajar fikih (Y) maka derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah
sebagai berikut:
Db = N – nr
= 60 – 2
= 58
Setelah diketahui Db sebesar 58, diperoleh “r” product moment pada taraf
signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,250 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel
Selanjutnya kita bandingkan “rxy” dengan “rtabel “ (rt). Seperti diketahui rxy
yang diperoleh adalah 0,693 sedangkan rtabel masing-masing 0,250 dan 0,325. Dengan
demikian ternyata rxy adalah lebih besar daripada rtabel baik pada taraf signifikansi 5%
maupun pada taraf signifikansi 1%, karena rxy lebih besar dari rtabel baik pada taraf
diterima sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak, dengan demikian berarti bahwa ada
korelasi yang sedang atau cukup yang signifikan (meyakinkan) antara pengamalan
ibadah dan minat belajar Fikih. Hal ini berarti semakin besar pengamalan ibadah
siswa semakin besar pula minat belajar Fikihnya, begitu juga sebaliknya.
diberikan variabel x terhadap variabel y, maka harus diketahui terlebih dahulu suatu
dengan rumus:
91
KP = r2 x 100 %
= 0,48 x 100 %
= 48 %
bahwa r diperoleh nilai sebesar 48. ini berarti bahwa variabel x (minat belajar Fikih)
dan ini berarti sekitar 52 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain diluar minat
belajar Fikih.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan dari pengamatan dan skor angket menunjukkan bahwa siswa-
pelajaran Fikih dan pengamalan ibadah yang baik yaitu berada dalam kategori
sedang
2. Hasil perhitungan korelasi dari variabel minat belajar fikih (x) dan variabel
Moment tampak adanya hubungan positif dalam taraf korelasi Sedang atau cukup
yaitu (0,69) yang terletak antara 0,40 – 0,70, jika dibandingkan rxy dan rtabel (rt),
rxy lebih besar daripada rtabel 0,250 pada taraf signifikansi 5 % dan 0,325 pada
hipotesa nihil (Ho) yang menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan
92
93
B. Saran-saran
Minat belajar siswa di sekolah, khususnya minat belajar pada mata pelajaran
Fikih dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pengamalan ibadah siswa,
1. Kepada para orang tua untuk dapat memberikan kontrol dan teladan yang baik
lingkup populasi dan sampel yang lebih luas lagi, tidak terbatas pada satu
lembaga pendidikan saja, melainkan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Selain
itu lembaga pendidikan juga diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat
3. Kepada guru bidang studi Fikih untuk lebih optimal dalam mengupayakan
tumbuh dan berkembangnya minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
karena dengan adanya minat belajar pada diri siswa akan membantu dalam usaha
Abror, Abd. Racman, Drs., Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana
Yogya, 1993, Cet. ke-4
Ash-Shiddiqiey, T.M. Hasbi, Prof., Pengantar Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang,
2000, Cet. ke-11
Djafar, Muhammadiyah, Drs., Pengantar Ilmu Fikih, Jakarta : Kalam Mulia, 1993,
Cet. ke-1
Gunarsa, Singgih D, Drs., Psikologi Perawatan, Jakarta : BPK. Gunung Mulia, 1989,
Cet. ke-3
Jumantoro, Totok, Prof, Dr., dan Munir Amin, Syamsul, Drs., Kamus Ilmu Ushul
Fiqh, Jakarta : Amzah, 2005, Cet. ke-1
Jumhur, I., Drs., dan Surya, Moch., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung
: CV. Lima, 1998
Marimba, Ahmad D., Prof, Dr., Psikologi Perawatan, Jakarta : BPK. Gunung Mulia,
1989
94
95
Rahmat, Jalaludin, Prof, Dr., Islam Alternatif, Bandung : Mizan, 1991, Cet. ke-4
Rahmat, Syafe’i, Prof,Dr., Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, Cet.
ke-1
Razak, Nasrudin, Drs., Dienul Islam, Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1989, Cet. ke-10
Sabri, M. Alisuf, Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet.
ke-2
Saleh, Abd. Rahman, Prof, Dr., Didaktik Pendidikan Agama, Bandung : Jemmars,
1980
Sevilla, Consuelo G., Drs., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI, 1993, Cet.
ke-1
Singer, Kurt, membina Hasrat Belajar, Terjemah. Sitorus, Bergman, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 1987
Sobur, Alex, Drs, M.Si., Psikologi Umum, Jakarta : Pustaka Setia, 2003
Sudijono, Anas, Drs., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003, Cet. ke-2
Surya, Muhammad, Prof, Dr., Karakteristik Pelajar dalam Proses Belajar, Bandung :
Media Pembinaan No. 24, 2000
Syah, Ismail, Drs, H., et al., Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992, Cet.
ke-2