You are on page 1of 3

Banyak perusahaan besar focus pada kompetensi teknis dan melupakan apa yang

mendasari kompetensi yang membuat perusahaan mampu melakukan kegiatan bisnisnya


secara lancar. Sebenarnya, perusahaan besar memahami perbedaan antara apa yang
seharusnya tidak berubah dan apa yang seharusnya dapat di ubah. Setiap perusahaan
memiliki
pandangan bisnis masing-masing (theory of business) menyatakan: the assumptions that
affect an organizations behavior, its decisions about what and what not to do, and
determine what an organization thinks are meaningful results. Drucker (1995),
berargumentasi bahwa organisasi akan menghadapi kesulitan ketika asumsi-asumsi (tentang
pasar, konsumen, pesaing dan kekuatan serta kelemahan organisasi) yang di bangun tidak lagi
sejalan dengan kenyataan yang di hadapi organisasi.
Budaya adalah mekanisme yang efektif dalam membangun, mengendalikan, dan
membentuk perilaku, selain lebih mudah di terima di bandingkan aturan, kebijakan, dan
regulasi. Jika di lakukan dengan tepat, budaya akan melangkah lebih jauh lagi dalam
memberikan panduan, tata laksana, tata kelola yang jelas untuk bagaimana menjalankan
sebuah kegiatan dalam situasi tertentu tanpa harus merujuk kepada panduan manual
(internalisasi mendalam).
Dalam membuat visi perusahaan, pemahaman mendalam tentang unsur-unsur perusahaan
yang tetap / tidak berubah merupakan kunci utama. Menurut Collin dan Porras (2009),
Inti ideology (core ideology) adalah karakter perusahaan yang abadi, perekat
yang menyatukan perusahaan ketika segala sesuatu di perebutkan, identitas
yang konsisten yang melampaui siklus produk dan pasar, terobosan teknologi,
metoda manajemen, dan kepemimpinan.
I firmly believe that any organization, in order to survive and achieve success,
must have a sound set of beliefs on which it premises all its policies and
actions the most important single factor in corporate success is faithful
adherence to those beliefs Beliefs must always come before policies,
practices, and goals. The latter must always be altered if they are seen to violate
fundamental beliefs. (Collin and Porras 1994, p. 74).

Core Values.
Nilai-nilai inti merupakan kumpulan beberapa keyakinan, prinsip, dan ajaran yang
fundamental bagi perusahaan dan tidak ada negosiasi di dalamnya. Collin dan Porras
menganalogikannya dengan nilai-nilai atau prinsip yang di miliki oleh seseorang atau
individu yang kemudian membentuk karakter individu tersebut. Nilai-nilai inti adalah
prinsip-prinsip yang membantu membentuk budaya dan citra (image) yang merupakan bagian
integral dari individu.
Istilah The Power of One rasanya tepat dalam menggambarkan kekuatan yang muncul dalam
menciptakan competitive and distinctive advantage.
Core Purpose.
Menggambarkan motivasi yang timbul secara idealistik dalam perusahaan tidak hanya
mengenai target dan pasar melainkan mencerminkan jiwa perusahaan itu sendiri. Core
purpose berbeda dengan bisnis strategi dan pencapaian perusahaan. Core purpose lebih
kepada penciptaan tujuan dan perwujudan jangka panjang perusahaan.
Envisioned Future.
Membentuk gambaran dan tujuan yang nyata tentang masa depan perusahaan secara
ringkas dan ideal dalam kurun waktu tertentu, dengan membagi dan menuangkannya dalam
misi perusahaan. Misi meliliki dua mahzab (school of thought), misi dalam konteks strategi
bisnis (mission) dan misi dalam pandangan filosofis atau etika (sense of mission). Keduanya
dapat di sintesa kan menjadi purpose, strategy, behavior standards, and values. Purpose,
tidak lagi kepada pemenuhan keinginan para stakeholders (making money) namun lebih

kepada memberikan rasa bangga kepada para stakeholders atas kontribusinya (business
succeed).
Strategy, merupakan tujuan komersial perusahaan dimana di dalamnya terdapat rencanarencana dalam mencapai sasaran bisnis dan penciptaan keunggulan kompetitif. Behavior
standards, memuat panduan dalam melakukan kegiatan bisnis harian, kegiatan yang di
lakukan oleh individu dan pada hakekatnya individu adalah makhluk yang memiliki tingkat
emosional yang mudah berubah-ubah. Maka peran panduan kegiatan bisnis perlu memuat dan
mempertimbangkan aspek-aspek psikologis. Values, merupakan keyakinan dan prinsip
nilainilai moral yang ada dalam perusahaan dan membentuk budaya perusahaan.
Values dalam pengertian lainnya adalah sense of mission dari sebuah perusahaan,
dimana misi merupakan konsep intelektual yang dapat di analisa dan di diskusikan,
sedangkan sense of mission bukan merupakan konsep intelektual melainkan emosi, perasaan,
dan nilai individu yang memiliki derajat intesitas yang berbeda, kekuatan dari kontribusi
inilah yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan ketika kebijakan atau sebuah
misi di tetapkan dan mampu di internalisasikan sebagai pembentuk budaya perusahaan.
Kesimpulan
Visi hanya merupakan tulisan yang berisi pernyataan-pernyataan, dinamika dasar dari sebuah
perusahaan adalah visioner yang melestarikan inti ideology, nilai-nilai inti yang
membentuk budaya [erusahaan dan mengintegrasikan sense of mission bagi perusahaan jauh
lebih penting dalam mencapai setiap strategi bisnis dan menciptakan keunggulan kompetitif.
Visi akan kehilangan kekuatannya ketika telah tercapai setiap pernryataan di dalamnya,
sedangkan misi merupakan domain yang lebih dalam yang mencerminkan budaya
perusahaan.
Daftar Bacaan :
Handoko, Hani, PhD, (2015), Course Strategic Leadership, Universitas gajah Mada
Nina,
Nana,
(2012),
Translate
An
Building
Your
Company
Vision,
http://jowocino.blogspot.co.id/2012/03/translatean-building-your-company.html, Diakses Tgl
25 Februari 2016.
Stocker, Debby, (-), Vision, Values, And Purposes According To Collins And Porras,
http://www.stockerpartnership.com/blog/vision-values-and-purpose-according-to-collins-andporras/, Diakses Tgl 25 Februari 2016.

You might also like